Berdasarkan kesimpulan di atas, maka disarankan :
1. Setiap negara berhak untuk melindungi perekonomian mereka melalui peraturan nasionalnya, apalagi masalah subsidi akan terus berkembang seiring dengan adanya era perdagangan bebas. Peraturan yang dibuat baik peraturan
internasional maupun nasional, dibuat untuk kepentingan bersama bukan untuk menguntungkan pihak tertentu. Demikian WTO sebagai organisasi perdagangan internasional dalam menangani masalah subsidi sebagai sebuah praktik perdagangan yang tidak sehat. Oleh karena itu, diharapkan seluruh negara anggota memaksimalkan peran badan otoritasnya dalam mengurus masalah subsidi.
2. Untuk menjamin efektivitas keberlakuan dari Undang-Undang No.7 tahun 2014 tentang Perdagangan, Pemerintah diharapkan agar segera membuat aturan pelaksanaan yang terkait dengan undang-undang ini seperti Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden dan juga Peraturan Menteri. Selain itu, diperlukan adanya sosialisasi menyeluruh kepada masyarakat terutama bagi para pelaku dalam sektor perdagangan. Sehingga pemerintah dan masyarakat dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan dalam menghadapi era persaingan global demi kepentingan dan cita-cita bangsa
BAB II
SUBSIDI DALAM KERANGKA HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL
D.Tinjauan Umum Tentang Subsidi
1. Pengertian dan Bentuk-Bentuk Subsidi
Subsidi adalah sebuah pembayaran oleh pemerintah untuk produsen, distributor dan konsumen bahkan masyarakat dalam bidang tertentu.29 Misalnya untuk mencegah penurunan dari industri (misalnya, sebagai hasil dari operasi yang tidak menguntungkan terus menerus) atau kenaikan harga produknya atau hanya untuk mendorong untuk mempekerjakan tenaga kerja yang lebih (seperti dalam kasus subsidi upah). Secara umum pengertian subsidi merupakan suatau pemberian uang dari pemerintah yang dimaksudkan untuk membantu dan mempergiat pekembangan usaha kelompok tani yang dianggap penting sekali bagi kepentingan umum dan yang tidak sanggup berjalan tanpa bantuan pemerintah.30
Subsidi dapat diartikan sebagai dana bantuan sosial yang merupakan transfer uang atau barang yang diberikan kepada masyarakat.31
29
Huala Adolf dan A. Chandrawulan, Masalah-masalah Hukum Dalam Perdagangan Internasional, (Bandung : Rajagrafindo Persada, 1995), hlm.64
30
Ibid., hlm.66 31
Ade Maman Suherman , Hukum Perdagangan Internasional (Lembaga Penyelesaian Sengketa WTO dan Negara Berkembang), (Jakarta : Sinar Grafika, 2014), hlm.17
Subsidi adalah sebuah pembayaran oleh pemerintah untuk produsen, distributor dan konsumen bahkan masyarakat dalam bidang tertentu. Misalnya untuk mencegah penurunan dari industri (misalnya, sebagai hasil dari operasi yang tidak menguntungkan terus menerus) atau kenaikan harga produknya atau hanya untuk mendorong untuk mempekerjakan tenaga kerja yang lebih (seperti dalam kasus subsidi upah).
Contohnya adalah subsidi ekspor untuk mendorong penjualan ekspor, subsidi pada beberapa bahan makanan untuk menekan biaya hidup, subsidi harga Bahan bakar minyak, dan subsidi pertanian untuk mendorong perluasan produksi pertanian dan mencapai kemandirian dalam produksi pangan.
Subsidi dapat berbentuk kebijakan proteksionisme atau hambatan perdagangan (trade barrier) dengan cara menjadikan barang dan jasa domestik bersifat kompetitif terhadap barang dan jasa impor. Subsidi dapat dikategorikan dengan berbagai macam cara, tergantung alasan di balik subsidi, pihak penerima, dan sumber pembiayaan subsidi (dapat dari pemerintah, konsumen, penerimaan pajak, dan lain-lain).32
Menurut Syahyu Yulianto subsidi adalah cadangan keuangan dan sumber-sumber daya lainnya untuk mendukung suatu kegiatan usaha atau kegiatan perorangan oleh pemerintah.33 Menurut Ida Bagus Wyasa Putra, Subsidi dapat mendorong peningkatakan output produk-produk yang dibantu akan tetapi mengganggu proses alokasi sumber daya domestik secara umum dan memberi dampak yang merugikan terhadap perdagangan internasional.34
a. Cadangan dari pemerintah untuk mendukung suatu kegiatan usaha perorangan. Dari beberapa defenisi para ahli yang dikemukakan di atas maka dapat disimpulkan bahwa subsidi :
b. Bantuan keuangan untuk menjaga ketahanan pangan masyarakat.
32
http://arimahfuddin.blogspot.co.id/2013/08/subsidi.html, diakses tanggal 05 Maret 2017 Pukul 10.00 Wib
33
Syahyu Yulianto, Hukum Antidumping di Indonesia. (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), hlm.11.
34
Ida Bagus Wyasa Putra, Aspek-Aspek Hukum Perdata Internasional dalam Transaksi Bisnis Internasional. (Bandung: Refika Aditama), hlm. 24.
c. Merupakan bantuan dari non-pemerintah yang sering disebut sebagai sumbangan.
Subsidi dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu subsidi dalam bentuk uang (cash transfer) dan subsidi dalam bentuk barang atau subsidi innatura (in kind subsidy).
a. Subsidi dalam bentuk uang
Subsidi bentuk ini diberikan oleh pemerintah kepada konsumen sebagai tambahan penghasilan atau kepada produsen untuk dapat menurunkan harga barang.
Keunggulan subsidi dalam bentuk uang kepada konsumen:
1) Lebih murah bagi pemerintah daripada subsidi dalam bentuk penurunan harga. 2) Memberikan kebebasan dalam membelanjakannya.
b. Subsidi dalam Bentuk Barang
Subsidi dalam bentuk barang adalah subsidi yang dikaitkan dengan jenis barang tertentu yaitu pemerintah menyediakan suatu jenis barang tertentu dengan jumlah yang tertentu pula kepada konsumen tanpa dipungut bayaran atau pembayaran dibawah harga pasar. Pengaruh subsidi innatura adalah:35
a. Mengurangi jumlah pembelian untuk barang yang disubsidi tetapi konsumsi total bertambah, misalkan pemerintah memberikan subsidi pangan tanpa harga dengan syarat konsumen tidak boleh menjual kembali barang tersebut.
b. Tidak mengubah konsumsi total, hal ini terjadi jika pemerintah disamping memberikan subsidi juga menarik pajak yang sama besarnya dengan subsidi.
35
c. Konsumsi menjadi terlalu tinggi (overconsumption), hal ini terjadi jika jumlah yang disediakan oleh pemerintah lebih besar daripada jumlah sesungguhnya yang tersedia untuk dibeli konsumen, misalkan suatu keluarga dengan 2 (dua) orang anak disubsidi rumah dengan 3 kamar tidur. Padahal kalau subsidi dalam bentuk uang, keluarga itu hanya akan menggunakan rumah dengan 2 (dua) kamar tidur.
d. Konsumsi menjadi terlalu rendah (underconsumption), hal ini terjadi kalau jumlah subsidi yang disediakan oleh pemerintah lebih kecil daripada jumlah yang diharapkan oleh konsumen, misalkan pemerintah menyediakan rumah bersubsidi tipe 36 dengan 2 kamar tidur saja padahal yang dibutuhkan konsumen rumah dengan tipe 54 dengan 3 (tiga) kamar tidur.
Seperti disebutkan di atas bahwa subsidi merupakan salah satu issu utama dalam sangkut pautnya dengan perdagangan internasional. Subsidi perananannya sangat diperlukan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan di dalam peraturan GATT.
Pengertian dari subsidi sendiri adalah setiap bantuan keuangan yang diberika oleh pemerintah baik secara langsung maupun tidak langsung kepada perusahaan , industri, ekportir atau setiap bentuk dukungan terhadap pendapatan atau harga yang diberikan secara langsung atau tidak langsung untuk meningkatkan eksport atau menurunkan import dari atau ke negara yang berkembang.36 Sedangkan menurut perjanjian subsidi yan terdapat dalam Pasal 1 ayat 1 Agrement on subsidies and Countervalling Measures, subsidi
36 Huala Adolf dan A. Chandrawulan, Op.Cit, hlm.70
kontribusi financial yang diberikan oleh pemerintah atau badan pemerintah atau badan swasta yang ditunjuk oleh pemerintah yang melibatkan penyerahan dana secara langsung (misalnya hibah, pinjaman, dan penyertaan) kemungkinan pemindahan dan atau kewajiban secara langsung (misalkan jamnan utang) atau pendapatan pemerintah yang seharusnya sudah dibayar menjadi hapus atau tidak ditagih (misalkan intensif fiscal seperti kenringanan pajak) atau penyediaan barang oleh pemerintah selain infrastruktur umum atau pembelian barang atau pembayaran oleh pemerintah pada mekanisme pendanaan, dismping semua bentuk income dan free support juga merupakan subsidi bila tindakan itu menguntungkan.
Perjanjian subsidi membagi subsidi ke dalam tiga kategori :37
a. Subsidi yang dilarang (prohibited subsidies) yaitu subsidi-subsidi baik dalam peraturan perundang-undangan atau dalam kenyataan yang dikaitkan dengan kinerja eksport, atau subsidi yang dikaitkan sebagai persyaratan tunggal atau sebagai beberapa persyaratan lain, dengan maksud mendahulukan barang-barang dalam negeri di atas barang-barang barang-barang import. Hal ini dilarang karena akan mengakibatkan distorsi perdagangan internasional dan menggangu perdagangan lain. Tindakan pemberian subsidi ini dapat dibawa ke Dispute Setlement Body
37
Ratya Anindita Bisnis dan Perdagangan Internasional. (Yogyakarta : Andi Offset, 200), hlm. 44.
(DSB) WTO. Jika DSB memutuskan bahwa subsidi yang diberikan termasuk ke dalam subsidi yang dilarang maka negara tersebut diharuskan untuk segera mencabut aturannya mengenai subsidi. Jika tidak
dipatuhi maka negara penggugat boleh melakukan tindakan imbalan (countervailing measures
b.
) karena akan merugikan industri domestik. Subsidi yang dapat ditindak (actionable subsidies).
c.
Suatu negara harus dapat membuktikan bahwa subsidi terhadap produk ekpor yang dilakukan negara lain telah merugikan kepentingan negara pengimpor. Kalau tidak dapat dibuktikan maka subsidi tersebut dapat diteruskan. Kerugian tersebut dibagi dalam tiga jenis : kerugian yang dialami oleh indu stri domestik, kerugian yang dialami oleh negara lainnya yang menjadi korban dalam kompetisi antara negara lainnya yang bersaing di pasar negara ketiga dan kerugian yang dialami oleh pengexpor karena negara pengimport menerapkan subsidi domestik. Jika DSB WTO memutuskan bahwa subsidi yang diberikan memberikan efek negative makaa subsidi tersebut harus dihapuskan.
Subsidi yang diperbolehkan (non actionable subsidies).
Subsidi eksport adalah pembayaran oleh pemerintah suatu negara perusahaan untuk setiap produk yang dipasarkan ke luar negeri. Subsidi umum digunakan, negara-negara selalu melakukan keinginan mereka untuk melakukan subsidi dalam perdagangan dengan alasan dan propaganda dalam menunjang exsport dan melindungi tenaga kerja, meskipun pada kenyataannnya terdapat jalan
Subsidi yang termasuk di sini adalah subsidi non spesifik, subsidi yang khusus diberikan untuk riset dan kegiatan pengembabgan, subsidi unutk daerah miskin yang terbelakang dan bantuan yang ditujukan untuk proses adaptasi terhadap peraturan mengenai lingkungan atau hukum baru. Subsidi jenis ini tidak dapat diajukan ke DSB WTO dan tidak dapat dikenakan imbalan.
lain ntuk mencapai tujuan tersebut. Kendati subsidi ini menguntungkan bagi negara yang melakukan import karena harga komoditas yang murah, namun juga mempunyai efek negatif pada distribusi pendapatan. Ketika terjadi penurunan harga pada konsumen, subsidi itu telah menjatuhkan tenaga kerja dan kerugian dalam persaingan industri dengan adanya subsidi eksport.
2. Tujuan Subsidi
Tujuan Subsidi Menurut Habib Nazir dan Muhammad Hassanudin ada bebarapa hal tujuan subsidi yaitu sebagai berikut:38
a. Subsidi Produksi
Pemberian subsidi pada para pemasok oleh pemerintah untuk mendorong mereka meningkatkan output dari produk tertentu yang tujuannya untuk memperluas produksi beberapa poduk dengan harga rendah yang dianggap sangat penting.
b. Subsidi ekspor
Pemberian subsidi oleh pemerintah untuk produk tertentu yang di ekspor atau ekspor secara umum, sebagai suatu alat untuk membantu neraca pembayaan negara selain itu, subsidi ekspor diberikan sebagai upaya peningkatan perdagangan.
c. Subsidi pekerjaan
Pemberian subsidi pada upah oleh pemerintah sebagai suatu insentif pada perusahaan-perusahaan untuk dapat member lebih banyak kesempatan kerja, sehingga dapat menurunkan tingkat pengangguran dalam perekonomian.
38
Habib Nazir dan Muhammad Hasanuddin, Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan Syariah, (Bandung: Kaki Langit, 2004), hlm.29
d. Subsidi Pendapatan
Pemberian subsidi pada masyarakat melalui system pembayaran transfer pemerintah dalam usaha untuk memungkinkan mereka menikmati suatu standart hidup minimum. Subsidi pendapatan diberikan oleh pemerintah aga kesejahteraan masyarakat semakin terjamin, sehingga perekonomian diahrapkan dapat lebih lanjut.
H. Subsidi dan Hambatan Perdagangan Internasional
1. Pengertian dan Bentuk-Bentuk Hambatan Perdagangan Internasional.
Manusia pada dasarnya tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya negara. Setiap negara membutuhkan negara lain untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya agar dapat hidup makmur dan sejahtera. Kerjasama dalam bentuk hubungan dagang antar negara sangat dibutuhkan oleh setiap negara. Hal ini disebabkan setiap negara tidak dapat menghasilkan semua barang dan jasa yang dibutuhkan oleh rakyatnya. Selain itu, juga disebabkan adanya perbedaan sumber daya yang dimiliki, iklim, letak geografis, jumlah penduduk, pengetahuan, dan teknologi. Alasan-alasan inilah yang menyebabkan munculnya perdagangan internasional.
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan suatu negara dengan negara lain atas dasar saling percaya dan saling menguntungkan.39
39 Ida Bagus Wyasa Putra, Op.Cit, hlm. 53
Perdagangan internasional tidak hanya dilakukan oleh negara maju saja, namun juga negara berkembang. Perdagangan internasional ini dilakukan melalui kegiatan ekspor impor. Ekspor adalah kegiatan menjual barang dan jasa dari dalam negeri ke luar negeri. Adapun impor adalah kegiatan membeli barang dan
jasa dari luar negeri ke dalam negeri. Dengan melakukan perdagangan internasional melalui kegiatan ekspor impor, negara maju akan memperoleh bahan-bahan baku yang dibutuhkan industrinya sekaligus dapat menjual produknya ke negara-negara berkembang.
Sementara itu, negara berkembang dapat mengekspor hasil-hasil produksi dalam negeri sehingga memperoleh devisa. Negara berkembang juga membutuhkan pinjaman dalam bentuk investasi dan modal yang dapat diperoleh dari negara-negara maju. Devisa dan pinjaman dalam bentuk investasi dan modal ini dapat digunakan negara berkembang untuk memajukan perekonomian dalam negerinya
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang di lakukan antar negara atau pemerintah negara dengan negara lain yang menjalani suatu hubungan perdagangan yang sesuai kesepakatan antar kedua belah pihak yang melakukan perdagangan internasional tersebut.40
Menurut Setiawan bahwa perdaganan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antar perseorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.41
Setiap negara yang melakukan perdaganan dengan negara lain tentu akan memperoleh manfaat bagi negara tersebut antara lain:42
40
Ibid, hlm. 64 41
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Op.Cit, hlm.7 42
a. Meningkatkan hubungan persahabatan antar negara.
Perdagangan antar negara dapat mewujudkan hubungan persahabatan. Jika hubungan ini terjalin dengan baik, ia dapat meningkatkan hubungan persahabatan antar negara-negara tersebut. Mereka dapat semakin akrab dan saling membantu bulamana mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan. b. Kebutuhan setiap negara dapat tercukupi.
Dengan perdagangan internasional, suatu negara yang masuk kekurangan dalam memproduksi suatu barang dapat dipenuhi dengan mengimpor barang dari negara yang mempunyai kelebihan hasil produksi. Sebaliknya negara yang mempunyai kelebihan hasil produksi barang dapat mengekspor barang tersebut ke negara yang kekurangan. Dengan demikain kebutuhan setiap negara dapat tercukupi.
c. Mendororng kegiatan produksi barang secara meaksimal
Salah satu tujuan suatu negara perdaganan internasional adalah memprluas pasar di luar negeri. Jika pasar luar negeri semakin luas, maka produksi dalam negara terdorong semakin meningkat. Dengan demikian, para pengusaha terdorong semakin menghasilkan barang produksi secara besar-besaran.
d. Mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
Perdagangan antar negara memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efisien. Perdaganan luar negeri memunkinkan negara terseut mengimpor mesin-mesin atau alat-alat modern untuk melaksanakan teknik produksi dan cara produksi yang lebih baik. Dengan
demikian, teknologi yang lebih modern dapat meningkatkan produktivitas dan dapat mengadakan spesialisasi produksi.
e. Setiap negara dapat mengadakan spesialisasi produksi
Perdagangan internasional dapat mendorong setiap negara sumber daya alam, tenaga kerja modal dan keahlian secara maksimal. Suatu negara yang memiliki produk unggulan, dapat bersaing dengan produk dari luar negeri.
f. Memperluas lapangan kerja
Jika pasar luar negeri semakin meluas, maka barang atau jasa yang dihasilkan juga semakin bertambah. Perningkatan hasil produksi meningkatkan kebutuhan tenaga kerja bagi perushaan sehingga membukan kesempatan kerja baru dan mengurangi pengangguran.
Menurut Marolop Tandjung, manfaat perdagangan internasional adalah sebagai berikut :43
a. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri.
Banyak faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut di antaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri. b. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh
43
Marolop Tandjung, Aspek dan Prosedur Ekspor-Impor. (Jakarta: Salemba Empat, 2011), hlm.31
negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri.
c. Memperluas pasar dan menambah keuntungan
Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri.
d. Transfer teknologi modern
Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.
Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional, di antaranya sebagai berikut :44
a. Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri
b. Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara c. Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam mengolah sumber daya ekonomi
d. Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk tersebut.
e. Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi.
44
f. Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.
g. Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain.
h. Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri.
Perdagangan internasional bukan hanya bermanfaat di bidang ekonomi saja. Manfaatnya di bidang lain pada masa globalisasi ini juga semakin terasa. Bidang itu antara lain politik, sosial, dan pertahanan keamanan. Di bidang ekonomi, perdagangan internasional dilakukan semua negara untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya. Negara dapat diibaratkan manusia, tidak ada manusia yang dapat hidup sendiri, tanpa bantuan orang lain. Begitu juga dengan negara, tidak ada negara yangdapat bertahan tanpa kerja sama dengan negara lain. Negara yang dahulu menutup diri dari perdagangan internasional, sekarang sudah membuka pasarnya. Misalnya, Rusia, China, danVietnam. Perdagangan internasional juga memiliki fungsi sosial. Misalnya, ketika harga bahan pangan dunia sangat tinggi. Negara-negara penghasil beras berupaya untuk dapat mengekspornya. Di samping memperoleh keuntungan, ekspor di sini juga berfungsi secara sosial. Jika krisis pangan dunia terjadi, maka dapat berakibat pada krisis ekonomi. Akibat berantainya akan melanda ke semua negara. Pada era globalisasi ini banyak muncul perusahaan multi nasional. Perusahaan sepertiini sahamnya dimiliki oleh beberapa orang dari beberapa negara. Perusahaan multi nasional dapat mempererat hubungan sosial antar bangsa. Di dalamnya banyak orang dari berbagai negara saling bekerja sama, maka terjadilah persabatan di antara mereka.
Perdagangan internasional juga bermanfaat di bidang politik. Perdagangan antar negara dapat mempererat hubungan politik antar negara. Sebaliknya, hubungan politik juga dapat mempererat hubungan dagang. Perdagangan internasional juga berfungsi untuk pertahanan keamanan. Misalnya, suatu negara non nuklir mau mengembangkan senjata nuklir. Negara ini dapat ditekan dengan dikenai sanksi ekonomi. Artinya, negara lain tidak diperbolehkan menjalin hubungan dagang dengan negara tersebut. Biasanya upaya seperti ini harus dengan persetujuan PBB. Perdagangan internasional juga terkait dengan pertahanan suatu negara. Setiap negara tentu membutuhkan senjata untuk mempertahankan wilayahnya. Padahal, tidak semua negara mampu memproduksi senjata, maka diperlukan impor senjata. Untuk mencegah perdagangan barang-barang yang membahayakan, diperlukan kerjasama internasional. Barang yang membahayakan tersebut misalnya senjata gelap, obat-obatan terlarang, hewan langka, ternak yang membawa penyakit menular, dan sebagainya. Untuk kepentingan inilah pemerintah semua negara memiliki bea cukai. Instansi ini dibentuk pemerintah suatu negara untuk memeriksa barang-barang dan bagasi ketika memasuki suatu negara. Pemeriksaan ini diperlukan untuk melihat apakah pajaknya telah dibayar. Pemeriksaan juga untuk mengecek barang-barang tersebut barang selundupan ataupun barang terlarang atau tidak.
Prakteknya terdapat berbagai hambatan dalam berlangsung dan terjadinya perdagangan internasional. Dilihat dari luput dari hambatan-hambatan sehingga banyak perdagangan internasional tak terjadi karena hal tersebut. Banyak yang membuat perdagangan internasional
semakin diminati oleh negara-negara terlihat dari lebih menguntungkan ketimbang dengan dampak negatif, yang tak terlalu merugikan. Perdagangan Internasional memiliki banyak manfaat, namun dalam pelaksanaannya tidak lepas dari hambatan. Adapun hambatan dalam perdagangan internasional antara lain : 45
a. Kebijakan Proteksionisme
Kebijakan proteksionisme adalah suatu kebijakan yang diarahkan untuk melindungi produsen yang berada didalam negeri itu sendiri. Kebijakan ini sebenarnya sah-sah saja kalau bertujuan untuk melindungi industri dalam negeri yang masih baru (infant industry) dan memang butuh perlindungan. Kebijakan kurang tetap jika hanya sekedar melindungi produsen dalam negeri yang cenderung kurang efisien dan kalah bersaing dengan produk-produk impor yang biasanya harganya lebih rendah dengan mutu yang lebih baik. b. Prosedur perdagangan internasional yang rumit dan berbelit-belit.
Perdagangan internasional harus melalui prosedur/proses yang rumit dan berbelit-belit mulai dari proses perizinannya, pemeriksaan, pengepakan, pengiriman, dan terakhir sampai penerimaan oleh negara yang pengimpor. Rumitnya prosedur tersebut menjadikan tidak semua pengusaha/pedagang mampu menjadi pelaku dalam perdagangan internasional.
45
c. Produk yang tidak memenuhi standar mutu internasional
Produk yang dapat masuk di pasaran internasional biasanya dituntut untuk dapat memenuhi standar kualitas. Kenyataannya masih banyak produk yang dihasilkan suatu negara belum mampu memenuhi standar kualitas, dikarenakan kurangnya peralatan, teknologi, maupun juga tenaga ahli. Beberapa standar mutu yang ditentukan dalam perdagangan internasional yaitu dengan memberikan sertifikat tertentu pada produk-produk yang sudah memenuhi persyaratan untuk dijual di pasar internasional seperti International