• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Perilaku Kukang Sumatera

3. Tidur

Perilaku tidur merupakan perilaku pada saat kukang dalam keadaan diam dan dalam keadaan mata tertutup (Bottcher-Law, 2001). Umumnya kukang beristirahat pada siang hari di ranting atau batang pohon dan liana (Weins dan Zitzmann, 2003). Kukang juga melakukan gerakfreeze(Gambar 8A) yaitu posisi membeku tiba-tiba (Bottcher-Lawet al., 2001) dan duduk untuk istirahat (Gambar 8B) (Schulze, 2002).

Kukang tidak pernah menggunakan lubang-lubang pohon atau wadah lain untuk istirahat. Akan tetapi, kukang juga sering dijumpai menyerupai bola (Gambar 8C) yang disebutsleeping ball (Schulze, 2004). Wiens (2002), melaporkan bahwa kukang di alam menghabiskan sedikit waktu untuk tidur (1,6%).

Gambar 8. Perilaku kukang. A) membeku tiba-tiba, B) duduk, dan C) tidur (Fitch-Snyderet al. 2001).

4. Interaksi Sosial

Kukang memiliki sistem komunikasi seperti penggunaan urin sebagai penandaan teritori, vokalisasi untuk menarik lawan jenis, dan komunikasi taktil yaituallo-grooming/saling menelisik satu sama lain dan

15

assertion/membagi makanan. Hal ini sesuai dengan interaksi sosial yang merupakan aktivitas yang melibatkan dua individu atau lebih (Gambar 9) (Wiens, 2002).

Gambar 9. Perilaku sosial kukang. A)allo-grooming/saling menelisik dan B)assertion/membagi makanan (Fitch-Snyderet al. 2001).

E. Status Konservasi

Pada tahun 2007, CITES menyatakan bahwa kelima jenis kukang masuk ke dalam Appendix I. Sedangkan IUCN (2013) mengategorikan kukang Sumatera dan Kalimantan ke dalam statusvulnerable(rentan) dan kukang Jawa termasukendangered(terancam punah). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kehutanan,

dilaporkan bahwa Kukang masuk dalam daftar yang dilindungi. Dalam Undang-undang RI Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (KSDAHE) dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 7 tahun 1999 yang sudah diperbaharui menyatakan bahwa pengawetan jenis tumbuhan dan satwa liar akan dikenakan hukuman pinada maksimal lima tahun dan denda 100 juta.

16

F. Zoogeografi

Menurut Dahrudin dan Werdateti (2008), habitat alami kukang sumatera adalah di hutan hujan tropis, hutan primer, dan hutan sekunder pada ketinggian 1300 m di atas permukaan laut. Kukang sumatera bersifat arboreal dan banyak dijumpai pada pohon karet . Keberadaan kukang ini pada pohon karet untuk mencari serangga, karena saat pemanenan getah karet banyak serangga yang ikut terperangkap pada tampungan getah. Akan tetapi, tidak hanya di pohon karet kukang sumatera juga terkadang ditemukan pada pohon bambu yang digunakan sebagai tempat beristirahat.

Setyorini dan Werdateti (2005), melaporkan bahwa daerah penyebaran

kukang terbatas di Asia Tenggara. Ketiga jenis kukang yang ada di Indonesia memiliki daerah penyebaran yang berbeda-beda (IAR, 2011). Khususnya kukang sumatera (N. coucang) tersebar di daerah Sumatera (Jambi,

Palembang, Riau, Bangka, dan Natuna). Satwa ini juga terdapat di Malaysia, Thailand dan Singapura (Setyorini dan Werdateti, 2005).

G. Protozoa Usus

Menurut Yulfi (2006), protozoa usus terdiri atas amebae, flagellata, dan cilliata. Amebae yang berada di saluran pencernaan adalahEntamoeba histolytica, Entamoeba coli, Entamoeba hartmani, Endolimax nana, Iodamoeba butschlii, Dientamoeba frgailis, danBlastocystis hominis. Protozoa usus yang termasuk ke dalam flagellata yaituGiardia lamblia,

17

Chilomastix mesnili, Enteromonas hominis, Retortamonas intestinalis,dan

Trichoonas hominis. Sedangkan protozoa usus yang termasuk cilliata adalah

Balantidium coli.

Amebae yang terdapat dalam usus atau saluran pencernaan berasal dari filum sarcomastigophora, order amoebida, dan famili Amoebidae. Karakteristik yang dimiliki oleh Amebae yaitu gerak ameboid yang ditimbulkan oleh adanya pseudopodia sebagai alat lokomotornya. Amebae hampir semuanya memiliki dua bentuk, yakni bentuk tropozoit dan kista. Entamoeba

histolyticamerupakan amebae yang bersifat patogen dibandingkan dengan amebae saluran pencernaan (usus) lainnya (Yulfi, 2006).

Flagellata saluran pencernaan (usus) termasuk dalam filum

sarcomastigophora, subfilum mastigophora. Spesies flagellata usus yang dikenal, namun yang pasti bersifat patogen adalahGiardia lamblia

(Yulfi,2006).

Menurut Grabda (1991), protozoa parasitik dapat mengakibatkan kerugian secara ekologis, biologis, ekonomis, dan dapat mengakibatkan kematian. Infeksi parasit dapat menurunkan tingkat fekunditas. Infeksi tersebut dapat memengaruhi perkembangan dan pertumbuhan hewan yang diserang. Protozoa parasitik menyerang hewan yang berada dalam lingkungan yang kurang bersih dan makanan yang kurang higinies. Protozoa usus yang menyerang hewan khususnya mamalia yaituEntamoeba coli, Balantidium

18

coli,Isosporasp., danEimeriasp. (Herdaus, 2015). Hal ini juga dilaporkan Tangeldkk.(2016) bahwa mamalia terinfeksi protozoa ususGiardia lamblia, Entamoeba coli, Chilomastix mesnili,danBlastocystis hominis.

1. Klasifikasi Protozoa

Berdasarkan Brookset al. (2004), protozoa diklasifikasikan menjadi tiga filum yaitu Sarcomastigophora (termasukAmoebadan Flagellata), Apicomplexa (termasuk Sporozoa), dan Ciliophora (termasuk Ciliata).

Berdasarkan masing-masing alat geraknya, protozoa dibagi menjadi empat kelompok yaitu:

a. Mastigophora bergerak dengan menggunakan flagel (bulu cambuk), contoh:Giardia lamblia.

b. Sarcodina bergerak dengan menggunakan pseudopodia (kaki semu), contoh:Entamoeba histolytica, Endolimax.

c. Ciliophora bergerak dengan menggunakan cilia (bulu getar) yang tersebar di bagian tepi tubuhnya dan biasanya mempunyai dua jenis nukleus (makronukleus dan mikronukleus) pada masing-masing individu, seperti

Balantidium coli

d. Sporozoa merupakan subfilum yang tidak mempunyai alat gerak. Oleh karena itu, sporozoa memiliki siklus hidup yang kompleks untuk berpindah dari satu inang ke inang lainnya. Pergerakannya hampir menyerupai spora dan terkadang sporozoa memiliki dua inang, seperti

19

Protozoa yang berada di usus memiliki perubahan bentuk baik secara

morfologi maupun fisiologi yaitu dari bentuk aktif (tropozoit) ke bentuk tidak aktif atau dorman (kista). Dalam bentuk kista, protozoa akan kehilangan motilitas, tidak akan tumbuh dan berkembang biak dan membentuk dinding sangat tebal. Hal ini karena kondisi tempat hidup protozoa berubah sangat ekstrem, seperti perubahan suhu, lingkungan dan pH sehingga tidak

memungkinkan protozoa hidup dalam bentuk tropozoit. Pada bentuk ini merupakan bentuk yang paling kuat daya tahan terhadap ancaman dan juga merupakan bentuk yang bersifat infektif ke tubuh inang (Assafaet al., 2004).

Protozoa bereproduksi dengan cara yang bervariasi (Tampubolon, 2004). Reproduksi protozoa berlangsung secara aseksual dan seksual. Tipe aseksual yaitu pembelahan biner, pembelahan multipel dan pembentukan tunas

(budding). Sedangkan tipe seksual terdiri dari syngami dan konjugasi. Syngami terjadi dimana nukleus dari masing–masing gamet dicapai dengan

proses meiosis dan difusi untuk membentuk zigot. Konjugasi terjadi dimana pertukaran nukleus dari masing-masing gamet terjadi jika individu saling berdekatan (Hickmanet al., 2004).

20

Dokumen terkait