• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PERANAN OTORITAS JASA KEUANGAN UNTUK

A. Perlindungan Terhadap Investor Berdasarkan Prinsip

Pasal 1 angka (25) UUPM menyebutkan bahwa,

Prinsip Keterbukaan adalah pedoman umum yang mensyaratkan Emiten, Perusahaan Publik, dan Pihak lain yang tunduk pada Undang-undang ini untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh Informasi Material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap Efek dimaksud dan atau harga dari Efek tersebut.

Informasi material diatur dalam keputusan ketua Bapepam Nomor: Kep-86/PM/1996 dan Peraturan Nomor X.K1, informasi material yang diperkirakan dapat mempengaruhi efek atau keputusan investasi pemodal, antara lain :115

1. penggabungan usaha, pembelian saham, peleburan usaha, atau pembentukan usaha patungan;

2. pemecahan saham atau pembagian deviden saham; 3. pendapatan dari deviden yang luarbiasa sifatnya; 4. perolehan atau kehilangan kontrak penting; 5. produk atau penemuan baru yang berarti;

6. perubahan dalam pengendalian atau perubahan penting dalam manajemen; 7. pengumuman pembelian kembali atau pembayaran efek yang bersifat

utang;

8. penjualan tambahan efek pada masyarakat secara terbatas yang material jumlahnya;

9. pembelian atau kerugian penjualan aktiva yang material; 10. perselisihan tenaga kerja yang relative penting;

115

Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan Republik Indonesia. Peraturan Nomor X.K1.

11. tuntutan hukum yang penting terhadap perusahaan dan/atau direktur dan komisaris perusahaan;

12. pengajuan tawaran untuk pembelian efek perusahaan lain; 13. penggantuan akuntan yang mengaudit perusahaan;

14. penggantian wali amanat;

15. perubahan tahun fiskal perusahaan

Prinsip keterbukaan di dalam pasar modal merupakan suatu komponen utama dan terpenting, oleh karena prinsip keterbukaan merupakan jiwa dari pasar modal. Keterbukaan sebagai jiwa dari pasar modal didasarkan pada keberadaan prinsip keterbukaan tersebut yang memungkinkan tersedianya bahan pertimbangan bagi investor, sehingga para investor dapat mengambil keputusan untuk membeli atau menjual saham.116 Prinsip keterbukaan didalam pasar modal memiliki tiga fungsi, yaitu :117

1. Prinsip keterbukaan berfungsi untuk memelihara kepercayaan publik terhadap pasar. Apabila prinsip keterbukaan tidak ada didalam pasar modal maka akan mengurangi kepercayaan para investor terhadap mekanisme pasar modal. 2. Prinsip keterbukaan berfungsi untuk menciptakan mekanisme pasar yang

efisien. Tanpa adanya informasi didalam pasar modal, akan membuat peserta pasar tidak dapat mengevaluasi produk-produk lembaga keuangan.

3. Prinsip keterbukaan penting untuk mencegah penipuan (fraud). Ketersediaannya informasi didalam pasar modal dapat memberikan informasi bagi para peserta pasar sehingga dapat mencegah adanya penipuan.

Prinsip keterbukaan menjadi hal yang sangat penting di dalam pasar modal disebabkan, prinsip keterbukaan menjadi benteng terdepan didalam memberikan jaminan perlindungan kepada para pihak yang melakukan transaksi di dalam pasar

116

Bismar Nasution, Keterbukaan Dalam Pasar Modal, Op.Cit., hlm. 1.

117

modal. Jaminan perlindungan tersebut berkaitan dengan hal-hal yang dipaparkan baik berupa keadaan, peristiwa dan fakta-fakta yang berkaitan yang diperlukan oleh para investor yang hendak melakukan transaksi di pasar modal sehingga investor dapat mengambil keputusan untuk melakukan investasi atas efek perusahaan.118

Pelaksanaan prinsip keterbukaan di pasar modal pada dasarnya dilakukan melalui tiga tahap, yaitu :119

1. Keterbukaan pada saat melakukan penawaran umum (primary market level), yang didahului dengan pengajuan Pernyataan Pendaftaran Emisi ke Bapepam yang saat ini digantikan OJKdengan menyertakan semua dokumen penting yang dipersyaratkan dalam Peraturan Nomor IX.C.1. tentang Pedoman Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran antara lain : prospektus,laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan, perjanjian emisi, legal opinion, dan sebagainya. 2. Keterbukaan setelah emiten mencatat dan memperdagangkan efeknya dibursa

(secondary market level). Emiten wajib menyampaikan laporan keuangan secara berkala dan terus-menerus kepada Bapepam (saat ini OJK) dan Bursa, termasuk laporan keuangan berkala yang diatur dalam Peraturan Nomor X.K.2.

3. Keterbukaan karena terjadi peristiwa penting dan laporannya harus disampaikan secara tepat waktu sesuai Peraturan Nomor X.K.1.

Prospektus merupakan suatu dokumen utama didalam pasar modal bagi emiten untuk melakukan prinsip keterbukaan,120

118

Hamud M. Balfas, Hukum Pasar Modal Indonesia, Op. Cit., hlm. 168.

maka prospektus harus kredibel

119

sehingga segala isi yang ada didalam prospektus dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.121Hal tersebut disebabkan oleh karena dengan adanya prospektus di dalam pasar modal , emiten dapat memperkenalkan dirinya secara utuh kepada para investor sehingga para investor dapat secara jelas mengetahui segala informasi dari efek yang ditawarkan tersebut. Prospektus dengan fungsinya yang amat besar didalam memberikan kepastian dan perlindungan kepada para investor membuat prospektus menjadi dokumen sentral, prospektus tidak hanya memberikan informasi yang menyeluruh, namun juga disajikan secara jelas dan mudah dimengerti serta tidak ada yang dilebih-lebihkan.122

Bapepam secara tegas mensyaratkan agar prospektus dibuat sedemikian rupa agar jelas dan komunikatif. Segala fakta dan pertimbangan yang paling penting harus dibuat ringkasannya dan diungkapkan pada bagian awal prospektus.123

Prospektus yang baik adalah dokumen keterbukaan yang berisi informasi yang tidak hanya dimaksudkan untuk menjual efek namun juga sebagai bahan Prospektus juga harus menggambarkan dan menyajikan setiap informasi atau keterangan mengenai resiko yang mungkin akan timbul dalam investasi tersebut secara terbuka dan jelas. Hal tersebut dikarenakan didalam investasi umumnya selalu mengandung resiko keuangan yang berupa turun atau bahkan hilangnya kekayaan investor yang menanamkan modal tersebut. Hal tersebut dengan demikian dapat memberikan para investor waktu didalam mengambil keputusan untuk melakukan investasi.

120

Hamud M. Balfas, Hukum Pasar Modal Indonesia, Op. Cit., hlm. 184.

121

M. Irsan Nasarudin, et.al., Op.Cit., hlm. 231.

122

Hamud M. Balfas, Hukum Pasar Modal Indonesia, Op. Cit., hlm. 185.

123

pertimbangan bagi para investor untuk hati-hati didalam berinvestasi.124

Berjalannya prinsip keterbukaan didalam pasar modal yang menjamin pihak-pihak didalam pasar modal tidak jauh berbeda dengan perlindungan konsumen pada umumnya.

Penyajian prospektus yang baik dapat menghilangkan kesan bahwa emiten dengan sengaja menutup-nutupi adanya informasi material yang harus diketahui oleh para pemodal sehingga menimbulkan tindakan penipuan.

125

Undang-Undang Perlindungan Konsumen selanjutnya disebut UUPK pada Pasal 4 sampai dengan Pasal 7 secara jelas menyebutkan tentang hak konsumen dan kewajiban dari pelaku usaha. Pasal 4 huruf (c) UUPK menyatakan bahawa konsumen berhak untuk mendapatkan informasi yang benar,jelas, dan jujur mengenai jaminan barang dan/atau jasa.126 UUPK juga mengatur para pelaku usaha untuk diwajibkan memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa.127

Pelaksanaan prinsip keterbukaan di pasar modal tidak sepenuhnya berjalan dengan baik, terdapat beberapa pertentangan batasan dan kendala untuk menerapkan prinsip keterbukaan antara invstor atau pemegang saham di satu pihak dengan emiten di pihak lain, yaitu :128

1. investor atau pemegang saham menginginkan keterbukaan yang sifatnya full disclosure dalam mendapatkan setiap informasi mengenai emiten, sementara emiten hanya bersedia membuka informasi pada tingkatan tertentu;

124 Ibid, hlm. 186. 125 Ibid, hlm. 189. 126

Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Bab III, Pasal 4 huruf (c).

127

Ibid, Bab III, Pasal 7 huruf (b).

128

2. investor menginginkan informasi yang tepat waktu, sementara emiten berusaha untuk menahan informasi untuk beberapa waktu dengan alasan pengurangan biaya penyebaran dan penerbitan laporan;

3. investor menginginkan untuk memperoleh data yang rinci dan akurat, sementara emiten hanya bersedia memberikan informasi secara garis besar.

Prinsip keterbukaan di dalam pasar modal dituntut agar dapat dijaga oleh para pihak-pihak yang berkecimpung didalam transaksi di pasar modal, agar terjaminnya perlindungan setiap investor yang hendak melakukan transaksi di pasar modal sehingga roh dari pasar modal tersebut dapat terus hidup dan dijaga keberadaannya.

B. Peranan Otoritas Jasa Keuangan Untuk Melindungi Investor Yang

Dokumen terkait