• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKERASAN BETON SEMEN PORTLAND

Dalam dokumen PROSEDUR DAN METHODE PELAKSANAAN. docx (Halaman 33-37)

S9.08 (1) Uraian

Pekerjaan ini meliputi pembuatan lapisan perkerasan beton semen-portland, sebagaimana disyaratkan dengan ketebalan dan bentuk penampang melintang seperti yang tertera pada Gambar atau instruksi Konsultan Pengawas.

Pekerjaan ini mencakup juga pembuatan perkerasan beton semen untuk Fasilitas Tol (di daerah Gerbang Tol).

S9.08 (2) Ketentuan yang mengikat

Ketentuan pada Pasal S10.01 (Beton Struktur) dan S10.02 (Baja Tulangan) merupakan bagian dari Pasal ini.

S9.08 (3) Material (a) Agregat

Material pokok untuk perkerasan beton harus sesuai dengan ketentuan Pasal S10.01 (2), kecuali agregat kasar harus berupa batu pecah.

(b) Baja Tulangan

(i) Baja tulangan (reinforcing steel) harus sesuai dengan ketentuan Pasal S10.02 dan detailnya tertera pada Gambar.

(ii) Tulangan baja untuk jalur jalan kendaraan harus berupa anyaman baja atau tulangan profil sebagaimana terlihat pada Gambar. Tulangan anyaman baja harus

sesuai dengan persyaratan dari AASHTO M 55, tulangan ini harus berupa lembaran-lambaran datar dan merupakan suatu jenis yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. (iii) Tulangan tarik harus berupa batang-batang baja berulir sesuai dengan AASHTO M 31.

(c) Bahan pengisi sambungan (joint filler)

Bahan pengisi tuang (Poured filler) untuk sambungan harus sesuai dengan ketentuan AASHTOM 173.

Bahan pengisi padat (Preformed filler) untuk sambungan harus sesuai dengan ketentuan AASHTO M 33, AASHTOM 153, AASHTO M 213, atau AASHTO M 220, seperti ketentuan dalam Gambar atau instruksi Konsultan Pengawas dan harus diberi lubang untuk memasang dowel.Filler untuk setiap sambungan harus berupa satu lembaran untuk seluruh kedalaman dan lebar yang diperlukan untuk sambungan, kecuali bila ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas. Bila boleh digunakan lebih dari satu lembar, ujung yang bersentuhan harus dikencangkan sampai rapat, dengan penjepit atau cara lain yang disetujui Konsultan Pengawas.

(d) Membran Kedap Air ( Slip Sheet Membrane )

Membran atau sekat untuk lapisan tahan air di bawah perkerasan harus berupa lembaran Polyethene dengan tebal 125 mikron.Bila diperlukan sambungan, maka harus dibuat overlaping sekurang-kurangnya harus 300 mm.

(e) Curing Materials

CuringMaterials harus sesuai dengan ketentuan berikut, atau material lain yang disetujui Konsultan Pengawas:

Liquid Membrane-Forming Compounds for AASHTO M 148 Curing Concrete - type 2 White Pigmented

(f) Beton

(i) Bahan Pokok Campuran

Persetujuan untuk proporsi bahan pokok campuran akan didasarkan pada hasil percobaan campuran (trial mix) yang dibuat oleh Kontraktor sesuai ketentuan Pasal S10.01 dari Spesifikasi ini.

Jumlah semen dalam setiap meter kubik beton padat tidak boleh kurang dari jumlah dalam percobaan campuran yang disetujui. Pemakaian semen yang terlalu tinggi tidak dikehendaki dan Kontraktor harus mendasarkan desain campurannya (mix design) pada campuran yang paling hemat yang memenuhi semua persyaratan.

Agregat kasar dan halus harus sesuai dengan ketentuan Pasal S10.01.Untuk menentukan perbandingan agregat kasar dan agregat halus, proporsi agregat halus harus dibuat minimum.Akan tetapi, sekurang-kurangnya 40% agregat dalam campuran beton terhadap berat haruslah agregat halus yang didefinisikan sebagai agregat yang lolos ayakan 4,75 mm. Agregat gabungan tidak boleh mengandung bahan yang lebih halus dari 0,075 mm sebesar 2% kecuali bahan pozolan.Bila perbandingan yang tepat telah ditentukan dan disetujui, maka setiap perubahan terhadap perbandingan itu harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

Kontraktor boleh memilih agregat kasar sampai ukuran maksimum 40 mm, asal tetap sesuai dengan alat yang digunakan dan kerataan permukaan tetap dapat dijamin.Bila menurut pendapatnya perlu, Konsultan Pengawas dapat meminta Kontraktor untuk mengubah ukuran agregat kasar.

Abu Terbang maksimum yang dapat digunakan adalah 25 % dari berat bahan pengikat hanya untuk pemakaian Ordinary Portland Cement (OPC) Tipe I dan tidak dapat digunakan untuk pemakaian semen tipe Portland Composite Cement (PCC) dan Portland Pozzolana Cement (PPC)

Bahan Tambahan kimiawi yang digunakan harus sesuai dengan AASHTO M194-06.Bahan tambahan yang mengandung calcium chloride, calcium formate, dan triethanolamine tidak boleh digunakan.

Kondisi berikut harus dipenuhi:

a) Untuk kombinasi 2 (dua) atau lebih bahan tambahan, kompatibilas bahan tambahan tersebut harus dinyatakan dengan sertifikat tertulis dari produser.

b) Untuk campuran dengan fly ash kurang dari 50 kg/m3, kontribusi alkali total (dinyatakan dengan Na2O ekivalen) dari semua bahan tambahan yang digunakan pada campuran tidak boleh melebihi 0,20 kg/m3.

Super plasticizer/hinge range water reducer dapat digunakan atas persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.

(ii) Kekuatan Beton

Kuat lentur (flexural strength) minimum tidak boleh kurang dari 45 kg/cm2 pada umur 28 hari, bila dites dengan third point method menurut AASHTO T 97.

Kuat lentur beton minimum pada umur 7 hari disyaratkan 80% dari kuat lentur (flexural strength) minimum.

Percobaan campuran (trial mix) di laboratorium yang dibuat oleh Kontraktor, harus sedemikian rupa sehingga flexural strength yang dihasilkan menunjukkan margin

dengan probabilitas nilai flexural strength hasil tes yang lebih rendah dari flexural strength minimum yang ditentukan, tidak lebih dari 1% (satu perseratus).

(iii) Pengambilan contoh Beton

Untuk tujuan dari Pasal ini, suatu lot akan didefinisikan sebagai sampai 50 m3 untuk yang dibentuk dengan acuan bergerak dan sampai 30 m3 untuk yang dibentuk dengan acuan tetap.

Untuk setiap lot, dua pasang benda uji balok harus dicetak untuk pengujian kuat lentur, sepasang yang pertama untuk 7 hari dan sepasang lainnya pada umur 28 hari.

Bilamana hasil pengujian kuat lentur diatas tidak mencapai 90% dari kuat lentur yang disyaratkan dalam Pasal S9.08(3)(f)(ii) maka pengambilan benda uji inti (core) di lapangan,minimum 4 benda uji, untuk pengujian kuat tekan dapat dilakukan. Jika kuat tekan benda uji inti (core) yang diperoleh ini mencapai kuat tekan yang diperoleh dari campuran beton yang sama, yang digunakan untuk pengujian kuat lentur sebelumnya, maka produk beton ini dapat diterima untuk pembayaran.

(iv) Konsistensi untuk Perkerasan Beton Semen

Konsistensi beton harus ditentukan dengan mengukur slump sesuai dengan SNI 1972 : 2008. Penyedia Jasa harus mengusulkan slump untuk setiap campuran beton dengan rentang :

- 20 – 50 mm untuk beton yang akan dibentuk dengan acuan berjalan (slipform)

a) Untuk kombinasi 2 (dua) atau lebih bahan tambahan, kompatibilas bahan tambahan tersebut harus dinyatakan dengan sertifikat tertulis dari produser.

b) Untuk campuran dengan fly ash kurang dari 50 kg/m3, kontribusi alkali total (dinyatakan dengan Na2O ekivalen) dari semua bahan tambahan yang digunakan pada campuran tidak boleh melebihi 0,20 kg/m3.

Super plasticizer/hinge range water reducer dapat digunakan atas persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.

(ii) Kekuatan Beton

Kuat lentur (flexural strength) minimum tidak boleh kurang dari 45 kg/cm2 pada umur 28 hari, bila dites dengan third point method menurut AASHTO T 97.

Kuat lentur beton minimum pada umur 7 hari disyaratkan 80% dari kuat lentur (flexural strength) minimum.

Percobaan campuran (trial mix) di laboratorium yang dibuat oleh Kontraktor, harus sedemikian rupa sehingga flexural strength yang dihasilkan menunjukkan margin

dengan probabilitas nilai flexural strength hasil tes yang lebih rendah dari flexural strength minimum yang ditentukan, tidak lebih dari 1% (satu perseratus).

(iii) Pengambilan contoh Beton

Untuk tujuan dari Pasal ini, suatu lot akan didefinisikan sebagai sampai 50 m3 untuk yang dibentuk dengan acuan bergerak dan sampai 30 m3 untuk yang dibentuk dengan acuan tetap.

Untuk setiap lot, dua pasang benda uji balok harus dicetak untuk pengujian kuat lentur, sepasang yang pertama untuk 7 hari dan sepasang lainnya pada umur 28 hari.

Bilamana hasil pengujian kuat lentur diatas tidak mencapai 90% dari kuat lentur yang disyaratkan dalam Pasal S9.08(3)(f)(ii) maka pengambilan benda uji inti (core) di lapangan,minimum 4 benda uji, untuk pengujian kuat tekan dapat dilakukan. Jika kuat tekan benda uji inti (core) yang diperoleh ini mencapai kuat tekan yang diperoleh dari campuran beton yang sama, yang digunakan untuk pengujian kuat lentur sebelumnya, maka produk beton ini dapat diterima untuk pembayaran.

(iv) Konsistensi untuk Perkerasan Beton Semen

Konsistensi beton harus ditentukan dengan mengukur slump sesuai dengan SNI 1972 : 2008. Penyedia Jasa harus mengusulkan slump untuk setiap campuran beton dengan rentang :

Dalam dokumen PROSEDUR DAN METHODE PELAKSANAAN. docx (Halaman 33-37)

Dokumen terkait