• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perhitungan Analisis Deskriptif:

Dalam dokumen PI NURUL Pada era globalisasi saat ini (Halaman 44-51)

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.4 Hasil Perhitungan Data

4.4.1 Perhitungan Analisis Deskriptif:

Perbandingan motivasi konsumen berbelanja pada pasar tradisional dan pasar modern dengan analisis deskriptif dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.5

Perhitungan Rata-Rata Presentase Motivasi Konsumen Terhadap Pasar Tradisional Dan Pasar Modern

No. Variabel penelitian Pasar Tradisional /Pasar Modern

Pasar Tradisional Pasar Modern

1 Lokasi 3,18 3,86

2 Harga 3,50 3,32

3 Pelayanan Personal 3,14 3,69

4 Atmosfer Kenyamanan 2,65 3,75

5 Kemudahan Mencapai lokasi 3,12 3,55

Rata -rata 3,12 3,63

Sumber : Data primer diolah tahun (2014)

Hasil perhitungan tingkat motivasi konsumen terhadap variabel penelitian, baik pasar tradisional maupun pasar swalayan menunjukkan bahwa motivasi konsumen mempunyai tingkat keunggulan atau kekuatan paling baik pada pasar tradisional yaitu pada atribut harga. Sedangkan pada pasar swalayan memiliki tingkat keunggulan atau kekuatan pada lokasi, pelayanan personal, atmosfer kenyamanan, kemudahan mencapai lokasi.

4.4.2 Uji T

Penelitian ini menggunakan Uji Paired Sample -Test untuk membuktian hipotesis penelitian. Pengujian ini dilakukan untuk membandingkan dua

kelompok data, dengan melihat taraf signifikansi (pvalue), jika taraf signifikansi yang dihasilkan dari perhitungan lebih kecil dari 0.005 maka hipotesis diterima, sebaliknya jika taraf signifikansi hasilnya lebih besar dari 0.05 maka hipotesis ditolak. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 20.00 maka hasil yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 4.5

Tabel 4.5

Hasil Uji T Berdasarkan Variabel yang Diteliti

Paired Differences t df Sig. (2-

tailed)

Mean Std.

Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 pasar tradisional -

pasar modern -14,340 13,569 1,919 -18,196 -10,484 -7,473 49 ,000

a. Pengujian Hipotesis 1 (Berdasarkan Variabel yang diteliti) Sumber : Data primer yang diolah (2014)

Gambar 4.7

Daerah Penolakan Ho Uji T pada Variabel yang diteliti

Dari hasil perhitungan Tabel 4.5 diperoleh nilai t-hitung untuk variabel yangditeliti adalah -7,473 sedangkan t-tabel dengan tingkat signifikan 0.05 dan df = 98 (0.05;98) adalah 1,984. Maka t-tabel > t-hitung atau tolak Ho ; terima Ha dimana -1,984 > -7,473 dengan menggunakan taraf signifikansi 5%, diperoleh nilai probabilitas kurang dari 0.005 yaitu sebesar 0.000 yang berarti bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan motivasi konsumen dalam berbelanja pada pasar tradisional Kemiri Muka dan pasar modern careefour ITC Depok berdasarkan variabel yang diteliti

Tabel 4.6 Daerah tolak Ho

Daerah tolak Ho

Daerah terima Ho Daerah terima Ho

-T tabel (0.05;98) = -1,984 T hitung = -7,473 -T tabel (0.05;98) = 1,984

Paired Differences t df Mean Std. Deviati on Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 pdb pasar tradisional - pdb pasar modern -,300 1,182 ,167 -,636 ,036 -1,794 49

Hasil Uji T Berdasarkan Variabel yang Diteliti Sumber : Data primer yang diolah (2014)

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat disimpulkan sebagai berikut : b. Pengujian Hipotesis 2 (Berdasarkan Pendapatan )

Gambar 4.12

Daerah Penolakan Ho Uji T pada Pendapatan

Dari hasil perhitungan Tabel 4.6 diperoleh nilai t-hitung berdasarkan pendapatan adalah -1,794 sedangkan t-tabel dengan tingkat signifikan 0.05 dan

Daerah tolak Ho

Daerah tolak Ho

Daerah terima Ho Daerah terima Ho

-T tabel (0.05;98) = -1,984

T hitung = -1,794

df = 98 (0.05;98) adalah sebesar 1,984. Maka t-tabel > t-hitung atau terima Ho ; tolak Ha dimana -1,984 < -1,794 dengan menggunakan taraf signifikansi 5%, diperoleh nilai probabilitas lebih dari 0.005 yaitu sebesar 0,79 yang berarti bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan motivasi konsumen dalam berbelanja pada pasar tradisional Kemiri Muka dan pasar modern careefour ITC Depok berdasarkan pendapatan responden ..

4.5 Pembahasan

Dari hasil analisis deskriptif menunjukan bahwa motivasi konsumen berbelanja pada pasar tradisional dan pasar modern berdasarkan variabel motivasi yang diteliti, memiliki tingkat motivasi paling tinggi pada pasar modern dengan nilai rata – rata 3,63, sedangkan pada pasar tradisional menduduki urutan kedua dengan nilai rata - rata 3,12 Hal ini bisa terjadi karena dengan adanya teori yang menyebutkan bahwa motivasi bisa bersifat obyektif, sehingga sulit untuk menentukan hubungan antara motivasi pembelian dengan produk yang dibeli (Hanafi, 2008). Konsumen membeli dan mengkonsumsi produk bukan sekedar nilai fungsionalnya saja, namun juga karena nilai sosial dan emosionalnya (Nugroho J. Setiadi, 2003)

Dari perhitungan diperoleh hasil bahwa variabel yang memiliki pengaruh besar terhadap motivasi konsumen pada pasar tradisional adalah variabel harga dengan nilai 3,50.

Untuk pasar swalayan variabel yang memiliki 4 nilai tinggi dalam mempengaruhi motivasi konsumen dalam berbelanja adalah : 3,86 untuk produk, 3,69 untuk pelayanan personal, 3,75 untuk atmosfer kenyamanan dan kemudahan mencapai lokasi dengan nilai 3,55

Sedangkan untuk penghitungan uji-t didapat hasil untuk motivasi konsumen berbelanja pada pasar tradisional berdasar variabel yang diteliti diperoleh T-hitung sebesar = -7,473 < T-tabel ( = 5 %, df = 98)

sebesar -1,984 Maka Ha diterima kesimpulanya ada perbedaan motivasi konsumen berbelanja pada pasar tradisional berdasarkan variabel yang diteliti.

Sedangkan untunk penghitungan uji-t didapat hasil untuk motivasi konsumen berbelanja pada pasar tradisional berdasar pendapatan diperoleh T-hitung sebesar = -1,794 < T-tabel ( = 5 %, df = 98) sebesar -1,984. Maka Ho diterima kesimpulanya tidak ada perbedaan motivasi konsumen berbelanja pada pasar tradisional berdasarkan pendapatan.

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh mengenai motivasi konsumen berbelanja pada pasar tradisional dan pasar swalayan di Klaten dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Motivasi konsumen dalam berbelanja pada pasar tradisional dan pasar swalayan berdasarkan variabel yang diteliti adalah lebih tinggi motivasi konsumen pada pasar swalayan dibandingkan pasar tradisional.

2. Variabel yang besar pengaruhnya terhadap motivasi konsumen dalam berbelanja pada pasar tradisional adalah variabel harga. Sedangkan pada pasar swalayan adalah variabel kenyamanan.

3. Tidak ada perbedaan motivasi konsumen berbelanja pada pasar tradisional dan pasar swalayan berdasarkan pendapatan.

Berdasarkan analisis uji-t (paired t-test) dapat dilihat bahwa :

Hasil analisis uji-t (paired t-test) berdasarkan variabel yang diteliti menunjukan nilai T-hitung ≤ T-tabel, yaitu T- hitung sebesar -7,473, T- tabel sebesar -1,984

Hasil analisis uji-t (paired t-test) berdasarkan pendapatan menunjukan nilai T-hitung ≥ T-tabel, yaitu T- hitung sebesar -1,794, T- tabel sebesar -1,984

5.2 Saran

Pada pasar tradisional diharapkan dapat mempertahankan harga karena konsumen dalam melakukan pembelian yang menjadi pertimbangan utama adalah harga. Lokasi pasar tradisional sebaiknya dekat dengan rumah-rumah penduduk dan jalan menuju pasar tradisional sebaiknya diperbaiki. Dalam penataan barang di pasar tradisional kadang kurang diperhatikan maka sebaiknya penataan barang lebih diperhatikan.

1. Pada pasar modern (Carrefour ITC Depok) kenyamanan harus dipertahankan sebab dengan suasana nyaman konsumen akan merasa tenang dalam berbelanja. Mempertahankan dan memperhatikan variabel produk, pelayanan dan pelayanan personal juga harus ditingkatkan

2. Bagi peneliti yang akan membahas masalah yang sama sebaiknya memasukan variabel–variabel yang lain yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat motivasi konsumen.

3. Bagi Pemko Depok UP PD Pasar, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Koperasi dan UKM sebaiknya lebih menata lagi pasar tradisional dengan baik, seperti memperbaiki jalan yang rusak, pembersihan dan pengangkutan sampah yang dilakukan lebih teratur. Sehingga dapat mengembangkan keberadaan pasar tradisional (pasar Kemiri Muka) di kota Depok.

Dalam dokumen PI NURUL Pada era globalisasi saat ini (Halaman 44-51)

Dokumen terkait