• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlengkapan Kebersihan

B. Data Khusus Bagian Luar

15. Perlengkapan Kebersihan

Tersedia alat-alat kebersihan seperti :Sapu lidi, sapu ijuk, serok sampah, sikat pembersih lantai, dan jaring pengambil sampah di area kolam renang dan kelengkapan lain seperti : Desinfektan (pembersih lantai)

16. APD (Alat Pelindung diri ) Petugas Kebersihan Petugas kebersihan di kolam renang khusus petugas pembersih lantau kolam renang menggunakan sepatu boot. Sedangkan APD lain seperti sarung tangan tidak digunakan karena tidak disediakan oleh pengelola kolam renang.

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Kontruksi Bangunan Kolam Renang

Bentuk dan kontruksi kolam renang merupakasn salah satu hal yang perlu memerlukan perhatian khusus karena mempengaruhi sanitasi yang ada di kolam renang itu sendiri. Montruksi yang dibahas sebagai berikut yakni:

1. Kontruksi kolam renang

Kontruksi kolam renang yang di jelaskan di bagian hasil yakni dengan system pemusatan di bagian tengah kolam renang berarti kotoran yang berada di bagian pinggir atau kedalaman 120 m akan di alirkan ke bagian

bawah kolam atau kedalaman 180 m, baru kemudian kotoran beserta air d alirkan ke pengolahan dari lubang pengurasan di bagian tengah. Namun yang terjadi ialah pembersihan kotoran dengan sikat dan vacuum hanya dilakukan pada bagian yang dirasa kotor saja. Dengan demikian apa yang diharapkan dari kontruksi kolam renang tersebut tidak terlaksana. Sebaiknya dilakukan pemusatan dalam pembersihan atau disemua bagian dilakukan pembersihan namun resiko yang akan didapat ialah air kolam renang akan kotor karena kotoran-kotoran yang dihasilkan akan mengapung atau terangkat ke bagian atas dan menyebabkan air menjadi kotor.

Jika dilihat dari kontruksi lantai dan dinding memenuhi syarat kesehatan yakni tidak licin, kedap air, berwarna terang. Lantai dan dinidng yang tidak licin memperkecil kemungkinan untuk kecelakaan perenang ketika berada dalam kolam renang. kemudian untuk lantai dan dinding yang kedap air sehingga tidak memungkinkan kebocoran pada kolam renang tersebut. Selain itu, untuk dinidng lantai tidak terdapat pegangan di dinding, dimana dinding difungsikan untuk pegangan perenang ketika terjadi kecelakaan di dalam kolam renang.

2. Kontruksi Lantai di sekitar kolam renang

Kontruksi lantai di sekitar kolam renang khususnya lantai di dekat kolam renang anak-anak cukup bagus yakni miring atau menjauh dari kolam renang. dengan demikian air yang terdapat di lantai yang dihasilkan dari air hujan atau kegiatan lain tidak mengalir ke dalam kolam renang.

Sehingga air kolam renang tetap terjaga kebersihannya. karena seperti kita ketahui air yang berasal dari lantai di areal kolam renang ialah air kotor.

Namun untuk lantai di bagian lain, kontruksinya belum landai dan menjahui kolam renang, terlihat lantai masih rata dengan kolam renang sehingga masih memungkinkan air hujan mengalir ke dalam kolam renang. Jika memungkinkan di lakukan perubahan kontruksi lantai di area dekat kolam renang, namun jika tidak memungkinkan hal lain yang dilakukan yakni frekuensi pembersihan lantai kolam renang harus di tingkatkan khususnya pada musim penghujan karena volume air yang dihasilkan lebih banyak dari biasanya.

3. Kontruksi Saluran Air Limpasan Kolam Renang

Saluran limpasan air yang berada di samping kolam renang dengan jarak ± 50 cm dari kolam renang ini perlu diperhatikan khusus. Yang diperhatikan yakni arah aliran airnya. Air limpasan kolam renang di alirkan menuju saluran air limbah yang dihasilkan dari kegiatan lain seperti kamar mandi, Jika SPAL mengalami penyumbutan maka yang akan terjadi ialah air limbah yang berasal dari kegiatan-kegiatan lain akan meluap dan dapat mengalir ke saluran limpasan air kolam renang dan tentunya air akan masuk ke dalam kolam renang. Sehingga yang akan terjadi air kolam renang akan tercemar oleh air limbah.

Keadaan ini tentunya akan memperburuk kualitas kolam renang, dimana jika memang tercemar oleh air limbah berarti perlu pengolahan khusus

atau bahkan harus dilakukan pengurasan kolam renang. Karena air limbah dapat membahayakan kesehatan bagi perenang.

Jika memungkinkan saluran air limpasan kolam renang dilakukan pengaliran sendiri dan tidak disalurakan dengan SPAL air limbah. Selain itu sebaiknya pengelola meningkatkan pembersihan saluran air kolam renang, yang dikhawartirkan ialah apabila saluran limpasan air kolam renang dalam keadaan kotor, terdapat banyak alga dan kotoran maka akan mencemari air kolam renang.

Saluran limpasan air kolam renang dapat dimanfaarkan oleh pihak kolam renang sebagai bak pencuci kaki, namun kondisi air dalam keadaan tidak mengalir sehingga dilakukan penutupan saluran kearah SPAL air limbah. Air harus memiliki kadar atau sisa clor 2 ppm ini menurut Permenkes RI No. 61 tahun 1991. Dengan memanfaatkan saluran limpasan air kolam renang menjadi bak pencuci maka akan mempermudah perenang atau pengunjung untuk membersihkan kaki dan akan meminimisasi pencemaran air kolam renang.

4. Bak Cuci Kaki

Tidak terdapat bak cuci kaki di kolam renang pahoman, Hal ini dapat menyebabkan lantai dan air kolam renang kotor ataupun terkontaminasi karena kaki pengunjung.

Sebenarnya sebelumnya telah terdapat bak cuci kaki disekitar area kolam renang, akan tetapi karena bak cuci kaki sering digunakan untuk tempat bermain anak-anak maka pihak pengelola menutup bak cuci kaki menjadi

lantai di sekitar area kolam, padahal seharusnya bak cuci kaki wajib dimiliki oleh setiap kolam renang.

Jika dilihat dari kontruksi bak pencuci kolam renang ini tidak memenuhi syarat, dimana bak pencuci kaki ini terdapat di dekat tempat ganti wanita. Hal ini dikarenakan, setelah pengunjung melakukan cuci kaki akan menginjak lantai di sekitar kolam renang, dan di sekitar kolam renang masih terdapat halaman yang tidak di plester sehingga tidak kedap air. Sehingga masih memungkinkan kaki pengunjung terkontaminasi oleh mikroorganisme . sesuai dengan Permenkes No. 61 tahun 1991 kontruksi bak pencuci ialah panjang minimal 1,5 m dan dalam 20 cm dan harus selalu terisi air yang penuh.

Sebaiknya ada perbaikan bak pencuci kaki, sehingga dan dapat dimanfaatkan kembali. Jika memungkinkan, bak pencuci kaki di bangun kembali atau memanfaat saluran air limpasan air kolam.

5. Ruang Loket

Kondisi ruang loket cukup bersih, akan tetapi tempat sampah belum memenuhi syarat karena kotak sampah tidak tertutup sehingga memungkinkan kotak sampah tersebut menjadi tempat perindukan vektor dan sarang penyakit. Selain itu penghawaan diruang loket terasa pengap, karena tidak terdapat ventilasi. Sebaiknya untuk ventilasi di ruang loket kolam renang ditambahkan ventilasi buatan misalnya seperti kipas angin atau AC sehingga sirkulasi udara yang terjadi lebih lancar dan akan membuat ruangan menjadi nyaman untuk ditempati.

6. Kamar ganti dan kamar bilas

Kamar ganti berdampingan dengan kamar bilas dengan kondisi cukup bersih, hanya saja lantainya terlihat becek karena masih adanya air yang tergenang disekitar lantai yang memungkinkan kecelakaan seperti terpeleset saat berada di kamar ganti bahkan jika genangan air dalam jumlah banyak maka akan menjadi tempat perindukan nyamuk, selain itu sebagian besar terdapat pintu yang kurang dalam keadaan baik bahkan ada beberapa kamar ganti tidak memiliki pintu sehingga menimbulkan ketidak nyamanan bagi pengunjung. Sebaiknya ada perbaikan pintu di ruang ganti agar pengunjung merasa nyaman karena keterjaminan mereka saat di berada di ruang ganti. Jika dilihat dari kebutuhan kamar bilas, sesuai dengan Permenkes No. 61 tahun 1991 1 kamar bilas untuk 40 perenang. Sedangkan di kolam renang pahoman telah disediakan tempat cuci bilas sebanyak 22 buah sehingga dapat menampung atau digunakan 880 perenang atau 440 perenang laki-laki dan 440 perenang wanita. Dengan kondisi tersebut maka tempat cuci bilas yang disediakan di kolam renang Pahoman masih memenuhi kebutuhan perenang bila mengalami lonjakan.

7. Kamar Mandi, Jamban dan Peturasan

Kondisi ruangan kurang bersih, cat dinding yang sudah mulai luntur dan kondisi lantai yang kurang bersih mengakibatkan kamar mandi terlihat kotor, sehingga hal tersebut dapat menimbulkan ketidak yamanan bagi pengunjung. Peturasan yang tidak terawat dan tidak terpakai kembali di bagian ruang pria sebaiknya dilakukan pembenaran ulang. Sehingga

pengunjung dapat memanfaatkan peturasan yang ada. Kerusakan kamar mandi di bagian wanita dan pria sebaiknya dilakukan perbaikan yang dikhawatirkan yakni apabila kolam renang mengalami lunjakan pengunjung maka akan menimbulkan keantrian ke kamar mandi. Selain itu kamar mandi tidak menyediakan fasilitas pelengkap seperti sabun dan tissue bagi pengunjung, padahal sabun dan tissue sangat dibutuhkan bagi pengunjung dan menghindari penularan penyakit melewati tangan atau sebagai desinfektan.

Jika dilihat dari kebutuhan sesuai dengan Permenkes No. 61 tahun 1991

8. Gudang

Kondisi gudang yang kurang terawat, sehingga mengakibatkan gudang terlihat kurang bersih,hal ini dikarenakan adanya mesin pembubuh kaporit yang sangat besar,kemudian peletakan barang-barang yang kurang tersusun rapi sehingga terlihat berantakan, kondisi cat dinding yang kurang terwat mengakibatkan ruangan semakin terlihat kotor karena banyak debu di sekitar jendela dan ventilasi

Dokumen terkait