• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERLINDUNGAN ANAK MENURUT HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN ANAK

B. Perlindungan Terhadap Anak Menurut Undang-Undang

Anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa. Anak sebagai generasi muda yang akan meneruskan cita-cita luhur bangsa, calon-calon pemimpin bangsa di masa yang akan datang dan sebagai sumber harapan bagi generasi terdahulu, perlu mendapat kesempatan seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar baik secara rohani, jasmani, dan sosial. Oleh karena itu, Perlindungan anak52 merupakan usaha dan kegiatan seluruh lapisan seluruh masyarakat dalam berbagai kedudukan dan peranan, yang menyadari betul pentingnya anak bagi nusa dan bangsa dikemudian hari. Perlindungan anak merupakan perwujudan adanya keadilan dalam suatu masyarakat, dengan demikian perlindungan anak diusahakan dalam berbagai bidang kehidupan bernegara dan bermasyarakat. 53

Anak merupakan buah hati dari perkawinan antara ayah dan ibu, yaitu orang pertama yang bertanggung jawab atas kesejahteraan dan perlindungan terhadap hak-haknya baik dari segi rohani maupun jasmani. Karena keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat yang menyandang peran, cakupan subtansi dan ruang lingkup yang cukup jelas dengan adanya kesamaan dan kejelasan mengenai fungsi dan peran tersebut, akan dapat mempermudah dalam memberikan alternatif pemberdayaan keluarga dalam upaya mengoptimalkan pelaksanaan pengasuhan dan perlindungan dalam keluarga.

Pasal 1 angka 2 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 disebutkan bahwa:

52

Seperti pendapat Arif Gosita. Dosen Hukum Perlindungan Anak Universitas Indonesia, perlindungan anak merupakan upaya-upaya mendukung terlaksananya hak-hak dan kewajiban. Seorang anak yang memperoleh dan mempertahankan hak untuk tumbuh dan berkembang dalam hidup secara berimbang dan positif, berarti mendapat perlakuan secara adil dan terhindar dari ancaman yang merugikan. Usaha-usaha perlindungan anak dapat merupakan suatu tindakan hukum yang mempunyai akibat hukum, sehingga menghindarkan anak dari tindakan orang tua yang sewenang-wenang. Menurut Barda N. Arif. Dosen Universitas Diponogoro. Perlindungan anak dapat diartikan sebagai upaya perlindungan hukum terhadap berbagai kebebasan dan hak asasi anak (fundamental rights and freedoms of children) serta berbagai kepentingan yang berhubungan dengan kesejahteraan anak. M.Faisal Salam, Hukum Acara Peradilan Anak di Indonesia, (Jakarta, Mandar Maju, 2005) h.3

53

“Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.”

Perlindungan anak dapat diartikan sebagai segala upaya yang ditujukan untuk mencegah, rehabilitasi, dan memberdayakan anak yang mengalami tindak perlakuan salah (child abused) eksploitasi, dan penelantaran, agar dapat menjamin kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak secara wajar, baik fisik, mental, dan sosialnya. Maka diperlukan peran serta orang tua, masyarakat dan Negara untuk memberikan perlindungan terhadap anak. Dalam usaha perlindungan terhadap dapat dilakukan perlindungan secara langsung54 dan perlindungan tidak langsung.55

Perlindungan anak berhubungan dengan beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, yaitu:56

1) Luas lingkup perlindungan:

a. Perlindungan yang pokok meliputi antara lain: sandang, pangan, pemukiman, pendidikan, kesehatan, hukum

b. Meliputi hal-hal yang jasmaniah dan rohaniah

c. Mengenai pula penggolongan keperluan yang primer dan sekunder yang berakibat pada prioritas pemenuhannya

2) Jaminan Pelaksanaan Perlindungan:

54

Perlindungan secara langsung merupakan usaha yang langsung berkaitan dengan kepentingan anak antara lain pencegahan dari segala sesuatu yang dapat merugikan atau mengorbankan kepentingan anak disertai pengawasan supaya anak berkembang dengan baik dan penjagaan terhadap gangguan dari dalam dirinya dan luar dirinya.

55

Perlindungan tidak langsung adalah: 1) mencegah orang lain merugikan kepentingan anak melalui peraturan perundang-undangan 2) meningkatkan pengertian tentang hak dan kewajiban anak 3) pembinaan mental, fisik, sosial para partisipan lain dalam rangka perlindungan anak 4) penindakan mereka yang menghalangi usaha perlindungan anak.

56

a. Sewajarnya untuk mencapai hasil yang maksimal perlu ada jaminan terhadap pelaksanaan kegiatan perlindungan ini, yang dapat diketahui dirasakan oleh pihak- pihak yang terlibat dalam kegiatan perlindungan.

b. Sebaiknya jaminan ini dituangkan dalam suatu pertauran tertulis baik dalam bentuk peraturan perundang-undangan atau peraturan daerah, yang perumusannya sederhana tetapi dapat dipertanggung jawabkan serta di sosialisasikan secara merata dalam masyarakat.

c. Pengaturan harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi di Indonesia tanpa mengabaikan cara-cara perlindungan yang dilakukan di negara lain, yang patut dipertimbangkan dan ditiru (peniruan yang kritis).

Perlindungan anak diusahakan oleh setiap orang baik orangtua, keluarga, masyarakat, pemerintah maupun Negara. Pasal 20-26 UU No.23 Tahun 2002 menentukan Negara, pemerintah, masyarakat, keluarga dan orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak. Jadi yang mengusahakan perlindungan anak adalah setiap anggota masyarakat sesuai dengan kemampuannya dengan berbagai macam usaha dalam situasi dan kondisi tertentu. Setiap warga negara ikut bertanggung jawab terhadap dilaksanakannya perlindungan anak demi kesejahteraan anak. Kebahagian anak merupakan kebahagian bersama, kebahagiaan yang dilindungi adalah kebahagiaan yang melindungi. Tidak ada keresahan pada anak, karena perlindungan anak dilaksanakan dengan baik, anak menjadai sejahtera. Kesejahteraan anak mempunyai pengaruh positif terhadap orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan negara. Koordinasi kerjasama kegiatan perlindungan anak perlu dilakukan dalam rangka mencegah ketidak seimbangan kegiatan perlindungan anak secara keseluruhan.

Dalam penjelasan Undang-undang No.4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak, mengemukakan bahwa oleh karena anak, baik secara rohani, jasmani dan sosial belum memiliki kemampuan untuk berdiri sendiri, maka menjadi kewajiban orang tua, keluarga, masyarakat dan pemerintah untuk menjamin, memelihara dan mengamankan kepentingan anak. Pemeliharaaan, jaminan dan pengamanan kepentingan itu selayaknya dilakukan oleh pihak yang mengasuhnya dibawah pengawasan dan bimbingan Negara dan pemerintah. Asuhan anak, pertama-tama dan utama menjadi kewajiban dan tanggung jawab orang tua dilingkungan keluarga, tetapi demi kelangsungan tata sosial maupun untuk kepentingan anak itu sendiri, maka perlu ada pihak-pihak lain yang melindunginya seperti peran masyarakat sekitar dan lembaga-lembaga sosial lainnya.

Jadi bisa dapat disimpulkan bahwa perlindungan terhadap anak adalah segala kegiatan, usaha dan cara untuk menjamin dan melindungi hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan kekerasan dan diskriminasi. Perlindungan anak adalah suatu usaha mengadakan kondisi dan situasi, yang memungkinkan pelaksanaan hak dan kewajiban anak secara manusiawi positif, yang merupakan pula perwujudan adanya keadilan dalam suatu masyarakat. Dengan demikian, perlindungan anak harus diusahakan dalam berbagai bidang penghidupan dan kehidupan bernegara, bermasyarakat, dan berkeluarga berdasarkan hukum demi perlakuan benar, adil, dan kesejahteraan anak. Melindungi anak adalah melindungi manusia, dan membangun manusia seutuhnya. Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang berbudi luhur. Mengabaikan perlindungan terhadap anak, berakibat dapat menimbulkan berbagai

permasalahan sosial yang mengganggu penegakan hukum ketertiban, keamanan, dan pembangunan nasional.

Perlindungan terhadap anak bukan dalam keadaan yang sulit dan tertindas sehingga perlu dilindungi, akan tetapi juga memasuki wilayah kesejahteraan anak yang lebih luas baik secara sosial, ekonomi sosial dan budaya bahkan politik. Hak anak untuk terjamin kebebasannya menyatakan pendapat dan memperoleh informasi merupakan wujud dari perluasan hak-hak dan perlindungan anak yang lebih maju (progressive rights).57

57

Muhammad Joni, Zulchaiana, Aspek Hukum Perlindungan Anak Dalam Perspektif Konvensi Hak-Hak Anak, (Bandung PT. Citra Aditya Bakti, : 1999) h.35

BAB IV

TINJAUAN HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM