• Tidak ada hasil yang ditemukan

Salah satu indikator kinerja pembangunan suatu daerah diukur melalui indikator-indikator makro ekonomi yang secara umum telah diakui dan diberlakukan. Pencapaian perekonomian suatu daerah merupakan gambaran dari prestasi pemerintahan daerah dalam memanfaatkan potensi yang ada di daerah tersebut, serta prestasi dalam mengatasi kendala-kendala yang ada di daerah. Indikator pencapaian pembangunan ekonomi yang secara umum diakui adalah: Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) dan tingkat inflasi. Sektor yang memiliki kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bintan tidak terlepas dari potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Bintan yaitu Industri, Pariwisata dan Pertanian, dengan uraian sebagai berikut :

4.1. Potensi Unggulan Daerah

Salah satu stimulan peningkatan potensi unggulan daerah Kabupaten Bintan adalah dengan ditetapkannya Kabupaten Bintan sebagai salah satu Kawasan Free Trade Zone. Pembentukan Free Trade Zone di Kabupaten Bintan berdasar pada Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas. Adapun daerah yang termasuk dalam Free Trade Zone Bintan adalah kawasan Bintan Utara dengan liputan wilayah hampir setengah Pulau Bintan. Terdapat 5 lokasi lain yang berupa enclave yaitu kawasan Anak Lobam, kawasan Maritim Bintan Timur, kawasan galang Batang, kawasan Galang Batang, kawasan Senggarang dan kawasan Industri Dompak Barat. Dengan adanya pemekaran wilayah, maka Kota Tanjungpinang menjadi suatu wilayah administratif yang berdiri sendiri. Dalam hal ini kawasan Senggarang dan kawasan industri Dompak Barat termasuk ke dalam Free Trade Zone Bintan wilayah kota Tanjungpinang. Kawasan Industri Lobam termasuk dalam lingkup Kawasan Bintan Bagian Utara.

Free Trade Zone Bintan dengan luas 62.017,20 Ha tersebut saat ini 23.000 Ha merupakan kawasan wisata internasional Lagoi yang dikelola sendiri oleh Penanam Modal Asing dengan core wisata pantai dan golf. Sedangkan seluas

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2015 Bab 1 - 22

4.000 Ha merupakan kawasan industri Lobam.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 87 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang kawasan Batam, Bintan dan Karimun maka kawasan Free Trade Zone Batam Bintan Karimun mecakup 26 Kecamatan yang 7 kecamatan diantaranya termasuk sebagian wilayah Kabupaten Bintan. Adapun Strukutur Ruang Kawasan Free Trade Zone Bintan terdiri dari sistem pusat kegiatan (PK) Primer yaitu:

1. Pusat Kegiatan Berorientasi Ekspor, yaitu kawasan industri Galang Batang Kecamatan Gunung Kijang, Kawasan Industri Lobam di Kecamatan Seri Kuala Lobam, Kawasan Maritim Bintan Timur di Kecamatan Bintan Timur. Fungsi utama Pusat Kegiatan Berorientasi Ekspor ini adalah pengembangan industri skala besar. Sedangkan fungsi pendukungnya sebagai simpul transportasi, pemukiman karyawan, perdagangan dan jasa lokal.

2. Pusat Kegiatan Pariwisata Mancanegara dan Domestik, yaitu Kawasan Wisata Internasional Lagoi di Kecamatan Teluk Sebong, Kawasan Wisata Penghujan-Kuala Sempang di Kecamatan Seri Kuala Lobam, Kawasan Wisata Trikora di Kecamatan Gunung Kijang, dan Kawasan Wisata Sakera di Kecamatan Bintan Utara. Fungsi utama Pusat Kegiatan Pariwisata Mancanegara dan Domestik ini adalah pengembangan kepariwisataan. Sedangkan fungsi pendukungnya sebagai pemukiman dan simpul transportasi penumpang.

3. Pusat Kegiatan Perdagangan dan Jasa, yaitu Pusat Kegiatan Perdagangan dan Jasa Bandar Seri Bentan di Kecamatan Teluk Bintan, dan Pusat Kegiatan Perdagangan dan jasa tanjung Uban di Kecamatan Bintan Utara. Fungsi utama Pusat Kegiatan Perdagangan dan jasa ini adalah perdagangan dan jasa internasional. Sedangkan fungsi pendukungnya adalah pemukiman, simpul transportasi penumpang dan wisata belanja.

4. Pusat Kegiatan Transportasi Laut, yakni pelabuhan Bandar Seri Udana dan Pelabuhan Tanjung Uban di Kecamatan Bintan Utara, Pelabuhan Bandar Seri Bentan di Kecamatan teluk Bintan, dan Pelabuhan Kijang di Kecamatan Bintan Timur. Fungsi Utama Pusat Kegiatan Transportasi Laut ini adalah pertransportasian. Sedangkan fungsi pendukungnya adalah pelayanan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2015 Bab 1 - 23

perpindahan penumpng dan barang.

5. Pusat Kegiatan Pertahanan dan Keamanan Negara, yakni Mentigi di Kecamatan Bintan Utara, Gunung Bintan Kecil di Kecamatan Teluk Sebong, dan Tanjung Berakit dan Tanjung Sading di Kecamatan Teluk Sebong. Fungsi utama Pusat Kegiatan Kegiatan Pertahanan dan Keamanan Negara ini adalah pertahanan dan keamanan negara. Sedangkan fungsi pendukungnya adalah menjaaga kedaulatan KNRI yang meliputi pertahanan dan keamanan laut serta udara.

6. Pusat Kegiatan Kesehatan, Kawasan Bandar Seri Bentan di Kecamataan Teluk Bintan, dan Kawasan Perkotaan Tanjung Uban dan Kawasan Seri Kuala Lobam di Kecamatan Bintan Utara. Fungsi utama Pusat Kegiatan Kesehatan ini adalah pelayanan kesehatan berkualitas internasional. Sedangkan fungsi pendukungnya penyediaan pelayanan perkotaan.

Kabupaten Bintan masih mengandalkan sektor industri pengolahan masih sebagai penyumbang PDRB terbesar pada 5 tahun terakhir dengan kontribusi mencapai 50% lebih. Spill over effect pembangunan Singapura dan Malaysia yang merupakan kutub utama pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara telah berimbas pada perkembangan Industri di Kabupaten Bintan sebagai pendukung sektor industri Singapura. Sedangkan Sektor Pariwisata sebagai penyumbang PDRB terbesar ke dua setelah sektor industri pengolahan merupakan penyumbang Pendapatan Asli Daerah terbesar di Kabupaten Bintan dalam 5 tahun terakhir. Kontribusi sektor Pariwisata (Pajak Hotel Restoran dan Hiburan) terus mengalami peningkatan, pada tahun 2010 mencapai Rp63,2 Miliar dan terus meningkat sampai pada tahun 2014 mencapai Rp93,6 Miliar dengan rata-rata kontribusi sebesar 54,64% dari total PAD Kabupaten Bintan pada tahun 2010-2014. Investasi di Kabupaten Bintan juga menunjukkan peningkatan, pada tahun 2010 nilai investasi PMA US$744.94 juta dengan total 121 perusahaan sedangkan nilai investasi PMDN Rp67,06 miliar dengan total 8 perusahaan terus meningkat hingga tahun 2014 nilai investasi PMA US$916.74 juta dengan total 174 perusahaan sedangkan nilai investasi PMDN Rp1,457 trilyun,- dengan total 17 perusahaan. Potensi unggulan daerah yang

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2015 Bab 1 - 24

menunjukkan tren peningkatan yang sangat signifikan juga terdapat pada sektor pertanian pada sentra produksi komoditastanaman pangan dan hortikultura unggulan antara lain padi, sayuran, buah naga, salak dan lain sebagainya. Jenis-jenis tanaman perkebunan seperti karet, kelapa, dan cengkeh dapat dijumpai disemua kecamatan dengan luas yang bervariasi. Disisi lain terdapatnya potensi kelautan dan perikanan yang sangat besar untuk kegiatan perikanan tangkap maupun budidaya juga merupakan andalan untuk dapat dikembangkan di Kabupaten Bintan.

4.2. Pertumbuhan Ekonomi/PDRB

Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bintan, PDRB Kabupaten Bintan pada tahun 2014 atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 tercatat sebesar Rp12,40 trilyun,- diestimasi meningkat menjadi Rp11,65 trilyun,- yang diukur dari tujuh belas sektor lapangan usaha yaitu:

Tabel I.10: Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bintan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2014-2015

Lapangan Usaha 2014 2015*

Sektor Primer 2,661,828.80 2,788,208.46

1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 712,504.96 766,191.01

2 Pertambangan dan Penggalian 1,949,323.84 2,022,017.46

Sektor Sekunder 6,081,361.34 6,483,546.31

3 Industri Pengolahan 4,362,139.71 4,597,373.08

4 Pengadaan Listrik dan Gas 15,155.91 15,586.05

5

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan

Daur Ulang 7,029.38 7,306.09

6 Konstruksi 1,697,036.34 1,863,281.09

Sektor Tersier 2,907,221.52 3,133,259.63

7

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor 1,028,784.86 1,129,985.97

8 Transportasi dan Pergudangan 241,850.83 262,818.42

9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 563,777.25 613,644.81

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2015 Bab 1 - 25

11 Jasa Keuangan dan Asuransi 179,674.48 184,485.47

12 Real Estate 127,019.76 133,127.99

13 Jasa Perusahaan 112.28 113.10

14

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib 257,405.99 274,469.16

15 Jasa Pendidikan 212,798.10 225,275.81

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 107,636.63 113,266.07

17 Jasa lainnya 23,680.06 24,933.63

PDRB BERLAKU 11,650,411.66 12,405,014.41

Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2016 *: Data Sangat Sementara

Sektor-sektor yang memiliki nilai kontribusi besar terhadap PDRB adalah sektor Industri Pengolahan sebesar 37,18%, sektor konstruksi 15,68%, sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 15,18%, sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 9,01% serta Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 6,29%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.11 : Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bintan Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2014-2015

Lapangan Usaha 2014 2015*

Sektor Primer 21.49 20.89

1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5.73 5.71

2 Pertambangan dan Penggalian 15.76 15.18

Sektor Sekunder 52.60 53.01

3 Industri Pengolahan 37.15 37.18

4 Pengadaan Listrik dan Gas 0.11 0.10

5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0.06 0.05

6 Konstruksi 15.30 15.68

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2015 Bab 1 - 26 7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8.80 9.01

8 Transportasi dan Pergudangan 2.09 2.16

9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6.24 6.29

10 Informasi dan Komunikasi 1.17 1.10

11 Jasa Keuangan dan Asuransi 1.42 1.36

12 Real Estate 1.04 1.03

13 Jasa Perusahaan 0.00 0.00

14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2.30 2.31

15 Jasa Pendidikan 1.78 1.78

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0.87 0.86

17 Jasa lainnya 0.20 0.20

PDRB BERLAKU 100.00 100.00

Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2016 *: Data Sangat Sementara

Untuk memperlihatkan pertumbuhan PDRB secara riil digunakan PDRB Harga Konstan. PDRB Harga Konstan ini merepresentasikan pertumbuhan ekonomi tanpa dipengaruhi oleh masalah perubahan harga atau inflasi yang terjadi atas barang dan jasa yang diproduksi karena menggunakan harga dasar yang konstan yakni harga dasar tahun tertentu yang dipilih yaitu tahun 2010. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) yang diukur dari kenaikan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) berdasarkan harga konstan pada tahun 2015 mengalami perlambatan dari tahun 2014. Pada tahun 2014 LPE Kabupaten Bintan adalah 8,46% mengalami perlambatan pada tahun 2015 menjadi 6,48%. Penurunan LPE di Kabupten Bintan pada tahun 2015 disinyalir imbas dari kondisi makro perekonomian di tingkat regional, nasional serta dunia masih labil dan fluktuatif, pelarangan ekspor bahan mentah pertambangan menurunkan aktifitas pertambangan yang turut berimbas pada pertumbuhan sektor Pertambangan dan Penggalian. Fluktuasi harga Bahan Bakar Minyak yang ditetapkan pemerintah berdasarkan harga pasar memberikan dampak pada ketidakpastian harga pasar, kenaikan Tarif Dasar Listrik, isu stabilitas

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2015 Bab 1 - 27

ekonomi nasional melalui paket-paket kebijakan yang diambil ditingkat pusat yaitu menurunnya dana bagi hasil yang ditransfer pemerintah pusat yang menyebabkan turunnya belanja publik. Selain itu bencana nasional kabut asap turut memberikan dampak pada jumlah wisatawan serta lama tinggal wisatawan yang pada gilirannya akumulasi dari keseluruhan isu tersebut turut mempengaruhi Laju Pertumbuhan Ekonomi sepanjang Tahun 2015.

Tabel 1.12 : Laju Pertumbuhan Persektor Kabupaten Bintan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2015

Lapangan Usaha 2014 2015*

Sektor Primer 8.08 4.75

1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 10.74 7.53

2 Pertambangan dan Penggalian 7.13 3.73

Sektor Sekunder 8.33 6.61

3 Industri Pengolahan 7.80 5.39

4 Pengadaan Listrik dan Gas 5.06 2.84

5

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan

Daur Ulang 5.97 3.94

6 Konstruksi 9.74 9.80

Sektor Tersier 9.08 7.78

7

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil

dan Sepeda Motor 10.62 9.84

8 Transportasi dan Pergudangan 9.04 8.67

9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 11.92 8.85

10 Informasi dan Komunikasi 5.87 4.05

11 Jasa Keuangan dan Asuransi 3.14 2.68

12 Real Estate 6.39 4.81

13 Jasa Perusahaan -0.28 0.73

14

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib 7.92 6.63

15 Jasa Pendidikan 6.26 5.86

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6.85 5.23

17 Jasa lainnya 12.71 5.29

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2015 Bab 1 - 28

Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2016 *: Data Sangat Sementara

4.3. Tingkat Kestabilan Harga (Inflasi)

Tingkat kestabilan harga (inflasi) juga merupakan salah satu ukuran kinerja perekonomian Pemerintah Daerah dalam mengendalikan gejolak harga terutama untuk komoditi yang strategis yang diukur dengan mengukur Indeks Harga Konsumen (IHK).

Tabel I.13: Laju Inflasi (IHK) Kabupaten Bintan (berdasarkan IHK Kota Tanjungpinang) Tahun Dasar 2007, Tahun 2014-2015 No Kebutuhan Pokok 2014 2015* 1. Bahan Makanan 6,18 5,65 2. Makanan Jadi 5,97 6,76 3. Perumahan 7,77 1,24 4. Sandang 6,92 5,73 5. Kesehatan 3,51 3,52 6. Pendidikan 7,14 1,48 7. Transport 12,40 -6,21 IHK 7,49 2,46

Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015 *: Data Sangat Sementara

IHK Kabupaten Bintan mengacu pada IHK Kota Tanjungpinang dimana secara umum pada tahun 2014 IHK Kota Tanjungpinang mengalami penurunan dari tahun 2014 yaitu dari 7,49% menurun menjadi 2,46%. Dari tujuh komponen pembentuk inflasi lima diantaranya mengalami penurunan pada tahun 2015 yaitu komponen bahan makanan, perumahan, sandang, pendidikan dan transportasi. Komponen transportasi mengalami penurunan yang sangat signifikan yaitu -18,61%, hal ini diakibatkan oleh penyesuaian harga tariff transportasi karena penurunan harga Bahan Bakar Minyak selain itu komponen perumahan mengalami penurunan 6,53% serta pendidikan -5,66%. Sedangkan komponen yang mengalami kenaikan pada tahun 2015 adalah makanan jadi meningkat 0,79% serta kesehatan mengalami kenaikan 0,01%. Hal ini merupakan salah satu bukti nyata kinerja Pemerintah dan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2015 Bab 1 - 29

Pemerintah Daerah dalam usaha pengendalian harga pasar dalam rangka menjaga daya beli masyarakat.

4.4. PDRB per Kapita

Indikator kinerja lain yang terkait dengan besaran Produk Domestik Regional Bruto adalah PDRB perkapita. Angka PDRB perkapita Kabupaten Bintan memperlihatkan rata-rata pendapatan yang diterima oleh masing-masing penduduk dan dapat merepresentasikan tingkat kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Bintan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel I.14 : Pendapatan Regional dan Angka Perkapita Kabupaten Bintan Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2013-2014

NO RINCIAN

TAHUN

2013 2014

1. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar (Juta Rupiah)

3.745.747,08 3.965.373,24

2. Penyusutan Barang Modal (Juta

Rupiah) 168.597,57 178.483,04

3. Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Harga Pasar (Juta Rupiah)

3.577.149,51 3.786.890,20

4. Pajak Tak Langsung Netto (Juta

Rupiah) 221.388,26 223.819,98

5. Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Harga Faktor (Juta Rupiah)

3.355.761,25 3.563.070,22

7. Per Kapita Produk Domestik

Regional Bruto (Juta Rupiah) 25.119.012,10 26.239.376,12

8. Per Kapita Pendapatan Regional

(Juta Rupiah) 22.503.763,74 23.577.286,20

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2015 Bab 1 - 30 Tabel I.15 : Pendapatan Regional dan Angka Perkapita Kabupaten Bintan Atas Dasar Harga Berlaku

Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2013-2014

NO RINCIAN

TAHUN

2013 2014

1. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar (Juta Rupiah)

5.822.931,36 6.274.389,20

2. Penyusutan Barang Modal (Milyar

Rupiah) 262.092,47 282.412,77

3. Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Harga Pasar (Juta Rupiah)

5.560.838,89 5.991.976,44

4. Pajak Tak Langsung Netto (Milyar

Rupiah) 344.157,95 354.149,18

5. Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Harga Faktor (Juta Rupiah)

5.216.680,93 5.637.827,26

7. Per Kapita Produk Domestik

Regional Bruto (Juta Rupiah) 39.048.627,65 41.518.426,74

8. Per Kapita Pendapatan Regional

(Juta Rupiah) 34.983.107,12 37.306.215,86

Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2014

Selama ini Produk Domestik Regional Bruto pendapatan per kapita masih tetap dipakai sebagai salah satu tolok ukur kemajuan pembangunan suatu daerah. PDRB per kapita merupakan PDRB atas dasar harga berlaku dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Selang lima tahun terakhir ini PDRB per kapita Kabupaten Bintan atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2013 ini mencapai Rp34,98 juta sampai pada tahun 2014 menjadi Rp37,30 Juta

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2015 Bab 1 - 31

D

D.. KKOONNDDIISSII UUMMUUMM KKAABBUUPPAATTEENN BIBINNTTAANN

Dalam kondisi umum Kabupaten Bintan akan diuraikan mengenai kondisi Kabupaten Bintan sebagai penyelenggara pemerintah.

1. Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Bintan

Sebagai pelaksanaan ketentuan Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah pasal 14 bahwa urusan wajib menjadi kewenangan pemerintah daerah kabupaten/kota ,yaitu :

a. Perencanaan dan pengendalian pembangunan

b. Perencanaan,pemanfaatan,dan pengawasan tata ruang

c. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat d. Penyediaan sarana dan prasarana umum

e. Penanganan bidang kesehatan

f. Penyelenggaraan bidang pendidikan g. Penanggulangan masalah sosial h. Pelayanan bidang ketenagakerjaan

i. Fasilitas pengembangan koperasi,usaha kecil,dan menengah j. Pengendalian lingkungan hidup

k. Pelayanan pertanahan

l. Pelayanan kependudukan dan catatan sipil m. Pelayanan administrasi umum pemerintah n. Pelayanan administrasi penanaman modal o. Penyelenggaraan pelayanan dasr lainnya,dan

p. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan. Sedangkan urusan pemerintah kabupaten/kota yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintah yang secara nyata ada berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi ,ciri khas ,dan potensi ungulan daerah yang bersangkutan.Berdasarkan pasal 3 Peraturan Pemerintah nomor 3 tahun 2007 tentang laporan penyelenggaraan pemerintah daerah kepada pemerintah, laporan keterangan pertanggungjawaban kepala daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan informasi laporan penyelenggaraan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2015 Bab 1 - 32

pemerintah daerah kepada masyarakat disebutkan bahwa urusan wajib yang dilaksanakan meliputi : pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, pekerjaaan umum, penataan ruang Perencanaan pembangunan, perumahan, kepemudaan dan olahraga, penanaman modal, koperasi, usaha kecil dan menengah, kependudukan dan catatan sipil, ketanagakerjaan, ketahanan pangan, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, perhubungan, komunikasi dan informatika, pertanahan, kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, otonomi daerah, kepegawaian dan persandian, pemberdayaan masyarakat dan desa, sosial, kebudayaan, statistik, kearsipan dan perpustakaan.

Sedangkan berdasarkan pasal 3 ayat (3) Peraturan Pemerintah 3 tahun 2007 dinyatakan bahwa yang termasuk dalam urusan pilihan meliputi : kelautan dan perikanan, pertanian, kehutanan, energi dan sumber daya mineral, pariwisata, industri perdagangan dan keimigrasian.

Sejalan dengan pelaksanaan Undang-Undang nomor : 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan undang-undang nomor : 33 tahun 2004 tentang pertimbangan keuangan pusat dan daerah, Kabupaten Bintan menetapkan organisasi, kewenangan dan tugas-tugas kepala daerah yang terdiri dari sekretariat daerah, sekretariat DPRD, badan perencanaan pembangunan daerah, inspektorat daerah, dinas daerah, kantor daerah dan pemerintah kecamatan.

Struktur organisasi dari Sekretariat, Lembaga Teknis Daerah, Dinas, Badan dan Kantor di Kabupaten Bintan adalah sebagai berikut :

1.1 Sekrtariat Daerah

Susunan organisasi Sekretariat Daerah sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bintan nomor 4 tahun 2013, terdiri dari:

1) Sekertariat daerah 2) Asisten,terdiri dari :

a. Asisten administrasi pemerintah

b. Asisten administrasi perekonomian dan pembangunan c. Asisten administrasi umum

d. Staf ahli

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2015 Bab 1 - 33

a. Bagian pemerintahan b. Bagian argaria

c. Bagian hukum

d. Bagian administrasi perekonomian e. Bagian administrasi sumber daya alam f. Bagian kesejahteraan sosial

g. Bagian organisasi

h. Bagian humas dan protokol i. Bagian umum

j. Bagian Wilayah Perbatasan

Masing-masing bagian membawahi beberapa sub bagian. 1.2. Sekertariat DPRD

Susunan organisasi sekretariat DPRD terdiri dari : 1) Sekretaris DPRD

2) Bagian persidangan dan risalah 3) Bagian hukum

4) Bagian keuangan

5) Bagian humas dan protokol

Masing-masing point 2 s/d 5 membawahi beberapa subbag. 1.3. Lembaga Teknis Daerah

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bintan nomor 8 tahun 2008 dan nomor 9 tahun 2008 tentang pembentukan lembaga teknis daerah di lingkungan pemerintah daerah Kabupaten Bintan terdiri dari badan dan kantor yang merupakan unsur penunjang pemerintah daerah, yang terdiri dari 9 (sembilan) badan, dan 2(dua) kantor, yaitu:

1) Badan perencanaan pembangunan 2) Inspektor daerah

3) Badan pengendalian linkungan hidup

4) Badan kesatuan bangsa,politik dan perlindungan masyarakat 5) Badan kepegawaian daerah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2015 Bab 1 - 34

7) Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah

8) Badan pemberdayaan masyarakat, perempuan dan keluarga berencana. 9) Badan penanggulangan bancana daerah

10)Kantor perpustakaan dan arsip 11) Kantor satuan polisi pamong praja

Susunan secara umum organisasi lembaga teknis daerah kecuali badan dan kantor terdiri dari:

1) Kepala

2) Sekretariat membawahi beberapa sub bagian 3) Bidang membawahi beberapa sub bidang 4) Kelompok jabatan fungsional

Susunan organisasi kantor terdiri dari: 1) Kepala

2) Sub bagian 3) Seksi

4) Kelompok jabatan fungsional 1.4. Dinas-Dinas Daerah

Sesuai dengan peraturan Daerah kabupaten Bintan Nomor 7 Tahun 2008 bahwa Dinas di lingkup pemerintah daerah kabupaten Bintan terdiri dari :

1) Dinas kesehatan

2) Dinas pendidikan pemuda dan olahraga 3) Dinas pertanian

4) Dinas kelautan dan perikanan 5) Dinas pariwisata dan kebudayaan 6) Dinas pekerjaan umum

7) Dinas sosial dan pemberdayaan masyarakat Desa 8) Dinas tenaga kerja

9) Dinas kependudukan dan pencatatan sipil 10) Dinas pertambangan dan energi

11) Dinas perhubungan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2015 Bab 1 - 35

13) Dinas koperasi, UKM dan perindustrian dan perdagangan 14) Dinas kebersihan dan pertamanan

Susunan organisasi Dinas pada umumnya adalah sebagai berikut: 1) Kepala Dinas

2) Bagian Tata Usaha membawahi beberapa sub bagian 3) Sub Dinas membawahi beberapa Seksi

4) Unit pelaksana Teknis Dinas 5) Kelompok Jabatan fungsional

1.5. Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD )

Sesuai Perda No.7 Tahun 2012 tentang Pembentukan Organisasi dan tata kerja Rumah Sakit Umum DaerahKabupaten Bintan teriri dari

(1) Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bintan.

Susunan organisasi RSUD pada umumnya adalah sebagai berikut : 1. Direktur

2. Bagian Tata Usaha

3. Satuan Pengendali Internal 4. Komite Medik

5. Kelompok Jabatan Fungsional 6. Pelayanan Medik dan Keperawatan. 7. Penunjang medik dan non medik. 8. Instalasi

Dengan komposisi perangkat daerah diatas, diharapkan dapat mendukung dan melaksanakan serta mensukseskan visi,Misi Kabupaten Bintan.

2. Sumber Daya Aparatur Pemerintah Kabupaten Bintan

Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Pemerintah Kabupaten Bintan didukung oleh Sumber Daya Aparatur yang cukup memadai, hal ini dapat dilihat dari jumlah PNS yang berada di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bintan yang berjumlah 3712 orang, dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini :

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2015 Bab 1 - 36

TABEL 1.16

SUMBER DAYA APARATUR PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN

NO PENDIDIKAN JUMLAH 1 S2 155 2 S1 1.555 4 D.III 927 6 SMA 945 7 SMP 84 8 SD 46 JUMLAH TOTAL 3.712

E

E.. AASSPPEEKK SSTTRRAATTEEGGIISS

Strategi merupakan langkah-langkah yang berisikan program-program yang indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Satu startegi dapat terhubung dengan pencapaian satu sasaran, dalam hal beberapa sasaran bersifat inheren dengan satu tema, satu strategi dapat dapat dirumuskan untuk mencapai gabungan beberapa sasaran tersebut.

Aspek strategis merupakan gambaran kondisi yang dihadapi oleh pemerintah Kabupaten Bintan saat ini dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya Yang signifikan bagi daerah atau masyarakat di masa datang. Oleh karena itu ,akan dapat diperoleh gambaran secara utuh mengenai apa yang ada yang dikaitkan dengan upaya pencapaian visi dan misi Kabupaten Bintan yang merupakan amanah masyarakat .dengan bertitik tolak dari kondisi yang ada,maka diidentifikasikan secara strategis ke depan melalui program lima tahun sebagaimana dirumuskan dalam tujuan dan sasaran tahunan dalam upaya berkesinambungan dalam rangka mewujudkan visi dan misi. Karakteristik suatu isu strategis adalah kondisi atau hal yang bersifat penting, mendasar, berjangka panjang, mendesak, bersifat kelembangan /keorganisasian dan menentukan tujuan di masa yang akan datang. Faktor penting lain yang perlu diperhatikan dalam merumuskan isu-isu

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2015 Bab 1 - 37

Dokumen terkait