• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan

Dalam dokumen SISTEM PENYELENGGARAAN NKRI12 (Halaman 18-35)

BAB V PROSES MANAJEMEN PEMERINTAH

A. Perencanaan

c. Kementerian Negara

Kedudukan

Kementerian Negara adalah unsur pelaksana pemerintah yang dipimpin oleh Menteri Negara yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.

Tugas

Kementerian Negara mempunyai tugas membantu Presiden dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang tertentu dalam kegiatan pemerintahan negara.

Fungsi

Dalam melaksanakan tugasnya, Kementerian Negara menyelenggarakan fungsi:

1) Perumusan kebijakan nasional di bidangnya; 2) Koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidangnya;

3) Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang mengabdi tanggung jawabnya;

4) Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya;

5) Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada Presiden;

Berdasarkan Perpres No. 62 Tahun 2005, Kementerian Negara Koperasi dan UKM, Kementerian Negara Perumahan Rakyat, dan Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga, di samping melaksanakan fungsi-fungsi sebagaimana tersebut diatas, juga melaksanakan fungsi teknis pelaksanaan/fungsi operasionalisasi kebijakan di bidang masing-masing.

Dalam Kabinet Indonesia Bersatu, Kementerian Negara terdiri dari:

1) Kementerian Negara Riset dan Teknologi; 2) Kementerian Negara Koperasi dan UKM; 3) Kementerian Negara Lingkungan Hidup; 4) Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan; 5) Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara;

6) Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal;

7) Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas (Keppres No.

171/M/Tahun 2005 tentang Perubahan Kedua Keppres No. 187/M/ Tahun 2005);

8) Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara; 9) Kementerian Negara Perumahan Rakyat;

10)Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga.

Susunan Organisasi

Kementerian Negara dibantu oleh: 1) Sekretariat Kementerian Negara; 2) Deputi;

3) Staf Ahli;

4) Di lingkungan Kementerian Negara dapat diangkat 3 (tiga) orang Staf Khusus Menteri (Perpres No. 62 Tahun 2005).

2. Lembaga Pemerintahan Non Departemen (LPND)

LPND diatur dengan Keppres No. 103 Tahun 2001 yang telah enam kali mengalami perubahan terakhir perubahannya dengan Peraturan Presiden No. 64 Tahun 2005.

Kedudukan

LPND dalam Pemerintahan Negara RI adalah lembaga pemerintah pusat yang dibentuk untuk melaksanakan tugas pemerintahan tertentu dari Presiden. LPND berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.

Tugas

LPND mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan tertentu dari Presiden sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Dalam Perpres No. 11 Tahun 2005 tentang Perubahan Kelima atas Keppres No. 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja LPND, pada Pasal 3-nya menyebutkan bahwa LPND terdiri dari: 1) Lembaga Administrasi Negara (LAN);

2) Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI); 3) Badan Kepegawaian Negara (BKN); 4) Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas);

5) Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas);

6) Badan Pusat Statistik (BPS); 7) Badan Standarisasi Nasional (BSN);

8) Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN); 9) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN); 10) Badan Intelijen Negara (BIN);

11) Lembaga Sandi Negara (LEMSANEG);

12) Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN); 13) Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (LAPAN); 14) Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional

(BAKOSURTANAL);

15) Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP);

16) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI); 17) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT); 18) Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

19) Badan Pertanahan Nasional (BPN) 1

20) Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) 21) Lembaga Ketahanan Nasional (LEMHANNAS) 2 22) Badan Meterologi dan Geofisika (BMG)

23) Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia 3

24) Badan SAR Nasional 4

25) Badan Nasional Penanggulangan Nasional 5

Sesuai dengan Perpres No. 64 Tahun 2005, masing-masing LPND melaksanakan tugasnya dikoordinasikan oleh Menteri, yang meliputi:

1) Menteri Dalam Negeri bagi BPN;

2) Menteri Pertahanan bagi LEMHANAS dan LEMSANEG;

3) Menteri Perdagangan bagi BKPM;

4) Menteri Kesehatan bagi BPOM dan BKKBN;

1

Berdasarkan Perpres No. 10 Tahun 2006, BPN merupakan LPND dimana di

dalam lingkungan BPN dapat diangkat Staf Khusus paling banyak 3 (tiga) orang yang bertugas memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala BPN sesuai dengan penugasan dari Kepala BPN. Selain itu dalam Perpres tersebut, dalam rangka menggali pemikiran dan pandangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan bidang pertanahan dan dalam rangka perumusan kebijakan nasional di bidang pertanahan, BPN membentuk

Komite Pertanahan.

2 Berdasarkan Perpres No. 67 Tahun 2006, LEMHANNAS merupakan LPND

dimana di dalam lingkungan struktur organisasi LEMHANNAS memiliki sedikit perbedaan dengan struktur organisasinya LPND lainnya, yaitu selain terdapat Gubernur, Wakil Gubernur, Deputi dan Inspektorat, juga terdapat Dewan Pengarah dan Tenaga Ahli.

3 Pembentukan berdasarkan Peraturan Presiden No. 81 Tahun 2006 tentang

Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia

4

Pembentukan berdasarkan Peraturan Presiden No. 99 Tahun 2007 tentang

Badan SAR Nasional

5 Pembentukan berdasarkan Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2008 tentang

Badan Nasional Penanggulangan Bencana

5) Menteri Pendidikan Nasional bagi PERPUSNAS; 6) Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara bagi

LAN, BKN, BPKP, dan ANRI;

7) Menteri Negara Riset dan Teknologi bagi LIPI, LAPAN, BPPT, BATAN, BAPETEN, BAKOSURTANAL, dan BSN;

8) Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional bagi BPS;

9) Menteri Perhubungan bagi BMG.

Dalam Keppres No. 103 Tahun 2001, Susunan Organisasi LPND diatur sebagai berikut:

1) Kepala;

2) Bila dipandang perlu Kepala dapat dibantu oleh seorang Wakil Kepala;

3) Sekretariat Utama, sebagai pelaksana fungsi staf/penunjang dan mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan dan pengendalian terhadap program administrasi dan sumber daya yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Utama;

4) Deputi, pelaksana fungsi lini dan membawahi Direktorat dan/atau pusat Direktorat digunakan sebagai nomenklatur unit yang fungsinya pembinaan. Sedangkan Pusat untuk unit yang fungsinya pelaksanaan;

5) Unit pengawasan dapat berbentuk Inspektorat Utama atau Inspektorat, dan bertugas untuk melaksanakan pengawasan fungsional;

3. Kesekretariatan yang Membantu Presiden

a. Sekretariat Negara

Berdasarkan Perpres No. 31 Tahun 2005, Sekretariat negara adalah lembaga pemerintah yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden dan mempunyai tugas untuk memberikan dukungan teknis dan administrasi kepada Presiden selaku Kepala Negara dan Wakil Presiden dalam menyelenggarakan kekuasaan negara. Sekretariat Negara dipimpin oleh Sekretaris Negara.

b. Sekretariat Kabinet

Berdasarkan Perpres No. 31 Tahun 2005, Sekretariat Kabinet adalah lembaga pemerintah yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden dan mempunyai tugas memberikan dukungan teknis dan administrasi, serta analisis kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah, penyiapan rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden, penyiapan penyelenggaraan sidang kabinet serta pengangkatan dan pemberhentian dalam jabatan pemerintahan dan kepangkatan pegawai negeri sipil yang kewenangannya berada di tangan Presiden dan pegawai negeri sipil di lingkungan Sekretariat Kabinet. Sekretariat Kabinet dipimpin oleh Sekretaris Kabinet.

4. Kejaksaan Agung

Berdasarkan Undang-undang No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Kejaksaan adalah lembaga pemerintahan yang melaksanakan kekuasaan negara secara merdeka di bidang penuntutan serta kewenangan lain berdasarkan undang-undang. Kejaksaan adalah satu dan tidak terpisahkan.

Pelaksanaan kekuasaan negara bidang penuntutan ini diselenggarakan oleh Kejaksaan Agung, Kejaksaan Tinggi, dan Kejaksaan Negeri.

Kejaksaan Agung berkedudukan di Ibukota Negara RI dan daerah hukumnya meliputi wilayah kekuasaan negara RI. Kejaksaan Tinggi berkedudukan di Ibukota Provinsi dan daerah hukumnya meliputi wilayah Provinsi.

Kejaksaan Negeri berkedudukan di Ibukota Kabupaten/Kota yang daerah hukumnya meliputi wilayah daerah kabupaten/kota.

Dalam hal tertentu di daerah hukum kejaksaan negeri dapat dibentuk cabang Kejaksaan Negeri:

a. Tugas dan Wewenang

Umum

1) Di bidang pidana, kejaksaan mempunyai tugas dan wewenang:

(a) Melakukan penuntutan;

(b) Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap;

(c) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan, dan putusan lepas bersyarat; (d) Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana

tertentu berdasarkan UU;

(e) Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan kepengadilan yang dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penyidik;

2) Di bidang perdata dan tata usaha negara, kejaksaan dengan kuasa khusus dapat bertindak baik di dalam maupun di luar pengadilan untuk dan atas nama negara atau pemerintah;

3) Dalam bidang ketertiban dan ketenteraman umum, kejaksaan turut menyelenggarakan kegiatan:

(a) Peningkatan kesadaran hukum;

(b) Pengamanan kebijakan penegakkan hukum; (c) Pengawasan peredaran barang cetakan;

(d) Pengawasan aksi kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan negara;

(e) Pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama;

(f) Penelitian dan pengembangan hukum serta statistik kriminal.

4) Kejaksaan dapat diserahi tugas dan wewenang lain berdasarkan Undang-undang;

5) Kejaksaan berwenang menangani perkara pidana yang diatur dalam Qanun sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang No. 18 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Daerah Istimewa Aceh sebagai Provinsi NAD sesuai Undang-undang No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

Khusus

Jaksa Agung mempunyai tugas dan wewenang:

1) Menetapkan serta mengendalikan kebijakan penegakkan hukum dan keadilan dalam ruang lingkup tugas dan wewenang kejaksaan;

2) Mengefektifkan proses penegakkan hakim yang diberikan oleh Undang-undang;

3) Mengesampingkan perkara demi kepentingan umum; 4) Mengajukan kasasi demi kepentingan hukum kepada Mahkamah Agung dalam perkara pidana, perdata, dan tata usaha negara;

5) Mengajukan pertimbangan teknis hukum kepada Mahkamah Agung dalam pemeriksaan kasasi perkara pidana;

6) Mencegah atau menangkal orang tertentu untuk masuk atau keluar wilayah NKRI karena keterlibatannya dalam perkara pidana sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

5. Perwakilan RI di Luar Negeri

Perwakilan RI di luar negeri adalah satu-satunya Aparatur yang mewakili kepentingan Negara RI secara keseluruhan di negara lain atau pada Organisasi Internasional, dan dapat berupa Kedutaan Besar RI (KBRI), Konsulat Jenderal RI (KONJENRI), Konsulat RI, Perutusan Tetap RI (PTRI) pada PBB maupun Perwakilan RI tertentu yang bersifat sementara. Perwakilan RI terdiri atas Perwakilan Diplomatik dan Perwakilan Konsulat.

a. Perwakilan Diplomatik

Cakupan kegiatan Perwakilan Diplomatik menyangkut semua kepentingan Negara RI dan wilayah kerjanya meliputi seluruh wilayah negara penerima atau yang bidang kegiatannya meliputi bidang kegiatan suatu Organisasi Internasional.

Perwakilan Diplomatik terdiri atas Kedutaan Besar RI dan Perwakilan Tetap RI yang dipimpin oleh seorang Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh dan bertanggungjawab kepada Presiden selaku Kepala Negara melalui Menteri Luar Negeri.

Tugas Pokok Perwakilan Diplomatik adalah mewakili Negara RI dalam melaksanakan hubungan diplomatik dengan negara penerima atau Organisasi Internasional serta melindungi segenap kepentingan negara dan warga negara RI di negara penerima sesuai dengan kebijakan pemerintah yang ditetapkan dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk hukum dan tata cara hubungan internasional.

b. Perwakilan Konsuler

Kegiatan Perwakilan Konsuler meliputi semua kepentingan negara RI di bidang konsuler dan mempunyai wilayah kerja tertentu dalam wilayah negara penerima.

Perwakilan Konsuler terdiri atas Konsulat Jenderal RI dan Konsulat RI yang dipimpin oleh Konsul Jenderal dan Konsul, yang bertanggung jawab kepada Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh, bertanggung jawab langsung kepada Menteri Luar Negeri.

Tugas Pokok Perwakilan Konsuler adalah mewakili negara RI dalam melaksanakan hubungan konsuler dengan negara penerima di bidang perekonomian, perdagangan, perhubungan, kebudayaan dan ilmu pengetahuan serta mengeluarkan izin prinsip penanaman modal asing di Indonesia untuk Menteri Luar Negeri atas nama Menteri yang bertanggungjawab di bidang investasi sesuai dengan kebijakan pemerintah yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6. Tentara Nasional Indonesia (TNI)

Peran, tugas, susunan dan kedudukan TNI secara pokok-pokoknya diatur dalam TAP No. VI/MPR /2000 tentang Pemisahan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia; TAP No. VII/MPR/2000 tentang Peran Tentara Nasional Indonesia dan Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan kemudian diatur dengan

Undang-Undang No. 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia.

Kedudukan

Sesuai dengan Undang-undang No. 34 Tahun 2004 kedudukan TNI diatur sebagai berikut:

a. Dalam pengesahan dan penggunaan kekuatan militer, TNI berkedudukan di bawah Presiden;

b. Dalam kebijakan dan strategi pertahanan serta dukungan administrasi; TNI di bawah koordinasi Departemen Pertahanan.

TNI terdiri dari TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara yang melaksanakan tugasnya secara merata atau gabungan di bawah pimpinan Panglima. Tiap-tiap angkatan (AD, AL, dan AU) mempunyai kedudukan yang sama dan sederajat.

Peran

TNI berperan sebagai alat negara di bidang pertahanan yang dalam menjalankan tugasnya berdasarkan kebijakan dan keputusan politik negara.

Fungsi

Sebagai alat pertahanan negara, TNI berfungsi sebagai: a. Penangkal terhadap setiap bentuk ancaman militer dan

ancaman bersenjata dari luar dan dalam negeri terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa;

b. Penindak terhadap setiap bentuk ancaman sebagaimana tersebut butir a;

c. Pemulihan terhadap kondisi keamanan negara yang terganggu akibat kekacauan keamanan.

Dalam melaksanakan fungsi tersebut, TNI merupakan komponen utama Sistem Pertahanan Negara.

Tugas Pokok

TNI mempunyai tugas pokok untuk: a. Menegakkan kedaulatan negara;

b. Mempertahankan keutuhan wilayah NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945;

c. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.

Susunan Organisasi

Organisasi TNI terdiri dari:

a. Markas Besar TNI membawahi: Markas Besar TNI Angkatan Darat, Markas Besar TNI Angkatan Laut, dan Markas Besar TNI Angkatan Udara.

b. Markas Besar TNI terdiri dari: unsur pimpinan, unsur pembantu pimpinan, unsur pelayanan, badan pelaksana pusat, dan Komando Utama Operasi.

c. Markas Besar Angkatan terdiri atas unsur pimpinan, unsur pembantu pimpinan, unsur pelayanan, badan pelaksana pusat, dan komando utama pembinaan.

TNI dipimpin oleh seorang Panglima yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden setelah mendapat persetujuan DPR.

Angkatan dipimpin oleh seorang Kepala Staf Angkatan dan berkedudukan di bawah Panglima serta bertanggungjawab kepada Panglima. Kepala Staf Angkatan diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Panglima.

7. Kepolisian Negara RI (Polri)

Peran, tugas, susunan dan kedudukan POLRI, sebagaimana TNI secara pokok-pokoknya diatur dalam TAP No. VI/MPR/2000 dan TAP No. VII/MPR/ 2000. Kemudian diatur dalam UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Peran dan Tugas POLRI

a. POLRI merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, memberikan pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.

b. Selain tugas pokok tersebut di atas, POLRI juga melaksanakan tugas bantuan:

1) Dalam keadaan darurat memberikan bantuan kepada TNI yang diatur dengan undang-undang;

2) Turut secara aktif dalam tugas-tugas penanggulangan kejahatan internasional sebagai anggota

International Criminal Police Organization – Interpol;

3) membantu secara aktif tugas pemeliharaan perdamaian dunia (peace keeping operation) di bawah bendera PBB.

Susunan dan Kedudukan POLRI:

a. POLRI merupakan Kepolisian Nasional yang organisasinya disusun secara berjenjang dari tingkat pusat sampai tingkat daerah;

b. POLRI berada di bawah Presiden;

c. POLRI dipimpin oleh Kepala Kepolisian Negara RI (KAPOLRI) yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan persetujuan DPR;

d. Anggota POLRI tunduk pada kekuasaan peradilan umum;

Lembaga Kepolisian Nasional

a. Presiden dalam menetapkan arah kebijakan Kepolisian Negara RI dibantu oleh lembaga kepolisian nasional, yang dibentuk oleh Presiden yang diatur dengan undang-undang.

b. Lembaga Kepolisian Nasional memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam pengangkatan dan pemberhentian KAPOLRI.

Keikutsertaan POLRI dalam penyelenggaraan negara: a. POLRI bersikap netral dalam politik dan tidak

melibatkan diri pada kegiatan politis praktis;

b. Anggota POLRI dapat menduduki jabatan diluar kepolisian setelah mengundurkan diri atau pensiun dari dinas kepolisian.

8. Badan/Lembaga Ekstra Struktural

Badan/Lembaga Ekstra Struktural pada dasarnya adalah badan/lembaga yang bersifat penunjang dan/atau pelengkap tatanan organisasi pemerintahan yang melaksanakan fungsifungsi khusus di bidang tertentu untuk menunjang pelaksanaan urusan pemerintahan. Badan/Lembaga ini secara organik tidak termasuk dalam struktur organisasi Kementerian Negara (Kementerian Koordinator, Departemen, Kementerian Negara) dan/atau LPND. Badan/Lembaga Ekstra Struktural dapat dipimpin atau di Ketuai oleh Menteri, bahkan Presiden atau Wakil Presiden.

Badan/Lembaga ini mempunyai karakteristik yang berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan yang signifikan terletak pada dasar hukum pembentukannya. Nomenklatur yang digunakan juga beragam seperti: Dewan, Badan, Komisi, Komite, Lembaga, dan Tim.

Badan/Lembaga Ekstra Struktural yang terbentuk:

a. Dewan, antara lain : Dewan Pertimbangan Otonomi

Daerah; Dewan Gula Nasional; Dewan Ketahanan

Pangan; Dewan Riset Nasional; Dewan Pers; Dewan Pertimbangan Presiden.

b. Badan, antara lain : Badan Narkotika Nasional; Badan Pengatur Jalan Tol; Badan Perlindungan Konsumen Nasional; Badan Penaggulangan Lumpur Sidoarjo; Badan Koordinasi Keamanan Laut.

c. Komisi, antara lain : Komisi Nasional Hak Asasi

Manusia (Komnas HAM), Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK), Komisi Pemilihan Umum (KPU), Komisi Ombudsman, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).

d. Komite, antara lain : Komite Kebijakan Sektor

Keuangan, Komite Nasional Keselamatan Transportasi, Komite Nasional Pengendalian Flu Burung.

e. Lembaga, antara lain : Lembaga Sensor Film, Lembaga

Kerjasama Tripatrit.

D.Lembaga Pemerintah Tingkat Daerah

Penyelenggara Pemerintahan Daerah adalah Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Sedangkan Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Dengan demikian lembaga pemerintah tingkat daerah disebut perangkat daerah sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004. Dalam penyelenggaraan

pemerintahan daerah, Kepala Daerah dibantu oleh perangkat daerah.

Secara umum perangkat daerah terdiri dari:

1. Unsur staf yang membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi, diwadahi dalam Lembaga Sekretariat;

2. Unsur pendukung tugas Kepala Daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik, diwadahi dalam Lembaga Teknis Daerah;

3. Unsur pelaksana urusan daerah, diwadahi dalam Lembaga Dinas Daerah.

Perangkat Daerah Provinsi terdiri dari :

1. Sekretariat Daerah; 2. Sekretariat DPRD; 3. Dinas Daerah; dan 4. Lembaga Teknis Daerah.

Perangkat Daerah Kabupaten /Kota, terdiri atas:

1. Sekretariat Daerah; 2. Sekretariat DPRD; 3. Dinas Daerah;

4. Lembaga Teknis Daerah; 5. Kecamatan; dan

6. Kelurahan.

Sekretariat Daerah

Sekretariat Daerah dipimpin oleh Sekretaris Daerah. Sekretaris Daerah Provinsi diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas

usul Gubernur sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur atas usul Bupati/Walikota sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Sekretaris Daerah diangkat dari pegawai negeri sipil yang memenuhi persyaratan dan karena kedudukannya Sekretaris Daerah sebagai pembina pegawai negeri sipil di daerahnya.

Sekretaris Daerah mempunyai tugas dan kewajiban membantu kepala daerah dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis daerah. Dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya, Sekretaris Daerah bertanggung jawab kepada kepala daerah.

Sekretariat DPRD

Sekretariat DPRD dipimpin oleh Sekretaris DPRD. Sekretaris DPRD diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur/Bupati/ Walikota dengan persetujuan DPRD.

Tugas Sekretaris DPRD adalah:

1. Menyelenggarakan administrasi kesekretariatan DPRD; 2. Menyelenggarakan administrasi keuangan DPRD; 3. Mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD;

4. Menyediakan dan mengkoordinasi tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan kemampuan keuangan daerah.

Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretariat DPRD secara teknis operasional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

pimpinan DPRD dan secara administratif bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.

Dinas

Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang dipimpin oleh Kepala Dinas. Kepala Dinas diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Daerah dari pegawai negeri sipil yang memenuhi syarat atas usul Sekretaris Daerah.

Lembaga Teknis Daerah

Lembaga teknis daerah merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik. Lembaga teknis daerah berbentuk badan, kantor, atau rumah sakit umum daerah.

Badan, Kantor, atau Rumah Sakit Umum Daerah masing-masing dipimpin oleh Kepala yang diangkat oleh Kepala Daerah dari pegawai negeri sipil yang memenuhi syarat atas usul Sekretaris Daerah.

Kepala Badan, Kepala Kantor, atau Kepala Rumah Sakit Umum Daerah bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.

Kecamatan

Kecamatan dibentuk di wilayah Kebupaten/Kota dengan peraturan daerah (Perda) dengan berpedoman pada peraturan pemerintah.

Kecamatan dipimpin oleh Camat yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan sebagian wewenang Bupati atau Walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. Di samping itu, Camat juga menyelenggarakan tugas umum pemerintahan yang meliputi:

1. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat; 2. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentuan dan

ketertiban umum;

3. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakkan peraturan perundang-undangan;

4. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum;

5. Mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan;

6. Membina penyelenggaraan pemerintahan dasar dan/atau kelurahan;

7. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan daerah atau kelurahan.

Camat diangkat oleh Bupati/Walikota atas usul Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota dari pegawai negeri sipil yang menguasai pengetahuan teknis pemerintahan dan memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, Camat dibantu oleh Perangkat Kecamatan dan bertanggung jawab kepada

Bupati/Walikota melalui Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota. Perangkat kecamatan bertanggung jawab kepada Camat.

Kelurahan

Kelurahan dibentuk di wilayah kecamatan dengan peraturan daerah (Perda).

Kelurahan dipimpin oleh Lurah yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan dari Bupati/ Walikota. Di samping itu, Lurah mempunyai tugas:

1. Pelaksanaan kegiatan pemerintahan kelurahan; 2. Pemberdayaan masyarakat;

3. Pelayanan masyarakat;

4. Penyelenggaraan ketentuan dan ketertiban umum; 5. Pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum. Lurah diangkat oleh Bupati/Walikota atas usul Camat dari pegawai negeri sipil yang menguasai pengetahuan teknis pemerintahan dan memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, Lurah dibantu oleh perangkat kelurahan dan bertanggung jawab kepada Bupati/ Walikota melalui Camat. Perangkat kelurahan bertanggung jawab kepada Lurah. Untuk kelancaran pelaksanaan tugas lurah, pada kelurahan dapat dibentuk lembaga lainnya sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan yang perlu

Dalam dokumen SISTEM PENYELENGGARAAN NKRI12 (Halaman 18-35)

Dokumen terkait