• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

1. Perencanaan ( Planning )

Perencanaan berasal dari kata rencana yang diberi imbuhan pe- dan -an. Rencana adalah produk dari perencanaan, sedangkan perencanaan adalah proses penentuan rencana. Perencanaan berasal dari bahasa latin yaitu Planus yang berarti flat.

44

Muslich, Bisnis Syariah perspektif Mua‟malah dan Manajemen, (yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2007), h. 1

Pengertian perencanaan menurut G.R Terry dan LW. Rue:45

“Proses memutuskan tujuan-tujuan apa yang akan dikejar selama suatu jangka waktu yang akan datang dan apa yang akan dilakukan agar tujuan- tujuan itu dapat tercapai”.

Dilihat dari segi jangka waktunya, perencanaan dibagi menjadi tiga yaitu: 1) perencanaan strategis, 2) perencanaan taktis dan 3) perencanaan operasional.

Perencanaan strategis (Renstra) merupakan rencana jangka panjang untuk mencapai tujuan strategis. Focus rencana ini adalah organisasi secara keseluruhan. Rencana strategis dapat dilihat dari sebagai rencana secara umum yang menggambarkan alokasi sumber daya, prioritas dan langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategis.

Perencanaan taktis, ditujukan untuk mencapai tujuan taktis. Rencana taktis mempunyai jangka waktu yang lebih pendek dibandingkan rencana strategis dan mempunyai focus yang lebih sempit dan lebih konkret, yakni lebih memfokuskan pada manusia dan aksi (tindakan).

Perencanaan operasional, mempunyai fokus yang lebih sempit, jangka waktu yang lebih pendek. Perencanaan ini mempunyai dua jenis rencana yaitu rencana tunggal (sekali pakai) yang lebih sesuai digunakan untuk mencapai tujuan yang spesifik yang kemudian dihapus setelah tujuan tersebut tercapai dan stand planning (dapat dipakai berkali-kali) yang lebih sesuai dipakai untuk mencapai tujuan yang muncul berulang-ulang.46

Dalam Islam perencanaan merupakan kegiatan awal yang harus disusun dalam sebuah pekerjaan/organisasi guna mencapai hasil secara optimal. Sebagaimana firman Allah surah al-Hasyr ayat 18,yaitu

اّ ا ۚ اّ ا ۖ ا ا ٞ

اّ ا

ء ا ٓ

خ

٦

45

G.R Terry dan L.W Rue, Dasar-Dasar Manajemen, h.43.

46

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya

Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”47

b) Jenis – jenis Perencanaan

Dalam sebuah perencanaan terdapat banyak variasi atau jenis perencanaan, diantara beberapa jenis tersebut adalah visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, prosedur serta aturan.

Visi (vision), menggambarkan kondisi masa depan yang diwujudkan melalui pelaksanaan dari sejumlah misi. Visi sangat penting bagi manajemen dari lembaga keuangan karena Visi merupakan kunci energi manusia serta atribut pemimpin dan pembuat kebijakan. Untuk mewujudkan Visi dari suatu lembaga keuangan maka terciptalah Misi (Mission), yang mana Misi merupakan pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam mewujudkan Visi.

Tujuan (objective), menurut Wilson sebagaimana telah dikutip oleh Badruddin menyatakan bahwa tujuan merupakan pusat perhatian (area of concern), pusat perhatian disini artinya sampai sejauh mana bidang-bidang tersebut dapat direalisasikan pada waktu-waktu tertentu serta ditentukan oleh perkiraan kemampuan yang dimiliki dan hasil yang hendak dicapai.

Suatu tujuan akan tercapai dengan baik dan maksimal apabila terdapat strategi yang baik pula, karena strategi pada hakikatnya merupakan

interpretative planning yang dibuat dengan memperhitungkan rencana

saingan. Dalam menentukan sebuah strategi harus pula menentukan metode, karena metode merupakan hal pokok bagi setiap tindakan yang berhubungan dengan prosedur yang merupakan gambaran sifat atau metode untuk melakukan suatu kegiatan.

Jenis perencanaan selanjutnya yaitu kebijakan (policy) merupakan suatu jenis rencana yang memberikan bimbingan berpikir serta arah dalam pengambilan keputusan atau dengan kata lain pedoman pokok. Suatu policy

47

haruslah merupakan suatu pernyataan positif dan merupakan perintah yang harus patuhi oleh seluruh jajaran di dalam organisasi secara vertikal kebawah. Setelah menentukan strategi serta kebijakannya maka selanjutnya adalah menentukan jenis rencananya atau biasa disebut dengan istilah prosedur (procedure). Prosedur menunjukkan pemilihan cara bertindak dan berhubungan dengan aktifitas masa depan. Prosedur merupakan petunjuk untuk tindakan dan bukan cara berpikir, prosedur memberikan detail tindakan sehingga suatu aktivitas tersebut harus dilaksanakan.Agar semua jenis perencanaan tertata rapi maka harus ada peraturannya (rule). Rule merupakan rencana tentang peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dan harus ditaati.

Setelah mengetahui jenis-jenis perencanaan yang baik maka perlu memperhatikan perencanaan sumber daya insani (SDI) yang baik pula agar manajemen dapat berjalan seimbang, karena pada dasarnya perencanaan SDI merupakan perkiraan kebutuhan pekerja dimasa mendatang, merencanakan orang-orang yang akan mengerjakan berbagai tugas dan pekerjaan dalam organisasi. Terdapat sejumlah alasan mengapa perencanaan SDI demikian penting, diantaranya jangan sampai terjadi kelebihan tenaga kerja (over staffing), menghindar dari menggunakan orang yang salah untuk pekerjaan tertentu, menghindar dari turn over yang tinggi, menghindar dari diterimanya karyawan yang tidak berbuat sebaik mungkin, menghindar dari terbuangnya waktu untuk wawancara yang tidak berguna sehingga diperlukan aktivitas rekrutmen.

Rekrutmen (recruitment) merupakan serangkaian aktivitas untuk mencari dan memikat para pelamar kerja dengan motivasi, kemampuan, keahlian dan pengetahuan yang diperlukan guna menutupi kekurangan yang diidentifikasi dalam perencanaan kepegawaian.

Dalam aktivitas rekrutmen terdapat dua sumber utama yang dapat digunakan, yakni: sumber internal dan eksternal. Adapun sumber internal (internal sources) berkenaan dengan karyawan-karyawan yang telah dimiliki lembaga tersebut sehingga beberapa langkah bisa disederhanakan atau dihilangkan karena calon-calon yang memenuhi persyaratan sudah dikenal

dan diketahui kemampuannya. Sedangkan sumber eksternal (external sources) merupakan pencarian calon karyawan di luar lembaga,48 yang mana dalam metode eksternal ini rekrutmen dapat dilakukan dengan bervariasi, diantaranya bisa melalui iklan di media cetak/televisi/radio, melalui agen/konsultan, melalui kenalan, melalui organisasi profesi, melalui sekolah/PT/Akademi serta melalui mantan karyawan.

Namun terdapat satu hal yang tidak boleh diabaikan dalam pengadaan SDI yaitu konsep adil. Adil dalam rekrutmen berarti memberi peluang yang sama bagi setiap orang dan memberikan perlakuan yang sama kepada setiap pelamar, baik rekrutmen dilakukan secara eksternal maupun internal, semuanya tergantung pada kebutuhan dan kesesuaian antar kualifikasi yang dimiliki calon tenaga kerja dan lowongan yang tersedia.49

Untuk mendapatkan dan menempatkan SDI yang qualified pada setiap jabatan maka proses rekrutmen perlu dikerucutkan lagi sehingga diperlukan adanya seleksi calon karyawan. Dengan memperhatikan tujuan seleksi adalah untuk mendapatkan calon karyawan yang tepat sesuai dengan persyaratan jabatan maka betapa pentingnya proses seleksi untuk memberikan penilaian akan sifat, watak dan kemampuan para pelamar yang dibutuhkan.

Menurut M. Manulang sebagaimana dikutip oleh I Komang Ardana menyebutkan beberapa kualifikasi yang menjadi dasar dalam proses seleksi adalah sebagai berikut:

1) Keahlian, merupakan salah satu indikator yang menunjukkan kualifikasi utama yang menjadi acuan dalam seleksi. Keahlian dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: technical skill yaitu keahlian yang harus dimiliki oleh karyawan, human skill yaitu keahlian yang dimiliki pemimpin menengah dan conceptual skill yaitu kemampuan yang dimiliki oleh pucuk pimpinan.

48

Henry Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: bagian penerbitan STIE YKPN, 2004), h. 170.

49

2) Pengalaman, merupakan hal yang cukup penting dalam seleksi karena calon karyawan yang berpengalaman dipandang lebih mampu dalam melaksanakan tugas.

3) Umur, mendapat perhatian khusus dalam proses seleksi karena mempengaruhi kondisi fisik dan mental karyawan, kemampuan dan tanggung jawab.

4) Jenis kelamin, mendapat pertimbangan khusus dalam proses seleksi terutama untuk sifat pekerjaan tertentu, waktu kerja dan peraturan pemerintah.

5) Pendidikan dan pelatihan, meliputi pendidikan bersifat formal (SD sampai Perguruan Tinggi) dan pendidikan non formal.50

Setelah proses seleksi berakhir dengan diterimanya karyawan maka proses selanjutnya yaitu pembagian kerja atau penetapan struktur peran yang terdapat pada pengorganisasian, karena dengan adanya pengorganisasian, memungkinkan untuk mengatur kemampuan SDI guna mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan segala potensi secara efektif dan efisien. Pemimpin yang berada dalam manajemen puncak pemilik hak untuk mengatur kegiatan (aktivitas) manajemen yang berbeda dan berhak mengeluarkan kebijakan.51

c) Kriteria Perencanaan yang Baik

Sebuah perencanaan dikatakan baik jika memenuhi persyaratan berikut: 1. Didasarkan pada sebuah keyakinan bahwa apa yang dilakukan adalah

baik. Standar baik dalam agama Islam adalah yang sesuai dengan ajaran Islam.

2. Dipastikan bahwa perencanaan yang disusun memiliki banyak manfaat, yang mana manfaat tersebut bukan hanya pada orang yang menyusun perencanaan melainkan juga untuk orang lain juga.

3. Berdasarkan pada ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan apa yang dilakukan.

50

I Komang Ardana dkk, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta:Graha Ilmu, 2012), h.73.

51

Abu Sinn, Ahmad Ibrahim, Manajemen Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada: 2006), h. 91.

4. Dilakukan studi banding (Benchmark) yaitu melakukan studi terhadap praktik terbaik dari lembaga sejenis yang telah sukses menjalankan bisnisnya.

5. Memikirkan prosesnya, seperti halnya proses seperti apa yang akan dilakukan? Apakah proses situ tetap? Seperti apa hasil dari proses yang direncanakan?

2) Pengorganisasian (Organizing)

Dokumen terkait