• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.10 Metode Analisis Data

3.10.1 Perhitungan Analisis Data

sistematis data yang diperoleh dari hasil pengujian dengan cara

mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan

yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan dalam menjawab permasalahan

pada penelitian sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian eksperimen

pembuatan kerupuk dengan komposit bonggol pisang adalah dengan

menggunakan metode Analisis Varian Klasifikasi Tunggal (One Way

Clasification). Sebelum analisis varian klasifikasi tunggal harus dilakukan uji

prasyarat terlebih dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitas untuk

mengetahui apakah data sudah normal dan homogen atau tidak. Analisis varian

klasifikasi tunggal digunakan untuk mengetahui kualitas inderawi steam cake labu

kuning hasil eksperimen.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah suatu cara untuk mengetahui apakah data yang

diperoleh dari hasil penilaian normal atau tidak maka untuk membuktikannya,

perlu dilakukan uji normalitas data, dengan uji liliefors karena jumlah data

penelitian kurang dari 30 (sudjana, 2005:466) dengan langkah-langkah sebagai

berikut :

1) Mengurutkan data yang terkecil sampai terbesar

2) Menghitung mean X =

3) Menghitung simpangan baku (S). S = √

4) Mengubah skor dasar menjadi skor baku (Z1). Z =

5) Menghitung luas F (Z1), dengan mengkonsultasikan harga A1 pada

tabel dengan ketentuan jika F1 < Z1 maka Z1 dikurangi F1 dan jika Z1>

F1 dikurangi Z1

6) Menghitung S (Z1) =

7) Menghitung Lo = F (Z1) – S (Z1), dengan ketentuan jika LO > Ltabel, maka data yang diperoleh tidak normal,

jika Lo < Ltabel, maka data yang diperoleh normal

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas adalah suatu cara mengetahui apakah data yang di

peroleh dari penilian panelis agak terlatih homogen atau tidak, maka perlu

dilakukan uji homogenitas data dimana pada penelitian ini menggunakan uji

bartleth (Sudjana, 2005:261), dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menghitung varians dari semua sampel dengan rumus

S2= {∑(n1-1) S / ∑(n1-1)}

b. Mencari harga satuan B dengan rumus

B =( Log S2) ∑(n1-1)

c. Menghitung chi kuadrat dengan rumus

X2 =(In 10){B-∑(n1-1) Log S }

Dengan In 10 =2,3026 disebut logaritma asli dari bilangan

Keterangan :

S2 : varian gabungan

B : koefisien Bartlett

Ni : banyaknya anggota kelas i

Dengan taraf nyata 5% tolak ho jika Xx(1-∞)(x-1), dimana Xx(1-∞)(x-1) didapat

dari tabel distribusi chi kuadrat dengan peluang (1-∞) dan dk : (k-1) dengan k adalah banyak kelompok sampel (Sudjana, 2002:263).

Jika dikatakan normal dan homogen maka dilakukan analisis varian

klasifikasi tunggal.

c. Analisis Varian Klasifikasi Tunggal (ANAVA)

Analisis Varian Klasifikasi Tunggal merupakan teknik statistik parametris

inferensial parametris yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif

rata-rata K sampel secara serempak (Sugiyono, 2012: 166). Pada penelitian ini

komponen yang diuji mutu inderawinya yaitu warna, aroma, tekstur kerenyahan,

dan rasa gurih. Analisa ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya

perbedaan prosentase pengunaan labu kuning terhadap steam cake hasil

eksperimen. Apabila data yang dihasilkan signifikan, maka dilanjutkan dengan uji

tukey. Metode ANAVA ini digunakan untuk mengetahui apakah hipotesis yang

diajukan diterima atau ditolak, maka Fo hasil perhitungan harus dikonsultasikan

Adapun ringkasan analisisnya adalah sebagai berikut:

Sumber varian Derajat bebas (db) Jumlah Rerata JK (mk) Panelis (a) Sampel (b) Error/Kesalahan (c) = a – 1 = b – 1 = . = - = - = – = = = Total a . b – 1

= Σ (

)² -

Sumber : Bambang Kartika, 1988 : 86

Keterangan :

a : Banyaknya sampel b : Jumlah panelis

N : Jumlah subyek seluruhnya

: Jumlah total nilai panelis Σ : Jumlah nilai sampel

: Faktor koreksi.

Apabila diperoleh harga dari F hitung (Fo) > F tabel (F1) pada taraf

signifikan 5 %, maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis kerja (Ha) diterima

dan jika F hitung (Fo) ≤ F tabel (F1) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Apabila F hitung (Fo) > f tabel (F1) maka dapat dikatakan bahwa diantara sampel terdapat

d. Uji Tukey

Uji tukey digunakan apabila dari perhitungan anava klasifikasi tunggal

menyebutkan adanya perbedaan, jika tidak ada perbedaan maka tidak perlu

dilakukan uji lanjutan atau uji tukey. Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan

antar sampel kerupuk komposit bonggol pisang hasil eksperimen, dilakukan uji

tukey dengan nilai pembanding.

Nilai pembanding= Standar Error × Nilai Least Signifikan Difference

= SE x LSD 5 %

Dalam uji tukey digunakan rumus sebagai berikut :

Standar Error = Panelis Jumlah Error Kuadrat Jumlah Rerata

Nilai Least Signifikan Difference dapat dilihat pada tabel. Sebelum

dibandingkan harus dicari rata – rata masing – masing sampel dengan rumus sebagai berikut :

Nilai rata – rata =

Ketentuan penilaian adalah jika nilai selisih antar sampel > Np (nilai

pembanding), berarti terdapat perbedaan yang nyata.

e. Analisis Uji Inderawi

Data yang telah didapat dari uji inderawi kemudian dianalisa dengan rerata

atau mean untuk mengetahui kerupuk hasil eksperimen terbaik. Berikut kualitas

inderawi yang akan dianalisa adalah warna, aroma, tekstur, dan rasa. Adapun

langkah-langkah untuk menghitung rerata skor adalah sebagai berikut :

1) Nilai tertinggi = 4

3) Jumlah kriteria yang di tentukan = 4 kriteria

4) Jumlah panelis keseluruhan = 20

a. Menghitung jumlah skor maksimal = jumlah panelis x nilai tertinggi

=20 x 4 = 80

b. Menghitung jumlah skor minimal = jumlah panelis x nilai terendah

= 20 x 1 =20

c. Menghitung rerata maksimal

Persentase maksimal = =

= 4

d. Menghitung rerata minimal

Persentase minimal = =

= 1

e. Menghitung rentang rerata

Rentang = rerata skor maksimal - skor minimal = 4 -1 = 3

f. Menghitung interval kelas rerata

Interval presentase = rentang : jumlah kriteria = 3 : 4 = 0,75. Berdasarkan

hasil perhitungan tersebut akan diperoleh tabel interval skor dan kriteria kerupuk

hasil eksperimen. Dapat dilihat pada tabel 3.3 sebagai berikut :

Tabel 3.2 Daftar Interval Skor Dan Kriteria

Rerata Skor

Aspek

Warna Aroma Tekstur Rasa Manis

1,00 x<175 Kuning Keputihan Tidak Harum Steam Cake Labu Kuning Tidak

Lembut Tidak Manis

1,76 x< 2,50 Cukup Kuning Kurang Harum Steam Cake Kurang Lembut Kurang Manis

Labu Kuning 2,51 x<3,25 Kuning Cukup Harum Steam Cake Labu Kuning Cukup

Lembut Cukup Manis

3,26 x<4,00 Kuning Keemasan Harum Steam Cake Labu Kuning Lembut Manis

Selanjutnya dari hasil perhitungan tersebut juga akan diperoleh interval skor

dan kriteria kualitas kerupuk hasil eksperimen untuk mengetahui kualitas

keseluruhan kerupuk hasil eksperimen.

(1) 3,25 x 4,00 : Berkualitas secara inderawi

(2) 2,50 x<3,25 : Cukup berkualitas secara inderawi

(3) 1,75 x<2,50 : Kurang berkualitas secara inderawi

(4) 1,00 x <1,75 : Tidak berkualitas secara inderawi.

g. Analisis Uji Inderawi

Analisis ini digunakan untuk mengkaji reaksi konsumen terhadap suatu

bahan atau memproduksi reaksi konsumen terhadap sampel yang diujikan, oleh

karena itu panelis diambil dari jumlah banyak dan mewakili populasi masyarakat

tertentu. Untuk mengetahui daya terima dari konsumen dilakukan analisis

diskriptif kualitatif prosentase yaitu kualitatif yang diperoleh dari panelis harus

dianalisis dahulu untuk dijadikan data kuantitatif. Skor nilai untuk mendapatkan

prosentase dirumuskan sebagai berikut :

X = N

n

X 100

Keterangan :

X = skor prosentase

n = jumlah skor yang diperoleh

N = skor ideal (skor tertinggi x jumlah panelis)

Untuk merubah data skor prosentase menjadi nilai kesukaan konsumen,

analisisnya sama dengan analisis kualitatif dengan nilai yang berbeda, yaitu

sebagai berikut :

Nilai tertinggi = 5 (sangat suka)

Nilai terendah = 1 (tidak suka)

Jumlah kriteria yang ditentukan = 5 kriteria

Jumlah panelis = 80 orang

a. Skor maximum = jumlah panelis x nilai tertinggi= 80 x 5 = 400

b. Skor minimum = jumlah panelis x nilai terendah= 80 x 1 = 80

c. Prosentase Maximum = um skormaksim um skormaksim x 100%= 400 400 x 100% = 100% d. Prosentase Minimum= um skormaksim imum skormin x 100%= 400 80 x 100%=20%

e. Rentangan=Prosentase Maximum – Prosentase Minimum =100% - 20% =80%

f. Interval Prosentase = Rentangan : Jumlah kriteria= 80 : 5 = 16%

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka dapat dibuat tabel interval

Presentase % Kriteria kesukaan 20,00 – 35,99 36,00 – 51,99 52,00 – 67,99 68,00 – 83,99 84,00 – 100 Tidak suka Kurang suka Cukup suka Suka Sangat Suka

Jumlah skor tiap aspek penilaian berdasarkan tabulasi data dihitung

persentasenya, kemudian hasilnya dianalisa pada tabel diatas sehingga diketahui

kriteria kesukaan masyarakat.

72 BAB 4

Dokumen terkait