• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perjanjian Penting, Komitmen, dan Kontinjensi (lanjutan)

33. Agreements, Commitments and

Contingencies (continued)

a. Iuran Dana Hasil Produksi Batubara (DHPB) (lanjutan)

a. Royalty (continued)

Berdasarkan Peraturan Pemerintah

No. 45/2003, seluruh perusahaan yang memiliki kuasa pertambangan diwajibkan untuk membayar iuran eksploitasi sebesar 3% - 5% dari nilai penjualan, setelah dikurangi beban penjualan.

Further, based on Government regulation No. 45/2003, all companies holding mining rights have an obligation to pay an exploitation fee ranging from 3% - 5% of sales, net of selling expenses.

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, iuran DHPB yang masih harus dibayar masing-masing sebesar Rp25.665.930.191 dan Rp19.648.483.201 disajikan sebagai bagian dari “Beban akrual” pada laporan posisi keuangan konsolidasian (Catatan 16). Beban DHPB untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp228.156.512.451 dan Rp212.588.958.005 disajikan sebagai bagian dari “Beban Pokok Penjualan” (Catatan 22).

As of December 31, 2013 and 2012,

accrued royalty fee amounted to

Rp25,665,930,191 and Rp19,648,483,201, respectively, and is presented as part of “Accrued expenses” in the consolidated statements of financial position (Note 16).

The royalty fee for the years

ended December 31, 2013 and 2012,

amounted to Rp228,156,512,451 and

Rp212,588,958,005, respectively, and was presented as part of “Cost of Sales“ (Note 22).

b. Iuran Tetap (Deadrent) b. Deadrent

Sesuai dengan Perjanjian Kerjasama

Pengusahaan Pertambangan Batubara

(PKP2B), BORNEO, entitas anak, diwajibkan

untuk membayar iuran tetap kepada

Pemerintah berdasarkan jumlah hektar yang termasuk dalam area PKP2B yaitu 24.100 hektar sesuai dengan tarif yang ditetapkan dalam PKP2B.

In accordance with the Coal Cooperation Agreement (CCA), BORNEO, a subsidiary, is required to pay fixed payment (deadrent) to the Government based on total area of land of 24,100 hectares in accordance with the rates stipulated therein.

Beban deadrent untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp987.561.104 dan Rp901.525.338, disajikan sebagai bagian dari “Beban umum dan administrasi-lain-lain”.

Deadrent for the years ended December

31, 2013 and 2012 amounted to

Rp987,561,104 and Rp901,525,338,

respectively, and was presented as part of “General and administrative expenses-others”.

c. Perjanjian Penggarapan Lahan

Pertambangan Batubara

c. Land Exploitation Agreement

BORNEO, entitas anak, mengadakan

perjanjian dengan beberapa pihak ketiga

sehubungan dengan penggarapan/

eksploitasi lahan tambang batubara. Sesuai dengan perjanjian tersebut, BORNEO akan membayar pemilik lahan sejumlah nilai tertentu berdasarkan hasil produksi setiap bulan sesuai dengan ketentuan-ketentuan

yang diatur dalam Surat Perjanjian

Kerjasama.

BORNEO, a subsidiary, had agreements with third parties relating to usage/ exploitation of a certain parcel of land in relation to its mining activities. Based on the aforementioned agreement, BORNEO will pay the land owner a certain sum of money calculated based on the production output for each month in accordance with the terms and conditions stipulated in the Agreement.

33. Perjanjian Penting, Komitmen, dan Kontinjensi (lanjutan)

33. Agreements, Commitments and

Contingencies (continued)

c. Perjanjian Penggarapan Lahan

Pertambangan Batubara (lanjutan)

c. Land Exploitation Agreement (continued)

Beban akrual sehubungan dengan

penggarapan lahan pada tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp938.239.500 dan Rp194.205.000, disajikan sebagai bagian dari “Beban akrual - lain-lain”. Beban penggarapan lahan untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp33.285.386.030 dan Rp32.033.232.904 disajikan sebagai bagian dari “Beban Pokok Penjualan” (Catatan 22).

Accrued production fee related to the agreement as of December 31, 2013 and

December 31, 2012 amounted to

Rp938,239,500 and Rp194,205,000,

respectively, was recorded as part of

“Accrued expenses - others”. Land

exploitation expense for the years ended

December 31, 2013 amounted to

Rp33,285,386,030 and Rp32,033,232,904, respectively, and was recorded as part of “Cost of Sales” (Note 22).

Berdasarkan Perjanjian Pemakaian Lahan tanggal 4 Juli 2008 antara PT Kirana Chatulistiwa (KIRANA), pihak ketiga, dengan BORNEO, KIRANA selaku pemilik Hak atas Pengusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) mengijinkan BORNEO melakukan kegiatan penambangan batubara didalam area HTI milik KIRANA, dimana sebagian areal PKP2B BORNEO berada di dalam areal HTI milik KIRANA. Perjanjian ini berlaku sampai BORNEO selesai melakukan penambangan di areal HTI tersebut. Pada tanggal 31 Desember 2012, saldo uang jaminan sebesar Rp5.393.195.722 disajikan sebagai bagian dalam “Aset tidak lancar lain-lain” pada laporan posisi keuangan konsolidasian (Catatan 11). Pada tanggal 6 Maret 2013,

saldo uang jaminan tersebut telah

diselesaikan seluruhnya oleh KIRANA.

Based on Land Exploitation Agreement dated July 4, 2008 between PT Kirana Chatulistiwa (KIRANA), a third party, and BORNEO, KIRANA as the owner of the

Industrial Forest Concession Rights

(Hak Pengusahaan Hutan Tanaman

Industri (HTI)) allowed BORNEO to use a certain parcel of land in relation to its mining activities inside HTI’s area owned by KIRANA, where certain area of BORNEO CCA’s area is in the KIRANA’s HTI area. The agreement shall be in force until BORNEO completed its mining activities in such HTI area. As of December 31, 2012,

guarantee deposits amounted to

Rp5,393,195,722, respectively, was

presented as part of “Other non-current assets” in the consolidated statements of financial position (Note 11). On March 6, 2013, the guarantee deposits has been fully settled by KIRANA.

Pada tanggal 23 Maret 2009, BORNEO memberikan pinjaman tanpa bunga kepada KIRANA, sehubungan dengan pembiayaan kembali Dana Reboisasi Proyek HTI KIRANA sebesar Rp 5.425.530.807 dicatat sebagai bagian dari “Piutang lain-lain – pihak ketiga tidak lancar” pada laporan posisi keuangan konsolidasian tahun 2012. Pinjaman ini berjangka waktu sampai dengan lima (5) tahun. Pada tanggal 6 Maret 2013, pinjaman ini telah diselesaikan seluruhnya oleh KIRANA.

On March 23, 2009, BORNEO granted a non-interest bearing loan to KIRANA, to pay KIRANA’s Industrial Forest Reforestation Fund amounting to Rp 5,425,530,807 and was recorded as part of noncurrent “Other receivables– third parties” in the 2012

consolidated statements of financial

position. The loan has a term for five (5) years. On March 6, 2013, the loan has been fully settled by KIRANA.

33. Perjanjian Penting, Komitmen, dan Kontinjensi (lanjutan)

33. Agreements, Commitments and

Contingencies (continued)

c. Perjanjian Penggarapan Lahan

Pertambangan Batubara (lanjutan)

c. Land Exploitation Agreement (continued)

Pada tanggal 19 Juli 2011, BORNEO,

mengadakan perjanjian dengan

PT Gerak Bangun Utama, pihak ketiga. Perjanjian ini dibuat sehubungan dengan kegiatan penambangan BORNEO di areal yang terdapat Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) milik pihak ketiga

lainnya. Perjanjian ini berlaku sejak

ditandatangani dan berakhir sampai dengan

BORNEO selesai melakukan kegiatan

penambangan di area tersebut.

On July 19, 2011, BORNEO, entered into an agreement with PT Gerak Bangun Utama, a third party. This agreement has been made in a relation with BORNEO’s mining activities in the area which Industrial Forest Concession Rights (HTI) is owned by other third party. This agreement is valid since the signing date of the agreement until BORNEO’s mining activities in the area are completed.

Pada tanggal 5 Oktober 2011, BORNEO dan PT Buana Karya Bhakti (BKB), pihak ketiga, telah menandatangani Perjanjian Pemakaian Lahan Perkebunan BKB seluas 183,11 hektar di Batulaki Utara untuk keperluan

eksploitasi/ penambangan batubara

BORNEO, dengan periode kegiatan

penambangan selama 4 (empat) tahun terhitung sejak tanggal 5 Oktober 2011 dan dapat diperpanjang selama 1 (satu) tahun. Sehubungan dengan perjanjian ini, BORNEO memberikan ganti rugi lahan pada tahun 2011, uang jaminan atas kompensasi tanah yang belum digunakan dan uang jaminan atas perbaikan sarana dan prasarana.

On October 5, 2011, BORNEO and PT Buana Karya Bhakti (BKB), a third party, signed a Plantation Land Usage Agreement for an area of 183.11 hectares owned by BKB in North Batulaki for BORNEO’s coal exploitaiton/mining acitivities for a period of four (4) years since October 5, 2011 and can be extended for one (1) year. In relation

to this agreement, BORNEO pays

compensation for the land used in 2011, guarantee for unused land area and guarantee for infrastructure maintenance.

Pada tanggal 5 Oktober 2011, BORNEO, mengadakan Perjanjian Kerjasama dengan PT Gagah Putera Satria (GPS), pihak ketiga, sehubungan dengan kegiatan penambangan BORNEO di areal lahan perkebunan milik

BKB, uang jasa pengelolaan lahan

dibayarkan oleh BORNEO kepada GPS berkisar antara USD1/ton sampai dengan

USD4,75/ton berdasarkan ketentuan

sebagaimana diatur dalam perjanjian.

Perjanjian ini berlaku sejak ditandatangani sampai dengan BORNEO selesai melakukan kegiatan penambangan di areal tersebut.

On October 5, 2011, BORNEO, entered

into a Cooperation Agreement with

PT Gagah Putera Satria (GPS), a third

party, relating to BORNEO’s mining

activities in BKB’s plantation land area. Management fee paid by BORNEO to GPS ranges from USD1/ton up to USD4.75/ton based on the provision stated in the agreement. The agreement is valid since the signing date until BORNEO’s mining activities in the area are completed.

33. Perjanjian Penting, Komitmen, dan Kontinjensi (lanjutan)

33. Agreements, Commitments and

Contingencies (continued)

d. Perjanjian Jual Beli Batubara d. Coal Sale and Purchase Agreement

Ringkasan perjanjian jual beli batubara yang penting adalah sebagai berikut:

The summary of significant coal sale and purchase agreement is a follows:

Penjual/Seller Pembeli/Buyer

Periode Perjanjian/ Date of Agreement PT Andalan Satria Cemerlang,

pihak ketiga/third party

Perusahaan/The Company (Note 33f)

1 Mei 2010 - 31 Desember 2014/ May 1, 2010 - December 31, 2014

e. Perjanjian Kerjasama Pengelolaan Jalan e. Road Management Cooperation Agreement

BORNEO BORNEO

Pada tanggal 8 Juni 2007, BORNEO, entitas anak, mengadakan Perjanjian Kerjasama

Operasional Pengelolaan Jalan Eks

PT Alam Unda sepanjang 21 km di Kecamatan Satui, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan dengan pihak ketiga.

Perjanjian tersebut meliputi ketentuan

mengenai pengelolaan dan perawatan jalan yang berkesinambungan, penyempurnaan konstruksi jalan, pengendalian pemakaian jalan sehubungan dengan pengangkutan hasil alam disepanjang jalan tersebut. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu dua puluh lima (25) tahun sejak tanggal

perjanjian. Saldo jaminan sebesar

Rp3.068.596.718 dan Rp2.434.435.168

masing-masing pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 disajikan sebagai bagian dalam “Aset tidak lancar lain-lain” pada

laporan posisi keuangan konsolidasian

(Catatan 11).

On June 8, 2007, BORNEO, a subsidiary,

entered into a Road Maintenance

Agreement ex PT Alam Unda covering a land road for 21 km at Kecamatan Satui, Kabupaten Kotabaru, South Kalimantan with third parties. The said agreement includes provision for continuous road management and maintenance, completion of road construction, control of road usage with respect to transportation of natural

resources products along the road.

This agreement is valid for twenty five (25) years from the agreement date. Balance of guarantee amounted to Rp3,068,596,718 and Rp2,434,435,168 as of December 31,

2013 and 2012, respectively, was

presented as part of “Other non-current assets” in the consolidated statements of financial position (Note 11).

Pada tanggal 26 November 2010, BORNEO

menandatangani Perjanjian Kerjasama

Pemeliharaan Jalan Hauling Batubara

dengan PT Tunas Inti Abadi (Tunas), pihak

ketiga. Perjanjian tersebut meliputi

perawatan jalan sehingga dapat dilintasi BORNEO. Perjanjian ini berlaku sampai tercapainya volume sebesar 15.000.000 metrik ton atau untuk jangka waktu 5 tahun mana yang tercapai lebih dulu, terhitung

sejak ditandatanganinya berita acara

dimulainya kegiatan sesuai perjanjian. Syarat

dan ketentuan lainnya diatur dalam

perjanjian.

On November 26, 2010, BORNEO entered into Maintenance Road for Coal Hauling Cooperation Agreement with PT Tunas Inti

Abadi (Tunas), a third party. This

agreement includes road maintenance so that BORNEO can pass by. This agreement is valid until total volume achieved 15,000,000 metric tons or for 5 years period, whichever comes first, starting the date the memorandum of activity was signed. Other terms and conditions are stated in the agreement.

33. Perjanjian Penting, Komitmen, dan Kontinjensi (lanjutan)

33. Agreements, Commitments and

Contingencies (continued)

f. Perjanjian Penambangan dan Pengangkutan

Batubara

f. Coal Mining and Hauling Agreements

Perusahaan

Pada tanggal 30 April 2010, Perusahaan

mengadakan Perjanjian Kerjasama

Pengawasan Penambangan dengan

PT Andalan Satria Cemerlang (ASC), pihak ketiga. Berdasarkan perjanjian, Perusahaan

berhak untuk mengawasi kegiatan

penambangan yang dilakukan ASC

di area tambang PT Tanjung Batang Asam dan memberikan bantuan kepada ASC

(apabila diperlukan) agar ASC dapat

memenuhi kewajiban kepada Perusahaan berdasarkan perjanjian Jual Beli Batubara (Catatan 33d).

The Company

On April 30, 2010, the Company entered into a Mining Supervision Cooperation

Agreement with PT Andalan Satria

Cemerlang (ASC), a third party. Based on the agreement, the Company has the right to supervise mining activities conducted by ASC in PT Tanjung Batang Asam mining area and to provide assistance to ASC (if needed), so that ASC is able to meet its obligations to the Company based on Coal Sale and Purchase Agreement (Note 33d).

KIM KIM

Pada tanggal 1 Maret 2012, KIM

mengadakan Kontrak Jasa Penambangan dengan PT Artamulia Tatapratama (ATP), pihak ketiga, untuk jangka waktu sampai dengan selesainya kegiatan penambangan dan reklamasi. Syarat dan ketentuan diatur dalam perjanjian dan adendumnya. Pada tanggal 31 Desember 2012, uang muka yang disetor Perusahaan untuk kegiatan jasa

penambangan kepada ATP sebesar

Rp4.072.881.141 dicatat sebagai bagian “Biaya dibayar dimuka dan aset lancar lainnya - Uang muka jasa penambangan” (Catatan 8).

On March 1, 2012, KIM entered into a Coal Mining Agreement with PT Artamulia Tatapratama (ATP), a third party, which shall be valid until the end of the mining and reclamation activities. Terms and conditions are stipulated in the agreement and its addendum. As of December 31, 2012, advance paid by Company for mining

services to ATP amounted to

Rp4,072,881,141 was recorded as part of “Prepaid expenses and other current assets - Advances for mining service” (Note 8).

BHBA BHBA

Pada tanggal 23 Februari 2010, BHBA, entitas anak, mengadakan Kontrak Jasa Penambangan dengan ATP, yang berlaku terhitung sejak tanggal 1 Maret 2010 sampai dengan 1 Maret 2015 atau sampai habisnya cadangan batubara di area penambangan, mana yang lebih dulu terjadi. Perjanjian ini telah mengalami beberapa kali perubahan,

terakhir berdasarkan adendum tanggal

21 Oktober 2013, dimana BHBA setuju untuk memberikan uang muka kepada ATP

sampai dengan maksimum sebesar

Rp4.300.000.000, dengan bunga 8% per tahun. Pengembalian uang muka dilakukan

selambat-lambatnya pada tanggal

30 September 2014 dan pembayaran bunga dilakukan secara bertahap sesuai dengan

jadwal yang disepakati. Syarat dan

ketentuan lainnya diatur dalam perjanjian.

On February 23, 2010, BHBA, a subsidiary,

entered into a Coal Mining Agreement with ATP, which is valid from March 1, 2010 until

March 1, 2015 or until the coal reserve in

the area is completely consumed,

whichever end first. This agreement has been amended several time, the latest based on addendum dated October 21, 2013, whereby BHBA agreed to provide an advance to ATP up to Rp4,300,000,000 at 8% per annum. Advance repayment shall be made no later than September 30, 2014 and interest repayment shall be installed based on the agreed schedule. Other terms and conditions are stipulated in the agreement. As of December 31, 2013, The balance of Rp4,297,513,258 was recorded as part of “Prepaid expenses and other current assets – advances for mining

33. Perjanjian Penting, Komitmen, dan Kontinjensi (lanjutan)

33. Agreements, Commitments and

Contingencies (continued)

f. Perjanjian Penambangan dan Pengangkutan

Batubara (lanjutan)

f. Coal Mining and Hauling Agreements

(continued) TBBU

Pada tanggal 3 Mei 2011, TBBU, entitas

anak, menandatangani Kontrak Jasa

Penambangan dengan ATP untuk jangka waktu sejak 1 Februari 2011 sampai dengan 1 Maret 2015 atau sampai tercapainya produksi 10.000.000 ton cadangan batubara, mana yang lebih dulu terjadi. Syarat dan ketentuan lainnya diatur dalam perjanjian

dan adendumnya. Pada tanggal

31 Desember 2013, uang muka sebesar Rp4.876.858.562 dicatat sebagai bagian “Biaya dibayar dimuka dan aset lancar lainnya - Uang muka jasa penambangan” (Catatan 8).

TBBU

On May 3, 2011, TBBU, a subsidiary, entered into a Coal Mining agreement with ATP for a period starting from February 1, 2011 until March 1, 2015 or up to production volume of 10,000,000 tons coal reserve, whichever comes first. Other terms

and conditions are stated in the

agreement and its addendum. As of December 31, 2013, advance amounted to Rp4,876,858,562 was recorded as part of “Prepaid expenses and other current assets - Advances for mining service” (Note 8).

KCP KCP

Pada tanggal 1 Maret 2012, KCP

mengadakan Kontrak Jasa Penambangan dengan ATP, untuk jangka waktu sampai dengan selesainya kegiatan penambangan

dan reklamasi. Perjanjian ini telah

mengalami beberapa kali perubahan,

terakhir berdasarkan adendum tanggal

21 Oktober 2013, dimana KCP setuju untuk memberikan uang muka kepada ATP

sampai dengan maksimum sebesar

Rp46.000.000.000, dengan bunga 8% per tahun. Pengembalian uang muka dilakukan

selambat-lambatnya pada tanggal

30 September 2015 dan pembayaran bunga dilakukan secara bertahap sesuai dengan

jadwal yang disepakati. Syarat dan

ketentuan lainnya diatur dalam perjanjian. Pada tanggal 31 Desember 2013, uang muka sebesar Rp45.905.946.202 dicatat sebagai bagian “Aset tidak lancar lain-lain - uang muka jasa penambangan” (Catatan 11).

On March 1, 2012, KCP entered into a Coal Mining Agreement with ATP, which shall be valid until the end of the mining and reclamation activities. This agreement has been amended several times, the latest was based on addendum dated October 21, 2013, whereby KCP agreed to provide an advance to ATP up to Rp46,000,000,000 at 8% per annum. Advance repayment shall be made no later than September 30, 2015 and interest repayment shall be installed based on the agreed schedule. Other terms and conditions are stipulated in the agreement. As of December 31, 2013, the balance of Rp45,905,946,202 was recorded as part of “Other non-current assets – advances for mining service” (Note 11).

BNP

Pada tanggal 9 Agustus 2012, BNP, entitas

anak menandatangani Kontrak Jasa

Penambangan dengan ATP untuk jangka waktu sejak tanggal 1 Maret 2012 sampai dengan selesainya kegiatan penambangan dan reklamasi. Syarat dan ketentuan lain diatur di dalam Perjanjian dan adendumnya.

BNP

On August 9, 2012, BNP, a subsidiary, entered into a Coal Mining Agreement with ATP for the period since March 1, 2012 until the end of the mining and reclamation activities. Other terms and conditions are stipulated in the agreement and its addendum.

33. Perjanjian Penting, Komitmen, dan Kontinjensi (lanjutan)

33. Agreements, Commitments and

Contingencies (continued)

f. Perjanjian Penambangan dan Pengangkutan

Batubara (lanjutan)

f. Coal Mining and Hauling Agreements

(continued)

TKS TKS

Pada tanggal 9 Desember 2009, TKS,

entitas anak, mengadakan Perjanjian

Penambangan Batubara dengan PT Trinity Mine Resources, pihak ketiga. Jangka waktu kontrak adalah lima (5) tahun sejak dimulainya pekerjaan sesuai Surat Perintah Kerja atau sampai tercapainya jumlah produksi sebesar 1.800.000 metrik ton, mana yang lebih dahulu terjadi. Berdasarkan Adendum tanggal 24 Oktober 2011, kedua belah pihak sepakat untuk mengubah ketentuan satuan nilai jasa penambangan dari single rate menjadi double rate dengan menggunakan harga BBM solar industri di Depo Banjarmasin yang disesuaikan. TKS

telah memberikan uang muka untuk

pelaksanaan pekerjaan yang akan

diperhitungkan dengan tagihan jasa

penambangan.

On December 9, 2009, TKS, a subsidiary, entered into a Coal Mining Agreement with PT Trinity Mine Resources, a third party. The term of the contract is five (5) years starting at the time the work begins based on Work Instruction Letter or up to production of 1,800,000 metric tons,

whichever comes first. Based on

Addendum dated October 24, 2011, both parties agreed to change the basis of mining service fee from single rate to double rate using the adjusted industrial gasoline price at Banjarmasin depot. TKS has given an advance for the work which will be reckoned with the mining service.

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, saldo uang muka masing-masing sebesar Rp16.177.398.422 dan Rp16.347.284.241 disajikan sebagai bagian dari “Biaya dibayar dimuka dan aset lancar lainnya - Uang muka jasa penambangan” (Catatan 8).

As of December 31, 2013 and 2012, advances amounting to Rp16,177,398,422 and Rp16,347,284,241, respectively, was recorded as part of “Prepaid expenses and other current assets - Advances for mining service” (Note 8).

BORNEO BORNEO

Pada tanggal 17 Oktober 2006, BORNEO,

entitas anak, telah menandatangani

Perjanjian Penambangan dan Pengangkutan Batubara dengan PT Saptaindra Sejati (SIS), pihak ketiga, perjanjian akan berakhir pada tanggal 31 Agustus 2014 atau telah

tercapainya kontrak bcm sebanyak

28.000.000 bcm, mana yang tercapai terlebih dahulu. Syarat dan ketentuan lain diatur dalam Perjanjian dan adendumnya.

On October 17, 2006, BORNEO, a subsidiary, entered into a Coal Mining and Hauling Agreement with PT Saptaindra Sejati (SIS), a third party, the agreement will be valid up to August 31, 2014 or upon completion of contract bcm of 28,000,000 bcm of coal, whichever comes first. Terms and conditions are stipulated in the agreement and its addendum.

Pada tanggal 1 September 2010, BORNEO menandatangani Perjanjian Penambangan

dan Pengangkutan Batubara dengan

PT Wira Bhumi Sejati (WBS), pihak ketiga, sebagai kontraktor pertambangan di proyek Sebamban, untuk produksi 4.000.000 metrik ton batubara atau untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun, mana yang tercapai terlebih dahulu. Perjanjian ini telah mengalami beberapa kali

On September 1, 2010, BORNEO entered into a Coal Mining and Hauling Agreement with PT Wira Bhumi Sejati (WBS), a third party, as the mining contractor for Sebamban Project, for a production of 4,000,000 metric tons of coal or for a period of three (3) years, whichever comes first. This agreement had been amended several times, the latest was based on Addendum

33. Perjanjian Penting, Komitmen, dan Kontinjensi (lanjutan)

33. Agreements, Commitments and

Contingencies (continued)

f. Perjanjian Penambangan dan Pengangkutan

Batubara (lanjutan)

f. Coal Mining and Hauling Agreements

(continued) Pada tanggal 23 Februari 2012, BORNEO

menandatangani Perjanjian Pekerjaan Jasa

Pengupasan Tanah Penutup dan

Pengangkutan Batubara dengan

PT Saptaindra Sejati, pihak ketiga, sebagai kontraktor jasa pertambangan di Proyek Kusan untuk jangka waktu sampai dengan

Dokumen terkait