• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.8. Perencanaan Tata Ruang Wilayah Kota Makassar

Peraturan Daerah Kota Makassar No. 26 Tahun 2007 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RT/RW) Kota Makassar Tahun 2000 – 2010. Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RT/RW) Kota Makassar 2000-2010 menyebutkan bahwa Bandar Udara Sultan Hasanuddin

III - 6 Makassar yang berlokasi di Maros di arahkan untuk menjadi Pelabuhan udara dengan pelayanan Internasional, sehingga diperlukan pengembangan fasilitas terminal atau landasan yang mampu menampung dan pendaratan pesawat berbadan besar. Oleh karena itu maka dalam pengembangannya perlu direncanakan peningkatan dan pengembangan fasilitas jasa angkutan udara secara bertahap agar sampai dengan tahun 2010 Bandara Sultan Hasanuddin masih layak dipergunakan dengan menambah panjang landasan tahun 2007 dari 2200 m menjadi 2650 m.

Agar volume penerbangan dapat ditingkatkan untuk jangka panjang perlu dipisahkan antara penerbangan Angkatan Darat dan penerbangan sipil/komersial. Kemudian untuk daerah-daerah yang menjadi lintasan pesawat terbangun untuk lepas landas dan pendaratan ketinggian bangunan tidak boleh melebihi ketentuan tinggi bangunan maksimum di daerah sekitar Bandara.

IV - 1 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1. fluktuasi kebisingan yang terjadi di perumahan sudiang akibat aktifitas di bandara sultan hasanuddin.

Berdasarkan identifikasi kebisingan yang di timbulkan oleh seluruh jenis pesawat yang beraktivitas yang dilakukan di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar Sekitaran Perumnas Sudiang.

4.1.1. Waktu dan hasil pengukuran tingkat kebisingan

Waktu dan hasil pengukuran tingkat kebisingan dilaksanakan di Bandara Sultan Hasanuddin wilayah Perumnas Sudiang.

Tabel 4.1: Tempat dan Waktu Penelitian

No TITIK PENELITIAN

WAKTU

START FINISH

1

Sekitaran wilayah perumnas sudiang.

08 : 00 WITA 18 : 00 WITA

IV - 2 Tabel 4.2: hasil penelitian tingkat kebisingan pada pagi hari pukul 08:00 – 11:00

Waktu

pengukuran No

Data Kebisingan

(dBA)

Hasil Tingkat Kebisingan

(dBA)

Waktu

pengukuran No

Data Kebisingan

(dBA)

Hasil Tingkat Kebisingan

(dBA)

1 92,6 50,1 36 52,7 80,3

2 86,4 52,3 37 61,7 80,5

3 86,5 52,7 38 62,5 80,5

4 85,4 60,1 39 64,3 80,5

5 82,9 60,2 40 65,1 81,5

6 81,7 60,5 41 67,2 81,7

7 80,5 61,7 42 68,5 81,7

8 63,2 62,5 43 72,3 81,9

9 63,5 62,7 44 73,5 82,1

10 66,2 63,1 45 75,6 82,5

11 68,7 63,2 46 77,6 82,9

08 : 00 - 11 : 00 12 90,5 63,5 47 80,5 83,2

13 90,9 63,7 48 82,1 83,5

14 91,7 64,3 49 83,5 84,3

15 74,2 65,1 50 82,5 85,4

16 65,2 65,2 51 86,2 85,9

17 52,3 65,3 52 88,5 85,9

18 50,1 66,2 53 90,7 86,2

19 63,7 67,2 54 92,1 86,2

20 60,5 68,5 55 91,2 86,4

21 75,2 68,7 56 90,2 86,5

22 78,9 70 57 88,3 86,5

23 81,5 71,5 58 86,5 88,3

24 85,9 72,1 59 85,9 88,5

25 90,7 72,3 60 83,2 89,5

26 91,2 73,5 61 81,7 90,2

27 89,5 74,2 62 80,5 90,5

28 86,2 74,2 63 77,7 90,7

29 84,3 74,3 64 75 90,7

30 81,9 75 65 74,3 90,9

31 80,3 75,2 66 72,1 91,2

32 74,2 75,6 67 70 91,2

33 71,5 77,6 68 65,3 91,7

34 63,1 77,7 69 62,7 92,1

35 60,2 78,9 70 60,1 92,6

08 : 00 - 11 : 00

IV - 3 Gambar 4.1: Fluktuasi tingkat kebisingan pada pagi hari pukul 08:00 – 11:00

IV - 4 Tabel 4.3: hasil penelitian tingkat kebisingan pada siang hari pukul 11:30 – 14:30

Waktu

Pengukuran No Data Kebisingan (dBA)

Hasil Tingkat kebisingan

(dBA)

Waktu

Pengukuran No

Data Kebisingan

(dBA)

Hasil Tingkat kebisingan

(dBA)

1 58,2 35,9

11 : 30 - 14 : 30

36 78,2 61,2

2 57,6 41 37 76,3 62,1

3 56,2 42,1 38 74,3 62,3

4 55,1 43,2 39 71,7 63,7

5 53,2 45,2 40 67,3 64,3

6 51,5 45,4 41 65,2 64,3

7 48,2 45,5 42 62,3 65,2

8 47,7 47,1 43 60,1 66,7

9 45,2 47,2 44 57 66,7

10 52,8 47,7 45 55,2 67,3

11 53,2 48,2 46 53,7 68,5

12 55,1 49,1 47 51,5 68,5

13 57,5 49,5 48 50 69,9

14 58,8 50 49 49,1 71,7

15 59,9 51,2 50 47,2 72,1

16 62,1 51,5 51 45,4 72,1

11 : 30 - 14 : 30 17 64,3 51,5 52 43,2 74,2

18 66,7 52,8 53 41 74,3

19 68,5 53,2 54 42,1 75,4

20 72,1 53,2 55 45,5 76,3

21 75,4 53,7 56 47,1 78,2

22 81,3 53,7 57 49,5 80,7

23 82,7 55,1 58 51,2 81,3

24 85,5 55,1 59 53,7 81,6

25 88,1 55,2 60 55,2 82,7

26 89,7 55,2 61 59,4 83,2

27 90,6 56,2 62 61,2 85,5

28 91,7 57 63 63,7 85,6

29 91 57,5 64 64,3 87,2

30 89,1 57,6 65 66,7 88,1

31 87,2 58,2 66 68,5 89,1

32 85,6 58,8 67 69,9 89,7

33 83,2 59,4 68 72,1 90,6

34 81,6 59,9 69 74,2 91

35 80,7 60,1 70 35,9 91,7

IV - 5 Gambar 4.2: Fluktuasi tingkat kebisingan pada siang hari pukul 11:30–14:30

IV - 6 Tabel 4.4: hasil penelitian tingkat kebisingan pada sore hari pukul 15:00 – 18:00

Waktu

Pengukuran No

Data Kebisingan

(dBA)

Hasil Tingkat Kebisingan

(dBA)

Waktu

Pengukuran No

Data Kebisingan

(dBA)

Hasil Tingkat Kebisingan

(dBA)

1 76,5 50

15 : 00 - 18 : 00

36 62,3 70,9

2 78,3 50,1 37 60,6 70,9

3 79,8 51,2 38 67,8 71,3

4 81,3 52,4 39 73,4 71,6

5 85,2 52,4 40 70,9 72,8

6 87,3 52,9 41 63,4 73,4

7 89,2 53,2 42 69,7 75,3

8 91,3 54,8 43 70,9 75,4

9 90,2 54,9 44 60,1 75,6

10 89,1 56,5 45 92,5 76,1

11 86,3 56,7 46 87 76,5

12 84,2 57,8 47 80,4 76,9

13 81 58,7 48 78,1 78,1

14 78,2 59,6 49 60,7 78,2

15 : 00 - 18 : 00 15 75,4 60,1 50 61,3 78,3

16 70,2 60,1 51 59,6 79,8

17 75,6 60,6 52 57,8 80

18 72,8 60,7 53 53,2 80,4

19 80,7 60,8 54 52,4 80,7

20 80 61,3 55 52,9 80,7

21 71,3 61,8 56 60,8 81

22 75,3 61,9 57 76,1 81,3

23 69 62,3 58 51,2 82,5

24 61,8 62,4 59 86,7 84,2

25 63,1 63,1 60 80,7 85,2

26 56,7 63,4 61 82,5 86,1

27 52,4 64,5 62 76,9 86,3

28 54,8 65,9 63 65,9 86,7

29 86,1 67,8 64 62,4 87

30 69,8 68,9 65 58,7 87,3

31 68,9 69 66 56,5 89,1

32 64,5 69,7 67 54,9 89,2

33 71,6 69,8 68 50,1 90,2

34 70,8 70,2 69 50 91,3

35 60,1 70,8 70 61,9 92,5

IV - 7 Gambar 4.3: Fluktuasi tingkat kebisingan pada sore hari pukul 15:00 – 18:00

IV - 8 Tabel 4.5: Hasil pengukuran tingkat kebisingan pada pagi,siang dan sore hari

Titik Penelitian

Waktu Pengukuran Hari Rabu

25-03-2015

Hasil

Tingkat kebisingan

(dBA) Tingat

Kebisingan Rata-rata Sekitaran

Wilayah perumnas

Sudiang

Terendah Tertinggi

Pagi 08:00-11:00 50,1 92,6 76,6

Siang 11:30-14:30 35,9 91,7 63,6

Sore 15:00-18:00 50 92,5 70,5

Hasil pengukuran tingkat kebisingan yang dilakukan di sekitar perumnas sudiang selama 10 jam yakni mulai dari pukul 08:00 – 18:00 yang di kelompokkan menjadi 3 ( tiga ) bagian yang diantaranya,Pagi,Siang, dan sore hari.

Dari hasil pengukuran tingkat kebisingan tersebut masing – masing memperoleh data yang dimana data tersebut didapatkan dari hasil pengukuran itu sendiri dengan menggunakan alat ukur kebisingan (Sound level meter ). data Pagi,Siang, dan Sore hari yang di dapat adalah sebagai berikut:

Dari hasil pengukuran pada Pagi hari di dapatkan hasil terendah sampai yang tertingginya yang dimana di lakukan mulai pukul 08:00 – 11:00 yang dimana terendah sampai tertinggi dan rata-ratanya adalah : terendahnya 50,1 dBA,tertinggi 92,6 dBA dan rata-ratanya 76,6 dBA dan dari hasil pengukuran pada Siang hari yang didapatkan saat pengukaran yang dilakukan mulai pukul 11:30 – 14:30 yang dimana terendahnya didapatkan hasil 39,9 dBA,tertingginya 91,7 dBA dan rata-ratanya 63,6

IV - 9 dBA Sedangkan hasil yang di dapatkan pada saat pengukuran di sore hari yang dimana dilakuka mulai pukul 15:00 – 18:30 memperoleh hasil terendahnya 50 dBA sedangkan tertingginya 92,5 dBA dan rata-ratanya 70,5 dBA

Dari hasil pengukuran tinggkat kebisingan diatas maka bisa diketahui bahwa pada pagi dan sore hari lebih tinggi tingkat kebisingannya di bandingkan pada siang hari.

Dari hasil penelitian tingkat kebisingan yang di lakukan di Pesumnas Sudiang memperoleh hasil tingkat kebisingan paling tingginya sebesar 92,6 dBA dan dari hasil penelitian terdahulu 58,08 dBA. Kedua hasil analisa memperlihatkan bahwa tingkat kebisingan di perumnas sudiang sudah berada di atas baku mutu karena tingkat kebisingan yang dipersyaratkan yaitu sebesar 55 dBA sesuai Keputusan Mentri Negara Lingkungan Hidup No.Kep-48/MNLH/11/1996.tgl. 25 Nov. 1996. Tentang baku mutu kebisingan dan Praturan Pemerintah RI No. 40 thn. 2012 Tentang Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara Pasal 34 ayat (1) dan merujuk kepada UPTD Laboratorium Lingkungan , Balai Lingkungan Hidup (BLH).

Mengacu pada baku mutu tingkat kebisingan yang terjadi di perumnas sudian sudah melampaui batas ambang baku mutu maka dari itu pemerintah kota makassar beserta badan pengelolah bandar udara harus melakukan upaya penyuluhan dalam mengatasi dampak kebisingan

IV - 10 terhadap masyarakat setempat. Hal ini sangat penting di bicarakan sebab menyangkut kesehatan dan nyawa setiap orang yang bermukin di sekitaran bandara.

4.2. Pengaruh kebisingan terhadap penduduk di perumahan sudiang akibat aktifitas di bandara sultan hasanuddin.

4.2 .1. Pengaruh Kebisingan Terhadap Penduduk

Bising merupakan suara atau bunyi yang mengganggu. Bising dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti gangguan fisiologis,gangguan komunikasi dan ketulian. Ada yang menggolongkan gangguannya berupa gangguan Auditory,misalnya gangguan terhadap pendengaran dan gangguan non Auditory seperti gangguan komunikasi, ancaman bahaya keselamatan, menurunya performan kerja, stress dan kelelahan. Lebih rinci dampak kebisingan terhadap kesehatan pekerja dijelaskan sebagai berikut:

1. Gangguan Fisiologis

Pada umumnya, bising bernada tinggi sangat mengganggu, apalagi Bila. terputus-putus atau yang datangnya tiba-tiba. Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah (± 10 mmHg), peningkatan nadi, konstriksi pembuluh darah perifer terutama pada tangan dan kaki, serta dapat menyebabkan pucat dan gangguan sensoris. Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan pusing/sakit kepala. Hal ini disebabkan bising dapat merangsang situasi reseptor vestibular dalam telinga dalam yang akan menimbulkan evek pusing/vertigo. Perasaan

IV - 11 mual, susah tidur dan sesak nafas disbabkan oleh rangsangan bising terhadap system saraf, keseimbangan organ, kelenjar endokrin, tekanan darah, system pencernaan dan keseimbang anelektrolit.

2. Gangguan Komunikasi

Gangguan komunikasi biasanya disebabkan masking effect (bunyi yang menutupi pendengaran yang kurang jelas) atau gangguan kejelasa suara. Komunikasi pembicaraan harus dilakukan dengan cara berteriak.

Gangguan ini menyebabkan terganggunya pekerjaan, sampai pada kemungkinan terjadinya kesalahan karena tidak mendengar isyarat atau tanda bahaya. Gangguan komunikasi ini secara tidak langsung membahayakan keselamatan seseorang.

3. Gangguan Keseimbangan

Bising yang sangat tinggi dapat menyebabkan kesan berjalan di ruang angkasa atau melayang, yang dapat menimbulkan gangguan fisiologis berupa kepala pusing (vertigo) atau mual-mual.

4. Efek pada pendengaran

Pengaruh utama dari bising pada kesehatan adalah kerusakan pada indera pendengaran,yang menyebabkan tuli progresif dan efek ini telah diketahui dan diterima secara umum dari zaman dulu. Mula-mula efek bising pada pendengaran adalah sementara dan pemuliahan terjadi secara cepat sesudah pekerjaan di area bising dihentikan. Akan tetapi apabila bekerja terus-menerus di area bising maka akan terjadi tuli

IV - 12 menetap dan tidak dapat normal kembali, biasanya dimulai pada frekuensi 4000 Hz dan kemudian makin meluas ke frekuensi sekitarnya dan akhirnya mengenai frekuensi yang biasanya digunakan untuk percakapan.

Macam-macam gangguan pendengaran (ketulian), dapat dibagi atas:

1. Tuli sementara (Temporaryt Treshold Shift =TTS)

Diakibatkan pemaparan terhadap bising dengan intensitas tinggi.

Seseorang akan mengalami penurunan daya dengar yang sifatnya sementara dan biasanya waktu pemaparan terlalu singkat. Apabila tenaga kerja diberikan waktu istirahat secara cukup, daya dengarnya akan pulih kembali.

2. Tuli Menetap (Permanent Treshold Shift =PTS)

Diakibatkan waktu paparan yang lama (kronis), besarnya PTS di pengaruhi faktor-faktor sebagai berikut :

a. Tingginya level suara b. Lama paparan

c. Spek trum suara

3. Trauma Akustik

Trauma akustik adalah setiap perlukaan yang merusak sebagian atau seluruh alat pendengaran yang disebabkan oleh pengaruh pajanan tunggal atau beberapa pajanan dari bising dengan intensitas yang sangat

IV - 13 tinggi yang dapat memecahkan gendang telinga, merusakkan tulang pendengaran atau saraf sensoris pendengaran.

5. Tinitus

Tinitus merupakan suatu tanda gejala awal terjadinya gangguan pendengaran.Gejala yang ditimbulkan yaitu telinga berdenging. Orang yang dapat merasakan tinnitus dapat merasakan gejala tersebut pada saat keadaan hening seperti saat tidur malam hari atau saat berada diruang pemeriksaan audiometri (ILO,1998).

Sumber :

Ambar,Pencemaran Udara, 1999 Nasri, Teknik Pengukuran dan Pemantauan Kebisingan di Tempat Kerja, 1997 Sastro winoto, Penanggulangan Dampak Pencemaran Udara Dan Bising Dari Sarana Transportasi, 1985.

4.3. Pengendalian tingkat kebisingan yang terjadi di perumahan sudiang akibat aktifitas di bandara sultan hasanuddin.

Kebisingan sebagai suara yang tidak dikehendaki harus dikendalikan agar tidak mengganggu kenyamanan dan kesehatan manusia. Getaran yang dibangkitkan seca raterus menerus (kontinyu) akan mengakibatkan stress, mual, atau pusing tergantung frequensi yang dibangkitkan. Tingkat kebisingan pada suatu titik yang berasosiasi dengan sumber peruntukan lingkungan yang tertentu disebut kebisingan ambien.

Kontrol kebisingan dilakukan sebagai upaya pengendalian kebisingan

IV - 14 ambient untuk mereduksi tingkat kebisingan sampai taraf yang ditentukan oleh baku tingkat kebisingan untuk lingkungan dengan peruntukan tertentu.

Dalam upaya pengendalian tingkat kebisingan yang terjadi maka dilakukan Program perencanaan kebisingan dalam hal ini adalah program-program yang dirancang untuk mengetahui pencegahan kebisingan diwilayah Bandar Udara Sultan Hasanuddin Makassar, sumber dampak berasal dari pengoperasian pesawat udara saat lepas landas maupun saat akan mendarat.

Upaya pengelolaan pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh Angkasa Pura I selaku pengelolah Bandar Udara Sultan Hasanuddin Makassar adalah melakukan penanaman dan penghijauan dilingkungan Bandara.

Peran serta masyarakat untuk mendukung pengelolaan aspek lingkungan bandar udara adalah ikut serta bertanggung jawab untuk mewujudkan Bandar Udara yang nyaman baik bagi diri sendiri maupun lingkungan.

Mengacu pada baku mutu kebisingan hasil kualitas kebisingan di sekitaran Bandar udara Sultan Hasanuddin cukup baik, Hal ini bahwa kegiatan lalulintas pesawat dan kegiatan penunjang belum banyak berpengaruh terhadap kualitas kebisingan di sekitar Bandara.

IV - 15 Kebisingan menurut hasil pengukuran pada titik pengambilan sampel masih pada tingkat baku mutu yang telah ditentukan. Artinya masih dalam standar kegiatan operasional bandar udara.

4.3.1. Tingkat Kondisi Cuaca Saat Penelitian.

Kondisi cuaca pada saat penelitian sangat mendukung sekalian angin berubah-ubah arah umumnya pada pukul 07.00 –14.00 WIB angin umumnya dari Timur laut, pada sore hari angin umumnya dari Barat Laut sedangkan kecepatan umumnya di bawah 10 Knots sehingga operasional penerbangan kebanyakan take off dan landing dari Barat Landas Pacu.

V - 1 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari hasil pengukuran tingkat kebisingan yg di lakukan di sekitaran wilayah permukiman sudiang akibat aktifitas di bandara Sultan Hasanuddin yang di laksanakan pada Hari rabu, tanggal 25 maret 2015 pukul: 08:00-18:00 maka di dapatkan hasil tingkat kebisingannya

Dari hasil penelitian tingkat kebisingan yang di lakukan di Pesumnas Sudiang memperoleh hasil tingkat kebisingan paling tingginya sebesar 92,6 dBA dan dari hasil penelitian terdahulu 58,08 dBA. Kedua hasil analisa memperlihatkan bahwa tingkat kebisingan di perumnas sudiang sudah berada di atas baku mutu karena tingkat kebisingan yang dipersyaratkan yaitu sebesar 55 dBA sesuai Keputusan Mentri Negara Lingkungan Hidup No.Kep-48/MNLH/11/1996.tgl. 25 Nov. 1996. Tentang baku mutu kebisingan dan Praturan Pemerintah RI No. 40 thn. 2012 Tentang Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara Pasal 34 ayat (1) dan merujuk kepada UPTD Laboratorium Lingkungan , Balai Lingkungan Hidup (BLH).

Fluktuasi tingkat kebisingan yang diperoleh dari hasil pengukuran atau penelitian yang dilakukan di sekitaran perumahan sudiang akibat aktifitas bandar udara Sultan Hasanuddin makassar tidak merata atau naik turun itu karena dipengaruhi oleh keadaan cuaca dan dikarnakan

V - 2 jenis-jenis pesawat yang melintas yang di ukur kebisinganyapun berbeda-beda.

Pengaruh Kebisingan yang terjadi di sekitaran perumahan sudiang akibat aktifitas di Bandar Udara Sultan Hasanuddin, umumnya dapat menyebabkan gangguan pendengaran, susah tidur dan menyebabkan terganggunya kenyamanan kerja. Maka dari itu kebisingan sebagai suara yang tidak dikehendaki harus dikendalikan agar tidak menggangu kenyamanan dan kesehatan manusia.

Mengacu pada baku mutu tingkat kebisingan yang terjadi di perumnas sudian sudah melampaui batas ambang baku mutu maka dari itu pemerintah kota makassar beserta badan pengelolah bandar udara harus melakukan upaya penyuluhan dalam mengatasi dampak kebisingan terhadap masyarakat setempat. Hal ini sangat penting di bicarakan sebab menyangkut kesehatan dan nyawa setiap orang yang bermukin di sekitaran bandara.

B. SARAN

a. Dalam kegiatan Bandar Udara di haruskan memperhatikan tingkat kebisingan yang dihasilkan akibat operasional bandara pada umumnya dan pesawat pada khususnya.

b. Memperbanyak penanaman pohon baik di sekitar bandara maupun di sekitar permukiman.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus, PT. AngkasaPura I Cabang Bandara A. Yani Semarang, 2006-2007,Laporan RPL dan RKL

Basuki Heru, Merancang merencana lapangan terbang, Alumni 1985 Bandung.

Harijanto Fr.2000. Buku I Teknik Bandar Udara. Penerbit Ananda : Yogyakarta.

Horonjeff, Robert & Mckelvey F.X. 1988 Perencanaan dan Perancangan Bandara . Edisi Ketiga, Jilid I. Penerbit Erlangga : Jakarta.

Sasongko D.P, Hadiyarto A, Sudharto P Hadi, Asmorohadi Nasio, Sartono, Wardhani. 1992. Airport engineering. Biro Penerbit : yogyakarta

Subagyo A,2000, kebisingan Lingkungan, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, semarang

Gambar Dokumentasi Penelitian

Gambar 5.1 : Pesawat akan mendarat

Gambar 5.2 : Pengukuran data kebisingan

LAMPIRAN

Gambar 5.3: Pengukuran data

Gambar 5.4 : Pengukuran kebisingan

LAMPIRAN

Gambar 5.5 : Pesawat setelah lepas landas

Gambar 5.6 : mencari lokasi titik pengukuran

LAMPIRAN

Gambar 5.7 : Pengukuran data di lokasi apron

Gambar 5.8 : pengukuran data kebisingan

Gambar 5.9 : Pengukuran kebisingan

LAMPIRAN

Dokumen terkait