• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2. Perkembangan Sosial Anak

1. Pengertian Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial dapat diberi pengertian sebagai pencapaian kematangan dalam hubungan sosial atau kemampuan bergaul denga n orang lain (Syamsu Yusuf, 2007 : 122). Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa perkembangan sosial dapat diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma -norma kelompok, moral dan tradisi; meleburkan diri menjadi suatu kesatuan dan saling berkomunikasi (Santrok, 2002:156). Untuk mencapai kematangan sosial, anak harus belajar tentang cara -cara penyesuaian diri dengan orang lain. Kemampuan ini diperoleh anak melalui berbagai

kesempatan atau pengalaman bergaul dengan orang-orang di lingkungannya, baik orangtua, saudara, teman sebaya atau oran g dewasa lainnya.

Perkembangan sosial dapat dianggap sebagai satu rangkaian tahapan perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan norma sosial (Hurlock, 1990: 250). Salah satu tugas perkembangan pada anak yaitu menuntut anak untuk berinteraksi sosial dilingkungan sekitarnya, dan juga sebagai persiapan diri menghadapi interaksi sosial di masa yang akan datang. Perkembangan sosial dapat dikendalikan, jika diketahui anak melakukan kesalahan, kemudian diperbaiki agar tidak menjadi kebiasaan yang kurang bai k.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan sosial adalah proses belajar memperoleh kemampuan bergaul dengan orang lain atau menyesuaikan diri terhadap norma kelompok, moral dan tradisi sehingga dapat meleburkan diri menjadi satu kesatuan, berkomunikasi dan bekerja sama dengan masyarakat.

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar dalam perkembangan sosial se orang anak menurut Hurlock (1990 : 251): 1) Kesempatan untuk berso sialisasi.

Kesempatan bersosialisasi merupakan kesempatan untuk belajar hidup dan bergaul terutama dengan anak yang memiliki umur dan tingkat perkembangannya sama.

Proses komunikasi dapat berjalan secara baik apabila penyampaian pesan menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti orang lain. 3) Motivasi

Perkembangan sosial anak akan semakin meningkat apabila anak memiliki motivasi untuk belajar bersosialisasi.

4) Bimbingan

Anak akan belajar lebih cepat dengan hasil yang lebih baik jika mendapat bimbingan dan pengarahan orangtua dan keluarga.

Menurut Achmad (2013: 46) perkembangan sosial dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya, baik orangtua, sanak keluarga, orang dewasa lainnya atau teman sebaya. Apabila lingkungan sosial tersebut memberikan peluang terhadap perkembangan sosial yang positif, maka anak dapat mencapai perkembangan sosialnya secara matang.

Berdasarkan pendapat di atas, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial tersebut, dapat dinyatakan bahwa keluraga merupakan agen sosialisasi yang terpenting bagi perkembangan sosial anak usia dini. Namun ketika anak telah m emasuki sekolah, teman sebayalah yang biasanya memiliki pengaruh yang lebih kuat dibanding pengaruh guru atau orangtua.

3. Proses Perkembangan Sosial

Dalam perkembangan sosial seorang anak untuk dapat memiliki kemampuan berperilaku yang sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat, memerlukan tiga proses. Masing -masing proses tersebut terpisah dan berbeda antara satu dengan lainnya, tetapi saling berkaitan sehingga kegagalan dalam satu proses akan mempengaruhi kadar

sosialisasi anak. Ketiga prose s perkembangan sosial tersebut adalah (Hurlock, 1990: 250) :

1) Belajar berperilaku yang dapat diterima secara sosial .

Setiap kelompok sosial mempunyai st andar bagi anggotanya tentang perilaku yang dapat diterima. Oleh karena itu untuk dapat bermasyarakat, seorang anak tidak hanya harus mengetahui perilaku yang dapat diterima, tetapi juga harus menyesuaikan perilaku dengan patokan yang dapat diterima.

2) Mainkan peran sosial yang da pat diterima.

Dalam masyarakat terdapat pola kebiasaan yang telah ditentukan. Seorang anak perlu mematuhi tuntutan masyarakat yang berupa kebiasaan yang berlaku dilingkungannya.

3) Perkembangan sikap sosial .

Agar dapat bergaul dan bermasyarakat secara baik, s eorang anak harus mulai belajar menyukai orang dan aktivitas sosial. Jika anak dapat melakukannya sesuai dengan tingkatan umur, maka anak akan diterima sebagai anggota kelompok sosial tempatnya menggabungkan diri.

Menurut Sueann Robinson (dalam Achmad Jun tika, 2013: 44) mengartikan sosialisasi itu sebagai proses belajar yang membimbing anak ke arah perkembangan kepribadian sosial sehingga dapat menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan efektif.

Sosialisasi dari orangtua ini sangat penting bagi anak, karena anak masih terlalu muda dan belum memiliki pengalaman untuk membimbing perkembangannya sendiri ke arah kematangan.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa keberhasilan seorang anak dalam menempuh ketiga proses perkembangan sosial tersebut, akan menjadikannya sebagai individu yang bersifat sosial. Sebaliknya kegagalan dalam menjalani proses perkembangan sosial tersebut, akan membentuk pribadi yang nonsosial.

d. Bentuk-bentuk Perilaku Sosial

Menurut Syamsu Yusuf (2001: 124 -125) bentuk-bentuk perilaku sosial pada usia anak adalah sebagai berikut:

1) Pembangkangan yaitu suatu bentuk tingkah laku melawan.

2) Agresi yaitu perilaku menyerang baik secara fisik maupun kata - kata.

3) Berselisih yaitu terjadi apabila seorang anak merasa tersinggung atau terganggu oleh sikap orang lain.

4) Menggoda yaitu serangan mental terhadap orang lain dalam bentuk verbal ( kata-kata ejekan atau cemoohan).

5) Persaingan yaitu keinginan untuk melebihi orang lain. 6) Kerjasama yaitu sikap mau bekerjasama dengan kelompok.

7) Tingkah laku berkuasa yaitu sejenis tingkah laku untuk menguasai situasi sosial.

8) Mementingkan diri sendiri yaitu sikap egosentris dalam memenuhi keinginannya.

9) Simpati yaitu sikap emosional yang mendorong individu untuk menaruh perhatian terhadap orang lain.

Menurut Hurlock (1990: 262 -263) bentuk perilaku sosial pada anak dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:

1. Perilaku Sosial yaitu orang yang perilakunya mencerminkan keberhasilan sosialisasi. Misalnya: kerjasama, berkomunikasi, berhubungan, keterbukaa n, kemurahan hati, simpati, empati, sikap ramah, sikap tidak mementingkan diri sendiri.

2. Perilaku yang Tidak Sosial yaitu orang yang tidak mengetahui apa yang dituntut oleh kelompok sosial. Misalnya: pengengkangan, pertengkaran, mengejek, perilaku yang berkuasa.

Menurut Undang-undang No 58 Tahun 2009 tingkat pencapaian perkembangan Sosial emosional pada umur 4 -5 tahun, yaitu sebagai berikut:

1. Menunjukkan sikap mandiri dalam memilih kegiatan. 2. Mau berbagi, menolong, dan membantu teman.

3. Menunjukkan antusiasme dalam mel akukan permainan. 4. Mengedalikan perasaan.

5. Menaati aturan yang berlaku dalam permainan . 6. Menunjukkan rasa percaya diri .

7. Menjaga diri sendiri dari lingkungannya . 8. Menghargai orang lain.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku sosial dapat dibagi menjadi dua yaitu perilaku sosial dan perilaku yang tidak sosial. Perilaku sosial harus dikuasai anak, karena anak akan berinteraksi dengan orang lain. Namun, tidak semua anak mampu bersosialisasi.

Dokumen terkait