• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam menganalisa studi kelayakan perencanaan PLTM sipispis, dipakai 3 dari 5 parameter evaluasi yang digunakan yaitu metode Payback Period (PBP), Benefit Cost Ratio (BCR) dan Net Present Value (NPV). Berdasarkan salinan Peraturan Menteri ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) Nomor 31 yang diperoleh, terdapat beberapa penyesuaian tarif untuk golongan pelanggan tarif khusus. Sebagai contoh, pelanggan rumah tangga dengan daya 1.300 VA (volt ampere), 3.500 VA sampai 5.500 VA dan konsumen berdaya 6.500 VA ke atas saat ini dikenakan tarif listrik Rp 1.352,00 per kWh (kilo watt per hour). Adapun tarif tersebut mengalami kenaikan sekitar Rp 213,00 per kWh dari tarif sebelumnya yaitu Rp 1.145,00 per kWh. Maka, tarif listrik yang dijual harus lebih kecil dari Rp 1.352,00 per kWh. Berikut ini merupakan asumsi dasar yang digunakan:

 Waktu operasi = 24 jam/hari

 Biaya O & M = Rp 50,00/kWh

102

 Umur ekonomis PLTM = 30 tahun

 Suku bunga =15%

Tarif listrik yang ditetapkan = Rp 800,00/kWh < Rp 1.352,00/kWh Perkiraan biaya investasi = Rp 22.643.915.657,73

5.4.1 Metode Payback Period (PBP) Pemasukan Penjualan listrik = 1115.1 kWh * Rp 800,00/kWh*24*365 = Rp 7.814.620.800 Pengeluaran Investasi awal = Rp 22,643,915,657.73 Biaya O & M = Rp 50,00/kWh * 111.5 kwh*24*365 = Rp 488.413.800 Pajak retribusi = Rp 20,00/kWh * 1115 kWh*24*365 = Rp 195.365.520

Total pengeluaran = Biaya O & M + Pajak retribusi = Rp 683.779.320 k(PBP )= Investasi ������������� ∗Periode waktu k(PBP )= Rp 22.643.915.657,73 Rp 7.814.620.800−Rp 683.779.320∗1 tahun �(���) =�.������� ≈ ������

Berdasarkan perhitungan di atas, waktu pengembalian modal investasi perencanaan PLTM sipispis terjadi selama 3 tahun.

103 5.4.2 Metode Benefit Cost Ratio (BCR)

Pemasukan Penjualan listrik = 1115.1 kWh * Rp 800,00/kWh*24*365 = Rp 7.814.620.800 Pengeluaran Investasi awal = Rp 22,643,915,657.73 Biaya O & M = Rp 50,00/kWh * 111.5 kwh*24*365 = Rp 488.413.800 Pajak retribusi = Rp 20,00/kWh * 1115 kWh*24*365 = Rp 195.365.520

Total pengeluaran = Biaya O & M + Pajak retribusi = Rp 683.779.320 PWB =�Cbt ∗(FBP)t n t=0 PWB = Ab∗(P/A, i, n) PWB = Rp 7.814.620.800∗(P/A, 15%, 30) PWB = Rp 7.814.620.800∗(6,5660) PWB = Rp 51.310.800.172,80 PWC =�Cct ∗(FBP)t n t=0 PWC = I + Ac∗(P/A, i, n) PWC = Rp 22.643.915.657,73 + Rp 683.779.320∗(P/A, 15%, 30)

104 PWC = Rp 22.643.915.657,73 + Rp 683.779.320∗(6,5660) PWC = Rp 27.133.610.672 BCR =PWB PWC BCR =Rp 51.310.800.172,80 Rp 27.133.610.672 ���=�.��= �

Karena BCR > 1, maka investasi ini memenuhi kriteria kelayakan. 5.4.3 Metode Internal Rate of Return (IRR)

Dengan i = 15% dan n = 30, maka nilai NPV yang didapatkan yaitu: NPV =�CFi∗(FBP) n t=0 NPV =−I + Ab∗(P/A, i, n)−Ac∗(P/A, i, n) NPV =−Rp 22.643.915.657,73 + Rp 51.310.800.172,80∗(PA, 15%, 30) −Rp 683.779.320∗(P/A, 15%, 30) = Rp

Dengan trial and error (nilai i), NPV yang didapatkan (Tabel 5.18): Tabel 5.18. Trial and Eror NPV terhadap nilai i

n i (Tahun) (%) 1 30 10 Rp155,705,526,760.30 2 30 15 Rp92,879,007,836.06 3 30 18 Rp69,839,010,655.02 4 30 20 Rp58,027,321,959.66 5 30 22 Rp48,251,896,729.21 6 30 25 Rp36,421,003,847.84 7 30 30 Rp21,861,715,133.46 8 30 35 Rp11,424,727,631.48 9 30 40 Rp3,587,272,195.64 10 30 45 -Rp2,511,200,892.63 11 30 50 -Rp7,390,756,546.40 12 30 55 -Rp11,383,357,420.53 13 30 60 -Rp14,710,600,478.62 14 30 65 -Rp17,525,985,135.41 15 30 70 -Rp19,939,180,662.29 16 30 75 -Rp22,030,619,887.06 No NPV

105 Ternyata NPV = 0 berada antara i = 45% dengan i = 50%. Selanjutnya dengan metode interpolasi akan diperoleh nilai IRR yaitu:

IRR = i NPV++ NPV+ (NPV++ NPV)∗(i NPV−−i NPV+) IRR = 45% + Rp 2.511.200.892 Rp 2.511.200.892−(−Rp 7.390.756.546)∗(50%−45%) ���= ��,����%

Karena IRR = 46,2680% > MARR = 15%, maka rencana investasi pada PLTM sipispis direkomendasikan layak secara ekonomis dilaksanakan. 3 Parameter evaluasi ini (PBP, BCR dan IRR) dapat ditindaklanjuti sebagai dasar informasi dalam melakukan DED (Detail Engineering Design).

106

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil tinjauan dan pembahasan yang telah diuraikan, maka penulis dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Dari analisis data curah hujan dan klimatologi serta topografi (catchment area), mengindikasikan bahwa ada potensi debit sebesar 7.43 m3/det (probabilitas kejadian 90%) dengan head 20 m.

2. Dari perhitungan, daya listrik yang dapat dibangkitkan sebesar 1115.1 kW, Daya sebesar ini dapat men-suplai 11.151 rumah (1 rumah terpasang daya 100 W).

3. Kondisi topografi cukup baik untuk pembangunan PLTM, karena debit air di DAS padang kecamatan sipispis cukup besar.

4. Dalam menganalisa studi kelayakan perencanaan PLTM sipispis, dipakai 3 dari 5 parameter evaluasi yang digunakan yaitu metode Payback Period (PBP), Benefit Cost Ratio (BCR) dan internal rate return (IRR). Dimana pengembalian investasi dengan payback period didapat 3 tahun, dan nilai BCR > 1 serta IRR= 46,2680% > MARR = 15%, maka rencana investasi pada PLTM sipispis direkomendasikan layak secara ekonomis dilaksanakan.

107

6.2 Saran

1. PLTM merupakan suatu jenis energi penbangkit listrik yang baru dan terbarukan sehingga diharapkan pengembangan dan pembangunan PLTM dapat segera dioptimalkan oleh siapapun baik pihak swasta maupun pemerintah.

2. Aspek – aspek yang perlu diperhatikan dalam keberhasilan proyek PLTMH ialah :

1. Melakukan pengukuran sedimentasi di lokasi bendung dan sekitarnya.

2. Pengukuran debit secara kontinu pada pos-pos duga air yang ada. 3. Investigasi geoteknis di lokasi bangunan bangunan utama.

4. Melakukan perhitungan rencana anggaran biaya yang mencakup semua tahapan pembangunan PLTM.

108

DAFTAR PUSTAKA

Harvey Adam. 1993. Micro-Hydro Design Manual. Replika Press Pvt, Ltd. Arickhire CV 239QZ, UK, p374

Indarto, A, Khairul, 2009, Kajian Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro di Sungai Air Kule Kabupaten Kaur, Jurusan Teknik Sipil Universitas Bengkulu, Bengkulu.

Indarto, A. dkk. 2012. Kajian Potensi Sungai Srinjing untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (pltmh) Brumbung di Kabupaten Kediri. Jurnal Teknik Pengairan, Volume 3, Nomor 2, Desember 2012, hlm 174-184.

Galla, W.F. dkk. 2012. Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (pltmh) Pada Saluran Irigasi di Sungai Aesesa Kecamatan Aesesa Kabupaten Nagekeo. Jurnal Media Elektro, Volume 1, No.2, Oktober 2012 (ISSN: 9772252-669007).

Sulistiyono, dkk. 2013. Studi Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

(pltmh) di Sungai Cikawat Desa Talang Mulia Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. Jurnal FEMA, Volume 1, No.1, Januari 2013.

Subarkah, Iman, 1978, Hidrologi Untuk Perencanaan Bangunan Air, Penerbit Idea Dharma, Bandung.

Giles, V Ronald, 1984, Mekanika Fluida dan Hidrolika, Penerbit Erlangga, Jakarta. Soemarto, C.D, 1999, Hidrologi Teknik, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Triatmodjo, Bambang, 1996, Hidraulika I, Penerbit Beta 0ffset, Yogyakarta. Triatmodjo, Bambang, 2003, Hidraulika II, Penerbit Beta 0ffset, Yogyakarta. Patty, O. F. 1994. Tenaga Air. Jakarta: Erlangga.

M.M.Dandekar, K. N. Sharma.1991. Pembangkit Listrik Tenaga Air.universitas Indonesia Press.

Perangin-Angin, Muhammad Asy’Ari. 2008, Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga MikroHidro. Tugas akhir, Departemen Teknik sipil USU.

109

Munandar, Aris, Kuwahara S, 1991, Teknik Tenaga Listrik Jilid 1, PT. Pradnya Paramitha,Jakarta.

Sakidiansyah, 2012. Evaluasi Kinerja Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di Desa Buluh Awar Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deliserdang Propinsi Sumatera Utara. Tugas Akhir, Departemen Teknik Sipil USU.

Chow, V. T. 1959. Open Chanel Hydraulic. Mc Graw Hill Kogakusha, Ltd. Chow, V. T. dan Rosalina, EV, N, 1992. Hidrolika Saluran Terbuka (terjemahan), Erlangga, Jakarta.

Ramli Kadir. 2010, Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga MikroHidro di sungai marimpa kecamatan pinembani. Tugas akhir, Palu: Universitas Tadulako.

Boyle, G. (2004). Renewable Energy Power For A Suistinable Future. Oxford University Press Inc. New York, p452

110

LAMPIRAN FOTO DOKUMENTASI PENELITIAN

111

Dokumen terkait