• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. PERKEMBANGAN KEKUATAN SERTA PERANAN AUR

A. Modernisasi Kekuatan AURI

1. Perkembangan Material

Material pesawat terbang adalah unsur atau alutsista paling utama yang ada dalam kekuatan udara. Banyaknya pesawat udara atau pesawat tempur yang dimiliki dalam angkatan udara suatu negara adalah mencerminkan seberapa besar kekuatan udara yang dimiliki dalam negara tersebut. Pesawat- pesawat tersebut memainkan peranan penting dan menjadi kunci keberhasilan dalam suatu serangan udara.199 Pengalaman dalam sejarah Perang Pasifik juga telah membuktikan bahwa dengan mudahnya angkatan bersenjata Jepang dapat merebut Indonesia dari belanda melalui keunggulan di udara.200

Kemajuan pada angkatan udara dengan pengadaan pesawat-pesawat udara sebagai senjata udara menyebabkan bahwa unsur pesawat menduduki kedudukan yang bertambah penting artinya dan yang akan mengakibatkan terjadinya perubahan dalam menyelenggarakan suatu peperangan yang modern.201 Pesawat-pesawat udara yang mengisi kekuatan udara terdiri dari berbagai macam jenis dan fungsi diantaranya adalah jenis pesawat

198

“Kuasailah udara untuk melaksanakan kehendak nasional, karena kekuatan nasional di udara adalah faktor yang menentukan dalam melakukan peperangan yang modern...”

(Soekarno, Presiden RI/Pangti/Pemimpin Besar Revolusi).

199

S.Sokowati, Pembangunan Negara dan Faktor2 Strategi Jang Perlu Dipertimbangkan Dalam Hubungan Dengan Pertahanan Negara, 1959, halaman 39.

200

A.H Nasution, Taktik dan Strategi Peperangan Klasik dan Modern Di Nusantara, halaman 5. Lihat juga, Makmum Salim, Ichtisar Sedjarah Perang Dunia II, Dephankam, Pusat Sejarah ABRI, 1971, halaman 129.

201

pemburu/fighters, pengintai, bombers dan pesawat angkut. Atas dasar itu maka pemerintah Indonesia dalam rangka membangun kekuatan udaranya lebih menekankan pada pengadaan unsur pesawat-pesawat udara tersebut dan perbaikan lapangan terbang yang ada di Indonesia beserta seluruh fasilitas pendukungnya harus dibangun dengan segera mungkin.202

Indonesia merupakan satu-satunya negara yang memiliki angkatan udara terkuat di belahan bumi selatan, khususnya di Asia Tenggara, ditinjau dari jumlah persenjataan maupun jenisnya, serta kualitas personel yang mengawakinya.203 Selain pesawat-pesawat bekas berbagai jenis peninggalan Belanda dan Jepang yang jumlahnya tidak kurang dari 300 pesawat yang diserahkan di Pangkalan Udara Cililitan,204 kekuatan AURI juga terus bertambah dengan adanya kontrak pembelian persenjataan militer senilai sekitar 2,5 miliar Dolar dari Uni Soviet dengan persyaratan pembayaran jangka panjang yang tidak terlalu memberatkan Indonesia, selain itu juga banyak para instruktur dari angkatan udara Uni Soviet didatangkan untuk melatih pilot-pilot Indonesia tentang cara penggunaan pesawat-pesawat tersebut.205

Sehubungan dengan perkembangan kekuatan AURI itu maka pimpinan AURI juga memberikan pedoman-pedoman pelaksanaan. Tentang

202

Presiden Soekarno, Termuat dalam Buku Ringkasan Pembangunan Semesta, 1961, dengan nomor bidang proyek 134-139.

203

Mempertahankan Dirgantara Dari Kawasan Timur Indonesia, halaman 67.

204

Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma “Pintu Gerbang Negara”, Lanud Halim Perdanakusuma, halaman 38.

205

Bahkan dalam melayani instruktur dari Uni Soviet tersebut, untuk makanan sehari- harinya saja, Presiden Soekarno sengaja khusus membuat pabrik roti, itu dilakukan agar para instruktur terbang tersebut mendapat pelayanan yang baik di Indonesia. (Lihat, Boediardjo, Siapa Sudi Saya Dongengi, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1996, halaman 110).

penggunaan kekuatan udara.206 Skuadron-skuadron udara baru pun mulai bermunculan seiring datangnya beratus-ratus pesawat udara baru dari berbagai jenis dan fungsi serta peralatan militer lainnya dari Uni Soviet. Kurun waktu tahun 1959-1965 total kekuatan pesawat udara AURI mencapai 495 pesawat dan puluhan helikopter. Diantara pesawat-pesawat tersebut yang baru dan modern antara lain adalah, 41 Helikopter MI-4 (angkut ringan), 9 Helikopter MI-6 dan MI-16 (angkut berat), 30 pesawat latih Jet MIG-15 UTI, 49 pesawat buru sergap MIG-17, 10 pesawat buru sergap MIG-19 dan 24 pesawat buru sergap supersonic MIG-21.207

Dari jenis pesawat pengebom, terdapat sejumlah 22 pesawat pembom ringan IL-28, 14 pesawat pembom berat jarak jauh TU-16B, dan 12 pesawat TU-16 KS (yang dilengkapi dengan persenjataan peluru kendali/rudal Air to Surface jenis AS-1 Kennel). Sementara dari jenis pesawat angkut terdapat 26 pesawat angkut ringan jenis IL-14 dan AQvia-14, 6 pesawat angkut berat jenis AN-12B Antonov buatan Uni Soviet dan 10 pesawat angkut berat jenis C- 130B Hercules buatan Amerika serikat. Di samping itu, pesawat-pesawat bekas peninggalan Belanda yang dalam keadaan siap operasi terdapat 8 pesawat pengebom serbu jenis B-25/B-26, 12 pesawat pemburu jenis P-51

Mustang dan 24 pesawat angkut ringan C-47 Dakota. Beberapa unit radar

Nysa BC/P-30 buatan Polandia telah terpasang di berbagai lokasi di kepulauan

206

Pedoman tersebut adalah, ( i.) Mengingat angkatan udara sebagai inti dan pelopor pembinaan kekuatan nasional di udara maka AURI bertekad memanfaatkan udara sebagai kehendak dan kepentingan nasional. ( ii ) mengingat perkembangan ekonomi, keuangan dan kegiatan industri negara maka telah dirumuskan suatu konsep pertahanan, tujuannya agar AURI dapat menggunakan kekuatan yang besar tesebut untuk dapat mencegah, menghalau dan melumpuhkan setiap serangan strategis dari luar.

207

Perjalanan Sejarah “Petir Laut” Kosekhanudnas II, Dispen TNI AU, Jakarta, 2003, halaman 2.

Maluku dalam rangka persiapan perjuangan pembebasan Irian Barat. Radar- radar tersebut merupakan radar yang terbaru dan termodern di masanya karena selain dapat mendeteksi jarak dan tinggi benda-benda di angkasa juga dapat mendeteksi kecepatan benda tersebut dan menampilkannya dalam layar 3 dimensi. Selain itu Indonesia juga telah mampu membuat rudal-rudal sendiri, seperti rudal Kartika I dan II.208

Tabel 4

Jenis radar yang pernah dimiliki AURI antara tahun 1959-1965

Jenis radar Asal Tahun pembuatan

Nysa-B Polandia 1960

Nysa-C Polandia 1960

P-30 Uni Soviet 1961

Decca Plessey-HF-200 Inggris 1962

Decca Plessey-FR Inggris 1962

Decca Plessey Hydra Inggris 1962

Sumber : KOHANUDNAS Siaga Senantiasa.

Untuk melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepada AURI maka perlu adanya perencanaan dan organisasi untuk melaksanakan rencana tersebut. Saat itu AURI untuk memenuhi fungsi-fungsi dalam melaksanakan tugasnya, telah mampu memenuhi komponen-komponen penting kekuatan udara seperti komponen strategis, komponen pertahanan udara, komponen taktis dan komponen transportasi.

Pengalaman negara-negara yang ikut dalam Perang Dunia II, dimana unsur udara dapat dipergunakan dengan semestinya menyatakan bahwa faktor utama yang menentukan kemenangan adalah kekuatan udara. Hal ini penting dan

208

Arsip, Penindjauan Potensi Penelitian dan Produksi Senjata Chusus ABRI Oleh Biro Sendjata Chusus Satuan Angkatan Bersenjata, Deputi Pembina TSAF Angkatan Bersenjata, 1965. Pada tanggal 14 Agustus 1964 roket ionosphere Kartika berhasil diluncurkan AURI. Panjang Roket Kartika adalah 10,5 cm dan berat 220 kg dengan ketinggian 60 km, dengan keberhasilan ini Indonesia adalah negara kedua di Asia setelah Jepang yang dapat membuat roket sendiri. (Lihat, Seabad Penerbangan Sebuah Apresiasi dari TNI AU, halaman 58).

memastikan apabila dasarnya dipergunakan untuk cara perang ofensif. Cara ini akan lebih berarti apabila langsung ditujukan kepada sasaran-sasaran di wilayah lawan. AURI telah dapat mewujudkannya dengan adanya pesawat pembom strategis seperti IL-28 dan TU-16KS. Menanggulangi serangan udara lawan diperlukan adanya pertahanan udara dengan unsur-unsur pesawat pemburu/penyergap (interceptor) seperti MIG-19 dan MIG-21F yang telah dilengkapi rudal canggih AA-2 (IR) dan AA-2-2 (SAR).209

Tabel 5

spesifikasi jenis rudal AA-2 (IR) dan AA-2-2 (SAR)

Jenis rudal AA-2 (IR) AA-2-2 (SAR)

Kode NATO AA-2 “Atoll” AA-2-2 “Atoll”

Nama Rusia K-13 K-13M

Tipe Jarak pendek Jarak pendek

Dikeluarkan 1961 1961

Jarak jangkau 6,5 km 6,5 km

Berat 70 kg 70 kg

Panjang 2,6 m 3,0 km

Hulu ledak Penjejak infra merah Radar semi aktif Pesawat MIG-17, 19, 21F MIG-17, 19, 21F Sumber : KOHANUDNAS Siaga Senantiasa.

Kesatuan udara taktis meliputi operasi udara di atas laut dan darat. Mobilitas dari konsentrasi kekuatan dan peralatannya baik di wilayah sendiri maupun di wilayah musuh dapat dicapai dengan adanya pesawat-pesawat angkutan yang dapat melaksanakan pengangkutan personel pasukan maupun perlengkapan seperti persenjataan dalam waktu yang secepat mungkin juga telah dapat diwujudkan oleh AURI. Agar dapat menjalani tugasnya dengan efektif sifat-sifat khas yang dimiliki AURI memegang peranan penting dalam

209

Rudal AA-2 (IR) dan AA-2-2 (SAR) aalah duplikat dari rudal AIM-9B “Sidewinder” yang pernah ditembakkan dari pesawat F-86 milik Taiwan dan tertinggal di dalam badan pesawat MIG-17 milik China tanpa meledak. Rudal tersebut segera dikirim ke Uni Soviet dan dibuat tiruannya dan kedua rudal ini adalah hasil tiruannya. Kedua jenis rudal ini disempurnakan lagi yaitu dengan menambahkan sistem peledak yang mampu meledak saat lewat di dekat pesawat target tanpa harus membentur badan pesawat. (Kohanudnas Siaga Senantiasa, halaman 67).

bidang pertahanan adalah kemampuan mobilitas, fleksibilitas, kecepatan daya penembusan dan daya penghancuran.

Dokumen terkait