• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

2. Perkembangan

a. Definisi

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur atau fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ dan sistemnya yang terorganisasi (Nursalam, 2005). Sedangkan menurut Supartini (2004), perkembangan sebagai suatu proses yang terjadi secara simultan dengan pertumbuhan yang menghasilkan kualitas individu untuk berfungsi, yang menghasilkan proses pematangan dan proses belajar dari lingkungannya.

Selain itu, perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru yang berlangsung dari tahap aktivitas yang sederhana ke tahap yang lebih tinggi melalui proses pematangan dan belajar (Mar’at, 2006).

1) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak

orang yang tidak dapat baca tulis

Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan yang normal. Hal ini merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak (Narendra, 2002).

Menurut Soetjiningsih (2003) dan Depkes RI (2006), secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yaitu :

a) Faktor genetik

Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai bawaan yang normal dan patologi, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Disamping itu, banyak penyakit keturunan yang disebabkan oleh kelainan

kromosom sepeti down sindrom, sindrom tuner, dll.

b) Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi tiga, yaitu:

(1) Faktor lingkungan pre natal

Adapun faktor–faktor yang mempengaruhi adalah :

(a) Gizi ibu pada waktu hamil

commit to user

lebih sering melahirkan bayi dengan BBLR atau lahir mati, hambatan pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi lahir mudah terkena infeksi, abortus dan sebagainya.

(b)Mekanis

Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan.

(c) Toksin/zat kimia

Obat-obatan seperti thalidomide, phenitoin, methasion,

obat-obat anti kanker dapat menyebabkan kelainan bawaan.

(d)Endokrin

Cacat bawaan sering terjadi pada pada ibu diabetes yang hamil dan tidak mendapat pengobatan timester I kehamilan, umur ibu kurang dari 18 tahun/lebih dari 35 tahun, defisiensi yodium pada waktu hamil, dll.

(e) Radiasi

Paparan radium dan sinar rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota gerak, kelainan kongenital mata serta kelainan jantung.

(f) Infeksi

Infeksi intrauterin yang sering menyebabkan cacat bawaan TOCRH. Sedangkan infeksi lainnya yang juga dapat menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela, Coxsackie, Echovirus, malaria, lues, HIV, polio, campak, listeriosis, leptospira, mikoplasma, virus influenza dan virus hepatitis. Diduga setiap hiperpireksia pada ibu hamil dapat merusak janin.

(g)Stres

Stres yang dialami ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin, antara lain cacat bawaan, kelainan kejiwaan, dan lain-lain.

(h)Imunitas

Rhues atau ABO inkompatibilitas sering menyebabkan abortus, hidrops fetalis, kenr ikterus yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.

(i) Anoksia embrio

Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat menyebabkan berat badan lahir rendah.

(2) Faktor intra natal

Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forceps dapat menyebabkan trauma kepala bayi dan berisiko terjadi

commit to user

kerusakan jaringan otak sehingga dapat menimbulkan gangguan perkembangan anak (Nursalam, 2005). Trauma kepala akibat persalinan akan berpengaruh besar dan dapat meninggalkan cacat yang permanen. Risiko palsi serebalis lebih besar pada BBLR yang disertai asfiksia berat, hiperbilirubinemi yang disertai ken ikterus, IDAS (Idiophatic Respiratory Distress Syndrome), asidosis metabolitik dan meningitis/ensefalitis.

(3) Faktor lingkungan post natal

Lingkungan post natal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak secara umum dapat digolongkan menjadi :

(a) Lingkungan biologis, antara lain :

(i) Ras/suku bangsa

Pertumbuhan somatik juga dipengaruhi oleh ras/suku bangsa.

(ii) Jenis kelamin

Pertumbuhan anak perempuan berkembang lebih cepat daripada anak laki-laki tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.

(iii) Umur

Umur yang paling rawan adalah masa balita. Oleh karena itu, pada masa itu anak mudah sakit dan

mudah terjadi kurang gizi. Dalam masa ini merupakan dasar pembentukan kepribadian anak sehingga diperlukan perhatian khusus.

(iv) Gizi

Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak. Satu aspek yang penting yang perlu

diperhatikan adalah keamanan pangan (food safety)

yang mencakup pembebasan makanan dari berbagai “racun” fisika, kimia dan biologis yang kian mengancam kesehatan manusia.

(v) Perawatan kesehatan

Perawatan kesehatan secara teratur. Pemeriksaan kesehatan dan menimbang anak secara rutin setiap bulan akan menunjang pada tumbuh kembang anak.

(vi) Kepekaan terhadap penyakit

Memberikan imunisasi kepada anak.

(vii) Penyakit kronis

Anak yang menderita penyakit menahun akan terganggu tumbuh kembangnya dan pendidikannya.

(viii) Fungsi metabolisme

Adanya perbedaan yang mendasar dalam proses metabolisme pada berbagai umur maka kebutuhan akan nutrien harus didasarkan atas perhitungan yang

commit to user

tepat atau setidak-tidaknya memadai.

(ix) Hormon

Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap tumbuh

kembang antara lain adalah growth hormon, tiroid,

hormon seks, insulin IGFs ( Insulin-like growth

factors) dan hormon yang dihasilkan kelenjar adrenal.

(b) Faktor fisik, antara lain :

(i) Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah

(ii) Sanitasi

Sanitasi lingkungan memiliki peran yang cukup dominan dalam penyediaan lingkungan yang mendukung kesehatan anak dan tumbuh kembang.

(iii)Keadaan rumah : struktur bangunan, ventilasi,

cahaya dan kepadatan hunian

Keadaan perumahan yang layak dengan konstruksi bangunan yang tidak membahayakan penghuninya dan tidak penuh sesak akan menjamin kesehatan penghuninya.

(iv) Radiasi

Tumbuh kembang anak dapat terganggu akibat adanya radiasi yang tinggi.

(c) Faktor psikososial, antara lain :

(i) Stimulasi

Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak.

(ii) Motivasi belajar

Motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini dengan memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar.

(iii)Ganjaran ataupun hukuman yang wajar

Ganjaran ataupun hukuman yang wajar diberikan kepada anak sehingga anak mengetahui mana yang baik dan yang tidak baik. Hal ini akan menimbulkan rasa percaya diri pada anak yang penting untuk perkembangan kepribadian anak kelak.

(iv) Kelompok sebaya

Untuk proses sosialisasi dengan lingkungan anak memerlukan teman sebaya.

(v) Stres

Stres pada anak juga berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya.

(vi) Sekolah

commit to user

setiap anak mempunyai kesempatan duduk di bangku sekolah minimal 9 tahun.

(vii)Cinta dan kasih sayang

Anak memerlukan kasih sayang dan perlakuan yang adil dari orang tua.

(viii) Kualitas interaksi anak dan orang tua

Interaksi timbal balik antara anak dan orang tua akan menimbulkan keakraban dalam keluarga.

(d) Faktor keluarga dan adat istiadat, antara lain :

(i) Pekerjaan/pendapatan keluarga

Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak.

(ii) Pendidikan orang tua

Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh kembang anak.

(iii)Jumlah saudara

Jumlah anak yang banyak akan mengakibatkan berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima anak.

(iv) Jenis kelamin dalam keluarga

Pada masyarakat tradisional, wanita mempunyai status yang lebih rendah dibandingkan laki-laki sehingga angka kematian bayi dan malnutrisi tinggi

pada wanita.

(v) Stabilitas rumah tangga

Stabilitas dan keharmonisan rumah tangga mempengaruhi tumbuh kembang anak.

(vi) Kepribadian orang tua

Kepribadian ayah dan ibu yang terbuka tentu pengaruhnya berbeda terhadap tumbuh kembang anak bila dibandingkan dengan mereka yang kepribadiannya tertutup.

(vii)Adat istiadat,norma-norma

Adat istiadat dan norma-norma yang berlaku di masyarakat akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak.

(viii) Agama

Pengajaran agama harus sudah ditanamkan pada anak-anak sedini mungkin.

(ix) Urbanisasi

Salah satu dampak dari urbanisasi adalah kemiskinan dengan segala permasalahannya.

(x) Kehidupan politik dalam masyarakat yang

mempengaruhi prioritas kepentingan anak, anggaran, dan lain-lain.

commit to user

b. Kebutuhan Dasar Anak

Nursalam (2005), mengemukakan bahwa anak yang tumbuh dan berkembang secara optimal dipengaruhi oleh interaksi faktor internal dan faktor eksternal. Agar faktor lingkungan memberikan pengaruh positif bagi tumbuh kembang anak maka diperlukan pemenuhan atas kebutuhan dasar tersebut. Oleh karena itu, Soetjiningsih (2003) mengelompokkan tiga kebutuhan dasar anak, yaitu :

1) Asuh, menunjukkan kebutuhan fisik biomedis dalam hal ini yang

terpenting adalah pangan/gizi.

2) Asih, menunjukkan kebutuhan emosi, kasih sayang.

3) Asah, menunjukkan kebutuhan stimulasi mental yang menentukan

perkembangan psikososial anak.

c. Pemantauan Perkembangan

Dalam perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan rangsangan/stimulasi yang berguna agar potensi berkembang sehingga perlu mendapat perhatian. Perkembangan psiko-sosial sangat dipengaruhi lingkungan dan interaksi antara anak dengan orang tua atau orang dewasa lainnya (Soetjiningsih, 2003).

Menurut Depkes RI (2006), ada empat aspek perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak, antara lain :

1) Gross motor (gerakan motorik kasar) adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri

dan sebagainya.

2) Fine motor adaptive (gerakan motorik halus) adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjepit, menulis dan sebagainya.

3) Language (bahasa) adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.

4) Personal social (perilaku sosial) adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membersihkan mainan selesai bermain), berpisah dengan ibu atau pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya, dan sebagainya.

d. Skrining Perkembangan Anak Menggunakan Kuesioner Pra Skrining

Perkembangan (KPSP)

Skrining perkembangan merupakan prosedur yang didesain untuk mengidentifikasi anak yang harus mendapatkan penilaian yang lebih intensif. Skrining digunakan untuk deteksi dini kelainan perkembangan anak, agar diagnosis dan pemulihannya dapat dilakukan lebih awal sehingga tumbuh kembang anak dapat berlangsung seoptimal mungkin (Soetjiningsih, 2003).

commit to user

Pencapaian suatu kemampuan pada setiap anak bisa berbeda-beda namun demikian ada patokan umur tentang kemampuan apa saja yang perlu dicapai seorang anak pada umur tertentu. Penilaian perkembangan

anak dengan screening (skrining/penapisan/penjaringan) dan

surveillance ukuran standar atau non standar yang juga digabungkan dengan informasi tentang perkembangan sosial, riwayat keluarga, riwayat medik dan hasil pemeriksaan mediknya (Narendra, 2002).

1) Aspek perkembangan yang dinilai

a) Personal social (perilaku sosial)

b) Fine motor adaptive (gerakan motorik halus) c) Language (bahasa)

d) Gross motor (gerakan motorik kasar)

2) Jadwal skrining/pemeriksaan KPSP rutin adalah pada umur 3, 6, 9,

12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, 72 bulan. Jika anak belum mencapai umur skrining tersebut, minta orang tua datang kembali pada umur skrining yang terdekat untuk pemeriksaan rutin. Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah tumbuh kembang sedangkan umur anak bukan umur skrining maka pemeriksaan menggunakan KPSP untuk umur skrining terdekat yang lebih muda.

3) Alat yang digunakan

a) Formulir KPSP menurut umur. Formulir ini berisi 9-10

anak. Sasaran KPSP anak umur 0-72 bulan.

b) Alat bantu pemeriksaan berupa: pensil, kertas, bola sebesar

bola tenis, kerincingan, kubus warna kuning-merah-biru-hijau, kismis, kacang tanah, potongan biscuit kecil berukuran 0,5-1cm.

4) Cara menggunakan KPSP

a) Pada waktu pemeriksaan/skrining, anak harus dibawa.

b) Tentukan umur anak. Bila umur anak lebih dari 16 hari

dibulatkan menjadi 1 bulan.

Contoh : 3 bulan 16 hari dibulatkan menjadi 4 bulan 3 bulan 15 hari dibulatkan menjadi 3 bulan

c) Pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak.

d) KPSP terdiri dari dua macam pertanyaan, yaitu :

(1) Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak.

(2) Perintah kepada ibu/pengasuh atau petugas untuk

melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP.

(3) Jelaskan kepada orang tua untuk tidak ragu-ragu dalam

menjawab.

(4) Tanyakan pertanyaan secara berurutan.

(5) Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.

e) Interpretasi hasil KPSP

(1) Menghitung semua jawaban ya.

commit to user

anak sesuai dengan tahap perkembangannya (S).

(3) Apabila jumlah jawaban ‘ya’ = 7 atau 8, perkembangan

anak meragukan (M).

(4) Apabila jumlah jawaban ‘ya’ ≤ 6, kemungkinan ada

penyimpangan (P).

(5) Untuk jawaban ‘tidak’, perlu dirinci jumlah jawaban

‘tidak’ menurut jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian).

Dokumen terkait