• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku setelah mengkonsumsi Sopi

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 25-35)

Ada berbagai perilaku riset partisipan yang dapat ditimbulkan ketika mengkonsumsi minuman sopi. Untuk mengetahui perilaku riset partisipan setelah mengkonsumsi sopi, maka peneliti megajukan pertanyaan “Apa yang anda lakukan setelah mengkonsumsi sopi” kepada 40 riset partisipan.

Dari pertanyaan tersebut ditemukan jawaban riset partisipan tetang perilaku mereka setelah mengkonsumsi sopi. Ada 20 partisipan (50%) yang tidur setelah mengkonsumsi sopi. Ada juga 4 partisipan (10%) yang makan setelah mengkonsumsi sopi. Sedangkan 16 partisipan lainnya (40%) dapat melakukan aktivitas seperti biasanya setelah mengkonsumsi sopi.

Menurut kepala desa Layeni, setelah mengkonsumsi sopi, masyarakat tidak membuat keributan tetapi mereka beraktivitas seperti biasanya, dan ada juga yang pulang ke rumah mereka masing-masing. Hal yang sama juga dikatakan oleh kepala mata rumah marga Nivaan, bahwa setelah mengkonsumsi sopi para pengkonsumsi sopi melakukan

26

aktivitas mereka seperti biasanya, dan ada juga yang duduk bercerita dengan teman “minumnya”.

4.7. Pembahasan

Dalam pembahasan ini dijelaskan tentang aspek-aspek persepsi, dalam hal ini persepsi tentang sopi yaitu kognitif (pengetahuan tentang sopi), afektif (perasaan ketika mengkonsumsi, dan tidak mengkonsumsi sopi), dan konatif (perilaku setelah mengkonsumsi sopi). Dari hasil penelitian yang dilakukan ditemukan 40 persepsi partisipan yang berbeda-beda mengenai penggunaan sopi terhadap kesehatan.

Untuk aspek kognitif, dari hasil penelitian ditemukan berbagai pemahaman riset partisipan tentang sopi. Ada riset partisan yang mengatakan sopi sebagai minuman keras, ada juga riset partisipan yang tahu bahwa sopi itu minuman beralkohol. Selain itu, ada riset partisipan yang mengatakan sopi adalah minuman yang sudah dikenal sejak dulu, ada yang mengatakan sopi itu terbuat dari proses penyulingan air aren kelapa, dan ada yang menganggap sopi sebagai minuman yang diproduksi untuk menyambung hidup, atau dengan kata lain sopi sebagai mata pencaharian. Sopi merupakan minuman yang

27

selalu hadir dalam upacara-upacara adat, seperti pelantikan raja

15

, atau adat pernikahan. 16

Minum sopi merupakan budaya yang sudah ada sejak lama, yang telah diwariskan dari leluhur dan bukan semata-mata untuk menciptakan hal negatif, tapi memiliki tujuan tersendiri. Kebudayaan menurut Haris dalam Spradley (1997), adalah konsep yang ditampakan dalam berbagai pola tingkah laku yang dikaitkan dengan kelompok masyarakat tertentu, seperti ‘adat’

(custom), atau cara hidup masyarakat. Seperti yang tertulis

dalam Towards The Sustainability of NTT Sopi, sopi atau moke atau tua menu adalah sekian dari nama lokal untuk minuman khas yang diproduksi secara turun temurun oleh masyarakat yang ada di berbagai pulau di Nusa Tenggara Timur maupun Maluku, yang merupakan atribut yang tidak terlepas dari setiap perayaan upacara tradisional, dan secara ekonomis menjadi sumber pendapatan bagi sekian keluarga yang memiliki tradisi penyulingan (destilasi) arak. Hal tersebut juga diakui oleh kepala desa Layeni, bahwa minum sopi sudah menjadi tradisi sejak dulu yang dikonsumsi saat upacara adat dilangsungkan dan saat bekerja bersma-sama dalam perbaikan gedung geraja, dengan tujuan untuk menambah semangat dalam bekerja.

15 Raja merupakan sebutan untuk kepala Desa. 16 Lihat 16

28

Selain itu, sopi dijadikan sebagai salah satu mata pecaharian oleh masyarakat Layeni. 17

Sopi termasuk dalam minuman beralkohol yang oleh masyarakat Layeni menyebutnya sebagai minuman keras, yang jika dikonsumsi setiap hari dan dalam jumlah yang banyak akan muncul efek langsung bagi tubuh seperti pusing, muntah, dan lama-kelamaan akan berdampak buruk bagi kesehatan tubuh, seperti menyebabkan penyakit kardiovaskuler, penyakit kronik lainnya, dan sampai meninggal. Hal serupa juga dikatakan oleh riset partisipan bahwa mengkonsumsi sopi yang berlebihan dapat menyebabkan penyakit berbahaya seperti jantung, liver, stroke, maag, kanker dan sampai meninggal. Ini berarti partisipan mengetahui dampak bila mengkonsumsi sopi dalam jumah yang banyak. Hal tersebut juga dibenarkan oleh salah satu perawat Puskesmas Rawat Inap Teon Nila Serua, bahwa jika sering mengkonsumsi sopi secara berlebihan dapat menyebabkan penyakit berbahaya bagi tubuh, seperti maag, jantung, dan liver, sampai menyebabkan kematian.18

Lebih dari itu, masyarakat Layeni menggunakan sopi sebagai obat tradisional yang dapat digunakan untuk menyembuhkan berbagai penyakit, seperti sakit maag

17 Lihat 16

18 Wawancara dengan Bpk. F.I, perawat di puskesmas Rawat Inap Teon Nila Serua. Tanggal19 Desember 2012, pukul 12.00 WIT.

29

(campuran sopi dengan kulit kayu palsodor), sakit gigi (sopi dicampur dengan akar tumbuhan terung), penambah kekuatan (sopi dicampur dengan gingseng), mengurangi sakit dada (sopi dicampur dengan telur dan madu), dan dapat mengurangi bengkak pada tubuh (campuran terigu dan diberi sedikit sopi), dan menyembuhkan sakit pinggang (dicampur dengan akar tumbuhan kakurang). Hal ini menunjukan bahwa, bagi masyarakat Layeni sopi bukan semata-mata minuman beralkohol yang memiliki dampak negatif, tapi juga mempunyai dampak positif bagi kesehatan.

Sumber : Halaman rumah Bpk. P. K

30

Sumber : Halaman rumah Bpk. P.K

Pohon Palsodor merupakan tanaman yang tumbuh di hutan Seram, Sapurua dan Nusalaut. Tinggi pohon palsodor ±6-15 meter dari permukaan tanah. Palsodor tidak memiliki bunga maupun buah, Pada waktu masih muda, daunnya berbentuk jari, namun ketika sudah tua daunnya akan berubah bentuk dan bentuk jarinya menjadi hilang, permukaan daun hasul dan tidak berbau.

31

Sumber : Halaman rumah Ny.L.F

Terung (solanum melongena) termasuk famili

Solanaceae dan merupakan tanaman tahunan berbentuk perdu

yang dapat tumbuh hingga mencapai 60 – 90 cm. Daun tanaman ini lebar dan bentuknya menyerupai telinga. Sedangkan bunganya berwarna ungu dan merupakan bunga sempurna, biasanya terpisah dari daun dan batang yang terbentuk dalam tandan bunga. Untuk akarnya berbentuk akar tunggang dengan akar samping yang dangkal. Di dalam terung terdapat kandungan kalsium, vitamin A, vitamin C, kalium, natrium, asam klorogenat, dan tripsin. Berdasarkan penelitian,

32

bahan-bahan yang dikandung oleh Terung memiliki manfaat untuk menurunkan kolesterol; mengobati gusi bengkak, peradangan pada mulut, demam, wasir, borok pada hidung, dan retak tulang; melancarkan air seni; sebagai antikanker, antimikroba, dan antivirus; sebagai alat kontrasepsi; serta meningkatkan libido. 19

Sumber : Halaman rumah Bpk P.K

19

http://khasiatbuah.com/terung.htm

33

Sumber : Halaman rumah Bpk P.K

Tanaman ini merupakan tanaman liar yang tumbuh di hutan. .Kakurang merupakan tanaman dengan tinggi ±70 cm dari permukaan tanah, permukaan daun teraba halus, dan tidak berbau. Tidak memiliki bungga maupun buah. Tidak terdapat duri pada batangnya.

34

Aspek kedua yaitu afektif. Sebagian besar riset partisipan mengkonsumsi sopi untuk menghilangkan rasa capek setelah bekerja. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bermacam-macam perasaan riset partisipan ketika mengkonsumsi sopi. Ada yang merasa senang, tenang, rileks, ada yang merasa capek menjadi berkurang, dan ada juga yang merasa biasa-biasa saja. Mengkonsumsi sopi dapat menimbulkan efek euphoria, yaitu berupa perasaan nyaman, dan tenang bagi peminumnya sehingga membuat lebih mudah untuk mengungkapkan emosi. Misalnya ketika sedang kecewa, atau sedih, gembira, dan lain sebaginya. Bukan hanya sekedar nyaman akan tetapi alkohol juga bisa membuat orang menjadi lebih rileks jika berada di dalam sebuah kondisi yang menegangkan, atau membuat orang bertambah semangat (Wiguna, 2008). Selain untuk menambah semangat, ada juga riset partisipan yang mengkonsumsi sopi untuk menghilangkan stres. Berdasarkan hasil penelitian, ada riset partisipan yang merasa tidak tenang, merasa capek dan kondisi tubuh tidak stabil ketika tidak mengkonsumsi sopi. Ini berarti riset partisipan merasa sangat membutuhkan minuman sopi tersebut, atau sudah ketagihan sopi. Hutapea (1993) menambahkan bahwa alkohol digolongkan kedalam zat adaktif karena dapat menimbulkan ketagihan dan ketergantungan. Jika sudah

35

ketagihan maka konsumen akan sulit untuk menghilangkan kebiasaannya mengkonsumsi sopi.

Aspek yang ketiga yaitu konatif. Perilaku riset partisipan setelah mengkonsumsi sopi yaitu ada yang tidur, makan, dan ada juga yang dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Hal tersebut diakui oleh kepala desa Layeni bahwa setelah mengkonsumsi sopi, masyarakat tidak membuat keributan di dalam desa, melainkan melakukan aktivitas seperti biasanya. Pada akhirnya, minuman alkohol dalam hal ini sopi mempunyai arti yang berbeda bagi banyak orang tergantung dari sudut pandang mereka menilainya. Hal ini terlihat dalam kehidupan masyarakat Layeni yang membuktikan bahwa tidak selamanya minuman beralkohol (sopi) memiliki kesan yang buruk, sehingga fungsi dari minuman dan unsur-unsur kebudayaan yang ada didalamnya, sangat ditentukan oleh pemakainya.

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 25-35)

Dokumen terkait