• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlakuan penelitian menggunakan perhitungan rata-rata sederhana dengan percobaan 4 perlakuan dan untuk setiap perlakuan dibuat sebanyak 10 kali ulangan. Adapun perlakuan-perlakuan tersebut yaitu :

p1 : waktu penyungkupan 15 hari p2 : waktu penyungkupan 30 hari p3 : waktu penyungkupan 45 hari p4 : waktu penyungkupan 60 hari D. Prosedur Penelitian

1. Persiapan media tanam aklimatisasi

Media tanam aklimatisasi berupa campuran tanah, akar pakis dan arang sekam. Sebelum digunakan media tanam terlebih dahulu disterilkan dengan menggunakan autoklaf selama 15 menit dengan temperatur 1210C. Media tanam dicampur dengan perbandingan 1:1:1 menggunakan alat takaran berupa gelas air mineral. Kemudian dimasukkan kedalam pot kecil/pot gelas yang disediakan.

2. Persiapan planlet anggrek

Planlet anggrek yang siap diaklimatisasi berumur sekitar 3 bulan dan tinggi planlet mencapai penutup botol dengan jumlah daun sekitar 3-4 daun serta warna daun hijau tua.

3. Penanaman planlet

Planlet kultur jaringan anggrek dikeluarkan dari dalam botol secara hati-hati sehingga tidak menyebabkan kerusakan bagian tanaman terutama akar, dengan menggunakan pinset panjang. Agar-agar yang menempel pada bagian akar dibersihkan dengan air mengalir, setelah bersih direndam dengan dithane M-45 konsentrasi 5 g/l selama 20 menit.

Selanjutnya dikeringanginkan di atas selembar koran kemudian ditanam dalam media tanam yang telah dipersiapkan. Satu pot berisi satu tanaman. Setelah ditanam, media di semprot zat pengatur tumbuh (ZPT).

4. Pengukuran awal

Pengukuran awal dilakukan terhadap tinggi tanaman dan perhitungan jumlah daun. Pengukuran awal dilakukan setelah planlet ditanam. Pengukuran dilakukan dari pangkal batang sampai ujung tunas tertinggi dengan menggunakan penggaris. Sedangkan perhitungan jumlah daun dilakukan pada daun yang telah membuka sempurna.

5. Perlakuan penelitian

Setelah planlet ditanam, kemudian dilakukan penyungkupan dengan menggunakan plastik transparan. Lamanya waktu penyungkupan disesuaikan dengan masing-masing perlakuan. Untuk perlakuan waktu penyungkupan 15 hari, selama 15 hari tanaman disungkup kemudian

sungkup dibuka. Begitu pula untuk perlakuan waktu penyungkupan 30, 45, dan 60 hari tanaman disungkup sesuai perlakuan kemudian dibuka.

6. Pemberian label

Masing-masing pot diberi label sesuai dengan perlakuan dan selanjutnya disusun secara acak pada tempat yang bersih, teduh dan tidak terkena matahari langsung.

7. Pemeliharaan a. Penyiraman

Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari dengan menyiram sungkup yang menutupi tanaman agar tanaman selalu terjaga kelembabannya. Setelah sungkup dibuka penyiraman dilakukan satu kali sehari dengan menyiram bagian media tanam dan seluruh bagian tanaman.

b. Penyiangan

Penyiangan dilakukan apabila terdapat gulma di dalam pot tanaman.

E. Pengambilan data

1. Pertambahan tinggi tanaman (cm)

Pertambahan tinggi tanaman diambil dengan cara mengukur tinggi tanaman terakhir dikurangi dengan tinggi tanaman awal, dilakukan saat tanaman berumur 30 dan 60 hari setelah aklimatisasi.

2. Pertambahan jumlah daun (helai)

Pertambahan jumlah daun dihitung pada daun yang telah membuka sempurna, dengan cara jumlah daun terakhir dikurangi dengan jumlah daun awal. Dilakukan pada saat tanaman berumur 30 dan 60 hari setelah aklimatisasi.

3. Presentase tumbuh

Presentase tumbuh planlet anggrek dihitung pada umur 60 hari setelah aklimatisasi atau hari terakhir pengamatan.

F. Pengolahan data

Untuk mengetahui pengaruh waktu penyungkupan (p) terhadap pertumbuhan pertambahan tinggi tanaman dan jumlah daun planlet anggrek data diolah dengan menggunakan rumus rataan sederhana menurut Nugroho (1995), yaitu :

x!

= ∑ #

$

Keterangan :

x!

= rata-rata hitung n = banyaknya data

∑x = jumlah variasi yang diteliti

Untuk menghitung presentase tumbuh planlet anggrek dihitung menggunakan rumus di bawah ini :

P = ∑ %&'$&() *'$+ ,-./%

∑ %&'$&() *'$+ .-'0&-1')-2'2- x 100 %

Keterangan : P = Presentase tumbuh (%)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Pertambahan tinggi tanaman

Hasil pengamatan terhadap rata-rata pertambahan tinggi tanaman anggrek dendrobium dengan waktu penyungkupan yang berbeda umur 30 dan 60 hari setelah aklimatisasi (HSA) dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Rata-rata pertambahan tinggi tanaman anggrek dendrobium umur 30 dan 60 hari setelah aklimatisasi (cm).

No Perlakuan

Pada tabel 1 di atas berdasarkan perhitungan rataan sederhana terlihat bahwa rata-rata pertambahan tinggi tanaman anggrek dendrobium umur 30 hari setelah aklimatisasi hasil tertinggi ditunjukkan pada tanaman anggrek dendrobium dengan lama penyungkupan 15 hari (p1) yaitu dengan rata-rata pertambahan tinggi tanaman 1,25 cm.

Sedangkan hasil terendah ditunjukkan pada perlakuan penyungkupan 60 hari (p4) yaitu dengan rata-rata pertambahan tinggi tanaman 0,88 cm.

Begitu pula rata-rata pertambahan tinggi tanaman anggrek dendrobium umur 60 hari setelah aklimatisasi hasil tertinggi ditunjukkan dengan perlakuan 15 hari penyungkupan (p1) yaitu dengan rata-rata

pertambahan tinggi tanaman 1,32 cm dan untuk hasil terendah ditunjukkan pada perlakuan penyungkupan 60 hari (p4) yaitu dengan rata-rata pertambahan tinggi tanaman 0,92 cm.

2. Pertambahan jumlah daun

Hasil pengamatan terhadap rata-rata pertambahan jumlah daun anggrek dendrobium dengan waktu penyungkupan yang berbeda tanaman umur 30 dan 60 hari setelah aklimatisasi (HSA) dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini.

Tabel 2. Rata-rata pertambahan jumlah daun tanaman anggrek dendrobium umur 30 dan 60 hari setelah aklimatisasi (helai) No Perlakuan

Pada tabel 2 di atas berdasarkan perhitungan rumus rataan sederhana terlihat bahwa rata-rata pertambahan jumlah daun tanaman anggrek dendrobium umur 30 hari setelah aklimatisasi menunjukkan hasil sama rata yaitu dengan rata-rata pertambahan jumlah daun 1 helai pada setiap perlakuan. Pada rata-rata pertambahan jumlah daun pada tanaman umur 60 hari setelah aklimatisasi, hasil tertinggi ditunjukkan oleh tanaman dengan perlakuan penyungkupan selama 15 hari (p1) yaitu dengan rata-rata pertambahan jumlah daun sebanyak 2 helai

dibandingkan dengan perlakuan yang lain yang rata-rata pertambahan jumlah daunnya 1 helai.

3. Presentase tumbuh

Hasil pengamatan presentase tumbuh terhadap aklimatisasi anggrek dendrobium dengan waktu penyungkupan yang berbeda tanaman umur 60 hari setelah aklimatisasi (HSA) dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini :

Tabel 3. Presentase tumbuh tanaman anggrek dendrobium umur 60 hari setelah aklimatisasi (HSA)

No Perlakuan ∑ parameter yang

diamati ∑ yang hidup presentasi

1 p1 10 10 100%

2 p2 10 10 100%

3 p3 10 10 100%

4 p4 10 10 100%

Pada tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa presentase tumbuh aklimatisasi anggrek dendrobium untuk semua perlakuan adalah 100%.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan waktu penyungkupan terhadap aklimatisasi planlet anggrek dendrobium (Dendrobium sp) pertambahan rata-rata tinggi tanaman bervariasi antara perlakuan waktu penyungkupan 15 hari (p1), waktu penyungkupan 30 hari (p2), waktu penyungkupan 45 hari (p3) dan waktu penyungkupan 60 hari (p4). Pengamatan dan pengukuran karakter morfologis planlet anggrek dendrobium hasil perlakuan waktu penyungkupan umur 30 dan 60 hari setelah aklimatisasi dilakukan terhadap pertambahan tinggi tanaman dan jumlah daun karena hal ini

merupakan komponen utama pertumbuhan vegetatif suatu tanaman.

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dari bagian pangkal batang hingga ujung tunas tertinggi dengan menggunakan penggaris.

Dari pengamatan dan perhitungan pada umur 30 hari setelah aklimatisasi, perlakuan p1 lebih tinggi yaitu dengan rata-rata tinggi tanaman 1,25 cm dari p2, p3 dan p4. Setelah satu bulan kemudian yaitu pada umur 60 hari setelah aklimatisasi terjadi selisih yang tidak terlalu tinggi antara perlakuan waktu penyungkupan 15 hari (p1) dengan perlakuan waktu penyungkupan 30 hari (p2) yaitu dengan rata-rata selisih hanya sekitar 0,22 cm. Pada rata-rata pertambahan jumlah daun pada umur 30 hari setelah aklimatisasi, tidak terjadi perbedaan pada pertambahan jumlah daun pada setiap perlakuan. Tetapi pada umur 60 hari setelah aklimatisasi perlakuan waktu penyungkupan 15 hari (p1) menunjukkan hasil tertinggi pertambahan jumlah daun 2 helai.

Melihat hasil yang diperoleh bahwa waktu penyungkupan 15 hari (p1) selalu memberikan hasil tertinggi untuk veriabel pertambahan tinggi tanaman. Hal ini diduga karena waktu tersebut merupakan waktu yang optimal untuk lamanya penyungkupan aklimatisasi anggrek dan dapat direspon dengan baik oleh tanaman. Sesuai pendapat Yusnita (2003), pada tahap aklimatisasi, planlet atau tunas mikro dipindahkan ke lingkungan luar botol seperti rumah kaca atau rumah plastik. Prosedur pembiakan baru berhasil bila planlet dapat diaklimatisasi kekondisi eksternal dengan keberhasilan tinggi. Dengan cara tanaman disungkup terlebih dahulu dengan waktu yang tepat akan memudahkan proses peralihan tanaman menjadi berhasil.

Pada perlakuan waktu penyungkupan 60 hari, rata-rata pertambahan tinggi tanaman dan jumlah daun paling rendah diantara perlakuan yang lain.

Hal ini diduga karena tanaman tidak mampu tumbuh dengan baik pada waktu penyungkupan tersebut menyebabkan kelembaban terlalu tinggi sehingga transpirasi tidak berjalan dengan baik. Dijelaskan oleh Yuwono (2008), tanaman yang diperbanyak secara in vitro biasanya tidak mempunyai lapisan lilin (kutikula) yang sempurna sehingga hal ini dapat memperbesar transpirasi air dari dalam sel tanaman. Selain itu stomata biasanya juga tidak dapat berfungsi sempurna karena stomata yang terbuka pada tanaman in vitro menyebabkan transpirasi menjadi semakin besar. Didukung oleh pendapat Lakitan (2004), semakin stomata membuka lebar maka semakin banyak pula tanaman kehilangan air. Laju transpirasi ditentukan oleh 2 hal, yakni : perbedaan kerapatan uap air dan daya hantar stomata. Kerapatan uap air di udara dipengaruhi pada kelembaban nisbi dan suhu udara.

Hal ini didukung lagi oleh pendapat Heddy (1990), jika kelembaban udara disekeliling tanaman relatif tinggi maka transpirasi akan menurun.

Salah satu keuntungan transpirasi pada tanaman adalah mempercepat laju pengangkutan unsur hara. Jadi semakin rendah transpirasi pada tanaman, penyerapan unsur hara juga terhambat mengakibatkan pertumbuhan pada tanaman juga ikut terhambat (Lakitan, 2004)

Pada tabel 3 memperlihatkan presentase tumbuh tanaman anggrek yang hidup hasil perlakuan waktu penyungkupan umur 60 hari setelah aklimatisasi. Hal ini diduga tanaman mampu beradaptasi dengan lingkungan in vivo serta mampu melewati masa kritis. Menurut Santoso dan Nursandi (2004), kultur in vitro selesai saat terbentuk planlet dan akar yang berfungsi.

Selanjutnya adalalah pemindahan planlet ke tanah masa ini adalah masa yang kritis dalam perbanyakan tanaman. Planlet harus menyesuaikan diri dari kondisi heterotrop menjadi autotrop. Keadaan in vivo yang harus dihadapi planlet adalah kelembaban yang berkurang, intensitas cahaya yang lebih tinggi dan temperatur yang lebih tinggi.

Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan :

1. Waktu penyungkupan 15 hari menunjukkan hasil tertinggi pada rata -rata pertambahan tinggi tanaman anggrek dendrobium umur 30 dan 60 hari setelah aklimatisasi yaitu 1,25 cm dan 1,32 cm. Sedangkan untuk waktu penyungkupan 60 hari menunjukkan hasil terendah pada rata -rata pertambahan tinggi tanaman umur 30 dan 60 hari setelah aklimatisasi yaitu 0,88 cm dan 0,92 cm.

2. Rata -rata pertambahan jumlah daun anggrek dendrobium umur 30 hari setelah aklimatisasi tida k menunjukkan perbedaan, semua perlakuan menunjukkan pertambahan jumlah daun masing -masing 1 helai. Tetapi berbeda pada umur 60 hari setelah aklimatisasi perlakuan waktu penyungkupan 15 hari (p1) menunjukkan hasil tertinggi yaitu pertambahan jumlah daun 2 helai, sedangkan untuk waktu penyungkupan 30, 45, dan 60 hari semua sama bertambah 1 helai.

3. Presentase tumbuh untuk semua perlakuan adalah 100%.

B. Saran

1. Aklimatisasi anggrek dendrobium disarankan untuk menggunakan waktu penyungkupan selama 15 hari.

2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang waktu penyungkupan dengan lama waktu dan jenis tanaman yang berbeda.

Gunawan. 1995. Teknik Kultur Jaringan In Vitro dalam Hortikultura. Penebar Swadaya. Jakarta.

Heddy S. 1990. Biologi Pertanian Tinjauan Singkat Tentang Anatomi, Fisiologi, Sistematika, dan Genetika Dasar Tumbuh-tumbuhan. Rajawali. Jakarta.

Hendaryono. 2002. Budidaya Anggrek Dengan Bibit Dalam Botol. Kanisius.

Yokyakarta.

Hendaryono dan Wijayani. 1994. Teknik Kultur Jaringan, Pengenalan dan Petunjuk Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif-Modern . Kanisius.

Yogyakarta.

Lakitan B. 2004. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Nugroho. 1995. Ensiklopedia Matematika. Ghalia Indonesia. Jakarta

Parnata A. 2005. Panduan Budi Daya & Perawatan Anggrek. Agromedia Pustaka. Jakarta

Santoso U dan Nursandi F. 2004. Kultur Jaringan Tanaman. Universitas Muhamadiyah Malang. Malang.

Sarwono. 2002. Menghasilkan Anggrek Potong Kwalitas Prima. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Wiendi, Wattimena dan Gunawan. 1992 . Perbanyakan Tanaman . Bioteknologi tanaman. PAU Institude Pertanian Bogor

Yusnita. 2003. Kultur Jaringan Tanaman. Agromedia Pustaka. Jakarta

Yusnita. 2004. Kultur Jaringan : Cara memperbanyak Tanaman secara Efisien.

Jakarta. Agromedia pustaka.

Yuwono T. 2008. Bioteknologi Pertanian . Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta.

Lampiran 1. Tata letak penelitian

p

3

10 p

3

4 p

4

5 p

2

9

p

2

2 p

1

10 p

4

7 p

2

8

p

3

3 p

4

9 p

2

1 p

3

6 U

p

3

9 p

1

8 p

4

3 p

2

3

p

2

5 p

1

7 p

4

10 p

3

7

p

3

5 p

4

4 p

2

6 p

2

4

p

4

1 p

1

1 p

2

10 p

1

3

p

3

1 p

3

2 p

4

6 p

2

7

p

1

5 p

1

2 p

4

8 p

1

6

p

3

8 p

4

2 p

1

9 p

1

4

Lamp iran 2. Pengukuran pertambahan tinggi tanaman anggrek dendrobium pada umur 30 dan 60 hari setelah aklimatisasi (HSA) dengan perlakuan penyungkupan 15 hari (p1)

Ulangan Pengukuran awal Pengukuran 30 HSA

Ulangan Pengukuran 30 HSA

Lamp iran 3. Pengukuran pertambahan tinggi tanaman anggrek dendrobium pada umur 30 dan 60 hari setelah aklimatisasi (HSA) dengan perlakuan penyungkupan 30 hari (p2)

Ulangan Pengukuran awal Pengukuran 30 HSA

Ulangan Pengukuran 30 HSA

Lamp iran 4. Pengukuran pertambahan tinggi tanaman anggrek dendrobium pada umur 30 dan 60 hari setelah aklimatisasi (HSA) dengan perlakuan penyungkupan 45 hari (p3)

Ulangan Pengukuran awal Pengukuran 30 HSA

Ulangan Pengukuran 30 HSA

Lamp iran 5. Pengukuran pertambahan tinggi tanaman anggrek dendrobium pada umur 30 dan 60 hari setelah aklimatisasi (HSA) dengan perlakuan penyungkupan 60 hari (p4)

Ulangan Pengukuran awal Pengukuran 30 HSA

Uangan Pengukuran 30 HSA

Lamp iran 6. Perhitungan pertambahan jumlah daun tanaman anggrek dendrobium pada umur 30 dan 60 hari setelah aklimatisasi (HSA) dengan perlakuan penyungkupan 15 hari (p1)

Ulangan Pengukuran awal Pengukuran 30 HSA

Ulangan Pengukuran 30 HSA

Lamp iran 7. Perhitungan pertambahan jumlah daun tanaman anggrek dendrobium pada umur 30 dan 60 hari setelah aklimatisasi (HSA) dengan perlakuan penyungkupan 30 hari (p2)

Ulangan Pengukuran awal Pengukuran 30 HSA

Ulangan Pengukuran 30 HSA

Lamp iran 8. Perhitungan pertambahan jumlah daun tanaman anggrek dendrobium pada umur 30 dan 60 hari setelah aklimatisasi (HSA) dengan perlakuan penyungkupan 45 hari (p3)

Ulangan Pengukuran awal Pengukuran 30 HSA

Ulangan Pengukuran 30 HSA

Lamp iran 9. Perhitungan pertambahan jumlah daun tanaman anggrek dendrobium pada umur 30 dan 60 hari setelah aklimatisasi (HSA) dengan perlakuan penyungkupan 60 hari (p4)

Ulangan Pengukuran awal Pengukuran 30 HSA

Ulangan Pengukuran 30 HSA

Lamp iran 10. Dokumentasi kegiatan penelitian aklimatisasi planlet anggrek dendrobium

Gambar 1. Planlet anggrek dalam botol

Gambar 2. Bahan media tanam

Gambar 3. Alat dan bahan

Gambar 4. Pencampuran media tanam

Gambar 5. Pengisian media tanam kedalm pot gelas

Gambar 6. Pengeluaran planlet dari dalam botol

Gambar 7 . Planlet dikeringanginkan

Gambar 8 . Penanaman planlet

Gambar 9. Penyemprotan ZPT

Gambar 10. Pengukuran planlet

Gambar 11. Penyungkupan planlet

Gambar 12. Penyiraman planlet

Dokumen terkait