4. PEMBAHASAN
4.4. Analisis Kinerja Ruas Jalan
4.4.4. Perhitungan Arus Lalu Lintas
Perhitungan arus menggunakan data volume/jumlah kendaraan yang dikonversikan menjadi satuan mobil penumpang (smp) dengan faktor konversi emp yang diperoleh dari perhitungan pada subbab 4.3. Perhitungan arus dengan emp hasil perhitungan disajikan pada Tabel 4.17 dan Tabel 4.18 dan perhitungan arus dengan emp MKJI pada Tabel 4.19 dan Tabel 4.20 berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Tabel 4.17 Perhitungan arus lalu lintas pada waktu survey pagi dengan emp hasil perhitungan
Sumber: Hasil perhitungan, 2013
JALAN LUAR KOTA
FORMULIR IR - 2: DATA MASUKAN - ARUS LALU LINTAS
- HAMBATAN SAMPING Lalu lintas harian rata-rata tahunan
LHRT (kend/hari) Faktor-k = Pemisahan arah 1/arah 2 =
Komposisi % LV % HV % MC %
Data arus kendaraan/jam menurut jenis Baris Tipe kendaraan
1,1 emp arah 1 LV : 1 HV1 (bus kecil) : 1,55 HV2 (bus besar): 1,64 HV3 (truk2as): 1,62 HV4 (truk3as): 1,89 HV5 (truk5as): 1,97 MC: 0,35 1,2 emp arah 2 LV : 1 HV1 (bus kecil) : 1,58 HV2 (bus besar): 1,79 HV3 (truk2as): 1,79 HV4 (truk3as): 1,87 HV5 (truk5as): 2,04 MC: 0,41
2 Arah kend/jam smp/jam kend/jam smp/jam kend/jam smp/jam kend/jam smp/jam kend/jam smp/jam kend/jam smp/jam kend/jam smp/jam Arah % kend/jam smp/jam
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18] 3 1 258 258 15 23,25 21 34,44 76 123,12 21 39,69 18 35,46 2279 797,65 60 2688 1311,61 4 2 313 313 16 25,28 23 41,17 64 114,56 16 29,92 15 30,6 1347 552,27 40 1794 1106,8 5 1+2 571 571 31 48,05 44 72,16 140 226,8 37 69,93 33 65,01 3626 1269,1 4482 2418,41 6 Pemisahan arah, SP=Q1/(Q1+2) 59,97% 7 Faktor smp Fsmp 0,54
Kelas hambatan samping
Bila data rinci tersedia, gunakan tabel pertama untuk menentukan frekuensi berbobot kejadian, dan selanjutnya gunakan tabel kedua. Bila tidak, gunakan hanya tabel kedua.
1. Penentuan frekuensi kejadian
Perhitungan frekuensi berbobot Simbol Faktor bobot
kejadian per jam per 200 m [21] [22]
dari segmen jalan yang diamati, Pejalan kaki PED 0,6 /jam, 200 m
pada kedua sisi jalan. Parkir, kendaraan berhenti PSV 0,8 /jam, 200 m
Kendaraan masuk + keluar EEV 1 /jam, 200 m
Kendaraan lambat SMV 0,4 /jam
Total: 2. Penentuan kelas hambatan samping
[32] [33] Perkebunan/daerah belum berkembang, tidak ada kegiatan Sangat rendah VL
Beberapa permukiman&kegiatan rendah Rendah L Pedesaan, kegiatan pemukiman Sedang M Pedesaan, beberapa kegiatan pasar Tinggi H Dekat perkotaan, kegiatan pasar/perniagaan Sangat tinggi VH > 350 250 - 349 150 - 249 50 - 149 [31] Kondisi khusus [30] < 50 2,4 0 [24] Frekuensi kejadian Ditangani oleh: Diperiksa oleh:
Frekuensi berbobot kejadian
Tanggal: No. Ruas/Nama Jalan: Kode Segmen:
Tipe kejadian hambatan samping [20]
Kendaraan ringan Kendaraan berat Sepeda motor
[23] 21 Nopember 2012
Frekuensi berbobot
Arus total Q
Kelas hambatan samping
20,4 0 18 0 18 3 0 Alty Alty
55
Tabel 4.18 Perhitungan arus lalu lintas pada waktu survey sore dengan emp hasil perhitungan
Sumber: Hasil perhitungan, 2013
JALAN LUAR KOTA
FORMULIR IR - 2: DATA MASUKAN - ARUS LALU LINTAS
- HAMBATAN SAMPING Lalu lintas harian rata-rata tahunan
LHRT (kend/hari) Faktor-k = Pemisahan arah 1/arah 2 =
Komposisi % LV % HV % MC %
Data arus kendaraan/jam menurut jenis Baris Tipe kendaraan
1,1 emp arah 1 LV : 1 HV1 (bus kecil) : 1,55 HV2 (bus besar): 1,64 HV3 (truk2as): 1,62 HV4 (truk3as): 1,89 HV5 (truk5as): 1,97 MC: 0,35 1,2 emp arah 2 LV : 1 HV1 (bus kecil) : 1,58 HV2 (bus besar): 1,79 HV3 (truk2as): 1,79 HV4 (truk3as): 1,87 HV5 (truk5as): 2,04 MC: 0,41
2 Arah kend/jam smp/jam kend/jam smp/jam kend/jam smp/jam kend/jam smp/jam kend/jam smp/jam kend/jam smp/jam kend/jam smp/jam Arah % kend/jam smp/jam
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18] 3 1 451 451 19 29,45 29 47,56 76 123,12 27 51,03 25 49,25 1021 357,35 42 1648 1108,76 4 2 514 514 19 30,02 24 42,96 69 123,51 19 35,53 15 30,6 1654 678,14 58 2314 1454,76 5 1+2 965 965 38 58,9 53 86,92 145 234,9 46 86,94 40 78,8 2675 936,25 3962 2563,52 6 Pemisahan arah, SP=Q1/(Q1-2) 41,60% 7 Faktor smp Fsmp 0,65
Kelas hambatan samping
Bila data rinci tersedia, gunakan tabel pertama untuk menentukan frekuensi berbobot kejadian, dan selanjutnya gunakan tabel kedua. Bila tidak, gunakan hanya tabel kedua.
1. Penentuan frekuensi kejadian
Perhitungan frekuensi berbobot Simbol Faktor bobot
kejadian per jam per 200 m [21] [22]
dari segmen jalan yang diamati, Pejalan kaki PED 0,6 /jam, 200 m
pada kedua sisi jalan. Parkir, kendaraan berhenti PSV 0,8 /jam, 200 m
Kendaraan masuk + keluar EEV 1 /jam, 200 m
Kendaraan lambat SMV 0,4 /jam
Total: 2. Penentuan kelas hambatan samping
[32] [33] Perkebunan/daerah belum berkembang, tidak ada kegiatan Sangat rendah VL
Beberapa permukiman&kegiatan rendah Rendah L Pedesaan, kegiatan pemukiman Sedang M Pedesaan, beberapa kegiatan pasar Tinggi H Dekat perkotaan, kegiatan pasar/perniagaan Sangat tinggi VH > 350 [30] [31] < 50 50 - 149 150 - 249 250 - 349 0 0 24,2
Frekuensi berbobot kejadian Kondisi khusus Kelas hambatan samping
0 0
4 3,2
21 21
Tipe kejadian hambatan samping Frekuensi kejadian Frekuensi berbobot
[20] [23] [24]
Kode Segmen:
Kendaraan ringan Kendaraan berat Sepeda motor
Arus total Q
Tanggal: 21 Nopember 2012 Ditangani oleh: Alty
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Tabel 4.19 Perhitungan arus lalu lintas pada waktu survey pagi dengan emp MKJI
1997 JALAN LUAR KOTA
FORMULIR IR - 2: DATA MASUKAN - ARUS LALU LINTAS
- HAMBATAN SAMPING
Lalu lintas harian rata-rata tahunan
LHRT (kend/hari) Faktor-k = Pemisahan arah 1/arah 2 =
Komposisi % LV % HV % MC %
Data arus kendaraan/jam menurut jenis
Baris Tipe kendaraan
1,1 emp arah 1 LV : 1 HV: 1,3 MC: 0,5
1,2 emp arah 2 LV : 1 HV: 1,3 MC: 0,5
2 Arah kend/jam smp/jam kend/jam smp/jam kend/jam smp/jam Arah % kend/jam smp/jam
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] 3 1 258 258 151 196,3 2279 1139,5 60 2688 1593,8 4 2 313 313 134 174,2 1347 673,5 40 1794 1160,7 5 1+2 571 571 285 370,5 3626 1813 4482 2754,5 6 8 Pemisahan arah, SP=Q1/(Q1+2) 59,97% 7 Faktor smp Fsmp 0,61
Kelas hambatan samping
Bila data rinci tersedia, gunakan tabel pertama untuk menentukan frekuensi berbobot kejadian, dan selanjutnya gunakan tabel kedua. Bila tidak, gunakan hanya tabel kedua.
1. Penentuan frekuensi kejadian
Perhitungan frekuensi berbobot Simbol Faktor bobot Frekuensi kejadian kejadian per jam per 200 m [21] [22] [23]
dari segmen jalan yang diamati, Pejalan kaki PED 0,6 0 /jam, 200 m 0 pada kedua sisi jalan. Parkir, kendaraan berhenti PSV 0,8 3 /jam, 200 m 2,4 Kendaraan masuk + keluar EEV 1 18 /jam, 200 m 18
Kendaraan lambat SMV 0,4 0 /jam 0
Total: 20,4
2. Penentuan kelas hambatan samping
Frekuensi berbobot kejadian
[30] [32] [33]
< 50 Perkebunan/daerah belum berkembang, tidak ada kegiatan Sangat rendah VL
50 - 149 Beberapa permukiman&kegiatan rendah Rendah L 150 - 249 Pedesaan, kegiatan pemukiman Sedang M 250 - 349 Pedesaan, beberapa kegiatan pasar Tinggi H > 350 Dekat perkotaan, kegiatan pasar/perniagaan Sangat tinggi VH
Arus total Q
[24] Frekuensi berbobot
Kondisi khusus [31]
Kelas hambatan samping Tipe kejadian hambatan samping
[20]
Kendaraan berat
Kendaraan ringan Sepeda motor Tanggal:
No. Ruas/Nama Jalan: Kode Segmen: Ditangani oleh: Diperiksa oleh: Alty Alty 21 Nopember 2012
commit to user
Tabel 4.20 Perhitungan arus lalu lintas pada waktu survey sore dengan emp MKJI
1997 JALAN LUAR KOTA
FORMULIR IR - 2: DATA MASUKAN - ARUS LALU LINTAS
- HAMBATAN SAMPING
Lalu lintas harian rata-rata tahunan
LHRT (kend/hari) Faktor-k = Pemisahan arah 1/arah 2 =
Komposisi % LV % HV % MC %
Data arus kendaraan/jam menurut jenis
Baris Tipe kendaraan
1,1 emp arah 1 LV : 1 HV: 1,3 MC: 0,5
1,2 emp arah 2 LV : 1 HV: 1,3 MC: 0,5
2 Arah kend/jam smp/jam kend/jam smp/jam kend/jam smp/jam Arah % kend/jam smp/jam
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] 3 1 451 451 176 228,8 1021 510,5 42 1648 1190,3 4 2 514 514 146 189,8 1654 827 58 2314 1530,8 5 1+2 965 965 322 418,6 2675 1337,5 3962 2721,1 6 8 Pemisahan arah, SP=Q1/(Q1+2) 41,60% 7 Faktor smp Fsmp 0,69
Kelas hambatan samping
Bila data rinci tersedia, gunakan tabel pertama untuk menentukan frekuensi berbobot kejadian, dan selanjutnya gunakan tabel kedua. Bila tidak, gunakan hanya tabel kedua.
1. Penentuan frekuensi kejadian
Perhitungan frekuensi berbobot Simbol Faktor bobot Frekuensi kejadian kejadian per jam per 200 m [21] [22] [23]
dari segmen jalan yang diamati, Pejalan kaki PED 0,6 0 /jam, 200 m 0 pada kedua sisi jalan. Parkir, kendaraan berhenti PSV 0,8 4 /jam, 200 m 3,2 Kendaraan masuk + keluar EEV 1 21 /jam, 200 m 21
Kendaraan lambat SMV 0,4 0 /jam 0
Total: 24,2
2. Penentuan kelas hambatan samping
Frekuensi berbobot kejadian
[30] [32] [33]
< 50 Perkebunan/daerah belum berkembang, tidak ada kegiatan Sangat rendah VL
50 - 149 Beberapa permukiman&kegiatan rendah Rendah L 150 - 249 Pedesaan, kegiatan pemukiman Sedang M 250 - 349 Pedesaan, beberapa kegiatan pasar Tinggi H > 350 Dekat perkotaan, kegiatan pasar/perniagaan Sangat tinggi VH
Tanggal:
No. Ruas/Nama Jalan: Kode Segmen: Ditangani oleh: Diperiksa oleh: Alty Alty 21 Nopember 2012 Arus total Q [24] Frekuensi berbobot Kondisi khusus [31]
Kelas hambatan samping Tipe kejadian hambatan samping
[20]
Kendaraan berat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58