• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : KERANGKA TEORI

2.1.4 Perilaku Konsumtif

Perilaku konsumtif dapat diartikan sebagai penggunaan suatu produk yang tidak lengkap, artinya suatu produk yang digunakan oleh seseorang belum habis, tetapi ditambahkan lagi jenis produk yang sama dengan menggunakan merek lain, atau disebut produk yang dibeli karena alasan berikut: mendapat hadiah yang ditawarkan atau membeli produk hanya karena banyak orang menggunakannya.

Seorang muslim dalam berkonsumsi seharusnya mengutamakan sesuatu yang pasti memberi manfaat dan baik bagi kesehatan, agar terhindar dari kemubadziran, sebab hal itu dilarang dalam agama islam.33 Perilaku konsumtif dapat diartikan sebagai sikap individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang serta jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan sebelum menentukan tindakan.34 Perilaku konsumtif termasuk dalam kecenderungan manusia untuk melakukan konsumsi tak terbatas, membeli sesuatu dengan berlebihan atau tidak terencana dengan baik.35

32 Muhammad nasrullah, Islamic Branding, Religiusitas dan Keputusan Konsumen Terhadap Produk, jurnal hukum islam, vol. 13, no.2, desember 2015, hal. 82

33 Muhammad fahmi, perilaku konsumtif dalam al quran, IQT.UNIDA.Gontor.ac.id

34 Mangkunegara, Anwar Prabu, Perilaku Konsumen, Bandung : PT. Refika Aditama, 2002, hal. 51

35 Chita, M. C. R., David, L. & Pali C., Hubungan antara Self-Control dengan Perilaku Konsumtif Online Shopping Produk Fashion pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Angkatan 2011. Jurnal eBiomedik, vol.3, no.1, 2015, hal. 298

20 Alasan pembelian barang atau jasa yang tidak direncanakan adalah tidak adanya konsep anggaran berdasarkan prioritas, sedangkan perilaku konsumtif mengacu pada perilaku emosional konsumen tanpa rencana dan kebutuhan, tetapi hanya karena kepuasan, memuaskan daya tarik yang dirasakan permintaan akan produk. Perilaku konsumtif tidak lagi didasarkan pada pertimbangan rasional, tetapi dikendalikan oleh keinginan untuk memuaskan hasrat duniawi. Kita tahu bahwa perilaku konsumtif dapat menyebabkan kemewahan yang berlebihan, mengedepankan keinginan daripada kebutuhan, membeli barang-barang yang sebenarnya tidak perlu dan mengkonsumsi terlalu banyak barang. Perilaku ini bertentangan dengan islam dimana kita dilarang berlebihan dalam mengkonsumsi sesuatu. Hal ini tercantum dalam Al-Quran surat Al-Furqon ayat 67 yang berbunyi:

َ واو ر ت ق يَ ملوَاو ف ر س يَ ملَاو ق ف ن أَا ذ إَ ني ذل لاو

َ ن اك

َ ي بَ

َ ك لذَ ن

ًَاما و ََ ق

Artinya: “Dan apabila orang-orang yang membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak pula (kikir) dan adalah (pembelanja itu) ditengah-tengah antara demikian”.

Dalam surat al-Furqon ayat 67 tersebut dijelaskan bahwa manusia tidak diperkenankan berlebih-lebihan dalam membelanjakan hartanya dan tidak boleh kikir.

Artinya: “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangan ingkar kepada Tuhannya”.

Bagi yang menyia-nyiakan kekayaan secara berlebihan (boros), itu adalah Setan saudara. Ketika setan membujuk mereka untuk melakukan korupsi dan penggunaan properti yang tidak semestinya, artinya mereka menerima godaan ini. Setan selalu kufur terhadap nikmat Tuhan. Demikian

21 pula yang tergolong temannya, akan sama seperti sifat setan.36 Dapat disimpulkan bahwa Perilaku konsumtif adalah kecenderungan membeli atau mengkonsumsi komoditas yang tidak dibutuhkan, konsumsi ini tidak didasarkan pada pertimbangan rasional, karena individu lebih memperhatikan faktor keinginan daripada kebutuhan.

Menurut sumartono, perilaku konsumtif dapat diukur dengan beberapa indikator yaitu:

1. Membeli produk karena hadiah, membeli barang atau menggunakan jasa disebabkan tertarik dengan hadiah yang ditawarkan.

2. Membeli produk karena kemasannya menarik, Artinya motivasi membeli produk hanya karena kemasan produk terlihat rapi dan menarik.

3. Membeli produk untuk menjaga penampilan dan prestise, anak muda membeli dengan tujuan agar selalu mempunyai penampilan yang dapat menarik perhatian orang lain. Para remaja mengeluarkan lebih banyak uang untuk menjaga penampilan mereka.

4. Membeli produk berdasarkan harga (bukan berdasarkan pendapatan atau kegunaan) seringkali diwujudkan dengan adanya keinginan kehidupan yang mewah, sehingga cenderung menggunakan segala sesuatu yang dianggap paling mewah.

5. Membeli produk hanya untuk menjaga simbol mata, dengan membeli suatu produk dapat memberikan simbol status yang membuatnya terlihat lebih keren di mata orang lain.

6. Memakai produk karena unsur model yang mengiklankan, cenderung memakai produk yang ditawarkan oleh public figure yang diidolakan.

7. Membeli produk dengan harga tinggi untuk meningkatkan rasa percaya diri, sehingga harus mencoba suatu produk karena percaya bahwa apa yang dikatakan dalam iklan dapat meningkatkan rasa percaya dirinya.37 2.2 Penelitian Terdahulu

36Yayasan Penyelenggara Penerjemah/ Pentafsir Al-Quran, Al-Quran Dan Terjemah

37 Sumartono, Terperangkap dalam Iklan. Meneropong Imbas pesan Iklan Televisi, Bandung:

Alfabeta, 2002, hal 117

22

No Peneliti Tahun Judul Hasil

1. Ranti tri anggraini

& fauzan heru santhoso

2017 Hubungan antara

Gaya Hidup

23

24

2.3 Kerangka Pemikiran Teoritik

Berdasarkan kerangka teori dan penelitian terdahulu maka dapat disusun kerangka pemikiran teoritik yang disajikan dalam gambar berikut ini :

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu pernyataan atau jawaban sementara dan kebenarannya perlu dibuktikan secara empiris, atau dugaan yang sifatnya masih lemah.38 Berdasarkan permasalahan yang ada, penelitian ini memiliki hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Pengaruh Gaya Hidup terhadap perilaku konsumtif

38Yogi Sugito, Metodologi Penelitian – Metode Percobaan dan Penulisan Karya Ilmiah (Malang : UB Press), Cetakan Ketiga, 2013, hlm. 27

Gaya Hidup

25 Hiotesis ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan Ranti tri anggraini & Fauzan heru santhoso di tahun 2017 yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara gaya hidup hedonis dengan perilaku konsumtif pada remaja. Semakin tinggi gaya hidup hedonis seseorang, maka semakin tinggi pula perilaku"konsumtifnya.39

H1 : Gaya Hidup berpengaruh positif Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa Angkatan 2017/2018 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

2. Pengaruh Literasi Keuangan terhadap perilaku konsumtif

Hipotesis yang kedua didasarkan pada penelitian yang dilakukan Okky dikkria & Umi mintarti di tahun 2016 yang menyatakan bahwa literasi"keuangan dan pengendalian diri berpengaruh negatif artinya tidak berpengaruh terhadap perilaku konsumtif mahasiswa. Hal ini terjadi karena apabila mahasiswa memiliki literasi keuangan yang baik maka mahasiswa tersebut"dapat mengendalikan emosinya dalam berkonsumsi, sehingga lebih rasional dan tidak akan berperilaku konsumtif begitu juga sebaliknya.40

H2 : Literasi Keuangan berpengaruh negatif Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa Angkatan 2017/2018 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

3. Hubungan antara Religiusitas terhadap perilaku konsumtif

Hipotesis yang ketiga ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Herlina Yustati di tahun 2015 yang menunjukkan hasil bahwa religiusitas terhadap konsumerisme berpengaruh negatif, bahwa jika nilai religiusitas tinggi maka nilai konsumerisme akan rendah.41

39 Dikkria, Okky., &“Umi Mintarti W”Sri., “Pengaruh Literasi Keuangan Dan Pengendalian Diri Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Angkatan 2013”, Jurnual Pendidikyan Ekonomi, Vol. 9(2), 2016, Hal. 135

40 Dikkria, Okky., &“Umi Mintarti W”Sri., “Pengaruh Literasi Keuangan Dan Pengendalian Diri Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Angkatan 2013”, Jurnual Pendidikyan Ekonomi, Vol. 9(2), 2016, Hal. 135

41 Herlina Yustati, “Konsumsisdalam perspektif ekonomi Islam (regresi religiusitas terhadap konsumerisme pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurnal Indo Islamika, Bengkulu : IAIN Bengkulu, Vol. 2(2), 2015, hal 25-50

26 H3 : Religiusitas berpengaruh negatif Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa Angkatan 2017/2018 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Dan Sumber Data

Penelitian ini merupakan penelitian dengan jenis data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angket yang dipakai untuk meneliti sampel.

Pengumpulan data tersebut menggunakan konsep penelitian, analisis data kuantitatif

27 maupun kualitatif, dengan tujuan untuk menguji hasil penelitian yang sebelumnya sudah ditetapkan.42

Sumber data dalam penelitian ini menggunakan sumber data primer yang merupakan data yang langsung diambil dari sumber. Data primer dapat berupa opini subyek (orang), secara individual (kelompok), hasil observasi terhadap suatu benda, kejadian atau kegiatan dan hasil pengujian-pengujian seperti wawancara atau hasil dari kuesioner. Data primer ini diperoleh dari Mahasiswa Angkatan 2017/2018 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang melalui google form.43 3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah suatu wilayah yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas tertentu yang diterapkan oleh peneliti kemuadian dipelajari dan ditarik kesimpulannya.44 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Angkatan 2017/2018 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang sebanyak 598 mahasiswa.

Sampel merupakan jumlah tertentu yang dimiliki oleh pupulasi.45 Metode pengumpulan sampel menggunakan Probability Sampling yang berupa Purposive Sampling, yaitu metode penetapan sampel.46 Sebagaimana dikatakan oleh suharsimi arikunto bahwa apabila subyeknya kurang dari 100 orang, maka lebih baik diambil secara keseluruhan sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Selanjutnya, jika jumlah subyeknya besar dapat diambil 10% sampai 15% atau lebih.47 Dalam penelitian ini penulis akan mengambil 10% dari jumlah populasi, yakni 10% dari 598 adalah 59,8, sehingga dibulatkan menjadi 60 orang. Kriteria yang

42Sugiyono, Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis, Dan Disertasi, Bandung : 2016.

43Muchamad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif Sebuah Pengantar, Semarang: Walisongo Press, 2009, hal. 165.

44 Radhiya Fajri, Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan, UIN Syarif Hidayatullah, 2016, Hal.44.

45Dede Sumarni, Pengaruh Kepemimpinan Dan Budaya Organisai Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pdam Tirta Moedal Semarang), Universitas Negeri Semarang, 2011, Hal.34.

46Sugiyono, Metode Peneliian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, Bandung, 2009, Hal. 14.

47 Suharsini arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan praktek edisi V, (jakarta:PT Rineka Cipta, 2001), Hal. 112

28 digunakan untuk sampel adalah mahasiswa aktif Angkatan 2017/2018 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

3.3 Metode Pengumpulan Data 1. Angket (Kuesioner)

Angket atau kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang digunakan dengan cara memberi beberapa pertanyaan, pernyataan kepada responden utnuk dijawab.48 Instrumen yang diberikan kepada responden menggunakan skala likert 4 poin untuk mengukur dan mengumpulkan data variabel gaya hidup, data variabel literasi keuangan, data variabel religulitas, dan data variabel perilaku konsumtif. Nantinya respondesn akan memilih jawaban dari pernyataan dengan jawaban yang sudah ditentukan, yaitu sebagai berikut : a. Sangat Tidak Setuju (STS) nilai skor 1

b. Tidak Setuju (TS) nilai skor 2 c. Setuju (S) nilai skor 3

d. Sangat Setuju (SS) nilai skor 4 2. Metode Dokumentasi

Metode dokumentassi merupakan cara yang digunakan untuk mengetahui suatu dengan melihat catatan, dokumen yang berhubungan dengan objek yang diteliti.49

3.4 Variabel Penelitian Data dan Pengukran 1. Variabel Terikat (dependen)

Variabel terikat atau biasa disebut dengan variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi variabel bebas atau independen. Variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah :

a. Perilaku Konsumtif

48Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Kuantitatif, Kualitatif, R&D, Bandung : Alfabeta, 2010, Hal. 199.

49Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, Yogyakarta : 1993, Hal. 135.

29 Variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah Perilaku Konsumtif. Beberapa indikator dalam Perilaku Konsumtif adalah sebagai berikut :

1. Membeli produk karena kemasannya menarik

2. Membeli produk untuk menjaga gengsi, penampilan, dan prestise

3. Membeli produk berdasarkan harga (bukan berdasarkan pendapatan atau kegunaan)

4. Membeli produk hanya untuk menjaga simbol mata 5. Memakai produk karena unsur model yang mengiklankan 6. Membeli produk untuk meningkatkan rasa percaya diri 2. Variabel bebas (independen)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya variabel dependen.50 Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah :

a. Gaya Hidup

Dalam penelitian ini terdapat beberapa indikator Gaya Hidup (X1), sebagai berikut :

1. Memakai produk bermerk yang dapat mencerminkan status sosial dan meningkatkan rasa percaya diri.

2. Mengikuti trend mode fashion dan kurang berhemat untuk kebutuhan sehari-hari.

3. Membeli produk untuk menjaga penampilan dan gengsi dimata teman.

b. Literasi Keuangan

Dalam penelitian ini terdapat beberapa indikator Literasi Keuangan (X2), sebagai berikut :

1. Mengalokasikan sebagian uang untuk kebutuhan mendatang.

2. Menyukai hal tentang pengelolaan keuangan pribadi.

3. Selalu membuat perencanaan setiap ingin menggunakan uang.

50Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan-Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, Bandung : Alfabeta, 2013, Hal. 61.

30 4. Merasa perlu untuk memiliki asuransi untuk melindungi diri

c. Religiusitas

Dalam penelitian ini terdapat beberapa indikator Religiusitas (X3), sebagai berikut :

1. Mengedepankan aspek kehalalan dalam keputusan pembelian produk 2. Berusaha mengamalkan ajaran agama sebaik-baiknya (tolong menolong,

saling memaafkan, bertanggung jawab).

3. Yakin terhadap ajaran agama (percaya kepada Allah SWT,Rasul, Malaikat, Kitab suci, Qadha dan Qadhar, Hari akhir).

4. Melakukan ibadah secara rutin (sholat fardhu dan sunnah, puasa ramadhan dan sunnah, bersedekah, berlaku sopan, menutup aurat, dan membaca al-Qur’an).51

Pengukuran variabel dilakukan dalam bentuk cehcklist di google form oleh responden menggunakan skala likert 4 poin untuk mengukur dan mengumpulkan data variabel gaya hidup, data variabel literasi keuangan, data variabel religulitas, dan data variabel perilaku konsumtif. Nantinya responden akan memilih jawaban dari pernyataan dengan jawaban yang sudah ditentukan : (Sangat Tidak Setuju nilai skor 1, Tidak Setuju nilai skor 2, Setuju nilai skor 3, Sangat Setuju nilai skor 4).

3.5 Teknik Pengumpulan Data 3.5.1 Uji Kelayakan Data

1. Uji Validitas

Uji Validitas digunakan untuk mengukur kevalidan suatu kuesioner. Suatu kuesioner dapat dikatakan valid jika pernyataan tersebut mampu untuk menunjukkan sesuatu yang diukur dengan kuesioner tersebut. Uji Signifikan dapat dilakukan dengan membandingkan nilai r-hitung dengan r-tabel dengan Degree Of Freedom (df) = n-2.52

51 Annisa Adzkiya, Analisis Perilaku Konsumtif dan Faktor Pendorongnya (Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2017, Skripsi, Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah, 2018, Hal. 57-59

52 Ibid, Hal. 52-59.

31 Untuk mengetahui apakah instrumen vakid atau tidaknya dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikan. Jika nilai signifikan < 0,05 (5%) maka dinyatakan valid, akan tetapi jikan nilai signifikannya > 0,05 (5%) maka dinyatakan tidak valid.53 Dalam hal Uji Validitas akan menggunakan bantuan dari Software Program SPSS Versi 22dengan korelasi rumus Product Moment Pearson.54

𝑟𝑥𝑦 = ∑xy

√∑𝑥2𝑦2 keterangan :

𝑟𝑥𝑦 : Korelasi Product Moment Pearson x : (𝑥𝑖− 𝑥̅)

y : (𝑦𝑖 − 𝑦̅) 2. Uji realiabilitas

Reliabilitas adalah suatu instrumen dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Uji Reliabitas digunakan untuk menguji seberapa jauh konsisten suatu konsep yang akan diukur.55 suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,06. Uji Reliabilitas menggunakan Software Program SPSS versi 22 dengan rumus Cronbach’s Alpha.56

𝑅𝑛 = 𝑘

𝑘 − 11 −𝛴𝜎𝑏2 𝜎2 keterangan :

53 Afifatun Nisa’, Pengaruh Pengetahuan Perpajakan Kesadaran Wajib Pajak Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Skripsi, Malang : Universitas Maulana Malik Ibrahim, 2016, Hal. 53.

54Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta, 2012, Hal. 228.

55Ibid, Hal. 228.

56Faris Muhammad Haikal, Pengaruh Kompetensi, Independensi, Skeptisisme Profesional Auditor Terhadap Pendeteksian Fraud, Skripsi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung, 2007, Hal. 29.

32 Rn : Relatif instrumen

K : banyak pertanyaan Σσb2 : Jumlah Varians σ2 : Varians total 3.5.2 Analisis Deskriptif

Analisis Deskrptif digunakan untuk memberi bayangan profil data sampel.57 Analisis Deskriptif menggambarkan atau mendeskripsikan suatu data yang dilihat dari standar deviasi, mean, varian, minimum, maksimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemenceng distribusi).58 Pengujian ini dibantu denganSoftware Program SPSS Versi 22.

3.5.3 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Uji Normalitas bermaksud untuk memperhatinkan bahwa data sampel yang berasal dari populasi normal atau tidak. proses perhitungan uji normalitas ini menggunakan rimus Kolmogorov Smirnov yang dilakukan dengan Asymp Sig. (2-tailed) yang dibantu dengan Program SPSS Versi 22. Dapat dikatakan normal apabila nilai signifikansi lebih besar dari tingkat alpha 5% Sig. (2-tailed) > 0,05, dan jika nilai signifikansi yang didapat kurang dari tingkat alpha 5% Sig. (2-tailed) <

0,05 maka hasilnya tidak normal.59 2. Uji Multikolonieritas

Uji Multikolonieritas mempunyai tujuan untuk menguji adanya kolerasi antara variabel bebas dalam model regresi. Model regresi bisa dikatakan baik jika tidak terjadi kolerasi diantara variabel independen.

57Dermawan Wibisono, Riset Bisnis, Panduan Bagi Praktisi Dan Akadenisi, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2003, Hal. 134.

58Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS 23 Edisi 8, Penerbit : Undip Semarang, 2016, Hal. 52-59

59Dwi Priyatno,SPSS 22Pengolahan Data Terpraktis, Yogyakarta : CV Andi Offset, 2014

33 jika nilai VIF < 10 atau nilai tolerance > 0,01. dalam penelitian ini dibantu dengan Software Program SPSS Versi 22.60

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk pengujian model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. model regresi yang biak dalah model yang tidak terjadi heterokedastisitas. model regresi yang baik jika nilai probabilitas >

0,05 maka bebas dari heterokedastisitas, dan jika nilai < 0,05 maka model regresi tersebut terjadi heterokedastisitas.61

3.5.4 Uji Hipotesis

Pengujian Hipotesis menggunakan regrsi linier berganda, model regresi berganda sebagai berikut :

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e Dengan Keterangan :

Y = Variabel dependen α = Konstanta regresi β = Koefisien regresi X1 = Variabel independen X2 = Variabel independen X3 = Variabel independen e = Error

1. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisiensi determinasi biasa digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Koefisien determinasi dapat dihitung dengan mengkuadratkan koefisien korelasi (R). Regresi dapat dikatakan tepat dalam koefisien (R2) jika nilainya antara 0 – 1. Dalam hal ini pengujian koefisien determinasi dibantu dengan menggunakan Software Program

60Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2005, Hal. 206.

61Ibid, Hal. 301

34 SPSS Versi 22. Dengan ini jika nilai R2 kecil menunjukan arti kemampuan variabel independen terbatas. dan sedangkan jikan nilai R2 mendekati 1 maka artinya menunjukan variabel independen memberikan hampis semua informasi yang dibutuhkan variasi variabel dependen.62 2. Uji F (F-Test)

Uji F bertujuan untuk mengethaui seberapa jauh variabel independen secara bersam-sama dapat mempengaruhi variabel dependen.63 Dalam uji F menggunakan bantuan Software Program SPSS Versi 22. Dengan ketentuan jika signifikansi < 0,05 maka variabel bebas secara bersamaan berpengaruh terhadap variabel terikat artinya Ho diterima dan Ha ditolak, dan sedangkan jikan signifikansi > 0,05 maka variabel bebas secara bersamaan tidak berpengaruh terhadap variabel terikat yang artinya Ha diterima dan Ho ditolak.64

3. Uji t (t-Test)

Uji t (t-Test) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Uji t dalam penelitian ini menggunakan bantuan Software Program SPSS Versi 22. Jika p-value > 0,05 maka hipotesis ditolak yang artinya variabel independen tidaak berpengaruh terhadap variabel dependen. dan sedangkan p-value < 0,05 maka hipotesis diterima yang artinya variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.65

62Ibid, Hal. 97

63Anton Bawono, Multivariate Analisis Dengan SPSS, STAIN Salatiga Press, 2006, Hal. 91.

64Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS 23 Edisi 8, UNDIP Semarang, 2016, Hal. 229.

65Ibid, Hal, 228

35 BAB IV

PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Penelitian

4.1.1 Profil FEBI UIN Walisong Semarang

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam atau biasa disebut FEBI Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang yang berdiri pada tahun 2013, yang diresmikan oleh Mentri Agama republik indonesia Dr. Suryadharma Ali.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dilatarbelakangi oleh beberapa pertimbangan sebagai berikut :

1. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam sebagai jalur pendidikan yang sangat strategis untuk memenuhi kebutuhan bidang ekonomi khusunya sektor perbankan nasional serta memenuhi tantangan perkembangan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat modern saat ini dan yang akan datang.

2. Banyaknya bank-bank atau lembaga keuangan konfensional yang mambuka layanan syariah dan disamping itu lahirlah bank-bank syarih baru.

3. Banykanya lulusan sekolah menengah kejuruan maupun madrasan aliyah yang lebih memilih kuliah ke peguruan tinggi umum dikarnakan program studi perguruan tinggi lebih prospektif, markatable, dan menjanjikan bidang lapangan kerja yang lebih luas.

4. Keberadaan tenaga ahli ekonomi dan perbankan syariah semakin dipeelukan, hal ini semakin banyaknya bank-bank umum konvensional yang membuka layanan syariah.

5. Universitas Islam Negeri Walisongo terletak diwilayah sentral ekonomi dan kawasan industri yang banyak dikelilingi jenis industri, unit usaha, dan begitu juga lembaga keuangan.

36 4.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam

1. Visi

Terdepan dalam pengembangan ilmu Ekonomi Dan Bisnis Islam berbasis kesatuan ilmu untuk kemanusiaan dan peradaban pada tahun 2038.

2. Misi

a. Menyelenggarakan pendidikan ilmu Ekonomi Dan Bisnis Islam yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu ekonomi dal bisnis islam yang mampu menjawab masalah tentang perekonomian masyarakat.

c. Menyelenggarakan rekayasa sosial dan pengabdian masyarakat bidang Ekonomi Dan Bisnis Islam.

d. Menggali mengembangkan ataupun menerapkan nilai kearifan lokal dalam bidang Ekonomi Dan Bisnis Islam.

e. Menyelenggarakan tata pengelolaan kelembagaan profesional standar internasional.

3. Tujuan

a. Mempunya lulusan yang kapasitas akademik yang profesional dalam bidang ekonomi dam bisnis islam dengan budi yang mampu menerakan dan mengembangkan kesatuan ilmu pengetahuan.

b. Mengembangkan riset dan pengabdian kepada masyarakat bidang ekonomi dan bisnis islam yang kontributif untuk peningkatan kualitas kehidupan masyarakat.66

4.1.3 Program Studi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam 1. D3 Perbankan Syariah

2. S1 Ekonomi islam 3. S1 Akuntansi Syariah

66Profil FEBI UIN Walisongo Semarang, http://febi.walisongo.ac.id/profil-febi-uin-walisongo/, Diakses Tgl 02/12/2020

37 4. S1 Perbankan Syariah

5. S1 Manajemen

6. S2 Ekonomi Syariah.67 4.2 Uji Kelayakan Data

4.2.1 Uji Validitas

Uji Validitas digunakan untuk mengetahui sebuah kuesioner yang telah dibagikan dianggap layak atau tidak untuk pengujian hipotesis. pengujian validitas dilakukan pada empat variabel yaitu gaya hidup, religiulitas, literasi keuangan dan perilaku konsumtif. pengujian ini dilakukan dengan korelasi bivariate antara score butir pertanyaan dengan totalnya. dengan ketentuan jika nilai Sig. tailed) < 0,05 maka dikatakan valid, namun jikan nilai Sig. (2-tailed) > 0,05 maka tidak valid.68

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Variabel Item

Pernyataan Sig. (2-tailed) Taraf Sig.

(2-tailed) Keterangan

Religiusitas X3.1 0,000 Valid

67Program Studi FEBI UIN Walisongo http://febi.walisongo.ac.id/ Diakses Tgl 02/12/2020

68 Afifatun Nisa’, “Pengaruh Pengetahuan Perpajakan Kesadaran Wajib Pajak Dan Sanksi Perpajakan Terhada Kepatuhan Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)”, Skripsi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2016, Hal. 53.

38

Berdasarkan hasil uji validitas dapat disimpulkan bahwa keseluruhan item pernyataan setiap variabel dinyatakan valid. karena memiliki nilai Sig.

Berdasarkan hasil uji validitas dapat disimpulkan bahwa keseluruhan item pernyataan setiap variabel dinyatakan valid. karena memiliki nilai Sig.

Dokumen terkait