• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA

E. Perilaku

Perilaku manusia adalah aktivitas atau kegiatan dari manusia yang

bersangkutan. Perilaku kesehatan merupakan usaha-usaha seseorang untuk menjaga

dan memelihara kesehatan agar tidak sakit dan bila sakit untuk penyembuhan

(Notoatmodjo, 2007). Perilaku manusia merupakan hasil segala macam pengalaman

serta interaksi antar manusia yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan

tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan respon seseorang individu terhadap

stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya (Sarwono, 2007). Ada dua

1. Bentuk pasif

Bentuk pasif disebut juga respon internal, yaitu yang terjadi di dalam diri manusia

dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnya berpikir,

tanggapan, sikap, dan pengetahuan.

2. Bentuk aktif

Bentuk aktif adalah respon dari stimulus yang secara jelas dapat diamati secara

langsung berupa tindakan nyata seseorang (practice) (Notoatmodjo,1993).

Menurut Notoatmodjo (1993), perubahan-perubahan perilaku dalam diri

seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi sebagai pengalaman yang

dihasilkan melalui panca indera. Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda

meskipun mengamati objek yang sama. Motivasi yang diartikan sebagai suatu

dorongan untuk bertindak dalam rangka mencapai suatu tujuan, juga dapat terwujud

dalam bentuk perilaku. Perilaku juga dapat timbul karena emosi. Belajar diartikan

sebagai suatu proses perubahan perilaku yang dihasilkan dari praktek-praktek dalam

lingkungan kehidupan. Belajar adalah suatu perubahan perilaku yang didasari oleh

perilaku terdahulu (sebelumnya). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

perilaku itu dibentuk melalui suatu proses dan berlangsung dalam interaksi manusia

dengan lingkungannya.

Skinner (1938) dalam Notoatmodjo (1993) seorang ahli perilaku

mengemukakan bahwa perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang

a. Respon Responden

Adalah respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu.

Perangsangan-perangsangan semacam ini disebut eliciting stimuli karena

menimbulkan respon-respon yang relatif tetap, misalnya makanan lezat

menimbulkan keluarnya air liur, cahaya yang kuat akan menyebabkan mata

tertutup, dan sebagainya. Pada umumnya perangsangan-perangsangan yang

demikian itu mendahului respon yang ditimbulkan.

Respondent respon (respondent behaviour) ini mencakup juga emosi

respon atau emotional behaviour. Respon emotional ini timbul karena hal yang

kurang mengenakkan organisme yang bersangkutan, misalnya menangis karena

sedih atau sakit, muka merah (tekanan darah meningkat karena marah). Sebaliknya

hal-hal yang mengenakkan pun dapat menimbulkan perilaku emosional misalnya

tertawa, berjingkat-jingkat karena senang dan sebagainya.

b. Respon Instrumental

Adalah respon yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang

tertentu. Perangsang semacam ini disebut reinforcing stimuli atau reinforcer

karena perangsangan-perangsangan tersebut memperkuat respon yang telah

dilakukan oleh organisme.

a. Pengamatan

Pengamatan adalah pengenalan obyek dengan cara melihat, mendengar, meraba,

membau dan mengecap. Sedangkan melihat, mendengar, meraba, membau dan

mengecap itu sendiri modalitas pengamatan.

b. Perhatian

Ada dua batasan tentang perhatian, yaitu sebagai berikut :

1) Perhatian adalah pemusatan energi psikis yang tertuju kepada suatu obyek.

2) Perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktifitas

yang sedang dilakukan.

c. Tanggapan

Setelah melakukan pengamatan maka akan terjadi gambaran yang tinggal dalam

ingatan inilah yang disebut tanggapan.

d. Fantasi

Fantasi adalah kemampuan untuk membentuk tanggapan-tanggapan yang telah

ada. Tanggapan-tanggapan baru ini tidak harus sama dengan tanggapan yang telah

ada. Dalam proses belajar-mengajar, fantasi ini sangat penting, dan terwujud

dalam daya kreativitas sasaran belajar.

e. Ingatan

Ingatan adalah kemampuan untuk menerima, menyimpan dan memproduksikan

kesan-kesan. Ingatan yang baik mempunyai sifat-sifat cepat, setia, tegih, luas dan

f. Berpikir

Berpikir adalah aktivitas yang sifatnya idealistis yang mempergunakan

abstraksi-abstraksi. Dalam berpikir, orang meletakan hubungan antara bagian-bagian

informasi yang ada pada dirinya berupa pengertian-pengertian.

g. Motif

Motif adalah suatu dorongan dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang

tersebut melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motif

tidak dapat diamati. Yang dapat diamati adalah kegiatan atau mungkin

alasan-alasan tindakan tersebut (Notoatmodjo, 1993).

Di dalam pembentukan dan atau perubahan perilaku dipengaruhi oleh

beberapa faktor yang menurut Benjamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi

pendidikan membagi perilaku manusia ke dalam tiga domain yaitu pengetahuan,

sikap, dan tindakan (cit., Notoadmojo,1993) :

1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan penyebab atau motivator bagi seseorang untuk

bersikap dan berperilaku (Azwar, 2007). Pengetahuan atau kognitif merupakan

domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior)

(Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia, yakni melalui mata dan telinga. Ada 6 tingkatan

(1). Tahu (know), diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada

sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

(2).Memahami (comprehension), artinya seseorang itu telah dapat

menginterpretasikansecara benar tentang objek yang diketahui tersebut.

(3). Aplikasi (application), diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang

dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahuinya pada

situasi yang lain.

(4). Analisis (analysis), adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan/ atau

memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang

terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.

(5). Sintesis (synthesis), menunjukkan kemampuan seseorang untuk merangkum atau

meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan

yang dimiliki.

(6). Evaluasi (evaluation), berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

penilaian terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2007).

2. Sikap

Sikap adalah respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu

stimulus atau objek (Notoatmodjo,2007). Pengukuran sikap dilakukan secara

langsung dan tidak langsung (Notoatmodjo, 2003). Sikap dapat dirumuskan sebagai

kecenderungan untuk merespon (secara positif atau negatif) terhadap orang, obyek,

Gerungan, sikap mengandung tiga domain yaitu kognitif (pengetahuan dan

kepercayaan), afektif (perasaan), dan konatif (tingkah laku) yang berkaitan erat

(Walgito, 1990). Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat

ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Dengan kata lain sikap

merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu

stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2007). Allport (1954) dalam Notoatmodjo (1993),

menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok, yakni :

a. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.

b. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek.

c. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave)

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total

attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berpikir, keyakinan dan

emosi memegang peranan penting.

3. Tindakan

Tindakan merupakan bagian dari perilaku yang dapat diamati secara

langsung dan disebut bentuk aktif perilaku. Untuk mewujudkan sikap menjadi

perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang

memungkinkan, antara lain fasilitas, selain itu diperlukan juga faktor dukungan dari

pihak lain (Notoatmodjo, 2007). Secara teoritis, perilaku terbentuk dari stimulus yang

mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan tindakan (Notoatmodjo, 1993). Tindakan

a. Persepsi (perception), mengenal dan memilih berbagai objek yang

sehubungandengan tindakan yang diambil.

b. Respon terpimpin (guided response), dapat melakukan sesuai dengan urutan yang

benar dan sesuai dengan contoh adalah indikator tindakan yang kedua.

c. Mekanisme (mechanism), apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan

benar secara otomatis, atau sesuatu yang sudah merupakan kebiasaan, maka sudah

mencapai tindakan tingkat tiga.

d. Adopsi (adoption), merupakan suatu tindakan yang sudah berkembang dengan

baik. Artinya tindakan tersebut sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran

tindakan tersebut (Notoatmodjo, 1993).

Dokumen terkait