• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Laboratorium Farmasi

Dalam dokumen MANAJEMEN LABORATORIUM FARMASI PROGRAM S (Halaman 111-117)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Temuan Penelitian

1. Perencanaan Laboratorium Farmasi

Berdasarkan data hasil pengkajian dokumen, observasi dan wawancara, peneliti menemukan beberapa temuan terkait dengan perencanaan laboratorium farmasi yang peneliti amati dan rasakan yaitu: laboratorium farmasi terdiri atas laboratorium resep, laboratorium kimia dan laboratorium farmakognosi. Dari ketiga laboratorium tersebut memiliki program kerja yang setiap tahunnya dirapatkan secara berkala tiap akhir tahun pada bulan desember, yang dihadiri oleh seluruh guru yang dipimpin oleh kepala sekolah. Perencanaan dalam hal ini terkait dengan pengadaan bahan baku kimia sebagai bahan untuk siswa

11

Informan D1

12

melakukan praktek dilaboratorium, kemudian juga termasuk perencanaan alat-alat laboratoriumnya.

a) Waktu perencanaan

Hal ini sesuai dengan pernyataan dari kepala laboratorium resep, beliau mengatakan:

“...Disini perencanaannya pertahun jadi bukan persemester

maksudnya begini kalau tahun ajaran 2014/2015 kita anggarkan itu ya di tahun 2015 atau 2014 jadi untuk semester ganjil dan genap tapi dalam 1 tahun. Jadi misalnya saya mau merencanakan untuk tahun 2014, nah itu untuk 1 tahun displit per 3 bulan, 3 bulan butuhnya apa? prosesnya sih seperti itu.

Nahhh kalau sudah.. itu saya ajukan sebagai progja yang dirapatkan setiap akhir tahun sebelumnya, misalnya ni sekarang 2015, berarti rapatnya udah kemarin, itu programnya baru saya masukkan apa saja

yang dibutuhkan...”13

Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Kepala program studi/bendahara sekolah:

”...Jadi memang kita dasarnya itu ada program kerja yang sekarang

pun tahun 2015 baru masuk ke direktorat. Jadi kami memang setiap

tahun itu pasti merencanakan program kerja...”14 b) Proses perencanaan menyusun progja

Kemudian untuk proses perencanaannya dapat dijelaskan oleh kepala program studi/bendahara sekolah sebagai berikut:

“...Masukan dulu dari bagian-bagian progja, kita bahas di rapat itu, setelah semua setuju, budgetnya sekian-sekian tentu saja tidak setiap budget kita akomodir kita lihat juga pemakaiannya tahun sebelumnya kemudian dengan rencana penerimaan yang ada pada tahun berjalan, kalau sudah oke dari sisi kita staff naik keatas kedirektorat kesehatan

13

Informan A4

14

yang ada didaerah Cililitan. Secara administratif kita dibawah direktorat kesehatan, nanti kalau disetujui disana ya sudah kita-kita mau

melaksanakan memang sudah ada dianggaran...”15

Kemudian untuk proses perencanaannya kepala laboratorium resep mengatakan bahwa:

“...Dasarnya resep yang dikeluarkan dari pengantar guru praktikum

yang mau dipraktekkan oleh siswa, misal guru kelas 2, itu resepnya dari satu semester tadinya setahun pecah persemester, pecah lagi perbulan, karena kan setiap materi selesai dalam waktu 3 bulan, dari situ nanti biasanya di hitung misalnya bahan A, sum persiswa butuhnya segini persatu kali pertemuan dikalikan perberapa kali pertemuan materi itu, dikalikan jumlah siswa per 3 bulan untuk satu bahan baku. Disini perencanaannya pertahun jadi bukan persemester maksudnya begini kalau tahun ajaran 2014/2015 kita anggarkan itu ya di tahun 2015 atau 2014 jadi untuk semester ganjil dan genap tapi dalam 1 tahun. Jadi misalnya saya mau merencanakan untuk tahun 2014, nah itu untuk 1 tahun displit per 3 bulan, 3 bulan butuhnya apa? prosesnya sih seperti itu...”16

Kemudian kepala laboratorium kimia juga mengatakan proses perencanaannya sebagai berikut:

”...Sesuai dengan modul praktikum yang akan dipraktekkan, setiap siswa memakai berapa banyak bahan bakunya, dari situ barulah ditemukan angka untuk membuat rincian bahan baku yang akan dibeli. Program kerja ini akan diajukan kepada bendahara sekolah dalam

rapat tiap tahunnya...”17

Kemudian kepala laboratorium kimia mengatakan:

“...Disini kan kita bergabung, nih misalnya (pak pariama sambil mengambil berkas diloker kemudian menunjukkan kepada peneliti). Pengadaan seperti ini: perencanaan, pengadaan, pengeluaran, dan 15 Informan A3 16 Informan A4 17 Informan A4

laporan. Dibuat pertahun, pembelian harus ijin kepala sekolah, ada susunannya, kita beli dimana, bagaimana? Ini diajukan dari lab, ada surat pesanan ke PBF, minta penawaran harga, baru pemesanan setelah di acc kepala sekolah. Anggaran setiap setahun sekali sesuai dengan kebutuhan, tapi ga boleh lewat dari plafond maksimal segitu (lebih kurang 20 juta), kalo kurang ga papa, lebih ga boleh...”18

Dan selanjutnya kepala laboratorium farmakognosi yang sekaligus merangkap sebagai kepala urusan pendidikan dan pengajaran mengatakan bahwa:

“...Kalau untuk praktikum farmakognosi proses perencanaannya sama, yaitu melihat jadwal biasanya dari kurikulum, kurikulum itu jumlah jam pertahun, kalau silabus itukan pertahun persekian kali pertemuan didapatkan 3 jam, caranya sih seperti itu. Sebenarnya praktikum farmakognosi itu merupakan bagian dari pembelajaran ilmu farmakognosi cuma berlakunya di laboratorium. Praktikum farmakognosi hanya ada kelas III saja, itupun dibagi menjadi 2 gelombang perkelas, dikarenakan terbatasnya jumlah mikroskop yang ada. 1 mikroskop untuk 2 orang, jadi ada sekitar 10 mikroskop. Untuk laboratoriumnya sendiri masih menjadi satu dengan laboratorium kimia karena keterbatasan ruangan.Untuk bahan baku berupa serbuk simplisia yang akan dilihat bentuk selnya di bawah mikroskop. Semua

petunjuk praktikum ada di modulnya...”19 c) SDM yang terlibat dalam perencanaan

Menurut kepala laboratorium resep mengatakan bahwa:

“...Semua harus disetujui oleh kepala sekolah artinya semua punya

bagian-bagian dan tugasnya masing-masing sebagai penanggungjawab laboratorium yang tertuang dalam progja...”20

Hal senada juga disampaikan oleh kepala program studi/bendahara sekolah: 18 Informan A4 19 Informan A4/B1 20 Informan A4

“...Masing-masing kepala laboratorium mereka merencanakan kebutuhannya apa? ketika butuh, mereka mengajukan, acc kepala sekolah tinggal dilakukan pemesanan, bayar.

Sebetulnya progja sifatnya rahasia harus tanya pimpinan. nanti saya tunjukin (ibu mariani sambil mengambil progja di lemari arsip)..seperti ini (sambil menunjukkan) anggaran program kerja kami seperti ini, pendahuluan, anggaran keuangan, tandatangan kepala sekolah, direktorat kesehatan dan yayasan, lampiran-lampiran ini perbagian, mulai dari laboratorium, belanja personil, laboratorium-labortaorium

seperti ini...”21

d) Proses pengadaan perencanaan bahan dan alat laboratorium

Dalam proses pengadaan merupakan bagian dari proses perencanaan. Dalam hal ini proses pengadaan dapat dijelaskan sebagai berikut:

Menurut bendahara sekolah beliau menjelaskan:

...” Ketika mau membeli bahan A,B,C sebelum pembelian, kembali ketiap-tiap bagian mengajukan surat permohonan untuk pembelian barang, nanti administrasinya harus mengikuti tu, jadi setelah permohonan disetujui kepala sekolah minta ke supplier penawaran harga, setelah penawaran harga, pesanan barang datang, diterima, diperiksa oleh tim komisi, setelah diterima masuk kegudang, dari gudang ketika mau mengeluarkan ada NPM (Nota Permintaan Material) dikeluarkan dari gudang baru ke lab masing-masing. Kayak gitu aja sih sebetulnya...

Tapi memang intinya, segala sesuatu yang akan dibelanjakan harus tercover di progja dan ketika akan merealisasikan progja sudah tentu

saja administrasinya harus berjalan...”22

Hal senada pun disampaikan oleh kepala laboratorium resep:

...” Kemudian untuk pengadaan...kalau pengadaan laboratorium resep minta barang ke gudang, nanti gudang ngecek ada atau tidaknya, kalau ada langsung diberikan, kalau tidak ada kebagian

21

Informan A3/C1

22

pengadaan...prosesnya itu seperti biasa. Kalau bahan baku habis maka bisa dipesan langsung ke PBF (Pedagang Besar Farmasi) via telepon.

Kemudian ini lab resep peningkatannya berapa?, pengadaannya berapa?, itu tinggal dihitung nanti tinggal dicek, apa aja yang dibutuhkan tahun ini, misal setahun 48 juta misalnya, apa aja yang dibeli..biasanya sih kalau dikita lebih fleksibel, biasanya 48 itu kan ada angka-angka bahan bakunya, pokoknya total akhir 48 juta ga wajib, misalnya saya beli acetosal 2 kg mendadak pemakaiannya lebih, saya beli 5 kg, biasanya seperti itu, hanya saja kita punya tim pengadaan, karena pembelian kita selalu beli dibawah 5 juta, jadi ga ada lelang, coba deh kita harus pakai sistem lelang kalau diketentaraan. Yaaa... dalam sebulan maksimal 5 juta kalau mepet banget 10 juta itu udah

maksimal banget ga boleh lebih...”23

Kemudian beliau menambahkan:

“...Nahhh kalau sudah.. itu saya ajukan sebagai progja yang dirapatkan setiap akhir tahun sebelumnya, misalnya ni sekarang 2015, berarti rapatnya udah kemarin, itu programnya baru saya masukkan apa saja yang dibutuhkan ...itu untuk bahan.

Tapi kalau misalnya untuk alat, kayak ayakan itukan ada penyusutan, biasanya ada namanya peningkatan operasional pendidikan. Itu penyusutannya 10%, misalnya saya punya ayakan 10 buah, saya anggap kurang 2 setiap tahun, rusak 2...saya bikin pengadaan, kira-kira buat jaga-jaga.

Begitu juga buku-buku, buku kadang ditanya kok buku tiap tahun beli? abis gimana ga rusak, anak-anak pakai hilang, kertasnya robek, namanya buku tiap hari di buka waktu praktikum, itukan masuk dalam

penyusutan...”

Kalau alat, biasanya anak diberi tanggung jawab dalam 1 tahun persemester permeja jadi kalau mereka rusakin atau pecahin mereka

harus ganti, gitu aja sih...”24

Berdasarkan paparan diatas, maka temuan penelitian ini menunjukkan pada proses perencanaan laboratorium tersebut dilakukan terkait dengan program kerja dan jadwal rapat serta pengadaan bahan dan alat.

23

Informan A4

24

Kemudian bagaimana proses perhitungan pembelian bahan baku dan alat laboratorium setiap tahunnya sebagai bahan untuk melaksanakan praktikum di laboratorium farmasi. Program kerja tersebut disusun oleh masing-masing kepala laboratorium resep, kimia dan farmakognosi di SMK Farmasi DITKESAD Jakarta kemudian dirapatkan setiap akhir tahun yang dipimpin oleh kepala sekolah.

Dalam dokumen MANAJEMEN LABORATORIUM FARMASI PROGRAM S (Halaman 111-117)

Dokumen terkait