• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pergerakan orang dan barang

Tabel 4.31 Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Grobogan Tahun Anggaran 2006 –

4.8.6. Pergerakan orang dan barang

Kabupaten Grobogan terdiri dari 19 kecamatan, yang pada tiap-tiap kecamatan tersebut terdapat simpul-simpul kegiatan. Di sisi yang lain dalam masing-masing kecamatan itu sendiri terdapat simpul-simpul desa. Dalam kaitannya dengan pergerakan penduduk (faktor penduduk) dan kegiatan dari luar (faktor penarik eksternal).

Kegiatan yang banyak mempengaruhi pergerakan penduduk tersebut adalah kegiatan perekonomian. Selain itu faktor sosial budaya juga dapat mempengaruhi pola pergerakan penduduk tersebut.

Pengembangan sistem transportasi merupakan upaya memantapkan sistem aksesibilitas dan pemeliharaan fungsi, terutama jaringan jalan regional yang terkait dengan hirarki dan fungsi kota/pusat-pusat pengembangan. Sistem jaringan transportasi Kabupaten Grobogan memiliki dua jaringan transportasi darat, yaitu jaringan kereta api dan jaringan jalan. Materi rencana pengembangan sistem jaringan jalan akan mengacu pada Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan dan Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan. Sedangkan rencana pengembangan sistem jaringan kereta api akan mengacu pada Undang-Undang No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian. Selain itu, rencana pengembangan sistem jaringan prasarana transportasi

Penyusunan (RPI2JM) Bidang PU/Cipta Karya

Kabupaten Grobogan Tahun 2015 - 2018

IV - 45

juga harus mengakomodasi rencana jaringan prasarana transportasi Provinsi Jawa Tengah yang tertuang dalam RTRW Provinsi Jawa Tengah.

A. Jaringan Prasarana Kereta Api

Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2007, yang dimaksud prasarana perkeretaapian adalah jalur kereta api, stasiun kereta api, dan fasilitas operasi kereta api agar kereta api dapat dioperasikan.

a. Jalur Kereta Api

Jalur kereta api adalah jalur yang terdiri atas rangkaian petak jalan rel yang meliputi ruang manfaat jalur kereta api, ruang milik jalur kereta api, dan ruang pengawasan jalur kereta api, termasuk bagian atas dan bawahnya yang diperuntukkan bagi lalu lintas kereta api. Jaringan jalur kereta api adalah seluruh jalur kereta api yang terkait satu dengan yang lain yang menghubungkan berbagai tempat sehingga merupakan satu sistem.

Jaringan jalur kereta api yang melewati wilayah Kabupaten Grobogan meliputi: 1. Jalur Kereta Api Semarang – Surabaya.

Kabupaten Grobogan dilalui oleh jalur kereta api Semarang – Surabaya yang merupakan jalur kereta api nasional Pulau Jawa bagian utara. Jalur kereta api nasional ini mempunyai peran penting dalam mendukung pengembangan distribusi orang dan penumpang antar wilayah dalam skala nasional. Pengembangan pelayanan jalur kereta api nasional ini akan mengikuti rencana pengembangan jaringan jalur kereta api nasional yang ditetapkan melalui RTRW Nasional dan Rencana Induk Perkeretaapian Nasional.

2. Jalur Kereta Api Semarang – Surakarta.

Kabupaten Grobogan masuk dalam pengembangan wilayah Kedungsepur (Kendal, Ungaran, Semarang, dan Purwodadi). Untuk meningkatkan aksesibilitas tiap kawasan, maka perlu dikembangkan jalur kereta api Semarang – Surakarta sebagai akses bagi kawasan perkotaan purwodadi dengan Kota Semarang. Selain itu, pengembangan jalur regional ini juga akan memperkuat keterkaitan dua kota PKN yaitu Kota Semarang yang mempungai wilayah pengembangan Kedungsepur, dan Kota Surakarta yang mempunyai wilayah pengembangan Subosuka (Surakarta, Boyolali, Sukaharjo, dan Karanganyar). Trayek kereta api regional ini akan mendukung pengembangan distribusi orang dan penumpang antar wilayah di wilayah Kedungsepur dan Subosuka tersebut. Pengembangan pelayanan kereta api regional Semarang – Surakarta ini perlu adanya evaluasi berkaitan dengan frekwensi pelayanan pada jangka pendek, menengah dan panjang.

3. Jalur Kereta Api komuter.

Jalur kereta api komuter sebagaimana direncanakan pengembangannya dalam RTRW Provinsi Jawa Tengah, akan melalui wilayah Kabupaten Grobogan. Jalur tersebut meliputi : jalur kereta api Semarang – Cepu dan jalur kereta api kedungjati – tuntang – ambarawa. Jalur kereta api komuter dimaksudkan untuk meningkatkan aksesibilitas tiap kawasan dalam pengembangan wilayah Kedungsepur. Trayek kereta api komuter ini akan mendukung pengembangan distribusi orang dan penumpang antar wilayah di wilayah Kedungsepur.

Pengembangan jaringan komuter dapat didasarkan pada kebutuhan dan biaya yang dibutuhkan, jika kebutuhan sangat mendesak dan pembiayaan tidak ada masalah maka mengembangkan jaringan keretaapi komuter ini dapat dilakukan. Pertimbangan lain yang dapat dijadikan alasan pengembangan adalah pertimbangan arus komuter (penduduk ulang alik) dari kota Semarang ke wilayah hinterlandnya.

Penyusunan (RPI2JM) Bidang PU/Cipta Karya

Kabupaten Grobogan Tahun 2015 - 2018

IV - 46

Setiap jalur kereta api tersebut memiliki ruang manfaat, milik, dan pengawasan jalur kereta api. Pengaturan mengenai batas wilayah yang merupakan ruang manfaat, milik, dan pengawasan jalur kereta api, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

b. Stasiun Kereta Api

Stasiun kereta api berfungsi sebagai tempat kereta api berangkat atau berhenti untuk melayani penumpang dan barang. Di stasiun kereta api dapat dilakukan kegiatan usaha penunjang angkutan kereta api dengan syarat tidak mengganggu fungsi stasiun. Pengelompokan kelas stasiun menjadi stasiun besar, sedang, dan kecil, didasarkan pada kriteria sebagai berikut:

1. Fasilitas operasi 2. Frekuensi lalu lintas 3. Jumlah penumpang 4. Jumlah barang 5. Jumlah jalur

6. Fasilitas penunjang.

Berdasarkan kriteria di atas, maka stasiun yang ada di wilayah Kabupaten Grobogan masih tergolong sebagai stasiun kecil. Ada beberapa stasiun yang diarahkan dapat dikembangkan sebagai stasiun sedang yaitu Stasiun Kedungjati, Stasiun Gundih, dan Stasiun Gambrengan. Ketiga stasiun ini memilik peran strategis sebagai simpul distribusi barang dan penumpang bagi wilayah Kabupaten Grobogan maupun daerah di sekitarnya. Selain ketiga stasiun tersebut, direncanakan ada peningkatan stasiun kelas I, II, III sejumlah 2 buah. Pengembangan stasiun tersebut khususnya harus didukung dengan pengembangan fasilitas operasi, jumlah penumpang, jumlah barang, dan fasilitas penunjang. Stasiun kereta api juga dapat menyediakan jasa pelayanan khusus, meliputi : ruang tunggu penumpang, bongkar muat barang, pergudangan, parkir kendaraan, dan penitipan barang.

B. Jaringan Jalan Raya

Menurut Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan dan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2006 tentang Jalan, yang dimaksud Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Penyelenggaraan jaringan jalan yang menjadi kewenangan pemerintah adalah jalan umum. Jalan umum dapat dikelompokkan dalam sistem jaringan jalan, fungsi jalan, status jalan, dan kelas jalan.

Sistem jaringan jalan merupakan satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin dalam hubungan hierarki. Sistem jaringan jalan disusun memperhatikan keterhubungan antarkawasan dan/atau dalam kawasan perkotaan, dan kawasan perdesaan. Sistem jaringan jalan primer disusun berdasarkan rencana tata ruang dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan sebagai berikut:

a. Menghubungkan secara menerus pusat kegiatan nasional, pusat kegiatan wilayah, pusat kegiatan lokal sampai ke pusat kegiatan lingkungan; dan

Penyusunan (RPI2JM) Bidang PU/Cipta Karya

Kabupaten Grobogan Tahun 2015 - 2018

IV - 47

Pusat-pusat kegiatan adalah kawasan perkotaan yang mempunyai jangkauan pelayanan nasional, wilayah, dan lokal.

Sedangkan sistem jaringan jalan sekunder disusun berdasarkan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan yang menghubungkan secara menerus kawasan yang mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi sekunder kedua, fungsi sekunder ketiga, dan seterusnya sampai ke persil.

Berdasarkan sifat dan pergerakan pada lalu lintas dan angkutan jalan, fungsi jalan dibedakan atas arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan. Fungsi jalan pada sistem jaringan primer dibedakan atas arteri primer, kolektor primer, lokal primer, dan lingkungan primer. Fungsi jalan pada sistem jaringan sekunder dibedakan atas arteri sekunder, kolektor sekunder, lokal sekunder, dan lingkungan sekunder.

a. Jalan Arteri Primer

Jalan arteri primer menghubungkan secara berdaya guna antarpusat kegiatan nasional atau antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah. Jaringan jalan ini tidak direncanakan berada di wilayah Kabupaten Grobogan

b. Jalan Kolektor Primer

Jalan kolektor primer menghubungkan secara berdaya guna antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan wilayah, atau antara pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lokal. Jaringan jalan di wilayah Kabupaten Grobogan yang direncanakan sebagai sistem dan fungsi jalan kolektor primer adalah :

 Ruas jalan yang menghubungkan Semarang – Jawa Timur yang melewati Karangawen – Tegowanu – Gubug – Godong – Penawangan – Purwodadi – Tawangharjo – Purwosari – Ngaringan, ke arah Blora, dan Tawangharjo – Wirosari – Kradenan – Gabus ke Kabupaten Ngawi

 Ruas jalan yang menghubungkan Purwodadi dengan Kabupaten Kudus dan Pati yang melewati ruas Purwodadi – Grobogan – Brati – Klambu ke Kabupaten Kudus, serta Purwodadi – Grobogan – ke Kabupaten Pati.

 Ruas jalan yang menghubungkan Kabupaten Grobogan dengan Kota Surakarta yang meliputi ruas Purwodadi – Toroh – Geyer – ke Surakarta.

 Ruas jalan yang menghubungkan Kabupaten Grobogan dengan Kabupaten Semarang yang meliputi ruas Tegowanu – Gubug – Tanggungharjo – Kedungjati – Tempuran (Kabupaten Semarang) – Salatiga, serta ruas Tempuran – Godong.

c. Jalan Lokal Primer

Jalan lokal primer menghubungkan secara berdaya guna pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lingkungan, pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lingkungan, antarpusat kegiatan lokal, atau pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan lingkungan, serta antarpusat kegiatan lingkungan. Jaringan jalan di wilayah Kabupaten Grobogan yang direncanakan sebagai sistem dan fungsi jalan lokal primer adalah :

d. Jalan Lingkungan Primer

Jalan lingkungan primer menghubungkan antarpusat kegiatan di dalam kawasan perdesaan dan jalan di dalam lingkungan kawasan perdesaan. Jaringan jalan di wilayah Kabupaten Grobogan yang direncanakan ditetapkan sebagai sistem dan fungsi jalan lingkungan primer adalah seluruh ruas jalan di kawasan perdesaan selain yang telah ditetapkan sebagai jalan kolektor primer, dan lokal primer.

e. Jalan di dalam Kawasan Perkotaan

Jalan yang berada di kawasan perkotaan baik di kawasan perkotaan ibukota kabupaten (Kota Purwodadi) maupun ibukota kecamatan (IKK) direncanakan melalui sistem dan fungsi jalan arteri sekunder, kolektor sekunder, lokal sekunder, dan lingkungan sekunder. Jalan arteri

Penyusunan (RPI2JM) Bidang PU/Cipta Karya

Kabupaten Grobogan Tahun 2015 - 2018

IV - 48

sekunder menghubungkan kawasan primer dengan kawasan sekunder kesatu, kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kesatu, atau kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kedua. Jalan kolektor sekunder menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder kedua atau kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder ketiga. Jalan lokal sekunder menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan perumahan, kawasan sekunder kedua dengan perumahan, kawasan sekunder ketiga dan seterusnya sampai ke perumahan. Jalan lingkungan sekunder menghubungkan antarpersil dalam kawasan perkotaan. Pengaturan dan perencanaan lebih rinci akan diatur melalui rencana rinci berupa Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan.

Status jalan di dalam kawasan perkotaan yang direncanakan berada di wilayah Kabupaten Grobogan, merupakan jalan kabupaten.

Jaringan jalan di wilayah Kabupaten Grobogan dilalui oleh jalur trayek angkutan umum baik regional maupun lokal. Angkutan adalah pemindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. Angkutan umum terbagi menjadi angkutan umum penumpang dan angkutan umum barang.

a. Angkutan Umum Penumpang

Penyelenggaraan angkutan penumpang umum di wilayah perkotaan dalam trayek tetap dan teratur adalah satu cara penyelenggaraan angkutan untuk memindahkan orang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan mobil bus umum atau mobil penumpang umum yang terikat dalam trayek tetap dan teratur dengan dipungut bayaran. Untuk menyelenggarakan angkutan penumpang umum diperlukan penataan rute angkutan yang disesuaikan dengan pasokan dan permintaan angkutan. Penataan rute dilakukan pada rute angkutan AKAP, AKDP, Angkutan perkotaan, angkutan perdesaan, dan angkutan sewa. Rute angkutan umum akan diatur lebih lanjut melalui Peraturan Bupati. Moda angkutan umum penumpang meliputi : angkutan pick up (angkutan pegunungan), angkutan perdesaan, angkutan perkotaan, angkutan bus sedang, dan angkutan bus besar. Pembukaan rute baru dilakukan dengan melihat potensi perjalanan dan prasarana jalan yang memadai. Rute angkutan perdesaan yang direncanakan adalah : rute Kota Purwodadi ke IKK di wilayah Kabupaten Grobogan.

a. angkutan penumpang Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) melayani penumpang dari dan ke wilayah Kabupaten Grobogan menuju dan dari wilayah di luar provinsi Jawa Tengah, meliputi:

1. Purwodadi – Jakarta; 2. Purwodadi – Surabaya. 3. Purwodadi – Bandung.

b. angkutan penumpang Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) melayani penumpang dari dan ke wilayah Kabupaten Grobogan menuju dari dan ke wilayah di luar wilayah Kabupaten Grobogan di dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah meliputi :

1. Semarang – Blora ; 2. Semarang – Purwodadi; 3. Purwodadi – Solo; 4. Purwodadi – Kudus; 5. Purwodadi – Pati; 6. Semarang – Kedungjati.

c. angkutan perdesaan yang melayani penumpang antar kecamatan di dalam wilayah Kabupaten Grobogan meliputi :

1. Purwodadi – Wirosari; 2. Purwodadi – Kradenan;

Penyusunan (RPI2JM) Bidang PU/Cipta Karya

Kabupaten Grobogan Tahun 2015 - 2018

IV - 49

3. Purwodadi – Gabus; 4. Purwodadi – Gubug; 5. Purwodadi – Godong; 6. Purwodadi – Pulokulon; 7. Purwodadi – Klambu; 8. Purwodadi – Toroh; dan 9. Godong – Karangrayung.

Gerbang wilayah untuk angkutan adalah terminal baik terminal penumpang maupun barang. Gerbang wilayah yang diusulkan meliputi : optimalisasi terminal tipe A di Purwodadi, normalisasi Terminal Gubug, Godong, dan Wirosari sebagai terminal tipe C, serta pengembangan terminal tipe C di Terminal Kradenan Kecamatan Kradenan, Terminal Gabus Kecamatan Gabus, Terminal Klambu Kecamatan Klambu, Terminal Karangrayung Kecamatan Karangrayung, Terminal Kedungjati Kecamatan Kedungjati, Terminal Toroh Kecamatan Toroh, dan Terminal Pulokulon Kecamatan Pulokulon.

b. Angkutan Umum Barang

Terminal angkutan barang sebagai tempat untuk memuat dan membongkar muatan barang, untuk mendukung simpul distribusi barang pada skala lokal dan regional. Kabupaten Grobogan sebagai lintasan angkutan barang dan juga pusat distribusi barang di Provinsi Jawa Tengah, direncanakan akan dibangun terminal utama angkutan barang sebagai pusat keluar masuk barang di Kabupaten Grobogan, serta terminal pendukung sebagai pendukung terminal utama. Penentuan lokasi terminal angkutan barang ini akan akan memperhatikan potensi barang, jaringan jalan, jaringan transportasi, yaitu direncanakan berada di Kawasan Perkotaan Purwodadi. Sementara untuk terminal pendukung akan dikembangkan di kawasan perkotaan Gubug, Godong, dan Wirosari. Keberadaan terminal utama dan pendukung menggunakan konsep pusat distribusi barang dan dapat menyatu dengan terminal angkutan penumpang. Pusat distribusi barang dapat berkembang menjadi pusat pertumbuhan suatu wilayah sehingga perlu didukung dengan sarana prasarana penunjang dan angkutan.

Selain terminal angkutan barang, Wilayah Kabupaten Grobogan juga direncanakan pengembangan rest area. Rest area dikembangkan sebagai suatu bentuk konsep pelayanan terhadap pengguna angkutan barang dan fasilitas bagi kendaraan angkutan barang yang melitas di wilayah Kabupaten Grobogan. Fasilitas yang tersedia di rest area meliputi : parkir, rumah makan, pom bensin, toilet, suvenir, dan toko. Lokasi potensial untuk dikembangkan sebagai rest area adalah Purwodadi, Wirosari, dan Gubug yang lokasinya dapat menyatu dengan terminal angkutan penumpang.

Pada kawasan-kawasan perkotaan, jaringan jalan diarahkan untuk dilengkapi sarana transportasi seperti shelter, trotoar, dan lahan parkir. Letak shelter hendaknya dekat dan atau menyatu dengan fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas perekonomian agar dapat meminimalisir kemacetan lalu lintas akibat pemberhentian angkutan umum. Trotoar untuk pejalan kaki yang dilengkapi dengan street furniture dibangun pada pusat-pusat keramaian kawasan perkotaan. Lahan parkir wajib disediakan oleh kegiatan komersial dan perkantoran agar dapat meminimalisir parkir umum di tepi jalan

C. Kondisi Jaringan Jalan Kabupaten

Prasarana jalan yang ada di Kabupaten Grobogan adalah sepanjang  883.101 km, dengan perincian berdasarkan jenis permukaan, kondisi jalan dan kelas jalan. Jalan tersebut juga dibedakan menjadi jalan yang dikelola Kabupaten, Propinsi dan Negara dengan satuan

Penyusunan (RPI2JM) Bidang PU/Cipta Karya

Kabupaten Grobogan Tahun 2015 - 2018

IV - 50

Kilometer (Km).

Dalam struktur tata ruang, baik yang akan dikembangkan maupun yang sudah ada, semua didukung oleh pergerakan penduduk. Pergerakan penduduk antar wilayah di Kabupaten Grobogan akan dilayani oleh :

a) Trayek angkutan antar kota, menghubungkan wilayah Kabupaten Grobogan dengan wilayah lain di luar maupun di wilayah kabupaten itu sendiri.

b) Trayek angkutan pedesaan, menghubungkan antar wilayah di dalam wilayah Kabupaten Grobogan.

Secara umum kondisi jalan yang ada di Kabupaten Grobogan pada tahun 2009, dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.32.

Kondisi Jalan di Kabupaten Grobogan Dirinci Per Kecamatan Tahun 2011 Kecamatan

Kondisi Jalan (km)

Jumlah

Baik Sedang Rusak Rusak

Berat Kedungjati 9,839 0 9,091 20,770 39,700 Karangayung 21,841 1,587 5,786 7,787 37,001 Penawangan 19,803 2,550 26,557 11,600 60,510 Toroh 21,699 5,810 9,745 67,296 104,550 Geyer 8,637 1,140 1,993 57,890 69,600 Pulokulon 13,783 12,720 41,653 14,595 82,751 Kradenan 7,789 3,905 7,578 6,828 26,100 Gabus 10,164 3,998 21,133 13,105 48,400 Ngaringan 4,677 3,075 14,694 18,854 41,300 Wirosari 9,868 7,815 8,673 20,645 47,000 Tawangharjo 10,780 3,804 15,448 0,068 30,100 Grobogan 8,907 6,760 5,979 22,254 43,900 Purwodadi 38,286 17,510 17,291 26,103 99,190 Brati 8,071 1,400 8,009 8,320 25,800 Klambu 7,716 2,900 5,342 4,442 20,400 Godong 14,735 2,514 15,735 7,719 40,900 Gubug 14,285 0 7,692 6,623 28,601 Tegowanu 7,508 0 8,061 15,131 30,700 Tanggungharjo 2,940 0,900 0 2,756 6,597 Jumlah Tahun 2011 241,328 78,388 230,400 332,984 883,100 Jumlah Tahun 2010 280,944 292,259 179,885 130,269 883.100 Jumlah Tahun 2009 248,067 222,259 217,518 195,257 883.100 Jumlah Tahun 2008 213,855 168,521 272,290 228,434 883.100

Dokumen terkait