• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI AGRIBISNIS

Dalam dokumen Modul Sistem Agribisnis (Halaman 32-41)

 

Pengembangan teknologi berbasis pertanian yang dapat dicirikan melalui inovasi dan introduksi alat atau mesin pertanian untuk proses produksi mulai dari prapanen hingga pascapanen merupakan masalah yang penting. Hal tersebut disebabkan karena modernisasi pertanian yang dilandasi sistem agribisnis atau

agroindustri sebagai salah satu pilar pembangunan ekonomi nasional demi mewujudkan kesejahteraan rakyat dan swasembada pangan, haruslah dikelola secara efektif dan efisien dalam setiap penggunaan sarana produksi ( bibit, pupuk, obat, dan peralatan ) untuk mencapai produktifitas, kualitas, dan keuntungan yang maksimal. Kondisi ini dapat terwujud apabila pengembangan teknologi pertanian beserta perangkat pendukungnya benar-benar diperhatikan secara serius.

Teknologi tidak bisa dilepaskan dari gerakan revolusi hijau. Teknologi yang terus dikembangkan, terutama kegiatan riset, akan membawa pertanian menuju efisiensi dan peningkatan produktifitas. Esensi riset dan pengembangan amat identik dengan kemajuan suatu bangsa karena teknologi dapat menekan biaya produksi meingkatkan produktifitas dan mendorong tingkat efisiensi (Arifin, 2004). Sementara itu, produktivitas dimaksudkan sebagai suatu ukuran efisiensi yang berupa rasio produk dengan faktor produksi tertentu. Inovasi baru atau perubahan teknologi umumnya mampu menaikkan tingkat produksi sekaligus produktifitasnya. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa pengembangan teknologi ditujukan untuk memacu peningkatan produktivitas pertanian.

Secara umum dapat dikatakan bahwa teknologi pertanian digunakan untuk mengembangkan produksi pertanian dan mengembangkan metode pengolahan, pengangkutan, dan pendistribusian produk-produk pertanian. Perkembangan teknologi merupakan suatu elemen penting dalam upaya peningkatan daya saing melalui peningkatan produktivitas dan efisiensi. Dan untuk mencapai hal itu, teknologi industri pertanian harus melakukan inovasi teknologi yang akan mampu bersaing di pasar internasional.

Perkembangan dan pemanfaatan teknologi dalam pengembangan agribisnis saat ini berlangsung sangat cepat, namun memiliki efek bola salju. Zaman dahulu petani Amerika melakukan kegiatan pertaniannya menggunakan kuda/ kedelai, namun saat ini kegiatan dilakukan menggunakan traktor. Penggunaan traktor ini membuat para petani melakukan pekerjaan lebih berat dalam beberapa jam dibandingkan teknologi sebelumnya yang biasa menyelesaikannya dalam seminggu. Beberapa contoh perkembangan teknologi agribisnis dapat dijelaskan sebagai berikut :

The Global Positioning System (GPS)

GPS merupakan teknologi yang menggunakan satelit agar dapat melihat lahan dan tanaman pertanian secara spesifik. GPS pada awalnya dibuat untuk sistem pertahanan Amerika, dimana sistem ini terdiri atas 24 satelit yang mengelilingi bumi dalam 24 jam dan mengorbit 10.900 mil diatas bumi. GPS pada aktivitas pertanian bermanfaat untuk memberikan gambaran komputerisasi yang akan membantu manajemen usaha tani dan meningkatkan produktivitas lahan.

GPS juga dapat membantu pelaku pertanian untuk memetakan lahan. Infrared yang ada pada GPS tersebut dapat membedakan tanaman yang sehat, menemukan titik masalah, dan mengenali gulma, dan area yang hasil berproduksi rendah. Dengan pemetaan lahan menggunakan GPS, petani mendapatkan informasi yang dapat membantu mereka membuat keputusan yang akan meningkatkan produktivitas oleh penggunaan manajemen yang baik di seluruh area lahan. Penggunaan teknologi ini tidak hanya menurunkan biaya produksi tetapi meningkatkan tingkat ketelitian yang dapat meningkatkan produktivitas, kualitas produk, dan efisiensi penggunaan bahan kimia. Ketelitian ini juga memberikan informasi spesifik mengenai tempat yang bermanfaat membantu mengurangi dampak lingkungan yang tidak diinginkan akibat aktivitas pertanian, membantu konservasi energi, serta perlindungan terhadap tanah dan air tanah.

• Rekayasa Genetik

Rekayasa genetik dilakukan dengan memasukan gen yang diinginkan pada kromosom mahkluk hidup. Rekayasa genetik ini memberikan beberapa keuntungan di bidang pertanian sebagai berikut :

1. Mentransformasi gen tunggal

Metode ini dilakukan oleh para peneliti dengan menyilangkan beberapa gen tanaman untuk menghilangkan sifat atau karakteristik yang tidak diinginkan. Dengan rekayasa genetik ini peneliti dapat mentransfer gen tunggal yang diinginkan ke gen tanaman lain tanpa

mengubah gen asal tanaman tersebut. Dengan demikian pembudidaya memperoleh varietas yang lebih variatif.

2. Mentransfer gen ke tanaman yang tidak sejenis

Dengan rekayasa genetik, transfer tidak hanya dilakukan kepada tanaman dengan jenis yang sama, melainkan bisa juga mentransfer gen tanaman yang diinginkan ke tanaman lain meskipun penerima gen tidak memiliki hubungan kekerabatan dengan tanaman donor. Contoh rekayasa genetik ini adalah transfer gen bakteri ke tanaman, gen tanaman ke bakteri, dan gen hewan ke tanaman.

3. Menciptakan hibrida dari tanaman yang tidak dapat melakukan penyerbukan silang

Contoh : tomat yang disilangkan dengan kentang 4. Menciptakan tanaman tahan penyakit

5. Menciptakan tanaman yang beracun bagi serangga tetapi tidak bagi manusia

6. Menciptakan tanaman yang tolerasi terhadap herbisida

7. Gene Splicing, dalam penerapannya, teknologi Gene Splicing

menggunakan enzim tertentu untuk memindahkan suatu gen dari posisinya dalam kromosom dan menggantikannya dengan yang lain.

Gene Splicing membiarkan peneliti untuk mengontrol langsung

perubahan genetik dengan cara yang lebih baik dan cepat.

• Pengendalian Hama Terpadu

Pengendalian Hama Terpadu adalah teknologi pengendalian hama yang didasarkan prinsip ekologis dengan menggunakan berbagai teknik pengendalian yang sesuai antara satu sama lain sehingga populasi hama dapat dipertahankan di bawah jumlah yang secara ekonomis tidak merugikan serta mempertahankan kesehatan lingkungan dan menguntungkan bagi pihak petani. Secara umum pengendalian hama terpadu tersebut digolongkan kepada lima cara yaitu: fisik dan mekanik, penggunaan varietas tahan, bercocok tanam, biologi, dan kimia.

1) Pengendalian hama dan penyakit dengan penggunaan varietas tahan Penggunaan varietas tahan merupakan usaha pengendalian hama atau penyakit yang mudah dan murah bagi petani. Penggunaan varietas tahan telah terbukti dapat mengurangi kehilangan hasil, namun penggunaan varietas tahan yang memiliki gen ketahanan yang tunggal akan memacu timbulnya biotipe dan strain atau ras-ras baru yang akan lebih berbahaya. Untuk itu dianjurkan melakukan pergiliran varietas atau melakukan penanaman varietas tanaman yang memiliki berbagai tingkat ketahanan.

2) Pengendalian hama dan penyakit dengan dilakukan secara fisik dan mekanik.Pengendalian hama atau penyakit dengan cara ini biasanya dilakukan pada usaha pertanian dalam skala kecil atau dalam rumah kawat atau rumah kaca. Pengendalian hama atau penyakit dengan fisik adalah penggunaan panas dan pengaliran udara. Sedangkan mekanik adalah usaha pengendalian dengan cara mencari jasad perusak tanaman, kemudian memusnahkannya. Cara ini dapat dilakukan dengan tangan atau menggunakan alat berupa perangkap.

3) Pengendalian hama dan penyakit dengan dilakukan dengan cara bercocok tanam Berbagai usaha dalam bercocok tanam dapat menekan perkembangan jasad pengganggu tanaman, mulai dari pengolahan tanah, jarak tanam, waktu tanam, pengaturan pengairan, pengaturan pola tanam, dan pemupukkan.

4) Pengendalian hama dan penyakit dengan secara biologi Penggunaan musuh alami serangga hama berupa predator dan parasitoid (parasit serangga hama) telah lama dilakukan, tetapi keberhasilanya belum optimal, dan pada umumnya digunakan untuk pengendalian hama, sedangkan untuk pengendalian penyakit masih belum banyak dilakukan. Pengendalian secara biologi yang bisa dilakukan oleh petani adalah :

- Menciptakan iklim mikro yang lebih mendukung pertumbuhan dan perkembangan dari musuh alami hama di lahan pertaniannya.

- Menanam tanaman dengan varietas yang tahan terhadap hama dan penyakit

- Melakukan pola bercocok tanam yang menguntungkan bagi musuh alami misalnya dengan tumpang sari, atau melakukan bera terhadap tanah garapan dan cara- cara yang lain.

- Melakukan pengendalian hama secara fisik terlebih dahulu sebelum memutuskan menggunakan pestisida.

- Pilih Pestisida alami/ Pestisida Nabati terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk menggunakan pestisida kimia, karena pestisida alami/ Pestisida nabati biasanya lebih ramah terhadap musuh alami hama, dan mematikan terhadap hamanya.

- Melakukan penyemprotan dengan menggunakan pestisida yang selektif hanya membunuh serangga hamanya saja, dan dampak pestisida tersebut berdampak negatif sedikit pada musuh alami serangga hama.

- Mengembangbiakkan musuh alami hama.

5) Pengendalian Hama dan Penyakit dengan cara Kimiawi

Penggunaan pestisida kimia untuk pengendalian hama dan penyakit sangat jelas tingkat keberhasilannya. Penggunaan pestisida kimia merupakan usaha pengendalian yang kurang bijaksana, jika tidak dikuti dengan tepat penggunaan, tepat dosis, tepat waktu, tepat sasaran, tepat jenis dan tepat konsentrasi. Keadaan ini yang sering dinyatakan sebagai penyebabkan peledakan populasi suatu hama. Karena itu penggunaan pestisida kimia dalam pengendalian hama dan patogen perlu dipertimbangkan, dengan memperhatikan tingkat serangan, ambang ekonomi, pengaruhnya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia dan hewan.

Selain teknologi diatas, beberapa contoh perkembangan teknologi agribisnis lainnya adalah kloning, kultur jaringan, pertanian organik, pemanfaatan hormon, hidroponik dan aeroponik, teknologi manajemen elektronik dan komputer, teknologi mesin pada industri pertanian, dan lain sebagainya.

Teknologi sebagai salah satu sumberdaya produksi harus dapat digunakan secara tepat, yang meliputi jenis teknologi dan skala aplikasinya. Oleh karena itu, perlu pengelolaan teknologi yang efektif, mulai dari perencanaan teknologi, pengorganisasian teknologi, pelaksanaan aplikasi teknologi, pengawasan dan evaluasi aplikasi ternologi, dan upaya pengemdalian yang dibutuhkan. Dengan demikian aplikasi teknologi ini memerlukan penerapan fungsi-fungsi manajemen umum.

1. Perencanaan teknologi

Perencanaan pengembangan dan aplikasi teknologi agribisnis terkait dengan pemilihan jenis teknologi yang akan dikembangkan dan diaplikasikan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan teknologi antara lain 1) jenis bidang usaha dan skala usaha yang dijalankan, 2) kemampuan pembiayaan pengembangan dan aplikasi teknologi, 3) kemampuan sumberdaya manusia, 4) skala usaha dan tingkat persaingan, 5) budaya, adat, dan kebiasaan masyarakat, dan 6) kriteria produksi.

2. Pengorganisasian Teknologi

Pengorganisasian teknologi terkait pengorganisasian sumberdaya yang diperlukan dan mengalokasikannya secara tepat dan efisien. Teknologi yang akan diaplikasikan ini harus diorganisasikan dengan baik sehingga tidak terjadi kesalahan-kesalahan (alokasi, penempatan) yang dapat menyebabkan ketidakefisienan.

3. Pelaksanaan Penerapan Teknologi

Pelaksanaan ini dimulai dari pengembangan sampai penggunaan teknologi dalam produksi/ operasi perusahaan.

4. Pengawasan, Evaluasi, dan Pengendalian

Pengawasan dan evaluasi teknologi berfungsi untuk menilai perlu/ tidaknya diadakan penyesuaian-penyesuaian untuk melihat penyimpangan dan kesalahan operasi supaya dapat segera dilakukan pengendalian. Pengawasan

bersifat dilakukan secara terus menerus dalam berbagai aspek, sedangkan evaluasi dilakukan secara berkala.

LATIHAN

Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang Ruang Lingkup Sistem Agribisnis, coba Anda uraikan pertanyaan latihan berikut ini.

1. Jelaskan secara singkat perkembangan pertanian dan agribisnis yang ada di Indonesia

2. Gambarkan dan jelaskan mengenai ruang lingkup agribisnis

3. Sebutkan produk pertanian apa saja yang terkandung dalam sebuah pizza, identifikasi dan jelaskan industri apa saja yang terlibat dalam pembuatan sepotong pizza tersebut.

4. Sebutkan kemungkinan contoh pendekatan-pendekatan sistem lain yang dapat dipraktikan kedalam membuat strategi pengembangan agribisnis (minimal 2 pendekatan). Jelaskan alasan anda!

5. Sebutkan dan jelaskan contoh pengembangan teknologi terbaru yang berkaitan dengan input dan output agribisnis.

6. Mengapa efisiensi produksi pertanian sangat penting. Jelaskan pendapat anda.

7. Jelaskan pengaruh GDP (Gross Domestic Product) terhadap industri pertanian.

TES FORMATIF

Petunjuk : Jawablah pertanyaan di bawah ini!

1. Pertanian sering juga digambarkan dengan ..., ...., ..., atau ..., ..., ... 2. Sebutkan dua macam aktivitas yang dilakukan manusia sebelum

menemukan sistem pertanian!

3. Sebutkan tiga macam perkembangan pertanian yang terjadi selama revolusi pertanian dan industri!

4. Sebutkan lima contoh perkembangan pertanian yang terjadi pada saat ini! 5. Apakah yang dimaksud dengan agribisnis?

6. Berilah contoh masing-masing tiga pelaku usaha/ industri yang terkait pada input dan output agribisnis!

7. Sebutkan 12 contoh output dalam agribisnis!

8. Apakah yang dimaksud dengan sistem dalam agribisnis? 9. Apakah peranan pendekatan sistem dalam agribisnis?

10. Sebutkan fungsi-fungsi manajemen umum apa saja yang biasa diterapkan dalam manajemen teknologi agribisnis!

Modul

AGROINPUT AGRIBISNIS

Dalam dokumen Modul Sistem Agribisnis (Halaman 32-41)