• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Investor

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 23-29)

Para investor yang masuk ke pasar modal berasal dari bermacam kalangan masyarakat dan dengan berbagai tujuan. Jika ditinjau dari segi tujuannya, maka investor dapat dikelompokan kedalam empat kelompok, yaitu:

a. Investor yang bertujuan memperoleh dividen.

Kelompok ini mengincar perusahaan-perusahaan yang sudah stabil.

Keadaan perusahaan yang demikian menjamin kepastian adanya keuntungan yang relatif stabil. Harapan utama kelompok ini adalah

untuk memperoleh dividen lebih penting dari pada keuntungan untuk memperoleh capital gain.

b. Investor yang bertujuan berdagang.

Harga saham-saham di bursa tidak tetap, dapat bergerak naik atau turun, tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran. Perubahan ini menarik bagi kalangan investor yang bertujuan untuk berdagang.

Kelompok ini membeli saham dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dari selisih positif harga beli dan harga jual. Pendapatan mereka bersumber dari jual beli saham tersebut.

c. Kelompok yang berkepentingan dalam pemilikan saham perusahaan.

Bagi kelompok ini yang penting adalah ikut sertanya mereka sebagai pemilik perusahaan. Investor ini cenderung memilih saham perusahaan yang sudah punya nama baik. Perubahan-perubahan harga saham yang kurang berarti tidak membuat mereka gelisah untuk menjualnya.

Kelompok ini tidak aktif dalam perdagangan bursa.

d. Kelompok spekulator.

Kelompok ini lebih menyukai saham-saham perusahaan yang belum berkembang dengan baik. Pada umumnya pada setiap kegiatan pasar modal, spekulator mempunyai peran untuk menentukan aktivitas pasar modal sekaligus meningkatkan likuiditas saham.

Sedangkan perilaku investor berdasarkan tingkat kecanggihannya dalam menerima dan memanfaatkan informasi yang tersedia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1. Naive investor

Yaitu kelompok investor yang lugu dan buta informasi. Kelompok ini tidak mampu menafsirkan dan memanfaatkan informasi yang tersedia untuk membantu dalam pengambilan keputusan investasinya.

2. Sophisticated investor

Yaitu kelompok investor yang telah canggih dalam memanfaatkan informasi yang tersedia. Kelompok ini telah mengetahui berbagai jenis informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan investasinya.

2.4.5. Indeks Harga Saham

Indeks harga saham adalah suatu indicator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indicator trend pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan konsdisi pasar pada suatu saat, apakah pasar sedang aktif atau lesu. Dengan adanya indeks, kita dapat mengetahui trend pergerakan saham saat ini apakah sedang naik, stabil, atau turun.

Salah satu indeks harga saham yang umum dipakai untuk penentuan trend atau reaksi pasar saham adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menggunakan semua saham yang tercatat sabagai komponen perhitungan indeks.

2.4.6. Trading Volume Activity (TVA)

Volume perdagangan merupakan bagian yang diterima dalam analisis teknikal. Kegiatan perdagangan dalam volume yang sangat tinggi di suatu bursa akan ditafsirkan sebagai tanda pasar akan membaik. Peningkatan volume perdagangan saham dibarengi dengan peningkatan harga merupakan gejala yang semakin kuat akan kondisi yang bullish (Neni dan Mahendra, 2004), volume perdagangan saham dapat digunakan oleh investor untuk melihat apakah saham yang dibeli tersebut merupakan saham aktif diperdagangkan di pasar (Neni dan Mahendra, 2004). Saham yang aktif perdagangannya sudah pasti memiliki volume perdagangan yang besar dan saham dengan volume yang besar akan menghasilkan return saham yang tinggi (Tharun, 2000).

Menurut Husnan, dkk (1996) mengukur kegiatan perdagangan saham yang dilihat melalui indikator Trading Volume Activity (TVA) digunakan untuk melihat apakah investor individual menilai laporan keuangan informatif dalam arti apakah informasi tersebut membuat keputusan perdagangan di atas keputusan perdagangan normal. Sedangkan menurut Neni dan Mahendra (2004), perubahan volume perdagangan saham di pasar modal menunjukkan aktivitas perdagangan saham di bursa dan mencerminkan keputusan investor. TVA merupakan instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter perubahan volume perdagangan saham (Sri Fatmawati dan Marwan Asri, 1999). Jika pengumuman laba/rugi selisih kurs

berpengaruh secara signifikan terhadap TVA maka pengumuman tersebut mengandung informasi.

Ditinjau dari fungsinya TVA merupakan suatu variasi dari event study.

Hasil perhitungan TVA mencerminkan perbandingan antara jumlah saham yang diperdagangkan dengan jumlah saham yang beredar dalam suatu periode tertentu.

Jadi, TVA diukur dengan formulasi sebagai berikut (Foster, 1986 dalam Husnan, dkk, 1996):

TVAit = Saham perusahaan i yang diperdagangkan pada waktu t Saham perusahaan i yang tercatat di BEI

Setelah TVA saham masing-masing saham diketahui kemudian dihitung rata-rata volume perdagangan relatif saham sampel dengan cara:

𝑋 𝑇𝑉𝐴 =

𝑛𝑖=1

𝑇𝑉𝐴𝑖 𝑛

n = jumlah waktu pengamatan

TVA = volume perrdagangan relatif saham

𝑋 𝑇𝑉𝐴 = rata-rata volume perdagangan relatif saham

Pendekatan TVA ini juga dapat digunakan untuk menguji hipotesis pasar efisiensi bentuk lemah (weak-form efficiency). Hal ini dikarenakan pada pasar yang belum efisien atau efisien dalam bentuk lemah, perubahan harga belum dengan segera mencerminkan informasi yang ada sehingga investor hanya dapat mengamati reaksi pasar modal melalui pergerakan volume perdagangan pasar modal yang diteliti. Menurut Neni dan Mahendra (2004), kecepatan reaksi antara kejadian dan pengaruhnya terhadap harga saham di bursa tergantung pada

kekuatan pasar. Semakin efisien suatu pasar maka semakin cepat pula informasi tersebut terefleksikan dalam harga yang sama.

2.5. Hubungan antara Pengakuan Laba/Rugi Selisih Kurs dan Trading Volume Activity

Laba/rugi selisih kurs merupakan salah satu komponen dari informasi akuntansi yang terkandung dalam laporan keuangan, dan dilaporkan di laporan laba rugi. Laba/rugi selisih kurs merupakan salah satu komponen laporan laba rugi yang diduga berpengaruh terhadap reaksi pasar modal. Peningkatan transaksi ekspor impor menyebabkan operasi internasional menjadi penting. Fluktuasi kurs merupakan salah satu faktor yang menyebabkan operasi internasional menjadi penting, dan dalam hal ini kurs merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan asing.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang berjudul β€œPengaruh Laba/Rugi Selisih Kurs Pada Laporan Konsolidasi Terhadap Harga Saham (Studi Pada Multinational Company di Indonesia)” oleh Susilawati (2010). Sampel yang digunakan adalah 40 perusahaan multinasional di Indonesia yang listing di BEI tahun 2006-2008 yang dianalasis dengan menggunakan analisis regresi sederhana.

Hasil dari penelititan tersebut adalah menunjukkan bahwa informasi laba/rugi selisih kurs pada laporan konsolidasi Multinational Company di Indonesia tidak berpenganruh signifikan terhadap harga saham yang diproksikan melalui Cummulative Abnormal Return (CAR).

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 23-29)

Dokumen terkait