4.8 Agroforestri Multistrata ( Multistory Agroforestry )
4.8.2 Perencanaan ke depan: ekologi dan ekonom
Ekologi. Untuk kombinasi jenis tanaman apapun yang akan dipilih dalam sistem agroforestri, harus dipertimbangkan bagaimana pertumbuhan dan perubahan tajuk berlapis tersebut sesuai dengan perkembangan waktu. Setiap tahun, beberapa tanaman menjadi kurang produktif, sementara ada tanaman yang tumbuh dan menaungi tanaman lainnya. Supaya dibuat rencana perkembangan sistem agroforestri tajuk berlapis sedemikian rupa sehingga:
• Tanaman yang ditanam pertama adalah tanaman yang mampu beradaptasi dengan cahaya penuh.
• Sistem penanaman pertama merupakan upaya pengendalian alang- alang.
• Tanaman yang bisa memberikan penaungan ditanam lebih dulu dari tanaman yang tahan atau yang perlu penaungan.
• Tanaman yang mampu menyuburkan tanah ditanam sebelum tanaman yang perlu kondisi tanah yang lebih baik.
• Tanaman yang memerlukan cahaya penuh tidak ditanam dimana tanaman lain akan menaunginya sebelum mereka dewasa.
• Pohon yang berukuran sedang atau besar akan memerlukan ruangan untuk tumbuh dan diusahakan agar nantinya tidak berdesak-desakan. Supaya dibayangkan lebar tajuk pohon jika tanaman tersebut dewasa. Perlu dipertimbangkan apakah pohon-pohon sekitarnya juga tumbuh tinggi dan melebar, dan jika hal ini akan terjadi, pohon ini harus ditebang atau jangan ditanam.
• Semua ruangan-tumbuh harus dimanfaatkan: tanaman akan
menyesuaikan diri baik secara vertikal (tinggi, medium dan pendek), maupun secara horizontal (semua sudut akan diisi), dan bahkan dibagian bawah tanah (tanaman berakar dalam dan berakar dangkal).
Ekonomi. Setiap sistem usahatani memerlukan perencanaan untuk penganeka-ragaman hasil (diversifikasi) dan menyebarkan penggunaan tenaga kerja dan pendapatan sehingga relatif merata sepanjang tahun. Tanaman pertama harus bisa menghasilkan makanan atau pendapatan dalam waktu 3 – 4 bulan (contoh ketela rambat). Dalam hal ini dapat dipilih
tanaman yang bisa memberi hasil untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan pendapatan tunai. Supaya ditanam pohon yang menghasilkan buah pada waktu berbeda dalam satu tahun. Agroforestri tajuk berlapis akan mengalami perubahan setiap tahun untuk jangka waktu beberapa tahun. Demikian pula akan terjadi perubahan dalam hal kebutuhan tenaga kerja dan produk yang dihasilkannya. Oleh karena itu perlu dilakukan
perencanaan kedepan.
4.8.3 Contoh-contoh
Strategi: Pohon pelindung dan tanaman tahan naungan. Pohon pelindung adalah pohon yang ditanam terlebih dahulu dari tanaman lainnya untuk tujuan perbaikan kesuburan (fisik, kimia, biologi) tanah ataupun memberikan naungan bagi anakan pohon alami atau tanaman lain yang butuh naungan dalam hidupnya.
Pohon cepat-tumbuh penambat nitrogen ditanam pertama untuk memperbaiki kondisi tanah. Pendekatan ini sering digunakan untuk
tanaman seperti kopi yang ditanaman pada lahan yang tidak subur, di mana pohon pelindung diperlukan sebagai penaung dan untuk meningkatkan kesuburan tanah sepanjang hidup tanaman kopi.
1. Tanam pohon pelindung (sub bab 4.7). Pohon-pohon yang tumbuh scara alami dapat juga memberikan penaungan; teknik Pemeliharaan Permudaan Alam (PPA) juga dapat diterapkan (bab 5).
Jenis yang sudah umum Sifat-sifat yang dicari
• Paraserianthes falcataria, syn. Albizia moluccana (sengon)
• Gliricidia sepium (gamal)
• Erythrina spp. (dadap)
• Alnus (alder) spp.
• Pterocarpus indicus (angsana)
• Acasia mangium (akasia)
• Penyatuan naungan atau dapat di pangkas untuk menyesuaikan naungan
• Penambat nitrogen
• Penghasil kayu bangunan, pakan ternak, atau produk yang bermanfaat
• Menghendaki cahaya penuh
• Beradaptasi pada kondisi iklim dan tanah setempat
• Tumbuh cepat
2. Tanam tanaman sela semusim (sub Bab 4.4.2). Setiap musim tanam pilih tanaman sela yang mampu beradaptasi dengan kondisi sinar matahari dan naungan.
Tanaman lapisan bawah (understory) tahan naungan Ananas cosmosus (nanas)
Capsicum spp. (lombok)
Colocasia esculenta (talas, keladi) Curcuma domestica (kunyit) Anthurium spp. (bunga lilin, kuping gajah)
Brassica sp. (mustard)
Ipomea batatas (ketela rambat) Xanthosoma sagittifolium (ketela rambat)
Zingiber officinarum (jahe) Budidaya jamur (mushroom)
3. Tanam pohon yang tahan naungan. Sesudah setahun atau ketika pohon peneduh mampu
memberikan cukup penaungan, dapat mulai ditanam pohon yang tahan naungan. Penanaman dengan jarak 3-4 m antar tanaman atau gunakan jarak tanam anjuran untuk pohon tersebut. Jarak dari pohon peneduh sekitar 1-2 meter.
4. Pemupukan, pemangkasan dan penyiangan. Pemberian
pupuk, pemangkasan dan penyiangan dilakukan seperti tanam-an pohon lainnya(sub bab 4.6).
5. Pemangkasan pohon pelindung. Jika pohon pelindung sudah terlalu rindang, maka cabang-cabangnya perlu dipangkas dan daunnya dapat dimanfaatkan untuk mulsa.
6. Penjarangan pohon. Supaya diperhatikan pohon yang tumbuh di dekatnya, apakah kanopinya sudah saling bersinggungan. Juga harus diperhatikan apakah pohon yang menghendaki cahaya matahari penuh mulai dinaungi oleh pohon yang kurang bernilai eknomis. Satu demi satu, hilangkan pohon yang lemah ataupun bernilai ekonomis rendah agar didapat lebih banyak ruang bagi pohon yang bernilai ekonomis tinggi sehingga dapat tumbuh sehat. Pada saat menebang pohon diusahakan agar tidak merusak pohon lainnya. Pohon yang ditinggalkan akan tumbuh lebih cepat.
7. Pengkayaan dengan jenis tanaman lain. Dapat dilakukan penanaman tanaman penghasil makanan atau sumber pendapatan kontan yang tahan penaungan
Sistem pohon pelindung di Lampung Barat
Sistem ini berevolusi menjadi agroforest komplek permanen. Pohon damar (Shorea javanica) menghasilkan getah damar (resin) yang bernilai komersiel.
Tahun ke
Tanaman Pertumbuhan dan
pemeliharaan
Hasil 1 Gamal (Gliricidia
sepium)
(pengendali alang- alang, jarak tanam 3 x 3 m) 2 Lada hitam Kopi Pohon buah-buahan Pohon damar Gamal (Gliricidia) 3 Lada hitam Kopi Pohon buah-buahan Pohon damar Gamal (Gliricidia) 4-6 Pohon buah-buahan Pohon damar Gamal (Gliricidia) Lada hitam Kopi 7-8 Pohon damar Pohon buah-buahan Gamal (Gliricidia) Lada hitam Kopi Buah-buahan
9-20 Pohon damar Buah-buahan
20+ Getah damar
Buah-buahan Strategi: Pengembangan cepat untuk pohon yang menyukai cahaya matahari penuh dan tanaman yang tahan naungan secara
bersamaan. Yang pertama ditanam adalah tanaman semusim. Tanah diolah dan disiang sehingga bebas alang-alang. Pada saat yang sama dilakukan penanaman tanaman yang menyukai cahaya matahari penuh. Agar cepat mendapatkan naungan sebaiknya ditanam pisang, pepaya dan
tanaman lain yang juga cepat menghasilkan. Dibawah naungan pisang dan pepaya bisa ditanami pohon atau perdu yang tahan naungan dan tanaman lainnya. Pada saat pisang dan pepaya sudah tidak berbuah lagi, tanaman pohon yang menghendaki cahaya matahari penuh sudah cukup besar dan mampu menaungi.
Sistem dengan tanaman pokok kelapa, Cavite, Filipina
Sistem ini dapat diperkaya dengan tanaman umbi-umbian, pohon
serbaguna, lada hitam, dan pohon buah-buahan. Sistem semacam ini telah terbukti dapat diterapkan untuk mengembangkan perkebunan kelapa di padang alang-alang
Tahun ke Tanaman Tumbuh dan
pemeliharaan
Pemanenan
1 * Pepaya
Padi gogo Nanas
Kopi (dibawah pepaya) Kelapa Padi gogo 1 ** Sayur-sayuran Kacang tanah Pepaya Nanas Kopi Kelapa Sayur-sayuran Kacang tanah 2 Pisang Nanas Kopi Kelapa Pepaya 3-4 Kelapa Pepaya Nanas Pisang Kopi 5 Kelapa Kopi Pisang 6+ Kopi Pisang Kelapa
Catatan: (*) tanaman pertama setelah pembersihan & pengolahan tanah, (**) tanaman kedua
Strategi: Agroforest Kompleks
Di banyak tempat petani mengelola kebun pepohonan atau agroforest yang berisi banyak spesies. Sistem agroforest semacam ini tidak menunjukkan pola tanam yang jelas dan kelihatannya tidak teratur rapi.
Namun demikian agroforestri komplek ini dapat dikembangkan dengan berhasil di padang alang-alang.
Agroforest karet di Kalimantan Selatan
Pada tahun 1975 para petani mulai menetap di Tiwingan Baru, Kalimantan Selatan, ditengah kawasan padang alang-alang. Selama satu generasi, para petani ini telah berhasil mengembangkan agroforest di wilayah yang cukup luas dengan menerapkan pola tanam seperti berikut ini.
Tahun ke Tanaman Penanaman dan
pemeliharaan
Hasil
1 (Pengendalian alang-
alang, pemupukan) Kacang tanah (dua kali tanam)
Pisang
Pohon buah-buahan dan biji-bijian Karet
Kacang tanah (dua kali panen) 2 * Padi gogo (dipupuk) Pisang Pohon buah-buahan dan biji-bijian Karet Padi gogo
2 ** Ubi kayu*** atau
Ubi jalar Pohon buah-buahan dan biji-bijian Karet Ubi jalar Pisang 3-6 Pohon buah-buahan dan biji-bijian Karet
7-8 Karet Pohon buah-buahan
dan biji-bijian
9+ Pohon buah-buahan
dan biji-bijian Karet
Catatan: (*) tanaman pertama setelah pembersihan & pengolahan tanah, (**) tanaman kedua, (***) walaupun petani seringkali memilih ubi kayu sebagai tanaman sela dari karet, tetapi ini tidak dianjurkan karena ubi kayu merupakan inang dari jamur akar putih.
Pohon buah-buahan dan biji-bijian yang paling penting dalam sistem ini adalah kemiri (Aleurites moluccana), mangga (Mangifera indica), dan durian (Durio zibethinus), dan jenis lainnya seperti petai (Parkia spp.), kelapa (Cocos nucifera), rambutan (Nephelium lappaceum), cengkeh (Eugenia aromatica), dan kueni (Mangifera odorata).
Faktor-faktor penting yang menunjang keberhasilan para petani tersebut adalah:
• Pengalaman terdahulu dengan tanaman pohon dan agroforestri
• Kerjasama masyarakat dalam pengendalian kebakaran ladang berpindah
• Akses ke pasar
• Adanya jaminan terhadap penguasaan lahan.
Dalam masyarakat lainnya yang punya akses pasar serta penguasaan lahannya terjamin, bantuan penyuluhan dan organisasi kemasyarakatan untuk mengendalikan kebakaran akan sangat menolong dalam rangka merehabilisasi padang alang- alang. Agroforest kompleks
4.9 Pendekatan berorientasi pada masyarakat dan petani dalam