• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN GEDUNG TAHAN GEMPA

Dalam dokumen f. Pendekatan Dan Metodologi (Halaman 31-36)

KRITERIA DASARKRITERIA DASAR

PERENCANAAN GEDUNG TAHAN GEMPA

Pada saat bangunan bergerak karna pengaruh gempa, maka akan timbul gaya gaya pada struktur bangunan gedung karena adanya kecendrungan dari masa bangunan untuk mempertahankan dirinya dari gerakan. Gaya gaya yang timbul ini disebut gaya inersia. Besar gaya Inersia. Besar gaya Inersia (gaya gempa) yang bekerja pada struktur bangunan, tergantung pada beberapa faktor. Selain masa bangunan yang merupakan faktor yang paling utama yang paling mempengaruhi besar gempa adalah kekakuan dari struktur, dan tentu saja besarnya getaran atau percepatan gempa itu sendiri.

Beban Gempa Rencana

Berdasarkan Tata cara Perencanaan Ketahan gempa untuk bangunan Gedung. SNI – 1726 – mn2003, besarnya beban gempa Rencana (V) yang

terjadi ditingkat dasar dari bangunan gedung. Dapat dihitung dari persamaan :

C.I

V

=

W

t

R

Dimana c adalah nilai Faktor Respons Gempa yang didapat dari Spektrum Respons Gempa Rencana menurut gambar 2 untuk priode getardari struktur yang dihitung dari analisis stastikatau dinamik . Wt adalah berat total struktur yang ditetap sebagai jumlah dari beban – beban berikut ini :

Beban Mati dari struktur bangunan gedung

Bila digunakan dinding partisi pada perencanaan lantai, maka harus diperhitungkan tambahan beban sebesar 0,5 Kpa

Pada gudang gudang dan tempat – tempat barang, maka sekurang - kurangnya 25%dari beban hidup rencana harus diperhitungkan

Beban tetap total dari seluruh peralatan dalam struktur bangunan gedung R adalah faktor Reduksi Gempa, yang besarnya ditetapkan : 2,2 ≤ R = µ . F1 ≤ Rm, dimana F1 adalah faktor tahanan lebih beban dan bahan yang terkandung didalam struktur bangunan gedung, yang nilainya ditetapkan sebesar F1 = 1,6 µ adalah nilai faktor daktilitas struktur bangunan gedung Jika RR = 2,2, maka struktur bangunan gedung akan berprilaku elastis pada saat terjadinya Gempa

Harga µ dapat dipilih menurut kebutuhan, tetapi tidak boleh diambil lebih besar dari nilai faktor daktilitas maksimum µm. Harga µm dan Rm untuk berbagai jenisSystem strutur, dapat dilihat pada tabel 2 standar perencana Tata cara perencana Ketahanan gempa untuk bangunan gedung, SNI – 1726 – 2003.

I adalah faktor keutamaan struktur yang besarnya tergantung dari tingkat kepentingan gedung pasca gempa. Faktor keutamaan struktur untuk berbagai kategori gedung atau bangunan dapat dilihat pada tabel dibawah.

Faktor Keutamaan struktur (1) untuk berbagai kategori gedung atau bangunan

Kategori Gedung atau bangunan

Faktor Keutamaan (1)

Gedung Umum seperti untuk penghunian, Perniagaan, dan perkantoran

1

Monumen dan bangunan monumental 1

sakit, Instalasi air bersih, Pembangkit tenaga Listrik, pusat penyelamatan dan keadaan darurat, fasilitasradio dan televisi

1,5

Gedung untuk penyimpanan bahan berbahaya seperti gas, Produk minyak bumi, Asam, Bahan beracun

1,5

Cerobong, Tangki diatas Menara 1,25

Jenis Tanah Dasar

Nilai Faktor Respon Gempa C yang didapat dari spektrum Respon Gempa Rencana, Selain tergantung dari priode atau waktu getar struktur ( T), Juga dipengaruhi oleh jenis lapisan tanah didasar bangunan. Jenis tanah yang ditetapkan sebagai tanah keras. Tanah keras. Tanah sedang, dan tanah lunak, jika lapisan setebal maksimum 30 meter yang paling atas, dipenuhi sebgai berikut :

Jenis tanah dasar

Nilai Test Penetrasi Standar Rata rata N

Nilai kuat Geser Rata rata S (kPa)

Tanah Keras N ≤ 50 Sa ≤ 100 Tanah sedang 15 ≤ N <50 50 ≤ Sa < 100 Tanah lunak N < 15 Sa < N  Spektrum Respons C 0,85 0,64(Tanah Lunak) T 0,70 0,42(Tanah sedang) T A 0,03 (Tanah Keras) T

0,34 0,28 0,24

T

0 0,2 0,5 0,6 0,75 2,0

Metode Analisis Struktur terhadap beban Gempa metode yang dipergukan untuk memperhitungkan pengaruh beban gempa terhadap struktur adalah sebagai berikut :

Metode analisis Statik

Metode ini prinsipnya adalah mengantikan gaya gaya horizontal yang bekerja pada stuktur akibat pegerakan tanah dengan gaya gaya statis yang ekivalen, dengan tujuan penyederhanaan dan kemudahan dalam perhitungan. Metode yang sering disebut sebagai metode gaya laterial ekivalen ini di asumsikan bahwa gaya horizontal akibat gempa yang bekerja pada suatu elemen struktur besarnya ditentukan berdasarkan hasil perkalian antara suatu suatu konstanta berat / masa dari elemen struktur tersebut.

Metode analisis dinamika

Analisis dinamis untuk perancangan struktur tahan gempa dilakukan jika diperlukan evaluasi yang akurat dari gaya gaya gempa pada struktur, serta untuk mengetahui prilaku dari struktur akibat pengaruh gempa. Pada stuktur bangunan tingkat tinggi atau struktur dengan bentuk atau konfigurasi yang tidak teratur. Analisis dinamis dapat dilakukan dengan cara elastis maupun inelastis.pada cara elastis dapat dibedakan menjadi :

oAnalisis ragam riwayat waktu (TIME HISTORI MODAL ANALYSIS) pada cara ini diperlukan rekaman percepatan gempa.

oAnalisis Ragam spektrum Respons (RESPONSE SPEKTRUM MODAL

ANALISIS) pada cara ini respons maksimum dari tiap ragam getar yang

terjadi didapat dari spektrum Respons Rencana (DESIGN SPEKTRA)

K

ONDISIINKFRASTRUKTURDILOKASI

KONDISIJARINGANDRAINASE

 Saat ini kawasan perencana merupakan kebun yang berfungsi sebagai penampung sementara (polder).

 Di sebelah Timur kawasan perencana berjarak ± 20 m terdapat Sungai Sebagai saluran utama penampung air hujan

 Disisi Selatan Kawasan terdapat saluran sekunder lebar 3m sebagai tampungan saluran tersier pada pemukiman di sekitar kawasan perencanaan

KONDISIJARINGANJALAN

Jalan utama disekitar kawasan perencana adalah Jl. Ahmad Yani Disisi timur kawasan Jalan Kampung Teleng

KONDISIJARINGAN AIRBERSIH

Jaringan pipa PDAM sudah masuk disekitar kawasan perencana dan dan kebutuhan air bersih untuk permukiman di sekitarnya sudah mengunakan jaringan pipa PDAM.

Jalur pipa PDAM melewati sisi jalan Penganten Ali 500m dari Lokasi perencana.

Jalur pipa sekunder berjarak ±200m dari lokasi perencana.

Kondisi pengelola sampah

Masalah persampahan disekitar kawasan Perencanaan sudah dikelola dengan baik dan di koordinasi oleh DKK Sawahlunto

Sistem pengeloaan persampahan yang dilakukan adalah melalui pewadahan pada masing masing Blok kemudian dikumpulkan dengan gerobak sampah menuju TPS atau Kontainer terdekat kemudian diangkat ke TPA Mengunakan Truk Sampah atau Arm Roll Truck

Kondisi Jaringan Listrik

Jaringan Listrik sudah masuk disekitar Kawasan perencana dan kebutuhan permukiman di sekitarnya sudah mengunakan Listrik PLN

Jalur jaringan Listrik melewati jalan disekitar kawasan perencanaan

Kondisi Jaringan telepon

Jaringan telepon sudah Masuk di sekitar Kawasan perencanaan dan Masyarakat di sekitar sudah mengunakan Fasilitas telepon melalui SST dari PT. Telkom

Jalur Jaringan Kabel telepon melewati jalan sekitar kawasan perencanaan

Kondisi Jaringan udara

Jaringan udara memanfaatkan pengudaraan secara alamiah yang di kombinasikan dengan AC sesuai dengan kebutuhan

Jaringan Sistim penagkal petir yang di gunakan adalah sistim konvensional karena sistim ini lebih aman serta relatif mudah berfungsi, di samping tidak menimbulkan radiasi. Yakni dengan cara menggunakan batang-batang logam penangkal petir di atap bangunan yang di hubungkan ke tanah dengan kabel-kabel penghantar listrik

Dalam dokumen f. Pendekatan Dan Metodologi (Halaman 31-36)

Dokumen terkait