• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perentangan Dan Enumerasi

Misalkan graf G adalah graf terhubung dengan p titik dan q sisi. Pada G kita dapat melenyapkan satu sisi x, sehingga G-x masih tetap merupakan graf terhubung. Graf G-x disebut subgraf perentang. Hal ini telah disinggung pada  beberapa minggu yang lalu. Selanjutnya, jika G memuat siklus dan kemudian dilakukan pelenyapan satu sisi pada siklus tersebut dan seterusnya sehingga subgraf yang terakhir tidak memuat lagi siklus, maka subgraf terakhir tersebut disebut pohon perentang. Jika dilakukan lagi hal yang sama yakni

diperoleh lagi pohon perentang yang lain. Jika proses pelenyapan sisi-sisi dilakukan berulang-ulang akan diperoleh beberapa pohon perentang dari G. Banyaknya pohon perentang yang diperoleh dapat dihitung dengan menggunakan teorema matriks pohon

Teorema Matriks Pohon

Misalkan G adalah graf berlabel terhubung dengan matriks ketetanggaan A. Matriks M adalah matriks yang diperoleh dari  – A dengan mengganti elemen diagonal ke  –   i dengan derajat vi. Maka semua kofaktor dari matriks M adalah sama dan nilainya sama dengan banyaknya pohon perentang dari G.

Bukti.

1. Kita akan memulai pembuktian ini dengan membuat matriks baru E=(eij) dari G, yakni diperoleh dari matriks keterkaitan B dengan mengganti salah satu angka 1 pada setiap kolmnya dengan -1. Anggota baris ke-i dan kolom ke-j dari EET  adalah ei1ej1+ei2ej2+...+eiqejq, yang jumlahnya sama dengan derajat vi  jika vi=vj. Apabila vi bertetangga dengan vj nilainya -1, dan 0 untuk hal lainnya. Akibatnya EET=M.

2. Pandanglah suatu submatriks dari E yang memuat p-1 kolom.submatriks  berorde px(p-1) ini bersesuaian dengan suatu subgraph perentang H dari graph tersambung G yang memiliki p-1 rusuk. Apabila sebarang baris dari submatriks tersebut dikeluarkan, katakanlah baris ke-k, maka akan diperoleh suatu matriks bujur sangkar F yang berorde (p-1) x (p-1). Jika subgraph perentang H bukan pohon, berarti H memiliki jalan lingkar, sebab H memiliki p titik simpul dan p-1 rusuk.menurut teorema 4, | det F | = 0. Jika subgaraph perentang H merupakan pohon, maka menurut teorema 5, | det F | = 1. Dengan demikian | det F | sama dengan | det FT | = 1.

Untuk memudahkan mengikuti jalan pikiran di atas diberikan suatu contoh sebagai berikut: pandanglah graph G pada berikut.

V V11 XX44 VV44 X X11 XX33 G: G: V V22 XX22 VV33 Gambar 5.1. Gambar Gambar 5.1. Gambar

GG

 = =

 K  K 

44--

 x x

Matriks keterkaitan dari

Matriks keterkaitan dari

GG

 adalah adalah

x1 x1 x2 x2 x3 x3 x4 x4 x5x5 V1 V1 1 1 0 0 0 0 1 1 11 V2 V2 -1 -1 1 1 0 0 0 0 00 E E = = v3 v3 0 0 -1 -1 1 1 0 0 -1-1 V4 V4 0 0 0 0 -1 -1 -1 -1 00 Dan Dan 3 -1 -1 -1 3 -1 -1 -1 -1 -1 2 2 -1 -1 00 EE EETT = = -1 -1 -1 -1 3 3 -1-1 -1 -1 0 0 -1 -1 22

Jika kolom ke-2 dan kolom ke-3 pada matriks E dihilangkan, diperoleh suatu Jika kolom ke-2 dan kolom ke-3 pada matriks E dihilangkan, diperoleh suatu submatriks E1 yang memuat p-1 kolom. Karena p=4, maka submatriks E1 yang submatriks E1 yang memuat p-1 kolom. Karena p=4, maka submatriks E1 yang  berorde px(p-1) adalah

 berorde px(p-1) adalah

X5 X5

1 1 1 1 11 -1 -1 0 0 00 E1 E1 = = 0 0 0 0 -1-1 0 0 -1 -1 00

Subgraf E1 bersesuaian dengan satu subgraf perentang dari G. Sekarang kita akan Subgraf E1 bersesuaian dengan satu subgraf perentang dari G. Sekarang kita akan membentuk matriks bujursangkar F dengan menghilangkan salah satu baris E1, membentuk matriks bujursangkar F dengan menghilangkan salah satu baris E1, katakanlah baris ke-2. Bentuk matriks F adalah

katakanlah baris ke-2. Bentuk matriks F adalah

1 1 1 1 11 F F = = 0 0 0 0 -1-1 0 0 -1 -1 00

Pada matriks F dapat dilihat bahwa

Pada matriks F dapat dilihat bahwa



FF



=1. Karena=1. Karena



FF



=1, maka subgraf=1, maka subgraf  perentang dari

 perentang dari G G yang bersesuaian yang bersesuaian dengan E1 dengan E1 merupakan pohon. merupakan pohon. Bentuk subgrafBentuk subgraf  pohonnya dap

 pohonnya dapat dilihat seperti berikt.at dilihat seperti berikt. v v11 xx44 vv44 x x11 xx55 H: H: v v22 vv33

Subgraf perentang H diperoleh dengan menghilangkan sisi x2 dan x3 pada graf G. Subgraf perentang H diperoleh dengan menghilangkan sisi x2 dan x3 pada graf G. Hal ini bersesuaian dengan menghilangkan kolom ke 2 dan kolom ke-3 matriks E. Hal ini bersesuaian dengan menghilangkan kolom ke 2 dan kolom ke-3 matriks E.

3.

3. Pembuktian terakhir teorema matriks pohon adalah menggunakan teoremaPembuktian terakhir teorema matriks pohon adalah menggunakan teorema Binet

Binet –  – Cauchy tentang hukum determinan matriks.Cauchy tentang hukum determinan matriks. Teorema

binet-Teorema binet-cauchy mengatakan bahwa “Jika A dan B adalah dua matriks yangcauchy mengatakan bahwa “Jika A dan B adalah dua matriks yang  berorde

 berorde nxn, nxn, dan dan jika jika k k = = n, n, maka maka det det (A(AKxNKxN BB NxK  NxK ) ) ==



  det A  det AKx]Kx]. Det B. Det BIxK IxK ”.”. Dengan K=1, 2, 3 . . . , k . Jika k=m, maka determinan pada teorema ini adalah Dengan K=1, 2, 3 . . . , k . Jika k=m, maka determinan pada teorema ini adalah determinan perkalian dua matriks bujursangkar.

determinan perkalian dua matriks bujursangkar. Suatu graph tersambung dengan titik simpul V

Suatu graph tersambung dengan titik simpul V11, V, V22, . . . , V, . . . , V33, . . . , V, . . . , Vmm, dan rusuk, dan rusuk X

X11, , XX22, . . . , X, . . . , Xnn ; m = n . sehingga matriks E dari graph tersebut adalah berorde ; m = n . sehingga matriks E dari graph tersebut adalah berorde mxn. Dari matriks E

mxn. Dari matriks EMxNMxN , kita membuat submatriks E , kita membuat submatriks E11 yang berorde m x (m-1) . yang berorde m x (m-1) .  jika

 jika salah salah satu satu baris baris dari dari EE11  dilenyapkan diperoleh matriks bujursangkar F yang  dilenyapkan diperoleh matriks bujursangkar F yang  berorde

 berorde x x (m-1) (m-1) . . untuk untuk teorema teorema Binet-Cauchy: Binet-Cauchy: AAKxIKxI = F, sedangkan B = F, sedangkan BIxK IxK = = FFTT .. dengan mengingat bahwa penghilangan salah satu baris dan kolom pada matriks dengan mengingat bahwa penghilangan salah satu baris dan kolom pada matriks M adalah bersesuaian dengan FF

M adalah bersesuaian dengan FFTT . berarti sebarang kofaktor dari M sama dengan . berarti sebarang kofaktor dari M sama dengan det FF

det FFTT . menurut Binet-Cauchy: det(FF . menurut Binet-Cauchy: det(FFTT) = det F . det F) = det F . det FTT . hal ini menunjukkan . hal ini menunjukkan  bahwa jumlah perkalian dari semua

 bahwa jumlah perkalian dari semua determinan utama F dan Fdeterminan utama F dan FTT sama dengan nilai sama dengan nilai kofaktor elemen utama dari M sedang F bersesuaian dengan pohon perentang dari kofaktor elemen utama dari M sedang F bersesuaian dengan pohon perentang dari G, jika |det F| = 1 . Jadi terbukti bahwa banyaknya pohon perentang dari G sama G, jika |det F| = 1 . Jadi terbukti bahwa banyaknya pohon perentang dari G sama dengan nilai sebarang kofaktor dari M.

dengan nilai sebarang kofaktor dari M.

Pada gambar 3.1 . Matriks M dari graph tersebut adalah Pada gambar 3.1 . Matriks M dari graph tersebut adalah

M =

M =

            

 . . . (4) . . . (4) Kofaktor dari elemen 2, 3, pada matriks M adalah Kofaktor dari elemen 2, 3, pada matriks M adalah

--

       

 = 8 .  = 8 . Jadi bayaknya Jadi bayaknya pohon perenrentang pohon perenrentang dari graph G pdari graph G padaada Gambar 3.1 adalah 8 kedelapan pohon perentang tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.1 adalah 8 kedelapan pohon perentang tersebut dapat dilihat pada

gambar berikut ini.

 Enumerasi

graf adalah menghitung banyaknya graf berlabel yang tidak isomorfik. Konsep enumerasi ini penting karena banyak masalah nyata dapat diselesaikan melalui konsep ini. Misalnya; berapa banyak molekul kimia yang rumusnya C8H18? Berapa banyak rencana arsitektur lantai gedung yang memenuhi sifat-sifat tertentu? Dan lain-lain.

Contoh enumerasi atau menghitung banyaknya graf berlabel yang tidak isomorfik untuk graf degan tiga titik simpul dapat dilihat sebagai berikut.

1 2 3 3 2 3 2 3 2 3 23 2 2 3 2 3 1 1 1 1 1 1 1

Menghitung banyaknya graf sederhana berlabel dengan n titik dapat dilakukan yakni menggunakan konsekwensi

  Lema Jabatan Tangan

. Banyaknya sisi yang mungkin adalah n(n-1)/2 dan setiap sisi ada atau tidak ada mengatakan ada 2 kemungkinan. Jadi banyaknya graf sederhana berlabel yang tidak isomorfik adalah 2n(n-1)/2 . Sedangkan banyaknya graf tak berlabel yang tidak isomorfik lebih kecil karena labelnya tidak berpengaruhlagi. Contoh, banyaknya graf sederhana tak berlabel dengan 3 titik simpul hanya 4 yakni:

Soal. Hitung berapa banyak  pohon perentang dari graf

 K 

7-

e

,

e

 sisi di graf lengkap

 K 

7.

Umpan Balik.

Banyaknya pohon perentang dari suatu graf lengkap sama dengan banyaknya  pohon berlabel berorde tertentu yang tidak isomorf. Banyaknya pohon berlabel yang tidak isomorf dapat dihitung dengan menggunakan teorema Caylay. Ini akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

Soal-Soal

1. Hitung berapa banyak graf dengan 4 titik, dan gambarkan grafnya.

2. Hitung berapa banyak graf berlabel dengan 4 titik, kemudian gambar grafnya.

3. Hitung berapa banyak pohon berlabel dengan 4 titik. Gambar grafnya. Bacaan yang dianjurkan

1. Gary Chartrand, Ortrud R. Oellermann, (1993),

 Applied and

algorithmic Graph Theory

, McGRAW-HILL.

2. Harary, Frank (1972) “Graph Theory”, Addison-Wesley Publishing Company.

3. Hasmawati, Bilangan Ramsey untuk graf gabungan bintang, Disertasi Jurusan Matematika FMIPA ITB, tahun 2008.

4. Reinhard Diestel (2000), Graph Theory: Graduste Texts In Mathematics, Springer.

PERTEMUAN 6

Dokumen terkait