• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permasalahan dan Strategi Pemecahannya a. Permasalahan

B. PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

2. Permasalahan dan Strategi Pemecahannya a. Permasalahan

b. Kegiatan Penatausahaan UPTD Logam, alsintan dan tekstil dialokasikan anggaran sebesar Rp. 462.115.000,- dan dapat direalisasi sebesar Rp. 442.859.000,- atau sebesar 95,83 %. Capaian program ini adalah meningkatnya kemampuan teknologi, pelayanan UPT Tekstil. Hasil dari program ini adalah: termanfaatkannya 3 UPT oleh IKM Persuteraan (Pemintalan dan Pertenunan).

c. Kegiatan pelayanan dan pengembangan UPTD logam dialokasikan anggaran sebesar Rp.396.085.000,- dan dapat direalisasikan sebesar Rp. 371.821.132,- atau sebesar 93,87 %. Capaian program ini adalah tertibnya sarana dan prasarana UPT logam.

d. Kegiatan Pelayanan dan Pengembangan UPTD Tekstil dialokasikan anggaran sebesar Rp. 140.000.000,- dan dapat direalisasi sebesar Rp. 139.750.000,- atau sebesar 99,82%.Capaian program ini termanfaatkannya 3 UPT tekstil. e. Kegiatan pembinaan kemampuan Teknologi Logam dialokasikan anggaran

sebesar Rp. 128.225.000,- dan dapat direalisasi sebesar Rp. Rp. 128.050.000,- atau sebesar 99,86%. Capaian program ini terlaksananya pelatihan perbengkelan bagi IKM alsintan.

f. Kegiatan Pelatihan Tehnisi Alat Transportasi dialokasikan anggaran sebesar Rp. 206.925.000,- dan dapat direalisasi sebesar Rp. 206.925.000,- atau sebesar 100%. Capaian program ini adalah meningkatnya kemampuan peserta latih bidang teknologi industri alat transportasi. Hasil dari program ini adalah: peningkatan SDM alat transportasi.

2. Permasalahan dan Strategi Pemecahannya a. Permasalahan

1. Faktor internal :

Masih terbatasnya SDM aparat yang berkwalitas sebagai tenaga terampil (perencanaan, pembinaan dan pengawasan).

Masih lemahnya koordinasi antara bidang dalam lingkup Dinas Perindustrian Provinsi Sulawesi Selatan dan Dinas Perindag Kab/kota se Sulawesi Selatan. Masih kurangnya sarana informasi yang bisa diakses secara langsung dalam

rangka pemberian informasi kepada dan oleh pelaku serta dunia usaha, khususnya Industri Kecil dan Menengah (IKM).

2. Faktor eksternal :

 Iklim usaha diwilayah Sulawesi Selatan belum kondusif

 Masih adanya biaya-biaya ekstra diluar dari biaya diluar dari biaya produksi yang menyebabkan biaya produksi tinggi.

32

LAKIP Disperind Prov.Sulsel 2018

Lembaga keuangan masih ragu-ragu untuk memberikan paket kredit pada produk bahan baku.

 Adanya pengaruh produk-produk luar yang menjadi saingan produk lokal. Masih kurangnya jiwa Entrepreunership pada para pelaku dunia usaha

industri

b. Strategi Pemecahan Masalah 1. Faktor Internal

 Perlu adanya peningkatan SDM aparat, baik untuk pengetahuan teknis, wawasan maupun keterampilan yang dapat menunjang kelancaran tugas  Adanya peningkatan koordinasi antara bidang-bidang maupun antar dinas

perindag kab/kota.

 Tersedianya Informasi teknologi maupun promosi untuk memasarkan hasil industri di tingkat provinsi dan Kab/Kota.

2. Faktor Eksternal

 Menghilangkan biaya-biaya/pungutan yang membebani pengusaha industri  Diharapkan lembaga keuangan dapat membuka paket kredit disektor industri

baik dihulu maupun dihilir.

 Adanyakebijakan untuk pengwilayahan komoditi dari suatu daerah.

 Perlunya peralatan alat deteksi untuk mengetahui produk yang tidak sesuai SNI dan pemeriksaan bahan-bahan berbahaya untuk makanan dan minuman. 1. Keberhasilan yang telah dicapai (penghargaan yang diterima pada tahun 2018)

Beberapa keberhasilan yang diraih Dinas Perindustrian Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2018, yaitu:

Pada Bidang ILMT :

a) Meningkatnya pengetahuan masyarakat dan pengunjung terhadap produk alat/mesin teknologi tepat guna dalam Pameran TTG yang pelaksanaannya dilaksanakan di Kab Badung Provinsi Bali.

b) Tersedianya prototype alat/mesin industri unggulan sebanyak 3 (Tiga) unit, yaitu :

- Prototype alat/mesin Penyangrai/Roasting Kopi sebanyak 1 ( satu ) unit . - Prototype alat/mesin Perontok/Pemisah Cengkeh sebanyak 1 (satu) unit. - Prototype alat/mesin Pengolahan Kerupuk sebanyak 1 (satu) unit.

33

LAKIP Disperind Prov.Sulsel 2018

c) Terlaksananya kegiatan sosialisasi/Demonstrasi alat/Mesin pertanian di 7 kab/kota Sulawesi Selatan yang diikuti ± 420 orang yang berasal dari petani, pelaku IKM, pelaku bengkel alsintan para aparat pemerintah dan masyarakat umum.

d) Meningkatnya kemampuan dan keterampilan perekayasaan, yaitu dengan melaksanakan kegiatan pelatihan perekayasaan mesin/alat Belt/Grinding/Gurinda yang diikuti oleh pengusaha alsintan sebanyak 30 orang yang diutus oleh Dinas Perindag Kab/Kota, bertempat di Hotel Grand Celino Makassar, yang dilaksanakan selama 4 (empat) hari.

e) Terfasilitasnya dan terbentuknya satu sentra IKM pande besi di Lembang La’bo kecamatan Sanggalangi Kabupaten Toraja Utara yaitu sentra Logam pandai Besi La’bo dan satu sentra IKM pande besi di Desa Bungaya Kecamatan Bonto Mate’ne Kabupaten Kepulauan Selayar yaitu Sentra Logam Pande Besi di Sulawesi Selatan.

f) Meningkatnya wawasan dan keterampilan pelaku IKM Bengkel Otomotif, yaitu dengan melakaksanakn kegiatan pelatihan tekhnisi Alat Transportasi (Pengecatan/Duco Mobil ) yang diikuti oleh IKM Bengkel Otomotif sebanyak 30 orang yang diutus oleh Dinas Perindag Kab/Kota, bertempat di Hotel Agri Kabupaten Bulukumba, yang dilaksanakan selama 4 (empat) hari.

Pada Bidang IAKHH

a) Terfasilitasinya/terbentuknya sentra-sentra industri potensial sebanyak 3 sentra meliputi :

- Sentra industri rumput laut di Kab. Bantaeng - Sentra industri Meubel di Kab. Takalar - Sentra industri kakao di Kab. Luwu

Pembentukan sentra-sentra potensial tersebut diharapkan terkonsentrasinya pusat-pusat produksi hasil industri agro dalam rangka pengembangan produk dan usaha industri agro di Sulsel.

b) Terbinanya wirausaha dan calon wirausaha baru sebanyak 480 orang pada Kab. Soppeng, Gowa, Takalar, Sinjai, Pangkep, Bantaeng, Jeneponto, sesuai program melalui pelatihan industri rumah tangga.

c) Meningkatkan pengetahuan masyarakat/pelaku industri dalam pemanfaatan sumber daya local melalui bimbingan teknis pengolahan hasil perikananan (abon ikan) hasil perikanan dan kelautan di kabupaten Sinjai.

d) Terbinanya pelaku industri kimia hilir dalam bentuk bimbingan teknis (bimtek) peningkatan produksi garam beryodium di kabupaten Jeneponto sebanyak 30 orang .

e) Terbinanya pelaku IKM hasil tembakau dalam bentuk pemetaan IKM hasil tembakau, pembentukan sentra industri hasil tembakau di kabupaten Soppeng, bimtek penerapan GMP bagi industri hasil tembakau di kabupaten Soppeng,

34

LAKIP Disperind Prov.Sulsel 2018

pelatihan teknologi proses pengolahan tembakau di kabupaten Sinjai dan magang IKM hasil tembakau di kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Pada Bidang ITEA :

a) Terlaksananya annual event “Workshop kostum karnaval dan fashion show yang diikuti oleh 50 orang peserta.

b). Terbentuknya 1 sentra kerajinan emas perak dan tembaga di kariango serta terlaksananya beberapa pelatihan dalam kegiatan pengembangan sentra kerajinan emas dan perak, yaitu :

a. Pelatihan teknis pencelupan(Elektroplanting) kerajinan emas perak dan tembaga yang dilaksanakan di kota Makassar dan kab. Toraja utara dengan jumlah peserta 50 orang.

b. Pelatihan teknis desain perhiasan yang dilaksanakan dikota Makassar dengan jumlah peserta 25 orang.

Serta terbinanya pelaku industri kerajinan emas perak dan tembaga pada pelaksanaan magang pengrajin emas perak dan tembaga di kota Malang yang diikuti oleh 9 orang peserta.

c). Meningkatnya kemampuan dan keterampilan calon wirausaha pada kegiatan pengembangan sentra tekstil dan sutera serta kegiatan pendukung IKM kerajinan Sulsel (Dekranas) melalui pelatihan :

a. Pewarnaan sintetis sebanyak 20 orang peserta dari Kab. Soppeng

b. Desain motif sutera sebanyak 20 orang peserta dari Kab. Wajo, Bulukumba, Jeneponto, Gowa dan Soppeng.

c. Tenun ikat dan Songket sebanyak 20 orang peserta dari Kab/kota di Makassar. d. Membatik sebanyak 25 orang peserta di Makassar.

e. Industri kreatif “Sablon” sebanyak 25 orang peserta di Makassar

d) Kegiatan Diversifikasi pengolahan limbah kulit jagung melalui pelatihan diversifikasi pengolahan limbah kulit jagung dan pelatihan pembuatan Tas berbahan sutera sebanyak masing-masing 20 orang peserta di Makassar.

Pada Bidang IKM :

a) Tersususnnya Peraturan Daerah ( Perda) Rencana Pembangunan Industri Provinsi( RPIP) Sulawesi Selatan Tahun 2018-2038.

b) Terlaksanya kegiatan Workshop Pengembangan Mutu Desain Distro yang dikuti oleh 30 IKM yang berasal dari Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Maros dan Takalar, dengan harapan dapat meningkatkan kompetensi sumber daya manusia pada IKM Distro.

c) Meningkatkan informasi data IKM di 24 Kabupaten/Kota.

d) Meningkatkan kreatifitas baik desain maupun mutu produk yang dihasilkan para pengusaha kecil dan menengah sesuai dengan kebutuhan pasar.

35

LAKIP Disperind Prov.Sulsel 2018

e) Terpromosikanya produk unggulan Industri Kecil dan Menengah dari daerah/produk khas SulSel melalui Event Pameran Inacraft.

36

LAKIP Disperind Prov.Sulsel 2018

BAB IV PENUTUP

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Perindustrian Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2018 merupakan laporan pertanggung jawaban kepada Gubernur Sulawesi Selatan dalam meningkatkan akuntabilitas kinerja dalam lingkup Pemerintahan Provinsi Sulawesi Selatan.

Penyusunan LAKIP Tahun 2018 didasarkan kepada Rencana Strategis (Renstra) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013 - 2018 yang dijabarkan dalam Rencana Kinerja Tahun (RKT) Penyusunan dokumen perencanaan tersebut dilakukan dengan memperhatikan perubahan lingkungan strategis yang begitu cepat dan berdampak kepada semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi serta semakin luasnya peluang yang dapat dimanfaatkan.

Sebagai bahan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dalam menggunakan anggaran belanja tersebut di atas, dilakukan pengukuran kinerja berdasarkan Rencana Kinerja Tahun 2018.

Dinas Perindustrian Provinsi Sulawesi Selatan untuk Tahun Anggaran 2018 APBD Disperindag Prov. Sul-Sel Tahun 2018 sebesar Rp. 23.950.331.229,- Belanja Langsung yang terdiri dari 7 program dan 36 kegiatan sebesar Rp. 15.296.574.970,- dengan realisasi Rp. 14.948.765.400,- (97,73 %). Perolehan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dinas Perindustrian Prov. Sulsel Tahun 2018 dengan target anggaran Rp. 151.415.000,- dengan realisasi Rp. 146.245.500,- (96,59 %).

Disamping penyelenggaraan kegiatan yang dibiayai oleh dana APBD dalam tahun anggaran 2018 Dinas Perindustrian Provinsi Sulawesi Selatan juga melaksanakan tugas dekonsentrasi atau dana APBN ada 1 (satu) sektor yaitu :

 APBN sektor Perindustrian Dinas Perindustrian mendapatkan alokasi dana sebesar Rp. 3.029.000.000,- dapat direalisir sebesar Rp. 2.748.333.853 atau sebesar 90,73 % dan realisasi fisik sebesar 90,73 %.

Demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP) Dinas Perindustrian Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2018.

37

LAKIP Disperind Prov.Sulsel 2018

Dokumen terkait