• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unit penangkap ikan yang dioperasikan oleh nelayan-nelayan di Kabupaten Lombok Timur terdiri dari 13 jenis unit penangkap ikan. Adapun jenis unit penangkap ikan tersebut yaitu payang, pukat pantai, pukat cincin, jaring insang hanyut, jaring klitik, jaring insang tetap, jaring lingkar, bagan perahu, bagan tancap, rawai hanyut, pancing tonda, pancing ulur, dan pancing lainnya. Kesemua jenis unit penangkap ikan tersebut mengalami jumlah yang berfluktuasi selama lima tahun terakhir. Adapun jenis unit penangkap ikan yang banyak digunakan oleh nelayan-nelayan di Kabupaten Lombok Timur yaitu rawai hanyut, dimana jumlahnya mencapai 1.038 unit dalam kurun waktu tiga tahun terakhir (2008 – 2010). Sedangkan jenis alat tangkap yang paling sedikit digunakan oleh nelayan-nelayan di Kabupaten Lombok Timur adalah pukat pantai, yang jumlahnya hanya 12 unit selama tiga tahun terakhir (2008 – 2010). Informasi mengenai jumlah unit penangkap ikan di Kabupaten Lombok Timur dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Jumlah unit penangkap ikan menurut jenisnya di Kabupaten Lombok Timur (unit) Jenis Alat Penangkap Ikan Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Payang 555 555 395 395 395 Pukat pantai 0 0 12 12 12 Pukat cincin 130 130 49 49 49

Jaring insang hanyut 290 290 290 290 290

Jaring klitik 422 422 898 898 898

Jaring insang tetap 347 347 622 622 622

Jaring lingkar 109 109 12 12 12 Bagan perahu 32 32 30 30 30 Bagan tancap 63 63 70 70 70 Rawai hanyut 977 823 1.038 1.038 1.038 Pancing tonda 968 968 968 998 998 Pancing ulur 102 302 556 556 556 Pancing lainnya 650 450 834 834 834 Total 4.645 4.491 5.774 5.804 5.804

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB (2007 – 2011)

Secara umum, nelayan dikategorikan menjadi tiga kategori, yaitu nelayan penuh, nelayan sambilan utama, dan nelayan sambilah tambahan. Nelayan penuh adalah orang yang pekerjaannya adalah sebagai nelayan, tidak memiliki pekerjaan

lainnya. Nelayan sambilan utama adalah orang yang melakukan pekerjaan nelayan sebagai sambilan utamanya dan memiliki pekerjaan lainnya. Nelayan sambilan tambahan adalah orang yang memiliki pekerjaan sambilan sebagai nelayan dan memiliki pekerjaan utama yang lainnya. Ketiga kategori nelayan ini pun diterapkan oleh Kabupaten Lombok Timur dalam mendata jumlah nelayan yang ada di kabupaten tersebut.

Kategori nelayan penuh yang terdapat di Kabupaten Lombok Timur memiliki jumlah yang konstan sejak tahun 2006 hingga tahun 2010, yaitu 11.342 orang. Sedangkan untuk kategori nelayan sambilan utama, jumlahnya mengalami peningkatan selama kurun waktu lima tahun terakhir, yaitu dari jumlah 6.290 orang pada tahun 2006 dan 2007 menjadi 6.947 orang pada tahun 2008 hingga tahun 2010. Berbeda dengan kategori nelayan sambilan tambahan yang jumlahnya berkurang, dari 2.687 orang pada tahun 2006 dan 2007 menjadi 2.113 orang pada tahun 2008 hingga tahun 2010. Lebih rinci, jumlah nelayan di Kabupaten Lombok Timur tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Jumlah nelayan perikanan tangkap menurut kategori nelayan di Kabupaten Lombok Timur

Tahun

Kategori Nelayan (Orang)

Total (Orang) Nelayan Penuh Nelayan Sambilan Utama Nelayan Sambilan Tambahan 2006 11.340 6.290 2.687 20.317 2007 11.342 6.292 2.687 20.321 2008 11.342 6.497 2.113 19.952 2009 11.342 6.497 2.113 19.952 2010 11.342 6.497 2.113 19.952

5

HASIL

5.1 Deskripsi Unit Penangkapan Pancing Tonda

Unit penangkapan ikan yang digunakan oleh nelayan di Kabupaten Lombok Timur untuk menangkap ikan cakalang adalah pancing tonda. Unit penangkapan ikan yang dimaksud terdiri dari alat tangkap, kapal dan nelayan. Selanjutnya, akan dijelaskan mengenai unit penangkapan ikan pancing tonda yang terdapat di Kabupaten Lombok Timur.

5.1.1 Alat tangkap

Pancing tonda yang dioperasikan oleh nelayan di Kabupaten Lombok Timur hampir sama dengan pancing tonda di daerah lainnya, yaitu pancing yang pengoperasiannya dengan cara ditarik dengan kapal. Penarikan pancing tonda tersebut dilakukan di sekitar rumpon. Pancing tonda di Kabupaten Lombok Timur menggunakan umpan buatan yang biasanya terbuat dari kain sutra, namun terdapat pula beberapa nelayan pancing tonda tersebut yang menggunakan plastik, sendok, bekas CD, ataupun bahan-bahan yang mengkilap lainnya sebagai umpan buatan. Gambar 13 menunjukkan bentuk umpan buatan berupa kain sutra yang digunakan oleh nelayan pancing tonda di Kabupaten Lombok Timur.

Gambar 13 Umpan buatan yang terbuat dari kain sutra yang dibuat oleh nelayan pancing tonda di Kabupaten Lombok Timur

Pancing tonda yang dioperasikan di wilayah Kabupaten Lombok Timur memiliki panjang tali utama antara 15 – 25 meter. Tali utama tersebut terbuat dari bahan nylon. Nomor mata pancing yang digunakan oleh nelayan pancing tonda tersebut yaitu nomor 7 dan 8. Adapun jumlah pancing yang ditonda atau ditarik

dalam sekali pengoperasian adalah 4 – 6 pancing, bergantung pada jumlah ABK yang melaut. Pancing tonda yang dioperasikan oleh nelayan di Kabupaten Lombok Timur ditunjukkan pada Gambar 14.

Gambar 14 Pancing tonda yang dioperasikan di Kabupaten Lombok Timur

Pengoperasian pancing tonda di Kabupaten Lombok Timur sama saja dengan pengoperasian pancing tonda di daerah lainnya di Indonesia. Pertama- tama, nelayan melakukan pemasangan tali utama yang telah dilengkapi dengan mata pancing dan umpan buatan pada bagian belakang kapal. Selanjutnya, kapal akan dihidupkan untuk menarik atau menonda tali utama tersebut. Penondaan dilakukan setiap ± 2 jam sekali. Ilustrasi dari posisi pancing tonda pada saat pengoperasian bila dilihat dari atas ditunjukkan pada Gambar 15.

Gambar 15 Ilustrasi pancing tonda pada saat dioperasikan (tampak atas)

5.1.2 Kapal

Kapal yang digunakan oleh nelayan pancing tonda di Kabupaten Lombok Timur memiliki panjang total berkisar antara 12 – 17 meter, dengan lebar kapal 2 – 4 meter dan tinggi kapal 1 – 3 meter atau dengan kata lain ukuran kapal pancing tonda di Kabupaten Lombok Timur adalah antara 12 – 18 GT. Hampir

semua kapal pancing tonda di Kabupaten Lombok Timur memiliki dua mesin, yaitu mesin utama dan mesin bantu. Adapun material kapal pancing tonda tersebut adalah kayu. Gambar kapal pancing tonda di Kabupaten Lombok Timur ditunjukkan pada Gambar 16.

Gambar 16 Kapal pancing tonda di Kabupaten Lombok Timur

Kapal pancing tonda di Kabupaten Lombok Timur dilengkapi dengan palkah yang terbuat dari triplex dan fiber (Gambar 17). Jumlah palkah dalam kapal tersebut antara 3 – 4 palkah yang masing-masing palkah berkapasitas ± 1,5 ton. Pada saat melakukan trip penangkapan, para nelayan pancing tonda tersebut membawa es balok untuk menjaga kesegaran ikan hasil tangkapan. Jumlah es balok yang dibawa dalam satu kali trip penangkapan yaitu antara 115 – 165 balok es.

Gambar 17 Palkah yang terdapat pada kapal pancing tonda di Kabupaten Lombok Timur

Kapal pancing tonda yang digunakan oleh nelayan di Kabupaten Lombok Timur memiliki ruangan-ruangan yang sama persis antar kapal yang satu dengan

yang lainnya. Kapal tersebut dilengkapi dengan ruang kemudi, ruang masak, ruang mesin, dan ruang istirahat. Yang membedakan antar kapal pancing tonda tersebut yaitu terdapat beberapa kapal yang ruang kemudi dan ruang masaknya merupakan ruang tertutup sedangkan kapal yang lainnya tidak memiliki ruang tertutup untuk ruang kemudi dan ruang masaknya. Gambar 18 memperlihatkan posisi masing-masing ruangan tersebut di atas kapal.

Keterangan:

1. Tempat pengoperasian pancing tonda 2. Ruang kemudi

3. Ruang masak 4. Ruang mesin 5. Palkah

6. Tempat menyimpan pancing tonda 7. Ruang istirahat

Gambar 18 Ilustrasi posisi ruangan di atas kapal pancing tonda di Kabupaten Lombok Timur

5.1.3 Alat bantu penangkapan

Alat bantu penangkapan yang digunakan oleh nelayan pancing tonda di Kabupaten Lombok Timur yaitu rumpon, seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Satu unit rumpon tersebut umumnya digunakan oleh 3 – 6 kelompok nelayan atau 3 – 6 unit penangkapan pancing tonda. Rumpon digunakan oleh nelayan sebagai alat untuk mengumpulkan ikan, dimana dengan adanya keberadaan rumpon tersebut maka nelayan memiliki daerah penangkapan ikan yang tetap sehingga nelayan tidak perlu berburu ikan. Dengan kata lain, posisi rumpon merupakan daerah penangkapan ikan bagi nelayan pancing tonda di Kabupaten Lombok Timur.

1 2 3 4 5 5 5 6 7 1 2 3 4 5 5 5 6

Rumpon milik nelayan pancing tonda di Kabupaten Lombok Timur berada pada Wilayah Pengelolaan Perairan (WPP) 573 dikarenakan ikan yang menjadi target penangkapan (yaitu ikan cakalang) dominan berada pada sekitar WPP 573 tersebut. Perlu diinformasikan bahwa wilayah perairan yang termasuk ke dalam WPP 573 yaitu perairan Samudera Hindia sebelah selatan Jawa hingga sebelah selatan Nusa Tenggara, Laut Sawu dan Laut Timor bagian barat. Adapun wilayah perairan pada WPP 573 yang merupakan posisi rumpon yang menjadi daerah penangkapan ikan nelayan pancing tonda di Kabupaten Lombok Timur yaitu perairan selatan Nusa Tenggara. Adapun jarak antara PPP Labuhan Lombok dengan posisi rumpon tersebut yaitu antara 30 – 170 mil. Informasi lain yang diperoleh mengenai posisi rumpon milik nelayan pancing tonda di PPP Labuhan Lombok yaitu rumpon tersebut dipasang maksimal 12 mil dari daratan terdekat.

Rumpon yang digunakan oleh nelayan pancing tonda di Kabupaten Lombok Timur terdiri dari pelampung, tali, daun kelapa, dan pemberat. Pelampung pada rumpon terdiri dari sterofoam yang berukuran kira-kira 2,5 meter x 1 meter; bambu yang diikatkan pada keempat sisi panjang sterofoam; serta ban bekas mobil yang dipasang pada kesemua bagian sterofoam. Tali pada rumpon digunakan sebagai tempat mengikatkan daun kelapa dan pemberat. Tali tersebut dipasang pada keempat sisi sterofoam dan masing-masing tali dilengkapi dengan daun kelapa dan pemberat. Tali yang digunakan tersebut memiliki panjang antara 1000 – 3000 meter, bergantung pada dalamnya perairan tempat rumpon dipasang. Pemberat yang digunakan pada rumpon tersebut terbuat dari beton yang memiliki berat 50 kg, sehingga total pemberat yang digunakan pada rumpon tersebut yaitu 200 kg. Daun kelapa yang merupakan bagian penting pada rumpon dipasang sekitar 5 meter ke bawah dari sterofoam. Gambar 19 menunjukkan bentuk pelampung pada rumpon milik nelayan pancing tonda di Kabupaten Lombok Timur dan Gambar 20 menunjukkan ilustrasi dari rumpon tersebut pada saat dipasang diperairan.

Gambar 19 Bentuk pelampung pada rumpon milik nelayan pancing tonda di Kabupaten Lombok Timur

Gambar 20 Ilustrasi rumpon milik nelayan pancing tonda di Kabupaten Lombok Timur saat dipasang diperairan

5.1.4 Nelayan

Nelayan pancing tonda di Kabupaten Lombok Timur merupakan nelayan andon (nelayan pendatang) yang sebagian besar berasal dari Sulawesi Selatan. Nelayan tersebut melakukan kegiatan melaut selama 10 – 14 hari dalam satu kali trip. Jumlah nelayan dalam satu kapal pancing tonda setiap melakukan kegiatan melaut adalah antara 4 – 6 orang nelayan. Adapun dari sejumlah nelayan tersebut, satu orang nelayan bertugas sebagai nahkoda dan sisanya sebagai ABK.

Nelayan pancing tonda di Kabupaten Lombok Timur menguasai alat tangkap yang mereka operasikan dengan belajar sendiri dan mengamati para seniornya. Tidak ada nelayan yang belajar secara formal untuk mengoperasikan alat tangkap pancing tonda. Informasi mengenai daerah penangkapan ikan diperoleh para nelayan pancing tonda tersebut dari juragan mereka, dimana juragan tersebut memberikan informasi berdasarkan data lintang dan bujur dari catatan GPS.

Dokumen terkait