• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

3. Permainan Atletik

Permainan atletik adalah bermain dan keseriusan terjadi pada waktu yang sama, adalah penampilan yang berdisplin (APSSO, 2011: 6). Menurut APSSO (2011: 4) agar dapat melaksanakan permainan atletik secara penuh tugas kewajiban yang harus dipenuhi sebagai berikut: (a) Perkembangan dimensi permainan atletik, (b) Pengembangan seluruh variasi, (c) Pengembangan dimensi ritmik atletik, (d) Pengembangan kemungkinan kompetisi atletik. Adapun pembagian penjelasan sebagai berikut:

13

a. Pengembangan Dimensi Permainan Atletik

Permainan ini berarti kegembiraan bermain, penawaran yang menarik dan event yang mempesona. Menurut APSSO, (2011: 5) ini semua ditandai dengan:

1) Menempatkan diri pada situasi, pada gerakan dan pada ritme atau irama.

2) Kegembiraan berlomba/ berkompetisi/ bersaing hebat. 3) Kegembiraan dan kepuasan selagi bekerja menggunakan

alat dari perkakas yang merangsang timbulnya respon atau rancangan.

4) Mengahadapi tugas-tugas yang mungkin tidak dapat dipisahkan.

5) Kegembiraan, kepuasan dalam menyadari dan memamerkan ketangkasan yang disukainya.

6) Menguji ketangkasan yang masih tersembunyi dan kurang pasti.

Permainan atletik yang terbentuk dari antara kombinasi kegembiraan dalam bermain dan subyek yang dihadapi. Dalam rangka mengembangkan dampaknya, mempunyai tugas untuk menentukan lingkup permainannya dalam rangka ketidak leluasaan yang nyata pada atletik. Tidak menjadi masalah apakah itu bermain dengan bebas ataupun penuh kedisiplinan, dalam tes secara kebetulan dan penuh disiplin dan percobaan, dalam belajar bermain yang berorientasi keprestasi, ini hanya dalam kombinasi dengan materi tugas pemikiran yang teliti behwa bermain masuk dalam guru dan pelatih atletik sebagaimana mestinya (APSSO, 2011: 5).

b. Pengembagan Berbagai Gerakan Atletik

Mengembangkan seluruh macam gerakan atletik tidak berarti tidak menginginkan pendangkalan, kurangnya sistem, dan usaha yang tidak

14

berubah adalah bervariasi ini menjadi prinsip/ azas proses mengajar dan pada waktu yang sama menjadi juga tujuan dari proses melatih. Membuat pengalaman atas berbagai gerakan adalah menjadi prasyarat dari kemarihan yang berbeda-beda. Atletik tidak terdiri dari

event-eventlari, lompat dan lempar, melainkan ini berisikan kegiatan

sederhana seperti: lari, lompat dan lempar. Kemampuan-kemampuan ini adalah kunci menuju berbagai gerakan yang pada waktu yang sama merupakan dasar dari banyak (cabang) olahraga lainnya (APSSO, 2011: 6).

Lari dapat dilakukan (APSSO, 2011: 6) 1) Maju mundur dan kesamping

2) Pada lintasan lurus dan pada lintasan berbelok-belok 3) Cepat dan lambat

4) Dengan suara gaduh dan tanpa suara 5) Mendaki (tanjakan) dan menurun 6) Memanjat tangga atau menuruni tangga

7) Dalam suatu ritme/irama atau dengan cara memantul 8) Dengan permainan kaki yang terkoordir

9) Pendek dan terus-menerus

10) Sendirian, berpasangan atau dalam kelompok /grup 11) Bersama dengan atlet lain atau melawan yang lain 12) Dengan menggunakan apparatus/perkakas/peralatan 13) Melewati rintangan dan melewati gawang

14) Pada lapangan rumput atau diatas rumput 15) Dihutan atau dijalanan

16) Mencari jejak seseorang dengan peta 17) Dalam bentuk estafet

Lempar dapat dilakukan (APSSO, 2011: 7)

1) Dengan tangan kanan ataum kiri bahkan dengan kedua lengan

15

3) Sebai lemparan atas, lemparan bawah, atau lemparan masuk 4) Sebagai lempar tolakan

5) Dari sikap berlutut 6) Jauh dan tinggi

7) Lewat atas atau sesuatu, atau menembus sesuatu atau kedalam sesuatu

8) Menuju sasaran atau ke dalam daerah tertentu 9) Dengan bola atau dengan bola berekor

10) Dengan lingkaran, tongkat, bola-bandil 11) Dengan sebuah peluru, lembing atau martil

12) Bersama teman yang lain atau melawan teman yang lain Lompat dapat dilakukan (APSSO, 2011: 8)

1) Dari kanan ke kiri atau dari kedua kaki

2) Dari sikap berdiri atau dari suatu ancang-ancang 3) Turun rintangan, atau masuk rintangan

4) Jauh, tinggi atau jauh dan tinggi

5) Menggunakan seutas tali atau sebuah tongkat 6) Sekali lompat atau berulang kali

7) Dengan tidak berirama atau berirama 8) Lurus atau dengan suatu putaran

9) Dari depan frontal, samping atau ancang-ancang lengkung 10) Dalam bentuk lompat jongkok, lompat guling,

mengguling, suatu Straddle, atau suatu (gaya) flop 11) Sendiri, berpasangan, atau dalam kelompok

12) Bersama yang lain atau melawan yang lain

Banyak event ini dengan berbagai bentuknya dijauhkan dari para pemula dengan alasan bahwa event itu terlalu sulit dan itu dapat diajarkan kepada atlet yang telah maju. Pendapat tidak saja salah, tetapi juga merupakan faktor kritis untuk mengurangi atletik sampai progaramnya yang minim yang tidak disukai oleh banyak pemula dan pemuda.

Atletik yang cenderung berorientasi pada hasil, yang mestinya berorientasi pada pengalaman, adalah sangat menarik sekalipun bagi atlet yang telah maju. Untuk dapat berlari dengan

16

cepat dari atlet yang lain, untuk dapat melompat yang tinggi, lebih tinggi dari yang lain, dan untuk dapat melempar dan melompat untuk jarak yang jauh, lebih jauh dari yang lainnya, ini semua menghasilkan kenikmatan/kepuasan semua rasa ini tidak terbuka bagi setiap orang. Pengembangan dimensi hasil, ini secara sederhana berarti untuk menampilkan atletik dalam segala variasinya (APPSO, 2011: 8).

Untuk para atlet pemula melompat dengan galah berlari melewati rintangan dan gawang, melompat berganda dan melempar dari putaran adalah tugas yang sangat menarik dan merangsang yang dapat membangkitkan minat anak-anak mencapai suatu tingkatan. Lebih lagi penggunaan materi yang luar biasa bila mengajarkan skill/ketangkasan ini menjurus suatu motivasi khusus melalui penggunaan peralatan (APPSO, 2011: 8). c. Pengembangan Dimensi Ritmik Atletik

Ritme atau irama suatu daya kehidupan vital. Seperti bermain/permainan, ritme adalah ditandai oleh banyak kualitas. Keringanan atau kelincahan, reaksi dan harmani, pemenuhan dan inspirasi adalah beberapa daya tariknya. Seperti halnya permainan, ritme dapat memanggil luas pengalaman seseorang. Pengalaman-pengalaman ritmik dapat membuat seseorang penuh gembira dan bahagia. Seperti halnya dalam menari/dansa, ritme ini langsung menuju kaki dan para penonton dipaksa menerima ritme itu dalam

17

bentuk tepuk tangan atau menghentak-hentakkan kakinya. Ritme suatu proses gerak dasar memotivasi untuk meneruskan gerakan dan untuk memelihara hidup selamanya (APSSO, 2011: 9).

4. Nomor-nomor Perlombaan Kid’s Athletics a. Sprint / Gawang

Diskripsi : Estafet bolak-balik dengan kombinasi sprint dan gawang. Nama lomba : “Kanga’s Escape”

Prosedur :

Dua lintasan setiap tim, satu dengan gawang dan satunya tidak. Dua orang dalam tim berdiri di satu sisi dan dua yang lain disisi seberangnya. Peserta pertama start dari star berdiri dan lari 40 meter tanpa gawang. Pada akhir lintasan memberikan gelang estafet (gelang diberikan dibelakang bendera) ke pelari nomor dua yang meneruskan lari melewati gawang. Pelari kedua juga star dengan posisi berdiri dan lari melewati gawang sampai ujung lintasan dan memberikan ke pelari empat dan seterusnya sampai semua pelari melakukan lari tanpa gawang dan dengan gawang.

Penilaian :

Ranking dilakukan berdasarkan waktu. Tim pemenang adalah tim yang paling cepat menyelesaikan lari di atas. Satu kali lari dapat dilakukan oleh sejumlah tim bersamaan tergantung dari jumlah tim dan ketersediaan panitia.

18 Gambar :

Gambar 1. Kanga’s Escape (POA, 2011: 61) b. Lompat Jauh dari berdiri

Diskripsi : Lompat dengan dua kaki kedepan dari posisi squat. Nama lomba : “Lompat katak”

Prosedur :

Dari garis start seorang peserta melakukan “lompat katak” tiga kali berturut-turut dengan bertumpu dan mendarat dua kaki. Petugas memberi tanda bagian tubuh yang terdekat dari garis start (tumit). Bila peserta jatuh ke belakang maka tandanya adalah pada tangan yang terdekat dengan garis start. Titik pendaratan peserta pertama adalah titik awal lompat peserta kedua dan seterusnya. Lomba diselesaikan setelah anggota regu terakhir melompat dan mendarat serta diberi tanda pada pendaratanya. Gerakan ini dilakukan dua kali, dan hasil terbaik yang digunakan. Lomba diselesaikan setelah anggota regu terakhir melompat

19

dan mendarat serta diberi tanda pada pendaratannya. Gerakan ini dilakukan dua kali, dan hasil terbaik yang digunakan.

Penilaian :

Setiap anggota tim berlomba, dan jumlah jarak yang dicapai oleh 4 peserta anggota tim adalah hasilnya. Pengukuran dilakukan sampai pada 1cm.

Gambar :

Gambar 2. Frog Jump (POA, 2011: 63) c. Lempar Lembing anak

Diskripsi : Lempar satu tangan untuk mencapai jarak dengan lembing anak.

Nama lomba : “Lempar Turbo” Prosedur :

Lempar lembing anak-anak diawali dengan awalan 5 meter, setelah melakukan awalan pendek peserta melempar lembing anak ke area

20

lemparan dengan dibatasi garis lempar. Setiap peserta melakukan dua lemparan.

Penilaian :

Setiap lemparan diukur dengan memberi tanda yang ditarik 90 derajad kearah garis batas lempar dan dicatat per interval 25 cm (mengambil angka yang lebih tinggi dimana tempat pendaratan lembing diantara garis-garis). Bila lembing jatuh diantara/ tengah garis 25 cm maka dibulatkan ke atas. Jumlah jarak terbaik dari dua lemparan masing-masing anggota tim merupakan hasil prestasi tim.

Gambar :

Gambar 3. Turbo Throwing (POA, 2011: 64) d. Sprint, Gawang dan Slalom

Diskripsi : Estafet dengan kombinasi sprint, gawang dan slalom. Nama lomba : “Formula 1”

21 Prosedur :

Keliling lintasan sekitar 80 meter yang dibagi menjadi area lari/ sprint, lari gawang, dan slalom (perhatikan gambar). Gelang estafet digunakan sebagai alat perpindahan. Setiap peserta harus memulai rangkaian aktivitas dengan melakukan roll depan atau samping di atas matras. Setiap peserta harus melakukan aktivitas sepanjang lintasan secara lengkap dan memberikan gelang kepada peserta selanjutnya. Sekali start dapat dilakukan sampai enam tim bersama-sama.

Penilaian :

Rangking dilakukan dengan melihat catatan waktu yang dicapai oleh setiap tim/ regu. Demikian juga dengan tim/ regu selanjutnya, sesuai dengan rangking waktu.

Gambar :

Gambar 4. Formula 1 (POA, 2011: 66)

22

Dokumen terkait