• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Sub Terminal Agribisnis (STA) di Harangan Sidua – dua Nagori Saribudolok Kecamatan Silimakuta

2.1 . Landasan Teori

HASIL DAN PEMBAHASAAN

5.1. Perkembangan Sub Terminal Agribisnis (STA) di Harangan Sidua – dua Nagori Saribudolok Kecamatan Silimakuta

Sub Terminal Agribisnis Harangan Sidua Dua Nagori Saribudolok diresmikan oleh Gubernur Sumatera Utara dengan dasar pelaksanaan:

 Keputusan Menteri Pertanian No.467/Kpts/OT.160/8/2006 tanggal Agusuts 2006 tentang pembentukan Kelompok Kerja Pengembangan Kawasan Agropolitan

 Surat menteri Pertanian RI No.144/OT.210/A/V/2002 tanggal 6 mei 2002 perihal pengembangan Kawasan Agropolitan

 Surat Kepala Badan Pengembangan SDM Pertanian /ketua Kelompok Kerja Pengembangan Kawasan Agropolitan No.: K/OT.210?VIII/2002 tanggal 30 Agustus 2002,perihal pedoman operasional pengembangan kawasan agropolitan

 Nota kesepakatan bersama pemerintah Kabupaten Karo, Dairi, Simalungun, Toba Samosir dan Tapanuli Utara pada tanggal 28 September

2002 tentang Penetapan Pengembangan Kawaswan Agropolitan Dataran Tinggi Bukit Barisan Sumatera Utara

 Pernyataan kesepakatan bersama Sekretaris Daerah Kabupaten Karo, Sairi, Simalungun, Tapanuli Utara.Pakpak Barat, Toba Samosir, Humbang Hasundutan dan Samosir dengan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara pada tanggal 11 April 2005 tentang pengembangan Kawasan Agropolitan Dataran Tinggi Bukit Barisan Sumatera Utara

 Keputusan Gubernur Sumatera Utara No. : 050/1637.K Tahun 2006 tentang pembentukan Dewan Pembina , Dewan Pakar, Badan Koordinasi dan Tim Teknis Program Pengembangan Kawasan Agropolitan Dataran Tinggi Bukit bArisan Dan Agromarinpolitan Pesisir, pulau pulau kecil dan pulau p-ulau terluar Sumatera Utara

 Keputusan Bupati Simalungun : 188.5/ 2185-Bppd Tahun 2009 tentang pembntukan Tim Koordinasi Program Pengembangan Kawasan Datran Tinggi Bukit Barisan Kabupaten Simalungun

 Hasil rancang bangun desa lokalitas se Kawasan Agropolitan DTBBSU .

Sub Terminal Agribisnis ( STA) ini berada di Harangan sidua-dua Nagori Saribudolok Kecamatan Silimakuta. Pada awalnya dibangun pada Tahun 2004 yang didanai oleh pemerintah Pusat dimana pada tahap pertama membangun fasilitas lost 2 unit, kantor STA dan pematangan lahan sedangkan lahan adalah merupakan sumbangan masyarakat.

Pada tahun 2005 sejalan telah selesainya penyusunan detail plan pengembangan Kawasan Agropolitan Kabupaten Simalungun, Kecamatan Silimakuta ditetapkan menjadi pusat kawasan agropolitan Kabupaten Simalungun, maka mulai tahun ini juga dilakukan pembenahan STA melalui alokasi dana APBD Kabupaten Simalungun yang merupakan bagian prioritas dari program pengembangan kawasan agropolitan Kabupaten Simalungun sebagai pusat kawasan.

Pada tahun 2006 kemudian dilaksanakan pembangunan STA tahap kedua yang didanai dari APBD Kabupaten Simalungun dan pada tahun yang sama juga mendapat bantuan dari APBN dan APBD Provinsi untuk pembangunan jalan poros di sekitar lokasi STA tepatnya di nagori Saribu Jandi. Kemudian pada tahun 2007 dibangun lagi fasilitas loods sayur dan buah-buahan, fasilitas gudang, cold storage, peningkatan jalan poros dan pembangunan akses jalan menuju STA.

Sub Terminal Agribisnis (STA) Saribudolok resmi beroperasional setelah diresmikan oleh Gubernur Sumatera Utara yang pada waktu itu adalah Drs. Rudolf Pardede pada Tahun 2008, dimana pada awalnya dikelola oleh kelompok tani yang ada disekitar lokasi STA yang dalam operasionalnya juga difasilitasi oleh pemerintah Kabupaten Simalungun. Kemudian setelah di resmikan, dibentuk Perusahaan Daerah Agromadear, maka pengelolaan STA ini kemudian dikelola oleh PD. Agromadear. Sampai saat ini pengoperasian STA masih sebagai tempat transaksi/pertemuan antara petani dan pembeli yang berasal dari daerah sekitar STA maupun yang berasal dari luar kabupaten simalungun yang terlaksana sekali dalam satu minggu (setiap hari rabu). Sedangkan diluar itu masih sebagian kecil petani yang memanfaatkan fasilitas STA seperti menyimpan atau pengolahan

pasca panen (seperti memanfaatkan pengupas kopi atau jagung). Direncanakan bahwa pemanfaatan STA akan dikembangkan termasuk menambah volume transaksi dari satu kali seminggu (setiap hari rabu) menjadi dua kali atau lebih akan tetapi hal ini dapat diakukan secara bertahap karena masalahnya bukan hanya kepada kesiapan petani tetapi juga para para pembeli yang berasal dari luar kabupaten simalungun. Penamabahan volume transaksi di STA tentu akan sangat menguntungkan petani dimana para petani akan bisa mmengatur masa panen tidak lagi menunggu selama satu minggu untuk memanen kemudian untuk dijual di STA (secara tidak langsung juga akan terhindar dari tengkulak).

Dalam rangka pengembangan Sub Terminal Agribisnis (STA) melalui koordinasi Bakor Agropolitan Kabupaten Simalungun telah melakukan kegiatan – kegiatan dalam rangka pengembangan kawasan agropolitan kabupaten simalungun melalui pelaksanaan kegiatan oleh SKPD teknis seperti Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, Dinas Peternakan dan Perikanan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi, BP4KP dan melalui pelaksanaan kegiatan di kawasan STA Saribudolok seperti pendistribusian bibit kopi, sayuran dan buah-buahan, pupuk, pengolahan pasca panen (seperti pengupas jagung, kopi), sarana jalan dan kegiatan lainya yang secara langsung diharapkan dapat mendukung pengoptimalan fungsi STA. Dengan bantuan ini diharapkan aktivitas pertanian di sekitar STA yang merupakan bagian dari Pusat Kawasan Agropolitan Kabupaten Simalungun dapat ditingkatkan dan secara bertahap juga akan dilakukan pembinaan agar hasil produksi pertanian dapat mengarah pada perbaikan kualitas produksi(non pestisida) sehingga kedepan dapat memenuhi standart investor

khususnya investor luar negeri yang diharapkan menjadi salah satu jawaban masalah petani di kabupaten simalungun pada saat ini yaitu masalah fluktuasi harga, dimana pada saat panen harga akan turun.

Beberapa hambatan yang menyebabkan Sub Terminal Agribisnis (STA) ini belum bisa dioperasikan secara otimal antara lain:

• Luasnya wilayah kawasan agropolitan simalungun dimana terdapat 17 Kecamatan membutuhkan sistem transportasi yang memadai sehingga produksi pertanian dari 17 kecamatan yang termasuk dalam kawasan agropolitan kabupaten Simalungun dapat diarahkan ke STA, hal ini berkaitan dengan upaya tersedianya produk pertanian dan terpusatnya transaksi produk pertanian secara berkelanjutan.

• Belum adanya investor, yang diharapkan dapat menyerap jumlah produksi dalam jumlah besar, terkait dengan belum adanya investor ini juga terkait dengan mutu produksi pertanian yang pada umumnya masih tinggi pestisida apabila mengikuti standar luar negeri, seperti pernah dikunjungi oleh calon investor dari jepang. Sejalan dengan kondisi ini masih dibuthkan penyuluhan teknis kepada petani sehingga produk yang dihasilakn sudah bisa menyesuaikan dengan standart internasional, dengan demikian akan mempermudah masuknya investor.

• Belum optimalnya koordinasi antara pemerintah kabupaten, provinsi dan pusat dalam upaya pengembangan fasilitas yang sudah terbangun termasuk juga dengan 9 Kabupten / Kota dalam wadah kerja sama

pemkab se-kawasan agropolitan Sumatera Utara.

• Peran Tim Pakar Agropolitan belum terlihat dalam upaya mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh pemerintah kabupaten terkait dengan pengembangan kawasan agropolitan

Kondisi dari Sub Terminal Agribisnis ( STA) Harangan Sidua- dua Nagori Saribu dolok yang saat ini masih belum menjalankan fungsinya didalam peningkatan kesejahteraan petani agar kiranya menjadi bahan perhatian Pemerintah Kabupaten dan lembaga yang di hunjuk dalam menjalankannya.

Dokumen terkait