• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Reproduksi Ikan Pelangi Arfak

4.3.2 Perkembangan Gonad

Deskripsi tahap perkembangan gonad secara morfologis dan histologis pada kedua jenis kelamin sebagai berikut:

Tahap gonad belum matang

Gonad berukuran kecil, tipis dan memanjang seperti benang (Gambar 23a). Testes ditandai dengan jaringan ikat yang dominan dan terdapat lobus berbentuk lonjong yang berisi spermatogonia (Gambar 24a). Ovari dalam tahap

42

ini ditandai dengan sel-sel prefollicle yang mengelilingi setiap oosit (West 1990) dan dikenal sebagai tahap chromatin nucleolar dari oosit utama (Wallace et al. 1987, diacu dalam West 1990). Perkembangan oosit tahap ini ditunjukkan pada Gambar 25a.

Perkembangan awal

Kantung testes memanjang berwarna keputihan, sedangkan ovari berwarna oranye muda dengan ukuran yang lebih besar dari pada tahap sebelumnya (Gambar 23b). Testes pada tahap ini ditandai dengan semakin sedikitnya jaringan ikat serta lobus yang didominasi oleh spermatosit(Gambar 24b). Ovari ditandai oleh keberadaan oosit bernukleus lebih besar dari pada tahap sebelumnya dan nampak beberapa nukleolus (West 1990) (Gambar 25b). West (1990) mengemukakan bahwa tahap ini adalah tahap perinucleolar dan pada akhir tahap ini juga bisa ditemukan butiran kuning telur.

Perkembangan menjadi individu dewasa dan individu dewasa yang istirahat Testes berwarna abu-abu putih dan ukurannya menjadi lebih besar dengan permukaan yang mulai bergerigi, sedangkan ovari berwarna oranye dan sering kali dengan bintik-bintik berwarna merah serta terdapat beberapa telur buram yang dapat dilihat secara langsung (Gambar 23c). Spermatosit mulai berkembang menjadi spermatid (Gambar 24c). Oosit dalam tahap perkembangan ini ditandai dengan keberadaan butiran kuning telur dalam sitoplasma, sedangkan pada individu dewasa yang istirahat ditemukan oosit atretic (Gambar 25c). Struktur butiran kuning telur ini biasanya nampak kosong dengan preparasi konvensional menggunakan haematoxylin dan eosin (Forberg 1982).

Perkembangan akhir

Testes berkembang menjadi berukuran lebih besar menjadi lebih pejal, sedangkan ovari berwarna oranye dengan telur-telur mulai jelas terlihat (Gambar 23d). Pada tahap ini, sebagian spermatid berkembang menjadi spermatozoa (Gambar 24d). Oosit pada tahap ini ditandai dengan sitoplasma yang berisi banyak butiran kuning telur (Gambar 25d).

Siap mijah

Testes berwarna putih, ukurannya lebih besar, bentuknya memanjang dan pejal. Ovari berwarna oranye-kuning dengan telur-telur membulat dengan jelas terlihat. Morfologi testes dan ovari pada tahap ini dapat dilihat pada Gambar 23e. Pada tahap ini testes didominasi oleh spermatozoa (Gambar 24e). Oosit pada tahap ini ditandai dengan berakhirnya pembentukan kuning telur dan terjadi penyatuan di antaranya sehingga terlihat sebagai massa yang relatif homogen (massa kuning telur) dalam oosit (Gambar 25e).

Gambar 23. Struktur morfologis testes dan ovari ikan pelangi arfak berdasarkan TKG

44

a. Tahap gonad belum matang b. Tahap perkembangan awal

c. Tahap perkembangan menjadi individu dewasa dan dewasa yang istirahat

d. Tahap perkembangan akhir

ji = jaringan ikat sd = spermatid st = spermatosit s = spermatozoa e. Tahap siap mijah

Gambar 24. Tahap perkembangan struktur histologis testes ikan pelangi arfak

DI SUNGAI NIMBAI DAN SUNGAI AIMASI, MANOKWARI

EMMANUEL MANANGKALANGI

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009

vi

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ”Makanan, Pertumbuhan dan Reproduksi Ikan Pelangi Arfak (Melanotaenia arfakensis, Allen) di Sungai Nimbai dan Sungai Aimasi, Manokwari” adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan mau pun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Juli 2009

Emmanuel Manangkalangi NRP C151050101

ABSTRACT

EMMANUEL MANANGKALANGI. Food, Growth and Reproduction of Rainbow Arfak (Melanotaenia arfakensis Allen) in Nimbai and Aimasi Streams, Manokwari. Under direction of SULISTIONO, M. F. RAHARDJO and DJADJA S. SJAFEI.

Research aimed to study on food, growth, and reproduction of arfak rainbowfish (Melanotaenia arfakensis) in Nimbai and Aimasi streams, in Prafi river systems conducted from June to December 2007. Samplings were collected out monthly using hand net in four different habitat types. During June to September which had low flow, especially in slow and medium littoral habitats, abundance of plankton, benthic and drifting macroinvertebrates were high, and temperature was warm. Gut content dominated by insect groups, i.e. Diptera, Ephemeroptera, Coleoptera, and Trichoptera. There were trends of food electivity to natural abundance conditions. Intestinal length was relatively shorter compared to standard length, ranged 0.31-0.62. Male fish grew faster than female, so attained earlier maturation stage. There was no different proportion in both sexes, with habitat type and time. This species has relative low fecundity, producing 23-1,351 eggs with relative larger diameter (0.5-1.3 mm). Large egg diameter that distributed in posterior of ovarium, 2-3 modes, and presence of atretic eggs indicating that the fish was multiple spawner. Based on gonado-somatic index (GSI), condition factor, presence of eggs and larvae in limited period, spawning season in both location occurred from June to September, with low flow condition. The consentration of reproduction to the dry season ensured that larvae were produced during a period of relatively stable and benign physical conditions. In addition, during this periods, both of streamside habitats supported food abundance, warmer temperature, and availability of submerged vegetation, so were essensial for spawning and nursering. In order to maintain the population of this species, both of these streams as their natural habitats must be reserved, thereby its life cycles could go on.

RINGKASAN

EMMANUEL MANANGKALANGI. Makanan, Pertumbuhan dan Reproduksi Ikan Pelangi Arfak (Melanotaenia arfakensis Allen) di Sungai Nimbai dan Sungai Aimasi, Manokwari. Dibimbing oleh SULISTIONO, M. F. RAHARDJO dan DJADJA S. SJAFEI.

Ikan pelangi arfak (M. arfakensis) adalah salah satu sumberdaya hayati yang endemik di beberapa sungai di Manokwari, dan statusnya saat ini sudah berada dalam kategori rentan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi makanan, pertumbuhan dan reproduksi ikan pelangi arfak secara temporal di Sungai Nimbai dan Sungai Aimasi, Manokwari. Pada kedua lokasi penelitian ditetapkan empat tipe habitat untuk pengambilan contoh organisme dan parameter lingkungan, yaitu daerah lubuk (L), daerah beraliran deras (AD), tepi sungai beraliran sedang (TAS), dan tepi beraliran lambat (TAL). Pengambilan contoh ikan pelangi, plankton dan makroavertebrata serta pengukuran parameter perairan dilakukan setiap bulan yang dimulai dari Juni-Desember 2007.

Kecepatan aliran air pada tipe habitat di bagian tepi sungai (TAL dan TAS) lebih lambat dibandingkan dua tipe habitat lainnya (AD dan L). Rata-rata kecepatan aliran air yang rendah terjadi selama Juni-Oktober. Debit air berkisar 0,987-2,192 di S. Nimbai dan 5,924- 13.417 m3/detik di S. Aimasi. Konsentrasi oksigen terlarut secara keseluruhan berkisar 4,73- 7,41 mg/l di S. Nimbai dan 5,09-7,98 mg/l di S. Aimasi. Tipe habitat TAL dan TAS menunjukkan konsentrasi oksigen terlarut lebih rendah. Nilai pH pada semua tipe habitat bersifat basa (7,91-8,65). Nilai kekeruhan berkisar 0,16-2,97 NTU di S. Nimbai dan 0,97-5,03 NTU di S. Aimasi. Nilai rata-rata kekeruhan tertinggi ditemukan selama Agustus, November dan Desember. Beberapa vegetasi riparian (I. cylindrica, S. spontaneum, C. diffusa, C. ternatea, dan Mikania sp.) ditemukan dalam kondisi sebagian terendam pada tipe habitat TAL dan TAS.

Kelimpahan plankton yang ditemukan pada kedua lokasi relatif rendah (<1,04 individu/liter) dan didominasi oleh kelompok Chlorophyta dan Bacillariophyta. Kelimpahan plankton yang lebih tinggi ditemukan pada habitat di bagian tepi. Makroavertebrata yang ditemukan terutama dari kelompok Insekta (tahap larva dan pupa). Kelimpahan makroavertebrata bentik yang tinggi ditemukan pada tipe habitat beraliran lambat (TAL dan TAS) dan pada saat kondisi debit air yang rendah. Dua kelompok Insekta yang ditemukan lebih melimpah pada semua tipe habitat dan waktu yaitu Diptera dan Ephemeroptera. Beberapa kelompok makroavertebrata juga ditemukan dalam kondisi hanyut dan kelimpahannya yang tinggi ditemukan pada saat kondisi aliran rendah (Juli-Oktober) pada habitat di daerah tepi (TAL dan TAS).

Tahap perkembangan ikan pelangi arfak yang ditemukan meliputi telur, larva, juvenil, individu muda dan dewasa. Tahap perkembangan awal ditemukan hanya di bagian tepi (TAL dan TAS), sedangkan individu muda dan dewasa ditemukan pada semua tipe habitat.

Isi lambung ikan pelangi arfak di kedua lokasi didominasi oleh kelompok insekta, yaitu Diptera, Ephemeroptera, Coleoptera, dan Trichoptera. Juga terdapat kecenderungan pemilihan makanan yang ditemukan dalam kondisi melimpah di alam. Panjang usus relatif berkisar di antara 0,31-0,62.

Individu jantan tumbuh lebih cepat dan ditandai dengan koefisien pertumbuhan (K) yang lebih besar di kedua lokasi. Nilai rata-rata faktor kondisi yang relatif lebih tinggi ditemukan selama periode Juni-September di S. Nimbai dan Juli-September di S. Aimasi.

Perbandingan jumlah individu jantan dan betina relatif sama. Ukuran tubuh individu jantan pada saat pertama kali matang gonad lebih kecil dibandingkan betina. Nilai rata-rata IKG pada individu jantan dan betina yang ditemukan di Sungai Nimbai masing-masing

berkisar 0,275-0,69 dan 0,60-1,95, sedangkan di Sungai Aimasi berkisar 0,43-0,90 dan 0,57- 1,94. Nilai rata-rata IKG yang tinggi pada individu jantan dan betina di S. Nimbai ditemukan selama Juni-Agustus, sedangkan di lokasi Aimasi ditemukan selama Juli-Agustus.

Jumlah telur yang dihasilkan berkisar 23-1351 butir. Koefisien korelasi (r) di antara fekunditas dan panjang baku cukup tinggi. Diameter telur berkisar di antara 0,5 dan 1,3 mm. Rata-rata diameter telur di bagian posterior ovari lebih besar, sebarannya terdiri atas 2-3 modus, dan kehadiran telur-telur matang sisa (atretic) menjadi indikasi tipe reproduksi pemijah bertahap. Berdasarkan nilai rata-rata IKG, faktor kondisi, keberadaan telur dan larva mengindikasikan aktivitas pemijahan yang lebih tinggi selama Juni-September pada kondisi debit air yang relatif lebih rendah. Konsentrasi upaya reproduksi selama periode ini adalah suatu adaptasi agar larva sedikit mungkin mangalami pemindahan secara fisik atau mortalitas yang tinggi. Selama periode ini juga, khususnya di bagian tepi sungai ditemukan kelimpahan makanan (plankton dan makroavertebrata) yang lebih tinggi serta suhu air yang lebih hangat sehingga memungkinkan metabolisme dan pertumbuhan larva menjadi lebih cepat.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pertumbuhan dan reproduksi ikan pelangi arfak sangat berkaitan dengan kondisi temporal hidrologis sungai dan keberadaan vegetasi di bagian tepi sungai. Namun, adanya berbagai aktivitas penebangan hutan untuk lahan perkebunan kelapa sawit, pertanian dan pemukiman, terutama di bagian utara dari lokasi penelitian ini akan mempengaruhi kondisi habitat alami ikan pelangi arfak. Oleh karena itu perlu adanya upaya pelestarian populasi ikan pelangi arfak melalui konservasi habitat alaminya dan secaraex-situ, agar proses siklus hidupnya bisa berlangsung dengan baik dan terjaga kelestariannya.

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2009 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

MAKANAN, PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI

IKAN PELANGI ARFAK (Melanotaenia arfakensis

ALLEN)

DI SUNGAI NIMBAI DAN SUNGAI AIMASI, MANOKWARI

EMMANUEL MANANGKALANGI

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Ilmu Perairan

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009

Puji dan syukur ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena dengan rahmat-Nya sehingga laporan penelitian dengan judul “Makanan, Pertumbuhan dan Reproduksi Ikan Pelangi Arfak (Melanotaenia arfakensis Allen) di Sungai Nimbai dan Sungai Aimasi, Manokwari” dapat diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji kondisi makanan, pertumbuhan dan reproduksi ikan pelangi arfak sebagai dasar bagi upaya menjaga kelestarian populasinya pada habitat alami.

Ungkapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Sulistiono, M.Sc., Dr. Ir. M.F. Rahardjo, DEA. dan Dr. Ir. Djadja S. Sjafei selaku komisi pembimbing yang dengan kesabaran dan ketulusan hati telah membimbing dalam penyusunan laporan penelitian ini, serta kepada Dr. Ir. Ridwan Affandi, DEA selaku penguji luar komisi pada ujian tesis. Ungkapan terima kasih pula disampaikan kepada Ketua Program Studi Ilmu Perairan IPB beserta staf, Rektor UNIPA beserta staf, Ditjen Dikti yang telah memberikan dana BPPS, Depdiknas melalui Program Beasiswa Unggulan P3SWOT, Program Mitra Bahari-Coremap II dan Yayasan Dana Sejahtera Mandiri yang telah memberikan dana bantuan penulisan tesis. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada kepada kedua orang tua, istri, dan seluruh keluarga atas dukungan doa, material, dan kasih sayang mereka. Juga penulis menyampaikan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu kegiatan di lapangan maupun di laboratorium, yaitu Simon P.O. Leatemia, S.Pi., Luky Sembel, S.Ik., Agustinus Lebang, S.Pi., Benyamin Mandosir, S.Pi., Hengky Kaiway, S.Pi., Novalius S. Leatemia, S.P., M.Si. Demikian juga penulis menyampaikan terima kasih kepada Ir. Fadly Y Tantu, M.Si., Ir. Yusri Nilawati, M.Sc. dan Muslih, S.Pi. yang telah memberi bantuan literatur dan motivasi hingga bisa selesainya laporan ini, serta kepada semua pihak lainnya yang telah membantu kegiatan penelitian ini.

Bogor, Juli 2009

ix

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 2 Januari 1974 dari Ayah Judson Bowohiabe Makasunggal dan Ibu Dorothea Lamoyer Manangkalangi. Penulis merupakan putra ketiga dari tiga bersaudara.

Pendidikan sarjana ditempuh di Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi dan lulus tahun 1998. Selanjutnya pada tahun 1999-2002, penulis mengabdi sebagai dosen luar biasa di almamaternya. Semenjak tahun 2002, penulis bekerja sebagai staf pengajar pada Jurusan Perikanan Fakultas Peternakan Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Papua. Pada tahun 2005 penulis diberi kesempatan mengikuti program magister sains di Program Studi Ilmu Perairan IPB atas bantuan dana dari BPPS.

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL ... xiii DAFTAR GAMBAR ... xiv DAFTAR LAMPIRAN ... xvi 1. PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Perumusan Masalah ... 1 1.3 Tujuan dan Manfaat ………..…….. 2 1.4 Hipotesis ... 2

2. TINJAUAN PUSTAKA ..……….…..…... 4

2.1 Tipologi Perairan Sungai Bagian Ritral ………..… 4 2.2 Bioekologi Ikan Pelangi ... 4 2.2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Pelangi Arfak ... 4 2.2.2 Distribusi dan Habitat ... 6 2.2.3 Pertumbuhan ... 6 2.2.4 Reproduksi ... 7 3. METODE ………...………..….. 11 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ………..……….... 11 3.2 Metode dan Desain Penelitian ... 11 3.2.1 Penentuan Tipe Habitat ………..…………...……… 11 3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ... 13 3.2.3 Analisis Data ... 15 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 19 4.1 Karakteristik Lokasi Penelitian …....………...……… 19 4.1.1 Hidrologi ... 19 4.1.2 Suhu Air ... 20 4.1.3 Oksigen Terlarut ... 20 4.1.4 Nilai pH ... 21 4.1.5 Kekeruhan ... 22 4.1.6 Vegetasi ... 23 4.1.7 Komposisi dan Kelimpahan Biota ... 24 4.2 Pertumbuhan Ikan Pelangi Arfak …………...……… 31 4.2.1 Tahap Perkembangan dan Karakteristik Seksual ... 31 4.2.2 Distribusi Spasial Tahap Perkembangan dan Ukuran Ikan ... 33 4.2.3 Makanan ... 35 4.2.4 Komposisi Ukuran Panjang Tubuh, Berat Tubuh dan Pertumbuhan ... 37 4.2.5 Faktor Kondisi ... 40 4.3 Reproduksi Ikan Pelangi Arfak ... 41 4.3.1 Perbandingan Kelamin ... 41 4.3.2 Perkembangan Gonad ... 41 4.3.3 Ukuran Pertama Kali Matang Gonad ... 47 4.3.4 Fekunditas ... 48 4.3.5 Diameter Telur ... 49 4.3.6 Musim Pemijahan dan Strategi Reproduksi ... 51 4.4 Rekomendasi untuk Konservasi …………...……… 53

xi

5. SIMPULAN DAN SARAN ... 56 5.1 Simpulan ………...……… 56 5.2 Saran ... 56 DAFTAR PUSTAKA ………..………... 57 LAMPIRAN ………..……….. 64

DAFTAR TABEL

Tabel Teks Halaman

1. Persamaan pertumbuhan pada ikan pelangi ... 6 2. Ukuran panjang baku (PB) ikan pelangi saat matang gonad ... 7 3. Fekunditas dan diameter telur pada beberapa ikan pelangi ... 9 4. Posisi geografis dan ketinggian setiap tipe habitat di lokasi penelitian ... 11 5. Debit air, jumlah hari hujan dan rata-rata curah hujan tahun 2007 ... 20 6. Komposisi plankton pada setiap tipe habitat di S. Nimbai dan S. Aimasi ... 24 7. Komposisi makroavertebrata pada setiap tipe habitat di S. Nimbai dan

S. Aimasi ... 27 8. Persentase kelimpahan famili makroavertebrata bentik yang dominan ... 29 9. Jumlah individu setiap tahap perkembangan awal ikan pelangi arfak

berdasarkan waktu penangkapan di S. Nimbai dan S. Aimasi ... 32 10. Indeks bagian terbesar makanan ikan pelangi arfak yang dominan

di S. Nimbai dan S. Aimasi ... 36 11. Indeks pilihan makanan ikan pelangi arfak di S. Nimbai dan S. Aimasi ... 36 12. Panjang usus relatif ikan pelangi arfak di S. Nimbai dan S. Aimasi ... 37 13. Ukuran panjang baku (PB) dan berat tubuh ikan pelangi arfak

berdasarkan tahap perkembangan dan jenis kelamin di S. Nimbai dan

S. Aimasi ... 37 14. Indeks kematangan gonad ikan pelangi arfak di S. Nimbai dan

S. Aimasi ... 47 15. Ukuran panjang baku pertama kali matang gonad ikan pelangi arfak

di S. Nimbai dan S. Aimasi ... 48 16. Fekunditas ikan pelangi arfak di S. Nimbai dan S. Aimasi ... 48 17. Ukuran diameter telur ikan pelangi arfak berdasarkan bagian gonad

di S. Nimbai dan S. Aimasi ... 50 18. Beberapa modus diameter telur ikan pelangi arfak berdasarkan TKG

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Teks Halaman

1. Diagram alir pendekatan dan pemecahan masalah ... 3 2. Dimorfisme dan dikromatisme seksual padaM. arfakensis... 5 3. Telur-telur yang menempel pada tumbuhan air (Allen 1995) dan

beberapa tahap perkembangannya (Humphreyet al.2003) ... 9 4. Morfologi larva beberapa jenis ikan pelangi ... 10 5. Lokasi penelitian (Sumber: dimodifikasi dari Bakorsurtanal 2006),

sistem ordo dan daerah tangkapan air serta skema tipe habitat di lokasi (a) S. Nimbai dan (b) S. Aimasi ……... 12 6. Kecepatan aliran air pada setiap tipe habitat dan waktu pengukuran

di S. Nimbai dan S. Aimasi ... 19 7. Suhu air pada setiap tipe habitat dan waktu pengukuran di S. Nimbai

dan S. Aimasi ... 20 8. Konsentrasi oksigen terlarut pada setiap tipe habitat dan waktu

pengukuran di S. Nimbai dan S. Aimasi ... 21 9. Nilai pH pada setiap tipe habitat dan waktu pengukuran di S. Nimbai

dan S. Aimasi ... 22 10. Tingkat kekeruhan air pada setiap tipe habitat dan waktu pengukuran

di S. Nimbai dan S. Aimasi ... 23 11. Kelimpahan plankton pada setiap tipe habitat dan waktu pengambilan

contoh di S. Nimbai dan S. Aimasi ... 25 12. Kelimpahan makroavertebrata bentik pada setiap tipe habitat dan

waktu pengambilan contoh di S. Nimbai dan S. Aimasi ... 28 13. Kelimpahan makroavertebrata hanyut pada setiap tipe habitat dan

waktu pengambilan contoh di S. Nimbai dan S. Aimasi ... 30 14. Kumpulan telur ikan pelangi arfak yang ditemukan pada habitat tepi

beraliran lambat di S. Aimasi ... 31 15. Larva ikan pelangi arfak (a) PB 4,03 mm dan (b) PB 6,14 mm yang

ditemukan pada habitat tepi beraliran lambat di S. Nimbai ... 32 16. Juvenil ikan pelangi arfak (PB 11,08 mm) yang ditemukan pada

habitat beraliran lambat di S. Aimasi ... 32 17. Perbandingan tinggi tubuh terhadap panjang baku individu jantan

dan betina ikan pelangi arfak di S. Nimbai dan S. Aimasi ... 33 18. Pemanfaatan tipe habitat oleh setiap tahap perkembangan ikan pelangi

arfak di S. Nimbai dan S. Aimasi ... 34 19. Sebaran panjang baku individu jantan dan betina ikan pelangi arfak

20. Sebaran panjang baku individu jantan dan betina ikan pelangi arfak

di S. Aimasi ... 38 21. Kurva pertumbuhan ikan pelangi arfak berdasarkan jenis kelamin

di S. Nimbai dan S. Aimasi ... 39 22. Faktor kondisi ikan pelangi arfak berdasarkan jenis kelamin dan

waktu penangkapan di (a) S. Nimbai dan (b) S. Aimasi ... 40 23. Struktur morfologis testes dan ovari ikan pelangi arfak berdasarkan

TKG ... 43 24. Tahap perkembangan struktur histologis testes ikan pelangi arfak ... 44 25. Tahap perkembangan struktur histologis ovari ikan pelangi arfak ... 45 26. Persentase jumlah individu ikan pelangi arfak pada berbagai TKG

berdasarkan waktu penangkapan di (a) S. Nimbai dan (b) di S. Aimasi ... 46 27. Hubungan fekunditas dan panjang baku ikan pelangi arfak

di S. Nimbai dan S. Aimasi ... 49 28. Sebaran diameter telur ikan pelangi arfak pada tingkat kematangan

gonad IV dan V di S. Nimbai dan S. Aimasi ... 51 29. Kumpulan oosit dengan berbagai diameter yang ditemukan dalam ovari

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Teks Halaman

1. Skema fiksasi contoh gonad ... 65 2. Skema pewarnaan sediaan histologis gonad ... 66 3. Tipe habitat pada lokasi penelitian ... 67 4. Jenis plankton yang ditemukan di S. Nimbai dan S. Aimasi ... 68 5. Jenis makroavertebrata yang ditemukan di S. Nimbai dan S. Aimasi ... 70 6. Jenis vegetasi riparian di bagian tepi S. Nimbai dan S. Aimasi ... 81 7. Rata-rata, kisaran panjang baku dan jumlah individu ikan pelangi arfak

pada setiap tipe habitat dan waktu penangkapan di S. Nimbai ... 82 8. Rata-rata, kisaran panjang baku dan jumlah individu ikan pelangi arfak

pada setiap tipe habitat dan waktu penangkapan di S. Aimasi ... 83 9. Komposisi makanan, indeks bagian terbesar (I) dan indeks pilihan

makanan (E) ikan pelangi arfak di S. Nimbai ... 84 10. Komposisi makanan, indeks bagian terbesar (I) dan indeks pilihan

makanan (E) ikan pelangi arfak di S. Aimasi ... 85 11. Ringkasan analisis pertumbuhan ikan pelangi arfak jantan di S. Nimbai

dengan menggunakan program FiSAT II dan excel ... 86 12. Ringkasan analisis pertumbuhan ikan pelangi arfak betina di S. Nimbai

dengan menggunakan program FiSAT II dan excel ... 87 13. Ringkasan analisis pertumbuhan ikan pelangi arfak jantan di S. Aimasi

dengan menggunakan program FiSAT II dan excel ... 88 14. Ringkasan analisis pertumbuhan ikan pelangi arfak betina di S. Aimasi

dengan menggunakan program FiSAT II dan excel ... 89 15. Perbandingan kelamin ikan pelangi arfak pada lokasi S. Nimbai ... 90 16. Perbandingan kelamin ikan pelangi arfak pada lokasi S. Aimasi ... 91 17. Ringkasan analisis sidik ragam dan Uji Tukey IKG individu jantan ikan

pelangi arfak di S. Nimbai berdasarkan waktu penangkapan ... 92 18. Ringkasan analisis sidik ragam dan Uji Tukey IKG individu betina ikan

pelangi arfak di S. Nimbai berdasarkan waktu penangkapan ... 93 19. Ringkasan analisis sidik ragam dan Uji Tukey IKG individu jantan ikan

pelangi arfak di S. Aimasi berdasarkan waktu penangkapan ... 94 20. Ringkasan analisis sidik ragam dan Uji Tukey IKG individu betina ikan

pelangi arfak di S. Aimasi berdasarkan waktu penangkapan ... 95 21. Analisis pendugaan ukuran pertama kali matang gonad individu

jantan ikan pelangi arfak di S. Nimbai menggunakan metode

22. Analisis pendugaan ukuran pertama kali matang gonad individu betina ikan pelangi arfak di S. Nimbai menggunakan metode

Spearman-Karber ... 98 23. Analisis pendugaan ukuran pertama kali matang gonad individu

jantan ikan pelangi arfak di S. Aimasi menggunakan metode

Spearman-Karber ... 100 24. Analisis pendugaan ukuran pertama kali matang gonad individu

Dokumen terkait