• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perjanjian kredit (credit/loan agreement) merupakan salah satu perjanjian yang dilakukan antara bank dengan nasabahnya. Perjanjian kredit sebenarnya dapat

dipersamakan dengan perjanjian utang-piutang. Perbedaannya, istilah perjanjian kredit umumnya dipakai oleh bank sebagai kreditur, sedangkan perjanjian utang-piutang umumnya dipakai oleh masyarakat dan tidak terkait dengan bank.68

Perjanjian Kredit (PK) merupakan perikatan pinjam meminjam uang secara tertulis antara Bank (sebagai kreditur) dengan pihak lain (sebagai debitur/ nasabah) yang mengatur hak dan kewajiban para pihak sebagai akibat adanya pinjam meminjam uang.

Setiap PK harus dibuat secara tertulis dan ditandatangani oleh Bank selaku kreditur (dalam hal ini oleh pejabat-pejabat yang memiliki wewenang) dan nasabah selaku debitur sebelum pencairan kredit dilaksanakan.

Dengan penandatanganan PK maka diperoleh bukti tertulis bahwa bank telah memberikan pinjaman sejumlah yang tertera pada PK
tersebut kepada debitur yang

telah menandatangani akta perjanjian kredit, baik atas
namanya sendiri ataupun yang

mewakili perusahaan dan ketentuan yang mengikat mengenai hak dan kewajiban kedua belah pihak.
PK tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan kesatuan dari :

1) Surat Penawaran Pemberian Kredit (SPPK). 2) Perjanjian Accesoir.

3) PK termasuk addendumnya harus dibuat secara tertulis dan ditandatangani oleh Bank selaku 
kreditur dan nasabah sendiri atau sebagai wakil yang

68 Frank Taira Supit, “Aspek-Aspek Hukum Dari “Loan Agreement” dalam Dunia Bisnis Internasional”, Simposium Aspek-Aspek Hukum Masalah Perkreditan (Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman, 1985), hal. 45.

berwenang mewakili perusahaan sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar. PK merupakan perjanjian pokok yang akan diikuti dengan perjanjian lainnya yang bersifat accesoir (perjanjian ikutan). Perjanjian Accesoir adalah perjanjian-perjanjian pengikatan jaminan/agunan meliputi antara lain:

a) Hak Tanggungan b) Hipotik

c) Fidusia d) Gadai

e) Penjaminan Hutang (Personal Guarantee/Borgtocht dan Corporate Guarantee).

a. Jenis Perjanjian Kredit

PK terdiri dari Notariil dan dibawah tangan. Perjanjian kredit dengan limit s.d Rp.5 Milyar dapat dilakukan dibawah tangan, sedangkan Perjanjian kredit dengan limit > Rp 5. Miliar harus dibuat secara notariil, kecuali Kredit Agunan Deposito (KAD) dan kredit Program yang diatur tersendiri. Penetapan jenis PK yang akan digunakan merupakan kewenangan pemegang kewenangan memutus kredit/Komite Kredit sesuai limit kewenangan.

Dalam hal performance dan kolektibilitas debitur mengalami penurunan (menjadi kolektibilitas 3, 4, dan 5), maka dalam rangka memperkuat posisi Bank dapat digunakan pengikatan secara notariil terhadap seluruh dokumen kredit (termasuk dokumen agunan)

Dalam hal menggunakan jenis akta Notariil, harus menggunakan Notaris rekanan Bank. Penggunaan Notaris bukan rekanan Bank dapat diterima, dengan mempertimbangkan antara lain :

1) Tidak terdapat Notaris rekanan Bank di wilayah setempat.

2) Notaris tersebut memiliki ijin usaha dan pengalaman minimal empat tahun. 3) Notaris telah terdaftar sebagai anggota asosiasi.

4) Tidak termasuk Notaris yang bermasalah (informasi dimintakan oleh PT. Bank Mandiri Cabang Imam Bonjol di Medan kepada asosiasi).

b. Penyusunan Perjanjian Kredit /Addendum Perjanjian Kredit

Pembuatan PK dibawah tangan dilakukan oleh Bank, sedangkan pembuatan PK Notariil dilakukan oleh Notaris. Penyusunan PK tersebut harus disusun dengan memperhatikan hal-hal yang memuat syarat dan ketentuan/covenant yang ditetapkan dalam NAK dan syarat-syarat lain/umum PK standar Bank.


Dalam penyusunan PK, harus memperhatikan syarat/covenant yang ditetapkan dalam NAK. Penghapusan/perubahan klausula pada PK standar dapat dilakukan dengan sangat selektif dengan syarat :

1) Reputasi debitur/calon debitur dikenal baik oleh Bank.


2) Sesuai dengan struktur kredit.


Penghapusan/persetujuan perubahan klausula tersebut harus disetujui oleh pemegang kewenangan memutus kredit/Komite Kredit sesuai limit kewenangan.69

Tatacara pelaksanaan penyusunan PK dan addendum PK adalah sebagai berikut: a) PK

(1). PT. Bank Mandiri Cabang Imam Bonjol di Medan menyiapkan draft PK atau meminta bantuan Notaris untuk menyiapkan akta perjanjian kredit (notariil) dan bertanggung jawab pada formalitas PK dimaksud, yaitu memastikan seluruh persyaratan kredit di dalam SPPK telah dituangkan dengan benar ke dalam PK dan telah sesuai dengan syarat-syarat dalam NAK, meneliti aspek yuridis atas pelaksanaan penandatanganan PK, antara lain: kewenangan para pihak, persyaratan agunan, pemenuhan persyaratan dalam rangka penandatangan PK.

Sebelum penandatanganan PK, PT. Bank Mandiri Cabang Imam Bonjol di Medan berkewajiban meneliti kembali dan oleh karenanya bertanggung jawab terhadap isi/materi dari PK yang dibuat dan membubuhkan paraf pada setiap coretan dalam PK (renvoi). Setiap perubahan PK, harus dibuat addendum PK.
Tatacara pembuatan

addendum PK sama dengan tatacara pembuatan PK. 2) Penandatanganan PK

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penandatangan PK adalah sebagai berikut :

Penandatanganan PK dilakukan oleh Bank dan nasabah, dengan penjelasan sebagai berikut :

69Hasil wawancara dengan pegawai PT. Bank Mandiri Cabang Imam Bonjol di Medan : Rahmat, Portofolio Management Officer, pada tanggal 3 Oktober 2016.

(1).Bank.

Penandatanganan dokumen kredit pada dasarnya merupakan salah satu dari tindakan-tindakan mewakili untuk dan atas nama Bank dalam berhubungan dengan pihak ketiga. Penandatangan PK dari pihak Bank adalah pejabat yang mempunyai surat kuasa untuk melakukan tindakan hukum mewakili Bank. Sehubungan dengan hal tersebut Direksi Bank mengeluarkan surat kuasa dengan hak subtitusi kepada pejabat-pejabat di kantor pusat, kantor wilayah, dan kantor cabang dalam melakukan tindakan mewakili untuk dan atas nama Bank.
Atas dasar surat kuasa tersebut di atas, dalam kaitannya

dengan upaya memperlancar pelaksanaan proses kredit, pejabat-pejabat di kantor pusat, kantor wilayah, dan kantor cabang dapat menandatangani dokumen-dokumen kredit seperti SPPK, PK dan perjanjianaccesoirnya.70 (2).Nasabah

Nasabah yang melakukan penandatanganan PK adalah :

(a) Apabila bertindak untuk diri pribadi, harus orang yang cakap untuk bertindak menurut hukum.

(b) Apabila bertindak untuk dan atas nama perusahaan, harus orang yang secara sah dapat bertindak mewakili perusahaan yang bersangkutan (dapat dilihat pada anggaran dasar perusahaan tersebut). 
Khusus untuk

perusahaan yang masih dalam status “PT dalam pendirian”, maka seluruh 70 Hasil wawancara dengan pegawai PT. Bank Mandiri Cabang Imam Bonjol di Medan : Rahmat, Portofolio Management Officer, pada tanggal 3 Oktober 2016.

pengurus bertanggung jawab secara tanggung renteng sampai dengan harta pribadi.

Penandatanganan PK antara pihak Bank dan nasabah harus dilakukan pada waktu dan tempat yang sama. Penandatanganan PK dapat pula dilaksanakan setelah nasabah membayar provisi kredit/commitment fee. Untuk PK dibawah tangan, harus dibuat secara lengkap dan jelas serta dipahami oleh nasabah sebelum dilakukan penandatanganan PK oleh Nasabah dan Bank.

PK harus dibuat secara lengkap dan jelas (termasuk mengenai event of default) serta dipahami oleh nasabah sebelum dilakukan penandatanganan PK oleh nasabah dan Bank. Akta-akta otentik (baik akta PK maupun akta pengikatan agunan) harus ditandatangani oleh nasabah dan Bank di hadapan pejabat pembuat akta atau notaris pada saat tanggal ditandatanganinya akta.

PK merupakan perjanjian pokok/induk, sedangkan perjanjian pengikatan agunan (akta hak tanggungan, gadai, fidusia, hipotik, cessie piutang) adalah perjanjian accesoir atau perjanjian buntut/pelengkap dari PK. Dengan demikian, pembuatan akta pengikatan agunan tidak boleh mendahului PK.

3) Format Perjanjian Kredit

Pencantuman klausula pada PK disesuaikan dengan “ketentuan dan persyaratan” setiap fasilitas kredit berdasarkan keputusan Komite Kredit sesuai kewenangan dan telah disepakati oleh debitur. Sebagai pedoman untuk penyusunan PK, dalam setiap PK minimal memuat materi sebagai berikut :

a) Judul Perjanjian Kredit pada judul perjanjian kredit dicantumkan fasilitas kredit yang diberikan kepada debitur, misalnya “Perjanjian Kredit Modal Kerja”.


b) Nomor dan Tanggal
pada PK dicantumkan nomor dan tanggal dari PK yang

ditandatangani.


c) Pembukaan merupakan awal dari suatu akta sebelum komparisi, dimana untuk PK di bawah tangan memberikan penjelasan tentang tempat dan tanggal ditandatanganinya perjanjian tersebut.


d) Komparisi. Komparisi adalah bagian dari perjanjian yang berisi keterangan mengenai indentitas dan kewenangan bertindak dari para pihak yang menandatangani perjanjian.


e) Premise merupakan pengantar PK yang menunjukkan maksud utama dari para pihak dan mengapa PK tersebut dibuat.


f) Isi Perjanjian
Mencakup Ketentuan dan Persyaratan yang merupakan kehendak

para pihak mengenai hak dan kewajibannya. Dalam suatu PK, disamping harus memenuhi syarat sahnya perjanjian/ perikatan, perlu kiranya diperhatikan hal-hal yang penting (essensialia) yang harus tercantum didalam PK tersebut dengan maksud untuk menjamin adanya suatu kepastian hukum, yaitu :

(1).Kredit Tunai (Cash Loan) (a) Tujuan penggunaan kredit;

(b) Pencantuman besarnya jumlah kredit yang diberikan oleh Bank;

(c) Besarnya bunga, provisi / commitment fee, dan biaya-biaya lain harus disebutkan dengan jelas;

(d) Syarat-syarat penarikan ;

(e) Jangka waktu pemberian kredit ; (f) Tempat pembayaran kembali hutang ;

(g) Hal-hal yang menyebabkan kredit yang diterima debitur harus dibayar sekaligus walaupun jangka waktu kredit belum berakhir ;

(2). Kredit Non Tunai (Non Cash Loan)

(a) Tujuan penerbitannon cash loan(BG / SBLC / LCDN / LC).

(b) Pencantuman besarnya jumlah fasilitas penerbitan non cash loan yang diberikan oleh Bank;

(c) Besarnya komisi dan biaya-biaya lain harus disebutkan dengan jelas; (d) Syarat-syarat penerbitannon cash loan.

(e) Jangka waktu pemberian fasilitas penerbitannon cash loan. (f) Agunan.

Dalam isi PK juga perlu dicantumkan klausula apabila dalam jangka waktu 180 (seratus delapan puluh) hari sejak ditandatanganinya PK debitur belum menarik fasilitas kreditnya, maka Bank berhak membatalkan pemberian kredit dan mengakhiri PK. Apabila debitur akan melanjutkan fasilitas kreditnya maka yang bersangkutan harus mengajukan permohonan kredit dan terhadap permohonan tersebut harus dilakukan analisa kembali oleh Bank.71

Selain isi PK terkait jenis kredit sebagaimana tersebut di atas, maka isi dari suatu PK atau pemberian fasilitas pada umumnya memuat pula hal-hal sebagai berikut :

1) Pernyataan-pernyataan dan jaminan-jaminan (representations and warranties) dari debitur.

2) Covenant.

71 Hasil wawancara dengan pegawai PT. Bank Mandiri Cabang Imam Bonjol di Medan : Rahmat, Portofolio Management Officer, pada tanggal 3 Oktober 2016.

3) Kelalaian/pelanggaran/wanprestasi (events of defaults). 4) Force majeure.

5) Penutup

Pada penutup dicantumkan perihal jumlah atau rangkap PK yang dibuat dimana masing-masing mengikat dan mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan bermeterai cukup dan ditandatangani oleh para pihak atau yang mewakili.

6) Lampiran

Merupakan lampiran dari PK yang berisi detail pelaksanaan/penjelasan atas klausul perjanjian (misalnya jadual pembayaran), dan dinyatakan sebagai suatu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari PK.


Dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya dengan tidak atau terlambat membayar jumlah yang wajib dibayar oleh debitur berdasarkan PK, debitur dikenakan denda sebesar ketentuan yang berlaku. Denda tersebut harus diperjanjikan dalam PK.

Pemberian Kredit Modal Kerja pada PT. Bank Mandiri Cabang Medan Imam Bonjol dalam prakteknya lebih mengutamakan nasabah yang telah direkomendasikan langsung oleh PT. Bank Mandiri. Para pelaku usaha yang direkomendasikan oleh PT. Bank Mandiri adalah para pelaku usaha yang memiliki potensi besar. Pegawai Bank Mandiri terlebih dahulu mensurvei lokasi-lokasi usaha besar yang berada pada wilayah kerja PT. Bank Mandiri Cabang Imam Bonjol Medan. Mereka melihat dan memperhitungkan keuntungan yang didapat oleh para pelaku usaha tersebut.

Setelah mereka mengetahuinya, mereka pun mendatangi tempat usaha tersebut dan mendatangi pelaku usahanya untuk kemudian dilakukan penawaran pemberian kredit modal kerjanya. Jika ternyata pelaku usaha tersebut tertarik akan penawaran yang diberikan oleh pegawai PT. Bank Mandiri, mereka kemudian memberikan surat permohonan atauform aplikasipengajuan kredit yang dikeluarkan oleh PT. Bank Mandiri Cabang Imam Bonjol di Medan kepada pelaku usaha tersebut agar mengisi surat permohonannya.72

Setelah form aplikasi diisi oleh calon debitur dan telah diserahkan kembali kepada pihak PT. Bank Mandiri, barulah tahapan-tahapan yang telah lebih dahulu disebutkan diatas dilaksanakan. Seperti credit checking, penilaian agunan, analisis kredit,credit scoring dan credit rating, penetapan covenent, penerbitan SPPK (Surat Penawaran Pemberian Kredit) dan pembuatan PK (Perjanjian Kredit), setelah penandatanganan PK terlaksana barulah dilakukan aktivasi.

Pembuatan PK Notariil dilakukan oleh Notaris. Notaris yang dapat membuat PK pun harus merupakan Notaris Rekanan PT. Bank Mandiri Cabang Medan Imam Bonjol yang wilayah kerjanya berada di Medan. Notaris rekanan pun memiliki limit masing-masing dalam pembuatan PK Notariilnya.

Notaris dalam hal pemberian PK pun mengikuti ketetapan yang ditentukan oleh PT. Bank Mandiri, tidak serta merta dapat melakukan pembuatan PK sesuai

72Hasil wawancara dengan nasabah PT. Bank Mandiri Cabang Imam Bonjol di Medan, pada tanggal 5 Oktober 2016

kehendaknya, mereka pun memiliki batas wewenang masing-masing yang telah diberikan PT. Bank Mandiri Cabang Imam Bonjol di Medan.

Secara umum setelah PK ditandatangani oleh debitur dan PT. Bank Mandiri Cabang Imam Bonjol di Medan, barulah terjadi aktivasi. Sebelum rekening fasilitas kredit di aktivasi, sistem aplikasi data yang terintegrasi di PT. Bank Mandiri Cabang Imam Bonjol di Medan harus diisi secara benar agar aktivasi dapat berjalan. Aktivasi dapat terjadi apabila syarat-syaratnya telah terpenuhi, yaitu:

1. SPPK yang telah ditanda tangani diatas materai dan telah dikembalikan kepada PT. Bank Mandiri Cabang Imam Bonjol di Medan

2. Debitur telah melakukan pembayaran atas provisi, servicing fee, dan administrasi kepada pihak PT. Bank Mandiri Cabang Imam Bonjol di Medan yang dilakukan sebelum penandatanganan PK

3. Debitur menyerahkan surat pernyataan terkait agunan, yang biasanya diperlukan jika agunannya dimiliki oleh pihak ketiga

4. Debitur menyerahkan surat pernyataan/standing instruction dari debitur kepada pihak PT. Bank Mandiri Cabang Imam Bonjol di Medan untuk memberikan izin atas pendebitan secara otomatis dari rekening debitur, yang biasanya diberikan sekaligus dengan Surat Kuasa dari debitur kepada Bank untuk melakukan pendebitan rekening.

Setelah terjadinya aktivasi, ada syarat-syarat lagi yang harus dipenuhi, agar memo aktivasi dapat diterbitkan, yaitu:

2. Agunan telah ditutup oleh asuransi rekanan PT. Bank Mandiri Cabang Imam Bonjol di Medan

Isi dari memo aktivasi adalah: 1. Aktivasi rekening

2. Updateagunan

3. Pemindah bukuan dari rekening kredit ke rekening tujuan.73

Setelah tahap-tahap diatas terpenuhi, barulah terjadi proses pengaktivan kredit, atau dapat disebut sebagai pencairan dana. Pencairan dana dalam Kredit Modal Kerja dilakukan sesuai dengan surat yang dikeluarkan oleh PT. Bank Mandiri Cabang Imam Bonjol di Medan merujuk surat debitur, yang dapat dilakukan secara bertahap ataupun secara langsung sesuai dengan jumlah Kredit Modal Kerja yang diberikan.

Prosedur pemberian kredit modal kerja pada PT. Bank Mandiri Cabang Imam Bonjol di Medan telah sesuai dengan prinsip kehati-hatian sesuai dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998. Dalam prosedur pemberian kredit modal kerja pada PT. Bank Mandiri Cabang Imam Bonjol di Medan diperlukan adanya analisa kredit yang secara hati-hati melakukan review atas kelayakan seseorang diberikan kredit. Dapat dilihat pada tahapan sebelum pemutusan kredit, yaitu melalui pengumpulan data, credit checking, penilaian agunan, analisis kredit, lalu kemudian dilakukan credit scoringdan credit rating.Tahapan-tahapan yang dilakukan PT. Bank Mandiri Cabang Imam Bonjol di Medan itulah yang membuktikan bahwa mereka menerapkan prinsip kehati-hatian dengan tepat.

Proses pembuatan penerbitan perjanjian kredit pada PT. Bank Mandiri juga telah sesuai dengan prinsip kehati-hatian dalam perbankan. Penerbitan perjanjian kredit telah didahului dengan analisis secaracomplyatau hati-hati dan akurat.Comply termasuk pengecekan izin-izin usaha atau legalitas calon debitur, penutupan asuransi penilaian agunan yang akan menjaga kualitas data perkreditan.

Prosedur dan proses pemberian kredit modal kerja pada PT. Bank Mandiri Cabang Imam Bonjol di Medan pun telah melaksanakan prinsip 5C. Dalam pelaksanaannya, character atau kepribadian dari dinilai melalui credit checking, dimana pada saat bank melakukan credit checking, bank melakukan verifikasi mengenai reputasi untuk memperoleh keyakinan atas debitur yang dilakukan melalui bank checking, bank menghubungi secara langsung Bank Indonesia untuk meminta Informasi Debitur Individual (IDI). Capital atau modal dapat dilihat penerapannya

73Hasil wawancara dengan pegawai PT. Bank Mandiri Cabang Imam Bonjol di Medan : Rapiun Sinaga, Assistant Relationship Manager, pada tanggal 3 Oktober 2016.

pada metode pengumpulan data berupa data dari debitur, dimana pada pengumpulan data dilihat jumlah saham atau modal yang dimiliki. Capacity atau kemampuan penerapannya dapat dilihat pada prosescredit rating, yang merupakan salah satu alat untuk mengukur tingkat resiko gagal bayar dari calon debitur, dengan berdasarkan penilaian kondisi keuangan (neraca & laba rugi) dari calon debitur selama 2 (dua) tahun terakhir. Prinsip Condition of Economy atau kondisi ekonomi pada penerapannya terdapat pada tahapan penetapantarget marketdengan cara membatasi jenis usaha yang memerlukan perhatian khusus, yaitu debitur dengan jenis usaha yang harga produk/komoditasnya sangat fluktuatif. Collateral atau agunan penerapannya pada pemberian kredit modal kerja dapat dilihat dari tahapan penilaian agunan, dimana PT. Bank Mandiri Cabang Imam Bonjol di Medan menilai agunan sesuai standar penilaian yang ditetapkan PT. Bank Mandiri.

Proses pembuatan penerbitan perjanjian kredit secara notariil, pada tahap awal didahului oleh PT. Bank Mandiri Cabang Imam Bonjol di Medan mengajukan kepada notaris untuk memohon bantuan notaris agar membuat perjanjian kredit atas nama calon debitur. Pengajuan permohonan pembuatan perjanjian kredit diajukan dalam bentuk tersurat, yang didalamnya terlampir:

1. Surat Persetujuan Pemberitahuan Kredit (SPPK) 2. Photo copy kartu identitas calon debitur

3. Photo copy sertifikat bukti kepemilikan agunan

4. Dokumen pendukung lainnya, seperti akta pendirian perusahaan dan akta perizinan perusahaan

Setelah notaris melakukan pengecekan atas dokumen-dokumen tersebut, notaris kemudian membuat minut akta perjanjian kredit, dan kemudian dilanjutkan dengan ditentukannya kapan pelaksanaan penandatanganan perjanjian kredit. Setelah itu notaris menerbitkan akta perjanjian kredit asli untuk kemudian diserahkan kepada PT. Bank Mandiri Cabang Imam Bonjol di Medan, dan salinannya diserahkan kepada debitur.74

Proses pembuatan akta perjanjian kredit oleh notaris telah sesuai dengan prinsip kehati-hatian karena, sebelum penandatanganan perjanjian kredit, notaris telah mengecek terlebih daluhu dokumen-dokumen yang terlampir pada surat permohonan pembuatan perjanjian kreditnya.

74Hasil wawancara dengan Notaris rekanan PT. Bank Mandiri Cabang Imam Bonjol di Medan: Ade Yulianty Djaidir, Notaris di Medan, pada tanggal 22 Februari 2017

Dokumen terkait