• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Perilaku Menyimpang Remaja

1. Konsep Perilaku Menyimpang

Menurut Siahaan (2009), perilaku menyimpang adalah perilaku atau kondisi yang bertentangan dengan norma sosial di mana perilaku dan kondisi itu dipelajari. Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa perilaku menyimpang adalah semua tingkah laku yang menyimpang dari ketentuan yang berlaku dalam masyarakat (Norma, agama, etika, perarturan sekolah dan keluarga, dan lain-lain (Sarwono, 1997: 197). Kehidupan di masyarakat tidak selamanya sejalan dengan nilai dan Norma yang berlaku, serta sesuai dengan harapan, akibatya banyak terjadi penyimpangan. Adapun definisi perilaku menyimpang (deviant behavior)

33

adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai suatu pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat (Waluyo,2007:88).

Menurut Waluyo, (2007: 88) perilaku menyimpang merupakan hasil proses sosialisasi yang tidak sempurna. Penyimpangan juga bisa disebabkan oleh penyerapan nilai dan Norma yang tidak sesuai dengan tuntunan masyarakat. Kedua hal tersebut cukup berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian seseorang sehingga menghasilkan perilaku yang menyimpang.

Seseorang yang melakukan penyimpangan pada umumnya disebut dengan tindakan yang melanggar aturan. Tindakan menyimpang initerdorong untuk mendapatkan sesuatu. Banyak orang yang percaya bahwa yang melakukan penyimpangan (orang yang pertama kali melakukan penyimpangan), dengan sengaja atau penuh kesadaran, atau kurang sadar karena motif-motif tertentu. Akan tetapi, di masyarakat ada pula yang melakukan penyimpangan secara tidak sengaja, bukan berarti tidak mentaati Norma yang berlaku melainkan disebabkan keterpaksaan, keteledoran atau ketidaktahuan.

Setiap kelompok menginginkan adanya perilaku yang teratur yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku yang diinginkan oleh para anggotanya. Keteraturan dihasilkan oleh proses sosialisasi sehingga penyesuaian diri merupakan bentuk interaksi sosial agar perilaku seseorang terhadap orang lain sesuai dengan harapan-harapan

34

kelompoknya. Apabila perilaku yang terjadi tidak sesuai dengan tuntunan masyarakat, maka terjadilah penyimpangan.

2.Ciri-Ciri Periaku Menyimpang

Semakin hari perilaku menyimpang yang terjadi dalam masyarakat semakin meningkat. Hal ini mendorong banyak ahli meneliti mengenai ciri-ciri perilaku menyimpang di masyarakat. Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt (1996), ciri-ciri perilaku menyimpang sebagai berikut:

a. Suatu perbuatan disebut menyimpang bilamana perbuatan itu dinyatakan sebagai menyimpang.

b. Penyimpangan terjadi sebagai konsekuensi dari adanya peraturan dan penerapan sanksi yang dilakukan oleh orang lain terhadap si pelaku menyimpang.

c. Ada perilaku menyimpang yang bisa diterima dan ditolak.

d. Mayoritas orang tidak sepenuhnya menaati peraturan sehingga ada bentuk penyimpangan yang relatif atau tersamar dan ada yang mutlak. e. Penyimpangan bisa terjadi terhadap budaya ideal dan budaya real.

Budaya ideal merupakan tata kelakuan dan kebiasaan yang secara formal disetujui dan diharapkan diikuti oleh anggota masyarakat. Sedangkan budaya real mencakup hal-hal yang betul-betul mereka laksanakan.

f. Apabila ada peraturan hukum yang melarang suatu perbuatan yang ingin sekali diperbuat banyak orang, biasanya muncul norma penghindaran.

35

3.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku menyimpang

Philip Graham lebih mendasarkan teorinya pada pengamatan empiris dari sudut kesehatan mental anak dan remaja. Dia juga membagi faktor- faktor itu ke dalam dua golongan (Sarwono, 1997: 199), yaitu:

a. Faktor lingkungan

1) Malnutrisi (kekurangan gizi) 2) Kemiskinan di kota-kota besar

3) Gangguan lingkungan (polusi, kecelakaan lalu lintas, bencana alam, dan lain-lain)

4) Migrasi (Urbanisasi, pengungsian karena perang, dan lain-lain) 5) Faktor sekolah (kesalahan memdidik, factor kurikulum, dan lain-

lain)

6) Keluarga yang bercerai-berai (perceraian, perpisahan yang terlalu lama, dan lain-lain)

7) Gangguan pengasuhan oleh keluarga : a) Kematian orang tua

b) Orang tua sakit berat atau cacat

c) Hubungan antar anggota keluarga tidak harmonis d) Orang tua sakit jiwa

e) Kesulitan dalam pengasuhan karena pengangguran, keslitan keuangan, tempat tinggal tidak memenuhi syarat, dan lain-lain

36

b. Faktor pribadi

1) Faktor bakat yang mempengaruhi temperamen (menjadi pemarah, hiperaktif, dan lain-lain)

2) Cacat tubuh

3) Ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri.

Remaja sebagai individu sedang berada dalam proses berkmbang atau menjadi (becoming), yaitu berkembang kearah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut remaja membutuhkan bimbingan karena masih kurangnya pemahaman dan wawasan. Proses perkembangan individu tidak berlangsung secara mulus dari suatu masalah. Dengan kata lain proses perkembangan itu tidak selalu berjalan dalam keadaan alur linier, lurus atau searah dengan potensi, harapan dan nilai-nilai yang dianut, karena banyak faktor penghambatnya.

Salah satunya faktor penghambat bersifat eksternal adalah yang berasal dari lingkungan. Iklim lingkungan yang tidak kondusif, seperti ketidak stabilan dalam kehidupan sosial politik, krisis ekonomi, perceraian orang tua, sikap dan perlakuan orang tua yang otoriter atau kurang memberikan kasih sayang dan pelecehan nilai- nilai moral atau agama dalam kehidupan keluarga maupun masyarakat (Yusuf, 2001: 209-210).

Jadi iklim lingkungan yang tidak sehat tersebut, cenderung memberikan dampak yang kurang baik dalam perkembangan remaja

37

dan sangat mungkin mereka akan mengalami kehidupan yang tidak nyaman, stress atau depresi. Dalam kondisi inilah, banyak remaja yang yang meresponya dengan sikap dan perilaku kurang wajar dan bahkan amoral (perilaku menyimpang), seperti kriminalitas, minum- minuman keras, penyalahgunaan obat terlarang, tawuran atau pergaulan bebas.

Kemudian faktor lain yang mempengaruhi perilaku menyimpang pada remaja menurut Yusuf (2001: 212), yaitu:

1) Kelalalaian orang tau dalam mendidik anak (memberikan ajaran dan bimbingan tentang nilai agama)

2) Pergaulan negatife (teman bergaul yang sikap dan perilakunya kurang memperhatikan nilai-nilai moral)

3) Perselisihan atau konflik orang tua (antar anggota keluarga) 4) Perceraian orang tua

5) Sikap perlakuan orang tua yang buruk

6) Kehidupan ekonomi keluarga yang morat-marit (miskin/fakir) 7) Diperjualbelikannya minuman keras/obat-obatan terlarang secara

bebas

8) Kehidupan moralitas masyarakat yang bobrok

9) Penjualan alat-alat kontrasepsi yang kurang terkontrol 10) Hidup menganggur

11) Kurang dapat memanfaatkan waktu luang 12) Beredarnya film-film atau bacaan-bacaan porno.

38

4. Bentuk-Bentuk Perilaku Menyimpang

Ada beberapa bentuk perilaku menyimpang menurut Raharjo, (2009: 27), sebagai berikut:

a. Penyimpangan primer, adalah penyimpangan yang bersifat sementara atau temporer dalam skala kecil. Contohnya: membolos kerja, menyontek,dan lain-lain.

b. Penyimpangan sekunder, adalah penyimpangan yang bersifat khas yang ditunjukkan oleh \pelaku perilaku penyimpangan. Contohnya: Pembunuhan, perampokan.

c. Penyimpangan individu, adalah penyimpangan yang dilakukan individu dengan melanggar norma-norma di masyarakat.

d. Penyimpangan kelompok, adalah penyimpangan yang dilakukan secara kelompok dengan melanggar norma masyarakat. Contohnya: geng atau mafia.

e. Penyimpangan situasional, adalah penyimpangan yang dilakukan oleh individu atau kelompok karena pengaruh dari luar yang begitu kuat. Contohnya: mencuri makanan karena kelaparan.

f. Penyimpangan sistematik, adalah penyimpangan karena proses sistematis yang diorganisir oleh organisasi sosial tertentu. Segala tindakan penyimpangan yang kemudian dibenarkan oleh semua anggota.

Penyimpangan terkadang tercipta dengan sendirinya. Isu sosial dapat diciptakan dan disebarluaskan dengan promosi yang sukses

39

untuk membuat perilaku normal menjadi penyimpangan. Artinya, penyimpangan tidak terbentuk dari norma yang ada di masyarakat, tetapi tergantung pada orang yang membuat perilaku tersebut.

Dokumen terkait