• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

C. Pembahasan

3. Peringkat Komposit Tahun 2007

Kondisi permodalan PT. Bank Lippo dan PT. Bank Niaga pada tahun 2007 sangat baik ditinjau dari kecukupan pemenuhan KPMM (Kewajiban Penyediaan Modal Minimum), karena nilai CAR (Capital Adequacy Ratio) yang diperoleh PT. Bank Lippo dan PT. Bank Niaga tiap triwulannya lebih tinggi sangat signifikan dari nilai CAR minimum yang diperbolehkan yaitu 8%, sehingga besarnya modal yang tersedia dapat menutupi kerugian akibat kegagalan dalam pemberian kredit. Komposisi permodalan yang dimiliki PT. Bank Lippo pada tahun 2007 merupakan komposisi yang cukup baik karena tiap triwulannya memperoleh peringkat 3. Sedangkan komposisi permodalan yang dimiliki PT. Bank Niaga tiap triwulannya merupakan komposisi yang sangat baik, karena modal inti (tier 1) yang dimiliki lebih besar dari modal pelengkap (tier 2) dan modal pelengkap tambahan (tier 3), sehingga berdasarkan kriteria penetapan komposisi permodalan diperoleh peringkat 1 yaitu tier 1 > 150% (tier 2 + tier 3).

Ditinjau dari komponen Trend ke depan/ proyeksi KPMM (Kewajiban Penyediaan Modal Minimum) PT. Bank Lippo pada triwulan I memperoleh peringkat 1 karena persentase pertumbuhan modal sangat tinggi dibandingkan dengan persentase pertumbuhan ATMR sedangkan pada triwulan II sampai dengan triwulan IV memperoleh peringkat 4 karena persentase pertumbuhan modal lebih

rendah dibandingkan dengan persentase pertumbuhan ATMR. Sedangkan komponen Trend ke depan/ proyeksi KPMM (Kewajiban Penyediaan Modal Minimum) PT. Bank Niaga pada triwulan I memperoleh peringkat 1, karena persentase pertumbuhan modal sangat tinggi dibandingkan dengan persentase pertumbuhan ATMR. Pada triwulan II diperoleh peringkat 5, hal ini menunjukkan trend yang sangat buruk karena trend KPMM (Kewajiban Penyediaan Modal Minimum) secara signifikan negatif atau persentase pertumbuhan modal sangat rendah dibandingkan dengan persentase pertumbuhan ATMR. Pada triwulan III dan triwulan IV diperoleh peringkat 4 karena

trend KPMM cenderung menurun atau persentase pertumbuhan modal lebih rendah dibandingkan dengan persentase pertumbuhan ATMR.

Ditinjau dari komponen APYD (Aktiva Produktif yang diklasifikasikan) dibandingkan dengan modal bank pada PT. Bank Lippo dan PT. Bank Niaga menunjukkan hasil yang cukup baik karena setiap triwulan memperoleh peringkat 3 kecuali PT. Bank Lippo pada triwulan IV memperoleh peringkat 2. Hal ini dikarenakan besarnya APYD masih dapat dicover oleh modal bank sehingga besarnya modal yang tersedia dapat menutupi kerugian yang ditimbulkan oleh APYD.

Berdasarkan peringkat yang diperoleh kedua bank dari masing- masing komponen pada tahun 2007, maka diperoleh peringkat faktor permodalan yaitu PT. Bank Lippo memperoleh peringkat 3 sedangkan PT. Bank Niaga memperoleh peringkat 2. Menurut Surat Edaran Bank

Indonesia Nomor 6/23/DPNP, peringkat 2 berarti tingkat modal berada lebih tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada di tingkat ini serta membaik dari tingkat saat ini selama 12 bulan mendatang. Peringkat 3 berarti tingkat modal berada sedikit diatas atau sesuai dengan ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada pada tingkat ini selama 12 bulan mendatang.

b. Kualitas Aset (Asset Quality)

Pada tahun 2007, kondisi kualitas aset PT. Bank Lippo dan PT. Bank Niaga ditinjau dari APYD (Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan) dibandingkan dengan total aktiva produktif menunjukkan hasil yang cukup baik karena tiap triwulannya diperoleh peringkat 3 kecuali PT. Bank Lippo pada triwulan IV memperoleh peringkat 2. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Bank Lippo dan PT. Bank Niaga memiliki aktiva produktif yang berpotensi tidak dapat dikembalikan berjumlah cukup sedikit.

Ditinjau dari komponen perkembangan aktiva produktif bermasalah (APB) dibandingkan dengan total aktiva produktif (AP) pada PT. Bank Lippo dan PT. Bank Niaga menunjukkan hasil yang baik karena setiap triwulannya memperoleh peringkat 2 kecuali PT. Bank Lippo pada triwulan I memperoleh peringkat 3. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Bank Lippo dan PT. Bank Niaga memiliki jumlah aktiva produktif yang bermasalah pada aktiva produktif yang ada hanya berjumlah kecil.

Ditinjau dari komponen tingkat kecukupan pembentukan PPAP pada PT. Bank Lippo dan PT. Bank Niaga menunjukkan hasil yang sangat baik karena setiap triwulannya memperoleh peringkat 1. Semakin besar nilai tingkat kecukupan pembentukan PPAP yang dihasilkan oleh bank maka akan semakin baik karena besarnya PPAP yang telah dibentuk lebih tinggi dari PPAP yang wajib dibentuk.

Berdasarkan peringkat yang diperoleh PT. Bank Lippo dan PT. Bank Niaga dari masing-masing komponen pada tahun 2007, maka diperoleh peringkat faktor kualitas aset yaitu peringkat 2. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP, peringkat 2 berarti kualitas aset baik namun terdapat minor deficiencies yang tidak signifikan.

c. Manajemen (Management)

Kondisi manajemen PT. Bank Lippo dan PT. Bank Niaga sangat baik ditinjau dari BMPK (Batas Maksimum Pemberian Kredit), karena setiap triwulan diperoleh peringkat 1, artinya PT. Bank Lippo dan PT. Bank Niaga selama tahun 2007 tidak ada pelanggaran BMPK maupun pelampauan BMPK. Pada komponen PDN (Posisi Devisa Neto) tahun 2007, peringkat yang diperoleh PT. Bank Lippo dan PT. Bank Niaga tiap triwulannya adalah peringkat 1, karena nilai yang diperoleh berada dibawah 20%, yaitu nilai maksimum yang diperbolehkan dalam mengelola dan memelihara PDN, sehingga PT. Bank Lippo dan PT. Bank Niaga tidak ada pelanggaran rasio PDN.

Berdasarkan peringkat yang diperoleh PT. Bank Lippo dan PT. Bank Niaga dari masing-masing komponen pada tahun 2007, maka diperoleh peringkat 1 untuk peringkat faktor manajemen, artinya respon pengurus sangat baik sehingga tidak diperlukan tindakan pengawasan yang bersifat mandatory.

d. Rentabilitas (Earnings)

Pada tahun 2007, kondisi rentabilitas PT. Bank Lippo dan PT. Bank Niaga ditinjau dari ROA (Return on Asset) sangat baik karena tiap triwulannya diperoleh peringkat 1. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Bank Lippo dan PT. Bank Niaga memiliki kemampuan yang tinggi untuk memperoleh laba melalui aset. Ditinjau dari rasio ROE (Return on Equity), PT. Bank Lippo menunjukkan hasil yang sangat baik karena setiap triwulannya diperoleh peringkat 1 sedangkan PT. Bank Niaga menunjukkan hasil yang baik karena setiap triwulannya diperoleh peringkat 2. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Bank Lippo dan PT. Bank Niaga memiliki kemampuan yang tinggi untuk memperoleh laba melalui modal yang tersedia, bahkan ditinjau dari NIM (Net Interest Margin) dan BOPO (Beban Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional), PT. Bank Lippo dan PT. Bank Niaga memperoleh peringkat 1 setiap triwulannya. Hal ini dikarenakan margin bunga yang sangat tinggi dan tingkat efisiensi yang sangat tinggi, sehingga biaya operasional yang dikeluarkan relatif kecil.

Berdasarkan peringkat yang diperoleh PT. Bank Lippo dan PT. Bank Niaga dari masing-masing komponen pada tahun 2007, maka diperoleh peringkat faktor rentabilitas yaitu peringkat 1. Peringkat 1 yang diperoleh bank berarti secara umum kinerja rentabilitas sangat baik. Kemampuan rentabilitas sangat tinggi untuk mengantisipasi potensi kerugian dan meningkatkan modal.

e. Likuiditas (Liquidity)

Kondisi likuiditas PT. Bank Lippo pada tahun 2007 sangat baik ditinjau dari aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan dengan pasiva likuid kurang dari 1 bulan, karena tiap triwulannya diperoleh peringkat 1 berarti rasionya sangat likuid. Semakin tinggi persentase nilai komponen aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan dengan pasiva likuid kurang dari 1 bulan akan semakin baik bagi likuiditas bank karena menunjukkan sangat likuidnya aktiva yang kurang dari 1 bulan untuk menutupi kewajiban yang kurang dari 1 bulan. Sedangkan kondisi likuiditas PT. Bank Niaga pada tahun 2007 kurang baik ditinjau dari aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan dengan pasiva likuid kurang dari 1 bulan, karena rata-rata memperoleh peringkat 4 pada triwulan II sampai dengan triwulan IV yang berarti rasionya kurang likuid dan pada triwulan I diperoleh peringkat 3. Dengan adanya rasio yang kurang likuid maka akan menyebabkan kemungkinan terjadinya likuidasi cukup tinggi sehingga sebaiknya pihak bank segera mengambil tindakan korektif untuk memperbaiki

kondisi likuiditasnya terutama ditinjau dari komponen aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan dengan pasiva likuid kurang dari 1 bulan. Jika likuiditas tersebut terjadi maka bank akan mengalami kesulitan untuk membayar utang jangka pendeknya. Dampak kurang likuidnya untuk kesehatan bank yaitu bank kesulitan untuk menyakinkan investor dalam menginvestasikan dananya, sehingga bank mengalami kesulitan dalam mengembangkan perekonomian bank.

Nilai LDR (Loan to Deposits Ratio) pada PT. Bank Lippo menunjukkan hasil yang sangat baik, karena memperoleh peringkat 1 pada triwulan II sampai dengan triwulan IV tapi pada triwulan I memperoleh peringkat 3. Sedangkan nilai LDR (Loan to Deposits Ratio) pada PT. Bank Niaga menunjukkan hasil yang cukup baik, karena setiap triwulan memperoleh peringkat 3. Semakin besar nilai LDR (Loan to Deposits Ratio) maka akan semakin buruk karena semakin tinggi risiko yang harus ditanggung bank untuk melunasi dana pihak ketiga apabila kredit yang diberikan gagal bayar.

Ditinjau dari proyeksi cash flow 3 bulan mendatang, PT. Bank Lippo dan PT. Bank Niaga memperoleh peringkat 1 tiap triwulannya, karena sangat tingginya nilai proyeksi cash flow 3 bulan mendatang. Nilai-nilai tersebut menunjukkan perkembangan cash flow yang akan diperoleh PT. Bank Lippo dan PT. Bank Niaga dalam 3 bulan mendatang.

Berdasarkan peringkat yang diperoleh kedua bank dari masing- masing komponen pada tahun 2007, maka diperoleh peringkat faktor likuiditas yaitu PT. Bank Lippo memperoleh peringkat 1 sedangkan PT. Bank Niaga memperoleh peringkat 3. Peringkat 1 yang diperoleh bank berarti secara umum kinerja likuiditas sangat baik. Kemampuan likuiditas untuk mengantisipasi kebutuhan likuiditas sangat kuat. Peringkat 3 yang diperoleh bank berarti secara umum kinerja likuiditas cukup baik. Kemampuan likuiditas untuk mengantisipasi kebutuhan likuiditas memadai.

Berdasarkan peringkat faktor CAMEL yang diperoleh PT. Bank Lippo dan PT. Bank Niaga disimpulkan bahwa peringkat komposit tahun 2007 adalah peringkat komposit 2 (PK-2). Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP, peringkat 2 yang telah diperoleh bank berarti bank tersebut memperoleh predikat tingkat kesehatan “Sehat”. Peringkat 2 mencerminkan bahwa bank tergolong baik dan mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan namun bank masih memiliki kelemahan-kelemahan minor yang dapat segera diatasi oleh tindakan rutin.

135

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan mengenai tingkat kesehatan finansial PT. Bank Lippo dan PT. Bank Niaga dengan menggunakan metode CAMEL yang ditinjau dari faktor: Permodalan (capital) yaitu kecukupan pemenuhan KPMM, komposisi permodalan, trend ke depan/ proyeksi KPMM, dan aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan modal bank;

Kualitas aset (asset quality) yaitu aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan total aktiva produktif, perkembangan aktiva produktif yang bermasalah dibandingkan dengan total aktiva produktif, dan tingkat kecukupan pembentukan penyisihan penghapusan aktiva produktif;

Manajemen (management) yaitu kepatuhan bank terhadap batas maksimum pemberian kredit (BMPK) dan posisi devisa neto (PDN); Rentabilitas (earnings) yaitu return on asset (ROA), return on equity (ROE), net interest margin (NIM), dan beban operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional (BOPO); Likuiditas (liquidity) yaitu aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan dengan pasiva likuid kurang dari 1 bulan, loan to deposits ratio (LDR), dan proyeksi cash flow 3 bulan mendatang, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa PT. Bank Lippo dan PT. Bank Niaga mampu menjaga tingkat kesehatannya dengan memperoleh predikat “Sehat” pada tahun 2005- 2007.

Pada tahun 2005, PT. Bank Lippo dan PT. Bank Niaga memperoleh peringkat komposit 2 (PK-2). Menurut peraturan Bank Indonesia mengenai tingkat kesehatan bank umum, peringkat 2 yang telah diperoleh bank berarti bank tersebut memperoleh predikat tingkat kesehatan “Sehat”. Peringkat komposit 2 (PK-2) PT. Bank Lippo tersebut diperoleh dari hasil rata-rata faktor CAMEL yaitu peringkat faktor permodalan memperoleh peringkat 2, peringkat faktor kualitas aset memperoleh peringkat 2, peringkat faktor manajemen memperoleh peringkat 1, peringkat faktor rentabilitas memperoleh peringkat 1, dan peringkat faktor likuiditas memperoleh peringkat 2. Sedangkan peringkat komposit 2 (PK-2) PT. Bank Niaga tersebut diperoleh dari hasil rata-rata faktor CAMEL yaitu peringkat faktor permodalan memperoleh peringkat 2, peringkat faktor kualitas aset memperoleh peringkat 2, peringkat faktor manajemen memperoleh peringkat 1, peringkat faktor rentabilitas memperoleh peringkat 1, dan peringkat faktor likuiditas memperoleh peringkat 3.

Pada tahun 2006, PT. Bank Lippo memperoleh peringkat komposit 1 (PK- 1), sedangkan PT. Bank Niaga memperoleh peringkat komposit 2 (PK-2). Menurut peraturan Bank Indonesia mengenai tingkat kesehatan bank umum, peringkat 1 dan peringkat 2 yang telah diperoleh bank berarti bank tersebut memperoleh predikat tingkat kesehatan “Sehat”. Peringkat komposit 1 (PK-1) PT. Bank Lippo tersebut diperoleh dari hasil rata-rata faktor CAMEL yaitu peringkat faktor permodalan memperoleh peringkat 2, peringkat faktor kualitas aset memperoleh peringkat 1, peringkat faktor manajemen

memperoleh peringkat 1, peringkat faktor rentabilitas memperoleh peringkat 1, dan peringkat faktor likuiditas memperoleh peringkat 2. Sedangkan peringkat komposit 2 (PK-2) PT. Bank Niaga tersebut diperoleh dari hasil rata-rata faktor CAMEL yaitu peringkat faktor permodalan memperoleh peringkat 2, peringkat faktor kualitas aset memperoleh peringkat 2, peringkat faktor manajemen memperoleh peringkat 1, peringkat faktor rentabilitas memperoleh peringkat 1, dan peringkat faktor likuiditas memperoleh peringkat 3.

Pada tahun 2007, PT. Bank Lippo dan PT. Bank Niaga memperoleh peringkat komposit 2 (PK-2). Menurut peraturan Bank Indonesia mengenai tingkat kesehatan bank umum, peringkat 2 yang telah diperoleh bank berarti bank tersebut memperoleh predikat tingkat kesehatan “Sehat”. Peringkat komposit 2 (PK-2) PT. Bank Lippo tersebut diperoleh dari hasil rata-rata faktor CAMEL yaitu peringkat faktor permodalan memperoleh peringkat 3, peringkat faktor kualitas aset memperoleh peringkat 2, peringkat faktor manajemen memperoleh peringkat 1, peringkat faktor rentabilitas memperoleh peringkat 1, dan peringkat faktor likuiditas memperoleh peringkat 1. Sedangkan peringkat komposit 2 (PK-2) PT. Bank Niaga tersebut diperoleh dari hasil rata-rata faktor CAMEL yaitu peringkat faktor permodalan memperoleh peringkat 2, peringkat faktor kualitas aset memperoleh peringkat 2, peringkat faktor manajemen memperoleh peringkat 1, peringkat faktor rentabilitas memperoleh peringkat 1, dan peringkat faktor likuiditas memperoleh peringkat 3.

Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 menjelaskan bahwa peringkat komposit 1 (PK-1), mencerminkan bahwa bank tergolong sangat baik dan mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan, sedangkan peringkat komposit 2 (PK-2), mencerminkan bahwa bank tergolong baik dan mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan namun bank masih memiliki kelemahan- kelemahan minor yang dapat segera diatasi oleh tindakan rutin.

B. Keterbatasan Penelitian

Penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan. Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam pengumpulan informasi yang dapat mendukung hasil penelitian dan kurang lengkapnya peraturan Bank Indonesia yang bisa dijadikan dasar penentuan peringkat-peringkat setiap komponen. Penilaian tingkat kesehatan bank dengan metode CAMELS tidak dapat dilakukan sepenuhnya dalam penelitian ini dikarenakan tidak tersedianya data dalam laporan keuangan PT. Bank Lippo dan PT. Bank Niaga yang dipublikasikan melalui website Bank Indonesia dan data tidak dipublikasikan. Selain itu, faktor “S” dalam metode CAMELS yaitu Sensitivitas Terhadap Risiko Pasar tidak dimasukkan dalam penelitian ini karena tidak tersedianya data yang dibutuhkan dalam laporan keuangan PT. Bank Lippo dan PT. Bank Niaga. Dengan adanya keterbatasan tersebut, penulis mengharapkan agar hasil penelitian tidak mengurangi tujuan dilakukannya penelitian ini.

C. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan, diketahui PT. Bank Lippo dan PT. Bank Niaga memperoleh predikat tingkat kesehatan “Sehat” dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Sebaiknya PT. Bank Lippo dan PT. Bank Niaga tetap mempertahankan tingkat kesehatan finansialnya pada predikat “Sehat” supaya bank mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan sehingga kelangsungan usaha bank tetap terjaga dan bank selalu mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.

Berdasarkan hasil kinerja keuangan yang telah dicapai PT. Bank Lippo dan PT. Bank Niaga secara keseluruhan sudah menunjukkan hasil yang baik tetapi untuk PT. Bank Niaga pada faktor likuiditas khususnya komponen aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan dengan pasiva likuid kurang dari 1 bulan harus diperhatikan karena hasil yang diperoleh kurang baik. Oleh karena itu, penulis menyarankan kepada pihak manajemen bank segera mengambil tindakan korektif atau perbaikan sehingga peringkat faktor likuiditas tidak turun menjadi peringkat 4 atau peringkat 5. Apabila bank memiliki satu faktor atau lebih peringkat 4 atau peringkat 5, maka bank wajib menyampaikan action plan yang memuat langkah-langkah perbaikan dengan target waktu selama periode tertentu kepada Bank Indonesia.

140

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Faisal M. 2003. Manajemen Perbankan: Teknik Analisis Kinerja Keuangan Bank Edisi Pertama. Malang: Universitas Muhammadiyah.

Bank Indonesia. Kamus Bank Indonesia. Diakses pada http://www.bi.go.id/

tanggal 10 November 2010.

_____________. Laporan Keuangan Publikasi Bank Umum Konvensional. Diakses pada http://www.bi.go.id/ tanggal 10 November 2010.

Bastian, Indra dan Suhardjono. 2006. Akuntansi Perbankan. Jakarta: Salemba Empat.

Dendawijaya, Lukman. 2001. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Direksi Bank Indonesia. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 31/147/KEP/DIR tentang Kualitas Aktiva Produktif.

Gubernur Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Tahun 2004.

_____________________. Peraturan Bank Indonesia No.7/3/PBI/2005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum.

_____________________. Peraturan Bank Indonesia No.7/31/PBI/2005 tentang Transaksi Derivatif.

_____________________. Peraturan Bank Indonesia No.10/37/PBI/2008 tentang Transaksi Valuta Asing Terhadap Rupiah.

_____________________. Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP Perihal: Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Tahun 2004.

Handayani, Lina. 2009. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Pemerintah dengan Menggunakan Metode CAMEL Menurut SK No. 6/10/PBI/2004: Studi Kasus Bank Pemerintah Pada Tahun 2005-2007. Skripsi. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Jakarta: Salemba Empat.

_____________________. 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Jakarta: Dewan SAK IAI.

Kasmir. 2002. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Keenam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Muljono, Teguh Pudjo. 1999. Aplikasi Management Audit dalam Industri Perbankan Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Mulyadi, Muchlis dan Bachtiar Gani. 1999. Sistem Akuntansi Perbankan Indonesia. Jakarta: Institut Bankir Indonesia (IBI).

Putri, Monica. 2008. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004: Studi Empiris pada Bank Umum Swasta Nasional Periode Tahun 2005-2007. Skripsi. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Santoso, Ruddy Tri. 1993. Mengenal Dunia Perbankan. Yogyakarta: Andi Offset.

Siamat, Dahlan. 1993. Manajemen Bank Umum. Jakarta: Intermedia.

Sinungan, Muchdarsyah. 1989. Manajemen Dana Bank. Jakarta: Rineka Cipta.

Suwardjono. 2008. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE.

Suyatno, Thomas, Dkk. 1988. Kelembagaan Perbankan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Taswan. 2006. Manajemen Perbankan: Konsep, Teknik dan Aplikasi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

______. 2008. Akuntansi Perbankan: Transaksi dalam Valuta Rupiah Edisi III.

Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Tim Penyusun Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia. 2008. Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI), Revisi 2008. Jakarta: Bank Indonesia.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998.

Warjiyo Perry, dkk. 2003. Bank Indonesia Bank Sentral Republik Indonesia: tinjauan kelembagaan, kebijakan, dan organisasi. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK).

No

Keterangan

Tahun

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1 Aset 2005 28.539.138 27.861.723 27.657.778 27.251.806 27.870.078 26.820.598 27.027.499 28.096.009 27.532.632 28.103.416 29.018.434 29.104.507 2006 27.793.808 27.335.082 27.155.392 27.415.095 27.822.079 28.565.228 29.237.386 29.513.127 30.343.504 30.290.733 32.525.568 33.295.438 2007 33.831.429 33.426.255 33.102.028 33.947.877 34.321.090 37.060.399 37.545.750 37.823.400 37.883.880 37.713.555 37.289.077 38.441.501 2 Aktiva Produktif 2005 24.264.873 23.578.764 22.671.961 23.043.562 22.694.932 22.494.974 22.777.606 23.948.004 22.268.878 21.813.433 23.440.561 23.459.948 2006 24.267.093 24.097.519 23.852.723 24.029.750 24.397.991 25.132.311 25.848.940 26.232.844 26.960.880 26.705.069 28.993.096 29.736.251 2007 30.107.694 29.735.877 29.489.789 30.392.690 30.947.145 33.771.715 34.139.940 34.082.577 34.429.937 34.019.914 33.938.201 34.802.486 3 Modal Inti 2005 1.661.321 1.615.346 1.662.792 1.618.379 1.699.090 1.708.960 1.727.000 1.754.561 1.779.781 1.756.979 1.780.486 1.796.587 2006 2.010.499 2.026.816 2.084.675 2.103.262 2.128.228 2.144.290 2.173.893 2.199.077 2.268.299 2.163.448 2.193.406 2.231.771 2007 2.472.999 2.509.596 2.653.560 2.696.671 2.732.996 2.756.216 2.739.508 2.764.472 2.807.302 2.822.584 2.846.153 2.889.278

Sumber: Laporan Keuangan Bulanan (Neraca, Kualitas Aktiva Produktif, Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum) Publikasian Bank Indonesia

PT. Bank Niaga (dalam Jutaan Rupiah)

Bulan No Keterangan Tahun

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1 Aset 2005 30.114.850 30.476.574 30.736.592 32.278.919 32.968.920 34.118.639 35.857.340 36.830.383 39.095.093 39.116.298 40.778.539 41.365.873 2006 41.800.819 41.369.640 40.879.429 40.391.753 40.341.419 40.798.174 40.910.869 41.146.069 42.402.738 42.892.634 44.125.455 46.463.968 2007 45.713.190 44.744.657 44.430.333 44.462.058 43.124.512 43.775.485 44.733.132 46.319.214 47.183.409 47.343.907 48.969.855 54.733.140 2 Aktiva Produktif 2005 28.302.643 28.982.598 29.060.318 30.728.293 31.396.735 32.213.114 34.382.381 35.270.658 37.065.367 36.961.446 38.657.451 38.849.933 2006 39.181.376 38.710.676 38.247.729 38.087.499 37.864.911 38.726.816 38.767.378 39.027.125 40.051.505 40.267.118 41.411.565 43.582.453 2007 42.915.243 41.859.109 41.829.001 41.526.756 40.513.242 41.580.760 42.688.385 44.436.094 45.221.984 45.327.533 47.272.532 52.894.409 3 Modal Inti 2005 2.152.454 2.134.357 2.176.654 2.188.273 2.229.154 2.142.611 2.183.106 2.149.937 3.488.805 3.484.821 3.508.872 3.517.760 2006 3.750.536 3.836.368 3.883.201 3.815.906 3.855.686 3.888.170 3.918.287 3.917.889 3.942.903 3.970.646 3.994.621 4.043.405 2007 4.321.078 4.470.117 4.514.376 4.389.551 4.414.950 4.439.132 4.532.165 4.570.873 4.503.169 4.502.478 4.526.063 4.586.364

Akun-Akun Aktiva PT. Bank Lippo (dalam Jutaan Rupiah)

Tahun 2005 No Keterangan

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

1 Kas 495.992 504.432 549.360 565.054

2 Giro Bank Indonesia 2.425.461 1.755.915 2.672.391 2.790.301

3 Sertifikat Bank Indonesia 3.341.054 5.148.993 746.072 637.840

4 Giro pada Bank Lain 137.778 137.212 145.071 212.126

5 Kredit yang diberikan 6.044.048 6.762.817 7.351.970 8.124.866

Tahun 2006 No Keterangan

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

1 Kas 633.190 545.206 540.767 640.551

2 Giro Bank Indonesia 2.536.799 2.653.661 2.564.293 2.795.609

3 Sertifikat Bank Indonesia 986.017 1.791.143 2.737.996 5.884.664

4 Giro pada Bank Lain 148.858 119.120 81.520 107.361

5 Kredit yang diberikan 8.417.224 9.752.075 10.892.337 11.977.349

Tahun 2007 No Keterangan

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

1 Kas 660.036 624.970 641.473 816.473

2 Giro Bank Indonesia 2.831.670 2.872.385 2.916.882 3.088.582

3 Sertifikat Bank Indonesia 6.722.741 10.175.109 5.531.361 5.428.801

4 Giro pada Bank Lain 107.471 86.567 68.705 115.027

5 Kredit yang diberikan 12.870.600 14.963.093 16.803.484 18.142.198

Akun-Akun Pasiva PT. Bank Lippo (dalam Jutaan Rupiah)

Tahun 2005 No Keterangan

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

1 Giro 8.300.877 8.236.678 8.524.674 8.565.133

2 Kewajiban segera lainnya 232.332 224.103 260.570 225.564

3 Tabungan 10.499.692 10.321.042 9.756.764 9.359.245

4 Simpanan Berjangka 5.660.219 4.927.271 5.923.691 7.180.956

5 Sertifikat Deposito 0 0 0 0

6 Simpanan dari Bank lain 27.198 41.862 42.088 512.784

Tahun 2006 No Keterangan

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

1 Giro 8.307.923 8.372.771 8.250.888 8.376.582

2 Kewajiban segera lainnya 211.181 245.303 349.870 207.316

3 Tabungan 8.935.875 8.822.257 8.778.028 9.427.138

4 Simpanan Berjangka 5.997.658 7.406.282 8.445.306 8.889.453

5 Sertifikat Deposito 0 0 0 0

6 Simpanan dari Bank lain 206.116 65.809 351.655 388.624

Tahun 2007 No Keterangan

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

1 Giro 8.139.524 10.280.768 9.685.302 9.841.106

2 Kewajiban segera lainnya 248.714 212.478 330.665 468.797

3 Tabungan 9.674.780 10.078.372 10.428.646 10.699.948

4 Simpanan Berjangka 8.513.318 9.180.691 9.818.640 9.824.821

5 Sertifikat Deposito 0 0 0 0

6 Simpanan dari Bank lain 365.609 779.406 757.288 632.946

Akun-Akun Aktiva PT. Bank Niaga (dalam Jutaan Rupiah)

Tahun 2005 No Keterangan

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

1 Kas 390.985 398.517 440.480 463.709

2 Giro Bank Indonesia 1.677.847 2.109.011 2.399.054 2.492.585

3 Sertifikat Bank Indonesia 249.332 199.621 149.297 596.949

4 Giro pada Bank Lain 209.725 310.713 519.297 254.418

5 Kredit yang diberikan 22.540.357 25.585.036 27.906.814 29.352.110 Tahun 2006

No Keterangan

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

1 Kas 509.350 538.592 637.945 681.651

2 Giro Bank Indonesia 2.528.797 2.184.496 2.282.080 2.893.745

3 Sertifikat Bank Indonesia 897.452 793.535 905.402 3.057.720

4 Giro pada Bank Lain 362.942 202.790 221.632 195.277

5 Kredit yang diberikan 29.553.077 30.711.774 31.171.262 33.194.708 Tahun 2007

No Keterangan

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

1 Kas 748.965 715.360 768.155 911.131

2 Giro Bank Indonesia 2.762.562 2.423.892 2.463.677 2.784.701

3 Sertifikat Bank Indonesia 2.887.473 1.433.557 1.912.055 1.825.410

4 Giro pada Bank Lain 198.555 126.113 501.703 166.882

5 Kredit yang diberikan 32.315.942 34.202.462 36.598.838 41.792.408

Akun-Akun Pasiva PT. Bank Niaga (dalam Jutaan Rupiah)

Tahun 2005 No Keterangan

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

1 Giro 5.058.673 5.361.594 5.738.387 5.054.860

2 Kewajiban segera lainnya 314.884 343.122 379.164 15.508

3 Tabungan 5.043.425 4.950.075 4.875.978 4.710.958

4 Simpanan Berjangka 14.494.548 16.844.006 20.073.135 24.621.357

5 Sertifikat Deposito 2.328 9.206 3.383 1.400

6 Simpanan dari Bank lain 1.438.773 2.200.441 1.477.781 548.964

Tahun 2006 No Keterangan

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

1 Giro 5.298.572 4.891.686 5.514.931 6.066.057

2 Kewajiban segera lainnya 432.239 293.786 461.029 23.404

3 Tabungan 4.817.055 4.836.656 4.952.385 5.370.943

4 Simpanan Berjangka 23.568.895 23.777.553 24.371.988 27.716.386

5 Sertifikat Deposito 1.696 1.166 467 70

6 Simpanan dari Bank lain 567.451 625.925 516.567 162.908

Tahun 2007 No Keterangan

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

1 Giro 5.121.341 6.617.004 6.796.373 7.229.348

2 Kewajiban segera lainnya 380.844 409.388 585.112 23.739

3 Tabungan 5.750.474 6.095.894 6.304.272 6.793.089

4 Simpanan Berjangka 25.953.897 22.939.054 25.115.948 31.144.055

5 Sertifikat Deposito 207 186 187 50

6 Simpanan dari Bank lain 258.877 656.870 1.396.258 1.862.226

PT. Bank Lippo (dalam Jutaan Rupiah)

No Keterangan Tahun Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

1 Pendapatan Bunga 2005 487.317 989.979 1.529.691 2.159.230

2006 672.500 1.383.619 2.149.461 2.949.955

2007 828.867 1.615.265 2.442.749 3.280.892

2 Pendapatan Operasional lainnya 2005 111.900 249.318 375.936 518.269

2006 105.716 200.948 384.550 701.883

2007 294.574 553.449 642.779 810.449

3 Beban Bunga 2005 214.435 432.128 650.254 937.437

2006 297.910 617.227 964.663 1.302.929

2007 355.451 705.223 1.077.925 1.447.686

4 Beban Operasional lainnya 2005 233.594 532.112 778.837 1.142.862

Dokumen terkait