• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Perkembangan Kredit Perbankan di Kota

Perbankan yang beasaskan demokrasi ekonomi dengan fungsi utamanya sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat juga memiliki peranan yang sangat strategis untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasionla dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil – hasilnya serta menjaga stabilitas nasional kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak.

Dalam kaitannya dengan pemanfaatan dana dari masyarakat tidak dapat dipungkiri bahwa peranan dunia perbankan sangat besar seiring dengan semakin meluasnya perkembangan dunia perbankan di negara kita, serta dukungan dari pemerintah dengan jalan megeluarkan berbagai kebijaksanaan yang bertujuan untuk mendorong perkembangan dunia perbankan. Dimana penyaluran dana yang dihimpun oleh dunia perbankan tersebut berupa kredit atau pinjaman dari berbagai sektor.

Penyaluran dana dalam bentuk kredit ini sangat bermanfaat untuk perkembangan pembangunan dimana kredit yang disalurakan oleh bank sangat bermanfaat untuk peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat perkembangan kredit perbankan di kota Pematangsiantar dari tahun 2001-2010.

Table 4.3 akan memperlihatkan posisi kredit rupiah yang disalurkan oleh bank di kota Pematangsiantar menurut jenis valuta dari tahun 2001 – 2010. Dimana data tersebut akan menunjukkan adanya peningkatan atau penurunan jumlah kredit yang disalurkan oleh bank di kota Pematangsiantar.

         

Tabel 4.3

Posisi Kredit Rupiah Yang Disalurkan Berdasarkan Bank Umum Di Kota Pematangsiantar Menurut Jenis Valuta Dari Tahun 2001 – 2010

(Milyar rupiah) Tahun Jenis Tahun Jumlah Rupiah Valas 2001 960.860 1.613 962.743 2002 1.255.280 328 1.255.608 2003 1.397.059 12 1.397.071 2004 1.408.977 1.042 1.410.019 2005 1.458.190 635 1.458.825 2006 1.046.666 3.954 1.050.620 2007 956.522 - 956.522 2008 1.162.805 73.687 1.236.494 2009 1.242.123 21.942 1.264.065 2010 1.153.930 - 1.153.930

Sumber : Bank Indonesia Pematangsiantar, Statistik Ekonomi Keuangan

Daerah 2011

Dengan melihat tabel 4.3 diatas, terlihat perkembangan kredit di kota pematangsiantar yang disalurkan bank menurut jenis valuta dimana pada tahun 2001 kredit yang disalurkan sebesar Rp 962.473 mengalami peningkatan pada tahun 2005 menjadi sebesar Rp 1.458.825, pada tahun 2006 mengalami penurunan sebesar Rp 1.050.620. Tetapi pada tahun 2007 dimana posisi kredit mengalami penurunan yang sangat drastis sebesar Rp 956.522. Untuk keadaan tahun 2008 posisi kredit yang disalurkan oleh perbankan hanya sebesar Rp 1.236.494 mengalami peningkatan yang tidak terlalu besar yaitu sebesar Rp

279.972. Peningkatan kredit perbankan mengalami peningkatan sebesar Rp 1.264.065. Pada tahun 2010 kredit yang disalurkan mengalami penurunan lagi sebesar Rp. 1.153.930 walaupun penurunannya tidak terlalu besar dibandingkan dengan posisi kredit pada tahun 2009.

Untuk mengetahui posisi kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan menurut jenis penggunaan dapat dijelaskan pada table 4.4 berikut.

Tabel 4.4 

Posisi Kredit Rupiah Yang Disalurkan oleh Bank Umum menurut Jenis Penggunaannya 

Dari tahun 2001 – 2010 (Milyar rupiah)  Tahun

Jenis Penggunaan

Jumlah Modal Kerja Investasi Konsumsi

2001 683.503 100.261 178.709 962.743 2002 753.218 171.962 330.429 1.255.608 2003 784.618 169.196 443.257 1.397.071 2004 686.150 198.997 524.872 1.410.019 2005 683.471 247.794 527.560 1.458.825 2006 496.630 162.512 391.478 1.050.620 2007 425.883 119.775 410.864 956.522 2008 415.764 205.122 615.608 1.236.494 2009 497.685 143.756 622.624 1.264.065 2010 636.596 124.452 392.882 1.153.930 Sumber : Bank Indonesia Pematangsiantar, Statistik Ekonomi Keuangan

Negara 2011

Tabel 4.4 menunjukkan perkembangan posisi kredit yang disalurkan berdasarkan jenis penggunaannya dari tahun 2001 – 2010, dimana kredit

perbankan yang disalurkan sebagian besar digunakan sebagai modal kerja dan investasi serta sebagian lagi untuk konsumsi. Keadaan pada tahun 2001 sebesar Rp 962.473 dimana sebesar Rp 683.503 digunakan untuk modal kerja, sekitar 100.261 digunakan untuk investasi dan sisanya lagi sebesar Rp 178.709 digunakan untuk kebutuhan konsumsi. Diliha dari keseluruhan kredit menurut penggunaannya pada tahun 2001 – 2005 dan pada tahun 2006 posisi kredit mengalami penurunan sebesar Rp 408.205. Diikuti posisi kredit yang disalurkan baik dari modal kerja, konsumsi serta investasi pada tahun 2007 mengalami penurunan yang sangat drastis yaitu sebesar Rp 94.096 dari posisi kredit tahun 2006 yang sebesar Rp 1.050.620. Hal ini jelas terlihat dari total kredit yang disalurkan pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp 956.522 dimana jauh lebih kecil dibandingkan dengan tahun – tahun sebelumnya.

Pada tahun 2008 – 2010 kondisi kredit perbankan mengalami peningkatan. Apabila kita bandingkan dengan jumlah kredit pada tahun 2007 perbandingan cukup begitu besar tetapi dengan kondisi kredit yang disalurkan 3 tahun berikutnya mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Apabila kondisi ini terus berlanjut maka diharapkan kegiatan perekonomian kota Pematangsiantar akan berjalan baik sebagaimana yang diharapkan.

Dengan membaiknya kondisi perekonomian kota Pematangsiantar yang terlihat dari posisi kredit yang disalurkan pada jenis penggunaannya, maka dengan otomatis tingkat pendapatan masyarakat dan kesempatan kerja akan terbuka ebih luas apalagi didorong dengan kondisi perbankan yang cukup sehat.

Penyaluran kredit yang dilakukan oleh pihak perbankan sangat dinantikan oleh para pelaku ekonomi dalam sektor industri. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan kegiatan perekonomian kota Pematangsiantar. Sektor industri kecil memerlukan kucuran dana segar berupa penyaluran kredit perbankan untuk menjalankan roda perekonomian sektor industri kecil setiap tahunnya.

Kegiatan perekonomian kota Pematangsiantar tentu akan membaik apabila kondisi sosial masyarakat juga membaik. Dalam hal ini dengan membaiknya kondisi perekonomian kota Pematangsiantar tentu akan memperbaiki tingkat pendapatan masyarakat. Kredit yang disalurkan bank kepada masyarakat akan menambah suatu kegairahan industri kecil dalam meningkatkan usahanya. Dimana telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya diman fungsi suatu kredit yaitu sebagi alat stabilitas ekonomi dan meningkatkan suatu kegairahan dalam berusaha.

Pada tabel 4.5 akan menunjukkan posisi kredit rupiah yang disalurkan oleh bank di kota Pematangsiantar menurut sektor ekonomi. Dimana perkembangan penyaluran kredit sektor industri baik itu kenaikan atau penurunan menjadi acuan utama dalam hal menganalisis pengaruhnya terhadap proses kegiatan ekonomi sektor industri kecil pada umumnya.

       

                                   

  Berdasarkan tabel 4.5, menunjukkan posisi kredit yang disalurkan pihak perbankan menurut sektor ekonomi. Dimana pada tahun 2001 hingga tahun 2003 posisi kredit yang disalurkan menurut sektor ekonomi maningkat dari posisi Rp 962.473 menuju Rp 1.397.341. Keseluruhan sektor ekonomi meningkat dari tahun 2003 hingga tahun 2005. Hal itu terlihat pada kestabilan ekonomi Indonesia. Dimana posisi kredit 2004 hingga tahun 2005 terus mengalami peningkatan diseluruh sektor ekonominya yaitu sebesar Rp 1.410.019 menuju Rp 1.458.825. Pada tahun 2006 mengalami penurunan sebesar Rp 408.205 dibandingkan dengan tahun 2005. Hal ini juga terlihat pada penurunan posisi kredit sektor perindustrian dari Rp 58.552 pada tahun 2006 menurun menjadi Rp. 33.405 pada tahun 2005. Pada tahun 2008 posisi kredit pada kesleruhan sektor ekonomi mulai meningkat kembali dimana pada tahun 2007 sebesar Rp 956.522 meningkat pada tahun 2008 sebesar Rp 279.972 menjadi Rp 1.236.494. Begitu juga pada tahun 2009 dan 2010 mengalami peningkatan yang serupa Hal yang paling signifikan, yaitu terlihat pada sektor perindustrian dimana pada tahun 2007 posisi kredit sebesar Rp 33.405 menuju Rp 72.623 pada tahun 2009. Hingga akhirnya pada tahun 2010 posisi kredit sector perindustrian mengalami penurunan sebesar Rp 8.735 jika dibandingkan dengan tahun 2009.

Dokumen terkait