• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan dan Perancangan Bangunan

Dalam dokumen smk10 TeknikStrukturBangunan Dian (Halaman 38-42)

1.4. Kriteria Desain dalam Penyelenggaraan Bangunan

1.4.2. Perencanaan dan Perancangan Bangunan

Perencanaan konstruksi merupakan tahap penyusunan rencana teknis (desain) bangunan sampai dengan penyiapan dokumen lelang. Penyusunan rencana teknis bangunan dilakukan dengan menggunakan penyedia jasa perencana konstruksi atau konsultan perencana, baik perorangan ahli maupun badan hukum yang kompeten, sesuai ketentuan yang berlaku. Rencana teknis disusun berdasarkan Kerangka Acuan Kerja

1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan

(KAK) yang disusun oleh pengelola proyek dan ketentuan teknis (pedoman dan standar teknis) yang berlaku.

Dokumen rencana teknis bangunan secara umum meliputi:

− Gambar-gambar rencana teknis bangunan, seperti rencana

arsitektur, rencana struktur, dan rencana utilitas bangunan,

− Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS), yang meliputi persyaratan

umum, administrasi dan persyaratan teknis bangunan yang direncanakan,

− Rencana anggaran biaya pembangunan.

− Laporan akhir perencanaan, yang meliputi laporan arsitektur;

laporan perhitungan struktur, dan laporan perhitungan utilitas.

− Keluaran akhir tahap perencanaan adalah dokumen pelelangan,

yaitu Gambar Rencana Teknis, Rencana Kerja dan Syarat-syarat

(RKS), Rencana Anggaran Biaya (Engineering Estimate), dan

Daftar Volume (Bill of Quantity) yang siap untuk dilelangkan.

− Penyusunan Kontrak Kerja Perencanaan Konstruksi dan Berita

Acara Kemajuan Pekerjaan/Serah Terima Peker-jaan Perencanaan disusun dengan mengikuti ketentuan yang tercantum dalam Keppres tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Pedoman/Petunjuk Teknis pelaksanaannya.

Proses perencanaan dan perancangan bangunan, berdasarkan urutan

kerjanya dapat dibagi atas:

− Tahap persiapan yang meliputi pengumpulan data dan informasi

lapangan, membuat penafsiran secara garis besar terhadap arahan penugasan (TOR/KAK), melakukan konsultasi dengan Pemerintah Daerah tentang rencana pembangunan serta perijinan.

− Desain skematik (schematic design), yaitu tahap perancangan awal yang

mengha-silkan gambar ide dari bangunan yang akan dibuat. Biasanya gambar ini dihasilkan oleh perancangnya sendiri, atau atas bantuan artis yang khusus membuat gambar still image.

− Perancangan awal (preliminary design), yaitu tahap perancangan yang

lebih matang, yang memberikan gambaran bangunan secara lebih jelas dan terukur, namun belum mengarah pada hal-hal yang lebih detail.

− Pengembangan rancangan (de-sign development), yaitu tahap

pengembangan rancangan awal menjadi lebih detail, dan sudah

memperhatikan keterbangunan (constructability). Hingga tahap ini,

standar penggambaran bangunan masih sangat bervariasi, karena gambar hanya akan dikomunikasikan kepada pemilik untuk meyakinkan desain.

− Pembuatan gambar kerja (working drawing), yaitu gambar akhir

perancangan yang dapat menggambarkan secara detail hasil rancangan dan siap untuk diserahkan kepada pihak lain untuk ditindaklanjuti. Gambar ini nantinya akan dipakai sebagai bahan tender konstruksi,

1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan

dikomunikasikan kepada cost estimator untuk dihitung kebutuhan

biayanya dan kepada kontraktor untuk dilaksanakan. Oleh karena itu, standar gambar kerja bangunan harus bersifat universal untuk menghindari kesalahpahaman.

− Penyusunan rancangan detail, meliputi gambar-gambar kerja detail,

rencana kerja dan syarat-syarat (RKS), rincian volume pekerjaan, rencana anggaran dan biaya (RAB), dan dokumen perencanaan.

Setelah melakukan proses perancangan tugas konsultan perencana yang lain adalah:

− Mempersiapkan pelelangan yang meliputi penyusunan dokumen

pelelangan, serta menyusun program pelelangan.

− Membantu panitia pelelangan untuk memberikan penjelasan pekerjaan,

membuat berita acara penjelasan pekerjaan, membantu evaluasi penawaran.

− Melaksanakan pengawasan berkala yang meliputi proses konstruksi,

penyesuaian gambar dan teknik pelaksanaan konstruksi, memeberi rekomendasi penggunaan material.

1.4.3. Pelaksanaan Konstruksi

Kegiatan pelaksanaan konstruksi bangunan meliputi:

− Pemeriksaan dokumen pelaksanaan meliputi pemeriksaan kelengkapan,

kebenaran, dan keterlaksanaan konstruksi (constructability) dari semua dokumen pelaksanaan pekerjaan.

− Persiapan lapangan meliputi penyusunan program pelaksanaan,

mobilisasi sumber daya, dan penyiapan fisik lapangan.

− Kegiatan konstruksi meliputi pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik di

lapangan, pembuatan laporan kemajuan pekerjaan, penyusunan gambar

kerja pelaksanaan (shop drawings) dan gambar pelaksanaan pekerjaan

sesuai dengan yang dilaksanakan (as built drawings), serta kegiatan

masa pemeliharaan konstruksi.

− Kegiatan pemeriksaan akhir pekerjaan konstruksi meliputi pemeriksaan

hasil akhir pekerjaan konstruksi bangunan gedung terhadap kesesuaian dengan dokumen pelaksanaan.

Gambar pelaksanaan (shop drawing), merupakan pengembangan dari

gambar kerja hingga siap untuk dilaksanakan. Meskipun biasanya beredar di kalangan internal kontraktor, gambar ini harus melalui persetujuan konsultan pengawas. Standar penggambaran harus juga bersifat universal dan diperlukan tingkat pengetahuan lapangan yang lebih tinggi.

Gambar terbangun (as built drawing), merupakan rekaman dari apa yang telah dibangun. Gambar ini merupakan elemen penting pada masa pemeliharaan (maintenance) bangunan.

1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan

1.4.4. Pengawasan Konstruksi

Pengawasan konstruksi berupa kegiatan pengawasan pelaksanaan konstruksi atau kegiatan manajemen konstruksi. Kegiatan pengawasan pelaksanaan konstruksi bangunan meliputi pengawasan biaya, mutu, dan waktu pembangunan pada tahap pelaksanaan konstruksi, serta pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan.

Pelaksanaan kegiatan pengawasan konstruksi dilaksanakan oleh Konsultan Pengawas sesuai ketentuan yang berlaku. Kegiatan pengawasan meliputi:

− Memeriksa dan mempelajari dokumen kontrak sebagai dasar tugas

pengawasan

− Mengawasi pelaksanaan penggunaan material, peralatan serta

metode pelaksanaan, mengawasi ketepatan waktu dan pembiayaan konstruksi

− Mengawasi pelaksanaan konstruksi dari aspek kualitas, kuantitas

dan laju pencapaian pekerjaan atau bobot prestasi pekerjaan

− Menginventarisasi perubahan dan penyesuaian yang harus dilaku-

kan jika terjadi permasalahan yang muncul dilapangan

− Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat

laporan pekerjaan pengawasan berkala mingguan dan bulanan dengan masukan hasil rapat lapangan serta laporan pelaksanaan harian, mingguan, dan bulanan yang dibuat oleh kontraktor

− Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan untuk

pembayaran angsuran, pemeliharaan pekerjaan, serta serah terima pekerjaan

− Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pekerjaan yang

dilaksanakan di lapangan (as built drawing) 1.5. Manajemen Pelaksanaan Konstruksi

Proyek adalah sekumpulan aktifitas yang saling berhubungan dari awal hingga akhir untuk suatu hasil tertentu. Proyek merupakan aktivitas sementara dari personil, material ataupun sarana untuk mewujudkan sasaran-sasaran dalam kurun waktu tertentu yang kemudian akan berakhir. Seluruh kegiatan yang mendukung pelaksanaan proyek memerlukan suatu manajemen yang biasanya disebut Manajemen Proyek.

Manajemen proyek adalah suatu usaha untuk mengelola dan meng- organisasikan beragam sumber daya selama masa pelaksanaan proyek, dengan tujuan untuk mewujudkan sasaran proyek yang meliputi kualitas, waktu dan biaya sesuai yang telah ditentukan dalam perencanaan.

Elemen utama dalam manajemen proyek:

Manajer proyek, dengan tugas dan tanggung jawab antara lain:

o Menetapkan dan menjelaskan cara mencapai sasaran, serta

1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan

o Menunjukkan kepemimpinan (leadership) serta memberi motivasi

kepada seluruh staf

o Melakukan evaluasi atas kemajuan pelaksanaan dan mengambil

tindakan yang tepat bila terjadi penyimpangan-penyimpangan

o Bertanggung jawab mengintegrasikan kegiatan dari berbagai fungsi

untuk mencapai sasaran yang spesifik.

Tim Proyek, adalah sekelompok orang dari berbagai fungsi organisasi,

disiplin ilmu dan keahlian yang dipimpin oleh manajer proyek.Tim akan memilih dan menunjuk sumber daya yang akan digunakan, meliputi: sub-

kontraktor, mandor, dan suplier material, alat dan jasa. Tim akan

berperan aktif dalam menjalankan proyek untuk memenuhi target mutu, waktu dan biaya yang telah ditetapkan.

Sistem Manajemen Proyek, yang terdiri dari struktur organisasi dan

sistem informasi. Organisasi yang ditetapkan umumnya bersifat fungsional yang berarti struktur organisasi dikelompokan menurut fungsi- fungsi yang spesifik. Sistem ini juga menyediakan sistem untuk mengintegrasikan perencanaan dengan pengendalian atau kontrol serta akumulasi informasi berupa pelaporan yang berkaitan dengan hasil atau kinerja, biaya, sumber daya yang digunakan, jadwal, dan biaya untuk menyelesaikan proyek.

Dalam dokumen smk10 TeknikStrukturBangunan Dian (Halaman 38-42)

Dokumen terkait