• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEORI A. Konsumsi

B. Perilaku Konsumen

Menurut American Marketing Association, perilaku konsumen merupakan

interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku dan lingkungannya, dimana

manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. Terdapat tiga ide

penting dari definisi diatas, yaitu:15

1. Perilaku konsumen adalah dinamis, dimana perilaku seseorang, grup, maupun

masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu.

2. hal tersebut melibatkan interaksi antara afeksi dan kognisi, perilaku dan

kejadian sekitar; dan

3. hal tersebut melibatkan permintaan.

Berikut beberapa model atau pendekatan yang sering digunakan untuk

menjelaskan tentang perilaku konsumen yaitu:

1. Teori Kardinal

Teori Kardinal menyatakan bahwa kegunaan dapat dihitung secara nominal.

Keputusan untuk mengonsumsi suatu barang berdasarkan perbandingan antara

manfaat yang diperoleh dengan biaya yang harus dikeluarkan. Nilai kegunaan yang

diperoleh dari konsumsi disebut utilitas total (TU), sedangkan tambahan kegunaan

dari penambahan satu unit barang yang dikonsumsi disebut utilitas marjinal (MU).16

Konsumen yang rasional akan berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya

pada tingkat pendapatan yang dimilikinya. Asumsi dalam pendekatan ini adalah:

a. Konsumen rasional. Konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya

dengan batasan-batasan pendapatannya.

15 Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen: Edisi Revisi, h. 2-3

16 Prathama Raharja dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi dan

b. Diminishing marginal utility, artinya tambahan utilitas yang diperoleh

konsumen makin menurun dengan bertambahnya konsumsi dari komoditas

tersebut.

c. Pendapatan konsumen tetap.

d. Contstant marginal utility of money, artinya uang mempunyai nilai

subjektif yang tetap.

e. Total utility adalah additive dan independent. Additive artinya daya guna

dari sekumpulan barang adalah fungsi dari kuantitas masing-masing barang

yang dikonsumsi. Sedangkan independent mengandung pengertian bahwa

daya guna tidak dipengaruhi oleh tindakan mengkonsumsi barang, dan

sebaliknya.

2. Teori Ordinal.

Menurut Teori Ordinal, kegunaan tidak dapat dihitung, namun hanya dapat

dibandingkan. Sebagaimana kita membandingkan kecantikan atau kepandaian

seseorang.17 Pendekatan yang dipakai dalam teori ordinal adalah Indefference Curve,

yakni kurva yang menunjukan kombinasi 2 (dua) macam barang konsumsi yang

memberikan tingkat kepuasan yang sama. Asumsi dari pendekatan ini adalah:

a. Konsumen rasional.

b. Konsumen mempunyai pola preferensi terhadap barang yang disusun

berdasarkan urutan besar kecilnya daya guna.

c. Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu.

d. Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum.

e. Konsumen konsisten, artinya bila A lebih dipilih daripada B, dan A lebih

17 Prathama Raharja dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi dan

disukai daripada B, dan tidak berlaku sebaliknya B dipilih daripada A.

f. Berlaku hukum transitif, artinya bila A lebih disukai daripada B, dan B

lebih disukai daripada C, maka A lebih disukai daripada C.

Dasar pemikiran dari pendekatan ini adalah semakin banyak barang-barang

yang dikonsumsi semakin memberikan kepuasan terhadap konsumen.

3. Pendekatan Nyata (Revealed Prefernce).

Teori revealed preference pada prinsipnya menunjukan bahwa dalil-dalil pokok dalam teori konsumen bisa diterangkan atas dasar “pilihan yang diungkapkan”

(revealed preference) konsumen dalam memilih berbagai macam barang yang

dihadapinya dengan syarat konsumen konsisten dalam preferensinya akan barang satu

dibandingkan barang lain. Sebenarnya yang menimbulkan kepuasan bukanlah

konsumsi barang dalam artian sehari-hari, tetapi ada unsur-unsur yang bersifat

fundamental dari barang itu sendiri, contoh: sepiring nasi didalamnya mengandung

unsur sekian gram karbohidrat dan protein, pakaian mengandung unsur kehangatan

dan kebanggaan (prestise), dalam satu buah strawberi mengandung vitamin C dan zat

antioxidant, unsur-unsur (karakteristik) itulah yang dapat memuasakan konsumen

bukan sepiring nasi, sebuah pakaian, dan satu buah strawberi. Asumsi-asumsi yang

menjadi dasar berlakunya teori ini antara lain adalah:

a. Rasionalitas, yaitu konsumen adalah rasional. Juga mengandung pengertian

bahwa jumlah barang banyak lebih disukai daripada barang yang sedikit.

b. Konsisten, artinya seperti biasanya apabila konsumen telah menentukan A

lebih disukai daripada B maka dia tidak sekali-kali akan mengatakan

bahwa B lebih disukai daripada A.

c. Asas transitif, artinya bila konsumen menyatakan A lebih disukai daripada

lebih disukai daripada C.

d. Revealed preference axioma, artinya konsumen akan menyisikan sejumlah

uang tertentu untuk pengeluarannya. Jumlah ini merupakan anggaran yang

dapat dipergunakannya. Kombinasi barang X dan Y yang sesungguhnya

dibeli dipasar merupakan preferensi atas kombinasi daripada kombinasi X

dan Y. kombinasi yang dibeli ini akan memberikan daya guna yang

tertinggi apabila konsumen dapat mengkombinasikan barang yang akan

dikonsumsi dengan benar.

4. Pendekatan atribut.

Pendekatan ini mempunyai pandangan bahwa konsumen dalam membeli

produk tidak hanya karena utilitas dari produk tersebut, tetapi karena karakteristik

atau atribut-atribut yang disedikan oleh produk tersebut. Ada beberapa keunggulan

pendekatan atribut antara lain:

a. Kita akan terlepas dari diskusi mengenai bagaimana mengukur daya guna

suatu barang, yang merupakan asumsi dasar dari pendekatan sebelumnya.

b. Pendekatan ini mengandung suatu barang diminta konsumen bukan

jumlahnya, melainkan atribut yang melekat pada barang tersebut, sehingga

lebih dapat menjelaskan tentang pilihan konsumen terhadap produk.

c. Dapat digunakan untuk banyak barang, sehingga bersifat praktis dan lebih

mendekati kenyataan, serta operasionalisasinya lebih mudah.

C. Pendapatan

Pendapatan merupakan hasil yang berupa uang atau hasil material lain yang

dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa-jasa manusia bebas.18 Pendapatan adalah

uang atau barang-barang rill atau jasa yang diterima dalam jangka waktu tertentu.

Pendapatan yang diterima masing-masing orang dari berbagai kegiatan, pendapatan

tersebut merupakan nilai produksi barang atau jasa yang diciptakan dalam suatu

perekonomian dalam masa waktu tertentu.

Istilah pendapatan dapat dibagi menjadi 2, yaitu pendapatan pribadi, dan

pendapatan disposibel.

1. Pendapatan pribadi

Pendapatan pribadi adalah semua jenis pendapatan, termasuk pendapatan yang

diperoleh tanpa memberikan sesuatu kegiatan apapun yang diterima oleh penduduk

suatu Negara.19

2. Pendapatan disposibel

Pendapatan disposibel adalah hasil dari pengurangan pendapatan pribadi

dengan pajak yang harus dibayar oleh para penerima pendapatan.

Menurut Sadono,20 penndapatan disposibel adalah pendapatan yang digunakan

oleh para penerimanya, yaitu semua rumah tangga yang ada dalam perekonomian,

untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa yang mereka ingini.

Menurut Boediono, pendapatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor,

antara lain:21

1. Jumlah faktor-faktor produksi yang dimiliki yang bersumber pada hasil-hasil

tabungan tahun ini dan warisan atau pemberian

2. Harga per unit masing-masing faktor produksi, harga ini ditentukan oleh

penawaran dan permintaan di pasar faktor produksi.

3. Hasil kegiatan anggota keluarga sebagai pekerja sampingan.

19 Sadono Sukirno, Makroekonomi (Teori Pengantar), Edisi 3 (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013) h. 47

20 Sadono Sukirno, Makroekonomi (Teori Pengantar), Edisi 3, h. 49

Dokumen terkait