• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Hasil dan Pembahasan

2) Perilaku Pasar (Market Conduct)

Gambar 1. Diagram Alir Pemikiran Usaha budidaya dan Sistem Pemasaranyang dihadapi Petani Ikan Gurami di Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu.

Usahatani ikan gurami

Produksi ikan gurami

Analisis Pemasaran dengan S-C-P 1. Struktur Pasar

2. Perilaku Pasar 3. Keragaan Pasar

a. Saluran Pemasaran

b. Harga, Biaya, dan Volume Penjualan c. Pangsa Produsen

d. Marjin Pemasaran dan RPM

Efisien Tidak Pemasaran ikan gurami Saluran pemasaran Subsektor Kelautan dan perikanan Penerimaan Usahatani Biaya Produksi Harga ikan gurami Pendapatan Usahatani Untung Rugi Analisis Risiko Analisis statistik ragam (variance)/simpangan baku(standard deviation)

III. METODE PENELITIAN

A. Konsep Dasar dan Batasan Operasiona

Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian.

Usahatani adalah suatu usaha dimana dilakukan pengelolaan input, seperti lahan, tenaga kerja, modal, dan manajemen yang ditujukan untuk memperoleh produksi di bidang pertanian. Dalam penelitian ini, hal-hal yang berhubungan dengan usahatani ikan gurami ditunjukkan pada Tabel 5.

Risiko adalah peluang terjadinya kemungkinan merugi dapat diketahui terlebih dahulu.

Ketidakpastian adalah sesuatu yang tidak bisa diramalkan sebelumnya, dan karenanya peluang terjadinya merugi belum diketahui sebelumnya.

Ragam (variance) adalah ukuran satuan usaha dari suatu usaha budidaya yang menggambarkan penyimpangan yang terjadi dari usaha budidaya ikan gurami.

Simpangan baku (standard deviation) adalah ukuran satuan risiko terkecil yang menggambarkan penyimpangan yang terjadi dari budidaya ikan gurami.

Koefisien variasi adalah perbandingan risiko yang harus ditanggung petani

dengan jumlah keuntungan yang akan diperoleh dengan hasil dan sejumlah modal yang ditanamkan dalam proses produksi.

Tabel 5. Variabel usahatani

No Variabel Satuan

1 Produksi adalah ikan gurami yang dihasilkan oleh petani selama

satu periode produksi.

kilogram (Kg)

2 Tenaga kerja adalah banyaknya orang yang bekerja dalam satu

periode panen pada proses usaha budidaya ikan gurami. Penggunaan tenaga kerja diukur dalam satuan Hari Orang Kerja (HOK). Satu HOK setara dengan tujuh jam kerja efektif pria dewasa. Untuk tenaga kerja wanita dan anak-anak dikonversikan ke dalam HOK berdasarkan tingkat upah yang berlaku.

orang

3 Penerimaan adalah sejumlah uang yang diterima oleh pelaku usaha

budidaya ikan gurami yang diperoleh dari jumlah satuan produksi dikalikan dengan harga yang berlaku

rupiah (Rp)

4 Keuntungan adalah hasil yang diperoleh petani dari selisih

penerimaan total dengan total biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani dalam sekali proses produksi

rupiah (Rp)

5 Biaya adalah jumlah seluruh nilai korbanan yang dikeluarkan

untuk usaha budidaya ikan gurami

rupiah (Rp)

6 Biaya produksi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam

proses usaha budidaya ikan gurami yang terdiri dari biaya tunai dan biaya diperhitungkan

rupiah (Rp)

7 Biaya tunai adalah biaya yang secara nyata dikeluarkan oleh petani

dalam bentuk uang, biaya bibit, biaya pakan, biaya obat, biaya tenaga kerja, dll., per satu periode produksi

rupiah (Rp)

8 Biaya yang diperhitungkan adalah biaya tenaga kerja keluarga,

biaya penyusutan peralatan, biaya penyusutan gudang

rupiah (Rp)

9

Tabel 5. Lanjutan…

penggunaan kolam selama satu periode produksi. Biaya ini merupakan biaya diperhitungkan yang dihitung dengan

mengakumulasikan nilai sewa kolam per tahun per hektar yang disesuaikan dengan luas kolam yang digunakan oleh petani

10 Penerimaan usahatani adalah jumlah produksi total ikan gurami

selama satu periode dikalikan dengan harga ikan gurami di tingkat petani.

rupiah(Rp)

11 Penerimaan total adalah nilai hasil yang diterima oleh petani ikan

gurami yang dihitung dengan mengalikan jumlah produksi dengan harga jual ikan gurami

rupiah(Rp)

12 Pendapatan petani adalah nilai dari penerimaan total dikurangi

dengan seluruh biaya yang dikeluarkan petani untuk melakukan usaha budidaya ikan gurami dalam satu periode usahatani

rupiah per periode (Rp/Periode)

13 Harga merupakan besarnya sejumlah uang yang menjadi tolok ukur

nilai dari banyaknya ikan gurami dalam ukuran tertentu

rupiah (Rp)

14 Harga di tingkat produsen adalah harga ikan gurami di tingkat

produsen setelah terjadi transaksi jual beli

rupiah per kilogram (Rp/Kg)

15 Harga di tingkat konsumen atau harga beli konsumen adalah harga

ikan gurami yang dibayar oleh konsumen pada waktu terjadi transaksi jual beli ikan gurami.

rupiah per kilogram (Rp/Kg)

Pemasaran atau tataniaga adalah proses pertukaran yang mencakup serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk memindahkan barang atau jasa dari produsen ke konsumen dengan tujuan memperoleh keuntungan di satu pihak dan kepuasan di pihak lain. Dalam penelitian ini, hal yang berhubungan dengan pemasaran ditunjukkan pada Tabel 6.

Saluran pemasaran adalah rantai kegiatan yang melibatkan lembaga-lembaga pemasaran dalam menyampaikan komoditas ikan gurami dari produsen ikan gurami ke konsumen akhir (petani pengguna) dengan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan pembelian, pengangkutan, penyimpanan, dan penjualan.

Pasar adalah bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli dengan melakukan tawar menawar sehingga memperoleh kesepakatan dalam bertransaksi.

Tabel 6. Variabel pemasaran

No Varabel Satuan

1 Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses

pemasaran meliputi biaya angkut, biaya bongkar muat, biaya transportasi, kemasan, tenaga kerja, penyusutan dll.

rupiah per kilogram (Rp/Kg)

2 Marjin pemasaran total adalah selisih harga di tingkat konsumen

akhir dengan harga di tingkat produsen atau jumlah marjin untuk semua tingkat lembaga pemasaran.

rupiah per kilogram (Rp/Kg)

3 Biaya transportasi adalah biaya yang dikeluarkan oleh lembaga

pemasaran untuk pengangkutan ikan gurami sampai ke lembaga pemasaran tersebut.

rupiah per kilogram (Rp/Kg)

4 Biaya tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan oleh lembaga

pemasaran untuk membayar tenaga kerja yang digunakannya dalam kegiatan pemasaran.

rupiah (Rp)

5 Profit marjin adalah marjin keuntungan dari setiap lembaga yang

terkait dalam pemasaran. Profit marjin ini dihitung dengan cara mengurangi marjin pemasaran dengan total biaya pemasaran.

rupiah per kilogram (Rp/Kg)

6 Rasio profit marjin adalah perbandingan antara tingkat keuntungan

yang diperoleh lembaga perantara pemasaran (pedagang) dengan biaya yang dikeluarkan pada kegiatan pemasaran.

% (persen)

7 Volume jual adalah banyaknya ikan gurami yang dijual, baik oleh

produsen, maupun oleh lembaga perantara pemasaran (pedagang).

kilogram (Kg) 8 9 10 11 12

Volume beli adalah banyaknya ikan gurami yang dibeli oleh konsumen (individu) atau lembaga perantara pemasaran

Lanjutan Tabel 6 …

Produsen ikan gurami adalah petani pemelihara atau perusahaan yang bergerak dalam produksi ikan gurami untuk keperluan perdagangan dan budidaya.

Pedagang pengumpul (agen) ikan gurami merupakan lembaga pemasaran yang menyalurkan produknya dari petani kepada pedagang besar.

Pedagang Besar adalah pedagang yang membeli ikan gurami dari agen atau dari petani langsung.

kilogram (Kg) orang orang orang orang

13

14

Pedagang pengecer I adalah lembaga pemasaran yang memebeli ikan gurami dari pedagang besar.

Pedagang pengecer II (pedagang pasar) adalah pemasaran yang memebeli ikan gurami dari pedagang besar dan menjualnya di pasar. Konsumen ikan gurami adalah semua individu atau rumah tangga yang membeli atau memperoleh ikan gurami untuk di konsumsi.

orang

orang

B. Lokasi Penelitian, Responden, dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Pringsewu dengan pertimbangan produktivitas ikan air tawar yang dihasilkan di Kabupaten Pringsewu memiliki urutan tertinggi ke tiga setelah Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung Timur. Kecamatan Pagelaran diambil secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan kecamatan ini merupakan sentra produksi ikan air tawar di Kabupaten Pringsewu.

Dari 24 pekon yang ada di Kecamatan Pagelaran kemudian dipilih satu pekon secara sengaja (purposive). Pemilihan Pekon Lugusari sebagai tempat penelitian yaitu dengan pertimbangan bahwa pekon ini merupakan wilayah yang memiliki jumlah petani ikan air tawar paling banyak di Kecamatan Pagelaran.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sensus dengan

mengambil seluruh populasi yang ada. Responden dalam penelitian ini berjumlah 79 orang yang terdiri dari 34 petani, 5 orang pedagang pengumpul, 2 orang

pedagang besar, 2 orang pedagang pengecer I, 5 orang pedagang pengecer II, masing-masing menggunakan metode sensus serta 25 konsumen. Penentuan responden konsumen menggunakan dua metode pengambilan sampel. Metode sensus digunakan untuk responden rumah makan di Pringsewu dan tempat

pemancingan. Sedangkan metode convenience sample untuk sebagian responden rumah makan di Bandar Lampung, responden rumah tangga dan tempat hajat.

Pengambilan seluruh responden selain petani dilakukan dengan cara mengikuti alur/rantai pemasaran yang terbentuk. Dalam pelaksanaannya pertama-tama dilakukan wawancara terhadap responden petani ikan gurami yang selanjutnya responden tersebut diminta untuk menyebutkan (menunjuk) responden lainnya (pedagang pengumpul, pedagang besar atau pengecer), hal ini dilakukan sedemikian rupa sehingga didapat rantai pemasaran. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober 2012 di Pekon Lugusari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu.

C. Metode Pengumpulan Data

Terdapat dua jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan bantuan kuesioner yaitu dengan mewawancarai langsung petani ikan gurami dan pedagang pengumpul atau

pengecer menggunakan kuisioner dan pengamatan serta pencatatan langsung tentang keadaan di lapangan. Data sekunder diperoleh dari pengumpulan data dan studi literatur dari lembaga/instansi yang terkait dalam penelitian ini seperti Badan Pusat Statistik, Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Pringsewu, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tanggamus dan lain-lain.

D. Metode Analisis Data

Metode pengolahan data dilakukan dengan menghitung pendapatan usahatani dan analisis efisiensi pemasaran. Data yang diperoleh disederhanakan dalam bentuk tabulasi dan akan dianalisis dengan melakukan perhitungan data dengan

menggunakan rumus yang telah ada.

1. Pendapatan Usahatani Ikan Gurami

Pendapatan dari usahatani yang telah dilakukan akan dihitung dengan menggunakan rumus (Soekartawi, 1995):

π = Y.Py – (xi.Pxi) –BTT ……… (1)

Keterangan :

π = keuntungan

Y = hasil produksi (kg) Py = harga hasil produksi (Rp) Xi = faktor produksi variabel ke-i

Pxi = harga faktor produksi variabel k-i (Rp/Kg) BTT = biaya tetap total

i = 1, 2, 3, 4, 5,….n

Pendapatan juga dapat dihitung menggunakan rumus (Soekartawi, 1995):

= TR-TC ……… (2)

keterangan :

π = keuntungan/pendapatan

TR = Total Revenue (total penerimaan) TC = Total Cost (total biaya)

2. Analisis Risiko Usahatani

Pengukuran risiko secara statistik dilakukan dengan menggunakan ukuran ragam (variance) atau simpangan baku (standard deviation). Kedua cara ini menjelaskan risiko dalam arti kemungkinan penyimpangan pengamatan

sebenarnya disekitar nilai rata-rata yang diharapkan. Ukuran untuk hasil yang diharapkan adalah hasil rata-rata (mean) (Kadarsan, 1995), rumusnya adalah: E = n Ei n i 1 ……….(3) Keterangan:

E = keuntungan rata-rata (rupiah)

Ei = keuntungan yang diterima petani (rupiah) n = jumlah sampel petani responden (orang)

Simpangan baku (standard deviation) adalah :

V = ) 1 ( ) ( 1 2 n E Ei n i

……….……. (4) Keterangan: V = simpangan baku

E = keuntungan rata-rata (rupiah) Ei = keuntungan (rupiah)

n = jumlah sampel petani (orang)

Besarnya keuntungan yang diharapkan (E) menggambarkan jumlah rata-rata keuntungan yang diperoleh petani, sedangkan simpangan baku (V) merupakan besarnya fluktuasi keuntungan yang mungkin diperoleh atau merupakan risiko yang ditanggung petani. Untuk melihat nilai risiko dalam memberikan suatu hasil dapat dipakai ukuran keuntungan koefisien variasi yang rumusnya (Kadarsan, 1995):

Keterangan :

CV = koefisien variasi

V = simpangan baku keuntungan (rupiah) E = keuntungan rata-rata (rupiah)

Semakin besar nilai CV menunjukkan bahwa risiko yang harus ditanggung petani ikan gurami semakin besar dan sebaliknya. Selain itu penentuan batas bawah sangat penting dalam pengambilan keputusan petani untuk mengetahui jumlah hasil terbawah di bawah tingkat hasil yang diharapkan. Hal ini, dapat menjadi pertimbangan petani dalam mengambil keputusan untuk melanjutkan usaha budidaya ikan guraminya atau tidak yang mempunyai tingkat risiko. Batas bawah keuntungan (L) menunjukkan nilai nominal keuntungan terendah yang mungkin diterima oleh petani. Rumus batas bawah keuntungan menurut Kadarsan (1995) adalah :

L = E – 2V ……….(6)

Keterangan: L = batas bawah

E = rata-rata keuntungan yang diperoleh V = simpangan baku

Koefisien variasi (CV) merupakan nisbah antara simpangan baku dan rata-rata pendapatan yang menunjukkan besarnya risiko dari usaha budidaya ikan gurami dan batas bawah (L) menunjukkan aman tidaknya modal/investasi yang ditanam dari kemungkinan kerugian. Nilai

menyatakan aman tidaknya modal yang ditanam dari kemungkinan kerugian.

3. Analisis Efisiensi Sistem Pemasaran

Analisis efisiensi sistem pemasaran akan dilakukan dengan meneliti pemasaran yang terbentuk menggunakan pendekatan organisasi pasar. Organisasi pasar adalah suatu istilah umum yang mencakup seluruh aspek suatu sistem pemasaran tertentu. Menurut Hasyim (1994), analisis yang digunakan untuk menganalisis organisasi suatu pasar adalah analisis dengan model S-C-P (structure, conduct, dan performance). Pada dasarnya,

organisasi pasar dapat dikelompokkan ke dalam tiga komponen, yaitu :

a. Struktur Pasar (market structure)

Struktur pasar menggambarkan hubungan antara penjual dan pembeli yang dilihat dari jumlah lembaga pemasaran, diferensiasi produk, dan kondisi keluar masuk pasar (entry condition). Struktur pasar dikatakan bersaing sempurna bila jumlah pembeli dan penjual banyak, tidak dapat mempengaruhi harga pasar (price taker), tidak ada gejala konsentrasi, produk homogen, dan bebas untuk keluar masuk pasar. Struktur pasar yang tidak bersaing sempurna terjadi pada pasar monopoli (hanya ada penjual tunggal), pasar monopsoni (hanya ada pembeli tunggal), pasar oligopoli (ada beberapa penjual), dan pasar oligopsoni (ada beberapa pembeli).

b. Perilaku Pasar (market conduct)

Perilaku pasar merupakan gambaran tingkah laku lembaga pemasaran (petani sebagai produsen, lembaga perantara atau pedagang, dan konsumen) dalam menghadapi struktur pasar untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya yang meliputi kegiatan pembelian,

penjualan, dan pembentukan harga. Perilaku pasar juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor budaya, faktor sosial (kelompok acuan, keluarga, peran dan status) faktor pribadi (umur, situasi ekonomi, gaya hidup), serta faktor psikologis (motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan, dan sikap) (Kotler dan Amstrong, 2001).

c. Keragaan Pasar (market performance)

Keragaan pasar merupakan gambaran gejala pasar yang tampak akibat interaksi antara struktur pasar (market structure) dan perilaku pasar (market conduct). Interaksi antara struktur dan perilaku pasar cenderung bersifat kompleks dan saling mempengaruhi secara dinamis.

Selanjutnya, untuk menganalisis keragaan pasar digunakan beberapa indikator, yaitu :

(1) Saluran pemasaran

Saluran pemasaran merupakan lembaga-lembaga yang memasarkan produk yang berupa barang atau jasa dari produsen sampai ke konsumen akhir. Fungsi lembaga pemasaran itu berbeda satu sama lainnya, dicirikan oleh aktivitas yang dilakukan dalam kegiatan

pemasaran seperti pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutan (Assauri, 2002).

Menurut Hanafiah & Saefudin (1983), terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi panjang pendeknya saluran pemasaran yang dilalui oleh suatu komoditas yaitu :

a. Jarak antara produsen dan konsumen

Makin jauh jarak produsen dan konsumen, maka makin panjang saluran pemasaran yang dilalui oleh suatu produk.

b. Cepat tidaknya produk rusak

Suatu produk yang cepat atau mudah rusak harus segera dikonsumsi oleh konsumen dan hal ini memerlukan saluran pemasaran yang pendek dan cepat.

c. Skala Produksi

Produksi yang berlangsung dalam keadaan kecil, jumlah produk yang dihasilkan berukuran kecil. Jika penjualannya dilakukan langsung ke pasar, maka hal ini tidak akan menguntungkan.

d. Posisi keuangan perusahaan

Produsen yang mempunyai posisi keuangan yang kuat cenderung memperoleh saluran pemasarannya dan pedagang yang memiliki posisi keuangan yang kuat akan lebih banyak melakukan fungsi pemasaran lebih banyak dibandingkan dengan pedagang.

Saluran pemasaran dianalisis secara kualitatif (deskriptif) pada setiap lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses arus barang. Jika saluran pemasaran panjang, namun fungsi pemasaran yang dilakukan sangat dibutuhkan (sulit diperpendek), maka dapat dikatakan efisien.

Sebaliknya, jika saluran pemasaran panjang, namun ada fungsi pemasaran yang tidak perlu dilakukan (dapat diperpendek), tetapi tidak dilakukan, maka dapat dikatakan tidak efisien. Jika saluran pemasaran pendek dan fungsi pemasaran dirasa cukup, maka dapat dikatakan efisien. Sebaliknya, jika saluran pemasaran pendek dan dirasa perlu tambahan fungsi pemasaran sehingga perlu

diperpanjang, maka dapat dikatakan tidak efisien.

(2) Harga, biaya, dan volume penjualan

Keragaan pasar dianalisis secara kualitatif (deskriptif) yang berkenaan dengan harga, biaya, dan volume penjualan masing-masing tingkat pasar mulai dari tingkat petani, pedagang, sampai ke konsumen.

(3) Pangsa produsen (Produser Share)

Analisis pangsa produsen bertujuan untuk mengetahui bagian harga yang diterima petani (produsen). Apabila pangsa produsen semakin tinggi, pemasaran akan semakin efisien.

Pangsa pasar dirumuskan sebagai :

% 100 Pr x Pf

Keterangan :

PS = Bagian harga ikan gurami yang diterima petani (produsen) Pf = Harga ikan gurami di tingkat petani (produsen)

Pr = Harga ikan gurami di tingkat konsumen

(4) Marjin pemasaran dan rasio profit marjin

Marjin pemasaran adalah perbedaan harga pada tingkat usahatani (Pf) dan harga di tingkat eceran atau konsumen (Pr) (Hasyim, 1994). Secara matematis perhitungan marjin pemasaran dan marjin keuntungan dapat ditulis :

mji = Psi –Pbi atau mji = bti + πi……….……….. (8) Total marjin pemasaran adalah :

Mji = n i mji 1 atau Mji = Pr – Pf ………. (9) Konsep pengukuran dalam analisis adalah :

(a) Marjin pemasaran dihitung berdasarkan perbedaan harga beli dengan harga jual dalam rupiah per kilogram pada masing-masing lembaga pemasaran.

(b) Harga beli dihitung berdasarkan harga rata-rata pembelian per kilogram.

(c) Harga jual dihitung berdasarkan harga rata-rata penjualan per kilogram.

Penyebaran marjin pemasaran dapat dilihat berdasarkan persentase keuntungan terhadap biaya pemasaran (Ratio Profit Margin/RPM) pada masing-masing lembaga pemasaran, dirumuskan sebagai (Hasyim, 1994):

RPM =

i i

bt ...(10) Keterangan:

mji = marjin pada lembaga pemasaran tingkat ke-i Mji = total marjin pada satu saluran pemasaran

Psi = harga jual pada lembaga pemasaran tingkat ke-i Pbi = harga beli pada lembaga pemasaran tingkat ke-i bti = biaya pemasaran lembaga pemasaran tingkat ke-i

πi = keuntungan lembaga pemasaran tingkat ke-i Pr = harga pada tingkat konsumen

Pf = harga pada tingkat produsen i = 1,2,3,...,... n

IV.GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN, HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kabupaten Pringsewu

a. Letak Geografis

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pringsewu, karena Pringsewu merupakan kabupaten terbesar ketiga penghasil ikan air tawar setelah Kabupaten Lampung Timur dan Lampung Tengah yang ada di Provinsi Lampung.

Secara geografis Kabupaten Pringsewu terletak pada posisi 104°42’0”-105°8’0”

BT dan antara 5°8’0”-6° 8’0” LS. Luas wilayah yang dimiliki kabupaten ini

kurang lebih 625,00 km² dengan topografi wilayah bervariasi antara dataran rendah dan dataran tinggi, yang sebagian besar merupakan daerah bentangan datar. Luas bentangan datar ini sekitar 40% dari seluruh wilayah dengan ketinggian antara 800-1115 m dari permukaan laut. Kabupaten ini merupakan kabupaten yang memiliki 8 kecamatan, 5 kelurahan, dan 96 pekon berdasarkan Undang-undang nomor 48 tahun 2008. Batas-batas wilayah administratif Kabupaten Pringsewu adalah :

1. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Sendang Agung dan Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah.

2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Bulok Kabupaten Tanggamus. 3. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Pugung dan Kecamatan Pulau

Panggung Kabupaten Tanggamus.

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Negeri Sakti, Kecamatan Gedong Tataan, Kecamatan Waylima, dan Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran.

b. Topografi dan Iklim

Pada daerah ini memiliki sebaran topografi wilayah bervariasi antara dataran rendah dan dataran tinggi yang sebagian merupakan daerah bentangan datar, yaitu sekitar 40% dari seluruh wilayah dengan ketinggian dari permukaan laut antara 800 m sampai 1.115 m dari permukaan laut.

c. Keadaan Demografi

Berdasarkan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Pringsewu tahun 2011, penduduk Kabupaten Pringsewu tercatat berjumlah 360.927 jiwa. Penduduk ini terdiri dari 268.432 jiwa penduduk berjenis kelamin laki-laki dan 92.495 jiwa penduduk perempuan.

2. Keadaan Umum Kecamatan Pagelaran a. Letak Geografis

Berdasarkan Statistik Daerah Kecamatan Pagelaran (2011), Kecamatan Pagelaran merupakan kecamatan tertua yang ada di Kabupaten Pringsewu dengan luas wilayah sebesar 163,55 km² atau sebesar 26,17% dari total luas Kabupaten Pringsewu. Jarak pusat pemerintah Kecamatan Pagelaran dari ibukota Kabupaten Pringsewu adalah 10 km dan dari ibukota Provinsi Lampung adalah 55 km. Kecamatan Pagelaran memiliki 24 pekon dengan batas-batas sebagai berikut :

1. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Banyumas 2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Pardasuka 3. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Pugung 4. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Pringsewu.

Pengambilan sampel pada kecamatan ini terletak di Pekon Lugusari. Pekon ini merupakan salah satu pekon yang terdapat di Kecamatan Pagelaran yang mempunyai luas daerah 320 ha. Batas-batas wilayah administratif Pekon Lugusari meliputi sebelah utara berbatasan dengan Sungai Way Sekampung Pekon Fajar Baru, sebelah selatan berbatasan dengan Pekon Sukaratu, sebelah barat berbatasan dengan Desa Rantautijang, sebelah timurberbatasan dengan Pekon Pagelaran. Kepala Keluarga yang ada di wilayah ini sebanyak 741 orang.

Sebagian besar masyarakat yang ada di wilayah ini bekerja sebagai pembudidaya ikan air tawar dan petani coklat.

b. Keadaan Demografi

Berdasarkan Statistik Daerah Kecamatan Pagelaran (2011), jumlah penduduk Kecamatan Pagelaran sejumlah 58.945 jiwa dengan sex ratio 110 antara penduduk laki-laki dan perempuan. Untuk kepadatan penduduk di Kecamatan Pagelaran adalah 360 jwa/km², yang artinya setiap 1 km² wilayah di Kecamatan Pagelaran rata-rata dihuni oleh sekitar 360 jiwa pendududuk.

3. Keadaan Umum Pekon Lugusari a. Letak Geografis

Pekon Lugusari merupakan salah satu pekon yang ada di Kecamatan Pagelaran dengan luas pekon 475 ha yang terdiri dari 5 dusun. Pekon Lugusari memiliki batas-batas wilayah, yaitu :

Sebelah utara : Desa Fajar Baru dan Desa Kemilin

Sebelah selatan : Desa Sukaratu/Sukawangi dan Desa Pagelaran Sebelah barat : Kecamatan Pugung

Sebelah timur : Desa Panutan

Pada tahun 1971 status dusun resmi menjadi desa definitif berdasarkan keputusan Gubernur Daerah Tingkat I Lampung Nomor :

yaitu Dusun Lugusari I, Dusun Lugusari II, Dusun Rejosari, Dusun Solo, dan Dusun Ngadirejo.

b. Topografi dan Iklim

Pekon Lugusari merupakan daerah datar dan bergelombang dengan ketinggian 120 meter di atas permukaan laut. Di Pekon Lugusari terdapat kenampakan alam dan buatan. Kenampakan alam yang terdapat di Pekon Lugusari adalah sungai, sedangkan kenampakan buatannya berupa kebun, sawah, kolam, pemukiman, sekolah, dan bangunan umum lainnya.

Kenampakan yang paling dominan adalah kebun, sawah, dan pemukiman. Iklim yang terbentuk pada daerah ini memiliki curah hujan sebanyak 1500-2000 m, dengan rata-rata suhu harian 32ºC. Dari curah hujan yang terjadi,

Dokumen terkait