• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

6. Perilaku Pencarian Informasi

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam hal pencarian informasi, pemustaka Perpustakaan Pascasarjana memiliki tiga tahapan yang mengacu pada model pencarian yang dikembangkan oleh Ellis atau disebut A stage process version of Ellis’s behavioral framework yaitu Starting, Chaining, Browsing, Differentiating, Monitoring, Extracting, Verifying, Ending.

Berikut hasil penelitian yang penulis lakukan:

a. Perilaku Pemustaka Sebelum Pencarian

1) Starting

Starting artinya individu mulai mencari infomasi misalnya bertanya kepada seseorang yang ahli disalah satu bidang keilmuan yang diminati oleh individu tersebut.33 Dalam tahap ini pemustaka akan memulai pencarianya terhadap informasi yang ia cari namun terlebih dahulu pemustaka mempersiapkan apa yang akan dicarinya atau pemustaka memiliki gambaran awal dari apa yang akan ia cari. Sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan pemustaka berikut:

33

Pawit M. Yusup, Teori dan Praktik Penelusuran Informasi : Information Retrival.

(Jakarta:Kencana, 2010). Hlm 104

“pastinya sudah, soalnya sebelum saya ke perpustakaan saya pasti sudah mempersiapkan dan tau apa yang saya lakukan dan apa yang harus saya cari.” (NA)

“iya biasanya sebelum saya kesini (perpustakaan) saya selalu memikirkan buku atau tema apa yang saya cari, atau saya tanya-tanya dengan teman atau senior saya mengenai literature yang saya butuhkan” (US)

“lebih ke tema saja, kan kita harus tau apa yang akan kita cari atau Tanya dengan yang lebih ahli” (AHS)

Pernyataan pemustaka diatas menjelaskan bahwa pemustaka Perpustakaan Pascasarjana memulai pencariannya dengan mempersiapkan gambaran awal yaitu tema apa yang akan mereka cari atau bertanya mengenai literatur yang mereka butuhkan kepada dosen, senior atau teman yang lebih mengetahui.

2) Chaining

Pada tahap ini pemustaka mencoba menghubungkan informasi yang mereka butuhkan dengan apa yang akan mereka cari, biasanya mereka akan menggunakan catatan kecil atau menggunakan referensi dari dosen yang sudah mereka ingat, seperti pada pernyataan informan pemustaka dibawah ini:

“mungkin tema dan dimana saya akan mencari daripada informasi itu. Saya biasanya bawa daftar atau list referensi yang diberikan oleh dosen saya.Pas ada kelas biasanya beliau memberikan referensi apa yang bagus jadi saya catat lalu saya bawa ketika saya ada tugas yang berkaitan.” (AHS)

“biasanya saya sih saya sudah ada judul atau tema terus saya cari ke katalog, begitu mba.terus saya cari di rak. Judul atau tema yang saya cari itu saya catat-catat kalau sudah ada daftar buku rujukan yang diberikan dosen yaa saya pake itu.” (NA)

Sedangkan menurut pustakawan, pemustaka memang sudah membawa atau memiliki judul yang akan dicari pada saat pencarian, seperti pernyataan berikut:

“mereka sudah bisa mencari informasi sendiri yah, mereka membawa tema yang dicari, lalu datang ke OPAC atau mengakses jurnal menggunakan fasilitas yang sudah disediakan.” (MAR)

Hasil wawancara menunjukkan bahwa rata-rata pemustaka rata-rata sudah mempersiapkan tema atau judul terlebih dahulu dari literatur yang mereka dapatkan dari catatan atau bahan ajar lalu mereka memulai melakukan pencarian.

b. Perilaku Pemustaka Saat Pencarian

1) Browsing

Pada tahap ini pemustaka memulai pencarian informasi dari apa-apa saja yang mereka persiapkan pada tahap Starting dan Chaining.

Pemustaka perpustakaan Pascasarjana biasa menggunakan perpustakan sebagai sumber utama pencarian informasi mereka. Adapun tahap-tahap pencarian informasi yang mereka lakukan adalah sebagai berikut:

“Tahap-tahapnya pertama saya catet apa aja yang saya mau cari, terus saya bawa ke perpustakaan, saya cari di katalog kalo ada saya langsung ke rak, gitu aja sih terakhir saya cek-cek cocok apa ngga dengan yang saya cari. Tapi kalo saya udah sering pinjam saya langsung ke rak”(NA)

“kalo tahap-tahap yaitu pertama saya punya judul yang saya cari, lalu saya datang ke perpustakaan terlebih dahulu lalu saya mencari di OPAC materi apa yang saya butuhkan setelah itu saya cari di rak-rak yang sudah tertera.”(US)

“pertama di perpustakaan tahap-tahap pertama saya tulis apa yang akan saya cari di buku catatan, lalu saya ke perpustakaan cari di katalog itu kan selanjutnya saya cari di rak-rak.”(AHS)

Dari hasil wawancara tampak bahwa secara umum buku adalah sumber utama pemustaka dalam memenuhi kebutuhan informasi, hal ini terlihat dari jawaban pemustaka yang mengacu pada pencarian di perpustakaan.Selanjutnya, mereka menggunakan OPAC atau katalog dalam mencari buku yang mereka butuhkandengan menggunakan pendekatan tema atau judul yang mereka cari dalam menggunakan OPAC atau katalog, terbukti dari hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan pemustaka.Berikut jawaban pemustaka:

“iya saya menggunakan OPAC, caranya kita ketik keyword atau judul yang ingin kita cari setelah itu keluar bahan yang kita perlukan adanya di rak mana.”(AN)

“iya saya gunakan katalog biar mudah mencari apa literaturnya. Caranya ketik judul atau tema yang akan dicari setalah itu muncul letaknya dimana.” (US)

“iya saya selalu menggunakan OPAC sebagai fasilitas dalam mencari buku-buku atau bahan yang saya butuhkan.” (AHS)

Penyataan-pernyataan pemustaka di atas menjelaskan bahwa Pemustaka sudah bisa menggunakan fasilitas OPAC sebagai alat penulusuran informasi yang mereka cari. Dan jawaban pemustakapun selaras dengan pernyataan dari pustakawan Perpustakaan Pascasarjana berikut ini:

“seperti biasa saja mereka mengunjungi perpustakaan lalu mencari informasi yang mereka butuhkan dengan katalog lalu menuju rak untuk menemukan informasi yang mereka perlukan.” (AF)

Dalam mempercepat dan mendapatkan bahan yang tepat pemustaka menggunakan bantuan pencarian dengan OPAC ada beberapa pemustaka yang menggunakan bolean operator seperti pada pernyataan dibawah ini

“iya saya gunakan untuk pencarian tertentu misalnya kalau judul bukunya agak mirip ke tema lain, jadi saya gunakan tapi ngga selalu” (NA)

“ saya gunakan tapi jarang, untuk pencarian tertentu saya itupun saya minta tolong sama petugas saja” (US)

Akan tetapi tidak semua pemustaka dapat menggunakan fasilitas pencarian seperti ini dikarenakantidak terlalu faham atau tidak mengerti cara mengoperasikanya

“saya tidak terlalu faham sih cara penggunaanya, kalau saya menemukan kesulitan sayaminta tolong dengan pustakawannya, jadi saya tidak pernah menggunakanya” (AHS)

Setelah melakukan penelusuran menggunakan OPAC,pemustaka dihadapkan dengan hasil pencarian yang tidak jarang terdapat kendala didalamnya, seperti yang tertera pada pernyataan pemustaka sebagai berikut:

“tidak selalu, yaa kalau tidak ada saya bisa searching di internet, atau jika tidak tersedia di perpustakaan saya coba ke perpustakaan lainnya, misalnya di UIN itu bisa Perpustakaan Utama. Atau bisa Tanya dan konsultasi sama pustakawanya” (US)

Hasil wawancara mengemukakan bahwa pemustaka memilih untuk mencari informasi dari sumber-sumber alternatif dan berkonsultasi dengan pustakawan terkait dengan kendala yang mereka alami pada saat melakukan penelusuran informasi. Menurut pustakawanpun terdapat pemustaka yang mengalami kendala dan melakukan konsultasi dengan pustakawan terkait informasi yang dibutuhkanya. Berikut pernyataan pustakawan:

“iya, kita selalu memberikan rujukan dimana mereka bisa mendapatkan informasi yang mereka cari yaa.. biasanya di perpustakaan sekitar UIN.”(MAR)

Dari pernyataan pustakawan tersebut, menjelaskan bahwa pustakawan berperan aktif dalam menanggulangi kendala-kendala yang di hadapi oleh pemustaka pada saat penelusuran informasi dengan cara memberikan rujukan dari perpustakaan lain.

Dan untuk memenuhi kebutuhanya pemustaka menggunakan internet sebagai alternatif pencarian informasi. Berikut hasil wawancara mengenai penggunaan internet:

“misalnya google cendikiawan atau google shcolar itu untuk melengkapi aja sih, tahap pencarianya itu kita buka situs yang mau kita gunakan misalnya google cendikiawan terus masukin tema yang mau kita gunakan, setelah itu akan keluar hasil pencariannya.”(NA) “biasanya saya menggunakan jurnal online, disinikan sudah bisa mengakses jurnal secara gratis. Yaa seperti ProQuest atau Ebsco. Cara mencarinya sama seperti biasa memasukkan keywordnya lalu muncul jurnal yg dibutuhkanlalu download. Pencarian internet ini untuk melengkapi materi yang kita butuhkan.” (US)

“kalau di internet saya biasa akses jurnal-jurnal yang dilanggan oleh perpustakaan, karena lengkap. Jadi, saya masuk ke web perpustakaan Pascasarjana lalu loggin dan disitu kita bias mencari-cari jurnal apa yang kita butuhkan. Kalau blog atau semacam itu hanya untuk baca-baca saja.”(AHS)

`Dari hasil wawancara diatas menjelaskan bahwa penggunaan internet untuk melengkapi informasi pemustaka, dan situs yang banyak digunakan adalah situs yang berkaitan dengan situs-situs jurnal online.

2) Diferentiating

Pada tahap ini pemustaka memilih informasi yang mereka gunakan, limpahan informasi membuat pemustaka harus teliti dalam memilih informasimana yang akan mereka gunakan

“tema tentang Bahasa Arab atau tentang agama” (NA)

“iya biasanya sebelum saya kesini (perpustakaan) saya selalu memikirkan buku atau tema apa yang saya cari, atau saya tanya-tanya dengan teman atau senior saya mengenai literatur yang saya butuhkan”(US)

“buku-buku, jurnal, tesis yang berhubungan dengan konsentrasi saya (syariah)”(AHS)

Berdasarkan hasil wawancara pemilihan buku atau informasi yang dicari oleh pemustaka adalah dengan menyesuaikan tema literatur dengan tema dari tugas akhir, tugas kuliah atau konsentrasi dan bahan bacaan pemustaka.

c. Perilaku Pemustaka Setelah Pencarian

1) Monitoring

Pada tahap ini pemustaka diharuskan untuk memantau perkembangan dari informasi yang mereka butuhkan. Perpustakaan Pascasarjana juga melakukan monitoring terhadap informasi yang berkembang, hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara penulis dengan pustakawan Perpustakaan Pascasarjana sebagai berikut:

“iya, kita selalu meng-update informasi mengenai buku-buku terutama yang relevan dengan konsentrasi yang ada di sekolah pascasarjana” (MAR)

“iya, kita selalu meng-update buku-buku yang ada, kita cocokan dengan konsentrasi yang ada disini.”(AF)

Selain itu berikut hasil wawancara pemustaka mengenai update informasi yang mereka lakukan.

“iyaa, tapi yang biasanya Update itu kan koran atau majalah yaa, kalo buku sih saya biasa langsung ke perpustakaan, tapi kalo update biasanya langsung ke internet, koran atau majalah mengenai rubrik yang saya cari.” (NA)

“iya saya selalu update karena menurut saya informasi itu sangat penting yaa. Jadi saya selalu meng-up date melalui perpustakaan atau dari internet.”(US)

“iya, tetapi media yang mudah kita gunakan dan update biasanya kan majalah atau Koran-koran yang bertema islam, jadi saya meng update nya dengan membaca Koran-koran atau majalah yang bertema islam khususnya syariah.” (AHS)

Berdasarkan wawancara pemustaka banyak memanfaatkan Koran, majalah atau internet sebagai media untuk memantau perkembangan informasi yang mereka butuhkan sehingga pemustaka selau mendapat informasi terkini.

2) Extracting

Pemustaka pada tahap ini mulai mengambil atau memilih informasi yang mereka anggap penting dan dapat dijadikan data untuk penelitian atau tugas mereka dengan mengambil dari salah satu sumber, berikut hasil wawancara penulis dengan pemustaka:

“kalo soal penelitian sih saya utamain di perpustakaan karena banyak buku yang bisa saya gunakan”(NA)

“saya biasanya menggunakan buku-buku yang ada diperpustakaan atau jurnal-jurnalnya.”

Dari hasil wawancara pemustaka banyak menggunakan buku-buku dan jurnal sebagai jenis koleksi yang banyak digunakan pemustaka Perpustakaan Pascasarjana.

3) Verifying

Pada tahap ini pemustaka melakukan pengecekan terhadap bahan yang mereka telah kumpulkan seperti wawancara berikut:

“iya saya cek apakah yang saya butuhkan dengan informasi yang saya cari itu sama atau cocok.” (NA)

“iyaa pasti saya selalu memverivikasi data-data yang saya dapatkan cocok atau tidaknya dengan informasi yang saya cari.” (US)

“iya, saya ceklah terlebih dahulu. Caranya saya lihat apakah informasi tersebut relevan dengan informasi yang saya butuhkan.” (AHS)

Dari hasil wawancara diatas maka dapat dijelaskan bahwa pemustaka Perpustakaan Pascasarjana melakukan pengecekan informasi yang telah mereka dapatkan terlebih dahulu sebelum informasi tersebut mereka sajikan dalam bentuk data.

4) Ending

Ending merupakan tahap akhir dari pencarian yang digunakan oleh pemustaka.Pada tahap ini pemustaka melakukan pengecekan akhir juga menyajikan informasi tersebut. Setelah melakukan pengecekan,pemustaka perpustakaan Pascasarjana menggunakan peraturan atau kaidah penulisan sumber informasi, berikut wawancara penulis dengan pemustaka:

“saya menggunakan tata cara dan kaidah penulisan secara umumnya yaa, yaitu mencantumkan sumber seperti daftar pustaka, footnote atau bodynote.”(AHS)

“penyajian data ya? Biasanya saya sajikan dengan footnote atau keterangan sumber informasinya darimana.”(US)

Setelah data disajikan dengan kaidah penulisan ilmiah yang benar pemustaka melakukan pengecekan tahap akhir untuk melihat apakah informasi telah lengkap atau masih harus ditambahkan.

“selalu ada selama ini, wah kalau seperti itu saya mungkin cari jurnal-jurnal di internet, atau kalau memang tidak ada saya konsultasi dengan teman-teman sejawat saya.” (AHS)

Pernyataan diatas menyatakan bahwa ketika informasi yang dicari belum lengkap pemustaka mencari informasi dari sumber lain atau berkonsultasi dengan teman-teman mereka.

Dokumen terkait