Bidang Cipta Karya - Termasuk KSN - 2014
MONITORING DAN EVALUASI
C. Permasalahan dan Tantangan
Permasalahan Mendesak Dalam kegiatan pengelolaan persampahan secara keseluruhan di Kabupaten Pulau Morotai dan Morotai khususnya memiliki isu strategis dan permasalahan yang dihadapi yaitu antara lain :
Bantuan Teknis Penyusunan RPI2JMKabupaten/Kota
Bidang Cipta Karya - Termasuk KSN - 2014
VI - 34
1. Masih banyak terdapat masyarakat yang membuang Sampahdisembarang tempat 2. Sumber daya manusia untuk pengelolaan persampahan yang masih sangat minim,
terutama dalam hal pengolahan sampah dengan menggunakan sistem 3R 3. Belum adanya Tempat Pembuangan Akhir Sampah
4. Belum optimalnya manajemen penanganan masalah sampah
Tantangan dalam sektor persampahanan meliputipeningkatan cakupan pelayanan, peningkatan kelembagaan,penggalian sumber dana dari pihak swasta, peningkatan kondisi dankualitas TPA melalui peningkatan komitmen stakeholder kota/kabupatendalam hal alokasi pembiayaan dan inovasi teknologi pengolahansampah, peningkatan pelaksanaan program 3R, serta peningkatanupaya penegakan hukum atas pelanggaran pembuangan sampah.
6.4.2.2. Analisa Kebutuhan Persampahan
Sanitasi sebagai pendukung dari pengembangan dan pembangunan perumahan tersebut di atas dan pendukung dari pusat-pusat pengembangan perikanan tangkap, perikanan budi daya, pertanian / perkebunan dan pariwisata.
Sistem pengelolaan persampahan yang ada saat ini di Kabupaten Pulau Morotai belum di lakukan secara maksimal, Masyarakat hanya menampung sampah di TPS (tong sampah dan konteiner) yang tersebar di wilayah pelayanan kemudian diangkut dari TPS menuju ke TPA sementara oleh armada pengangkut sampah di bawah koordinasi Dinas PU & Tata Kota.
Untuk itu perlu dilakukan pembangunan tempat pengolahan sampah sebagai daya dukung maksimal menuju jumlah penduduk 250.000 jiwa. Dengan asumsi bahwa setiap KK menghasilkan 0,0125 m3 sampah, maka proyeksi sampah di Pulau Morotai dengan dasar acuan proyeksi jumlah penduduk yang telah dilakukan sebelumnya dan asumsi dasar jumlah jiwa dalam satu KK adalah 4 jiwa, maka dapat dilihat pada Tabel 6.8.
Tabel 6.11. Proyeksi Sampah
No Kecamatan Proyek Produksi Sampah (m3)
2015 2020 2025 2030 2034
1 Moratai Selatan 60 65 71 77 82
2 Moratai Selatan Barat 38 41 45 48 52
3 Moratai Timur 26 29 31 34 36
4 Moratai Utara 24 26 28 31 33
5 Moratai Jaya 31 34 37 40 43
Jumlah 179 194 212 230 245
Sumber :Hasil Analisis, 2014
Berdasarkan data diatas, kecamatan dengan produksi sampah terbesar adalah kecamatan Morotai Selatan. Pada tahun 2015 sebesar 60 m3 perhari hingga tahun 2034 meningkat menjadi 82 m3 perhari. Secara keseluruhan produksi sampah kabupaten Pulau Morotai pada tahun 2015 mencapai 179 m3/hari dan meninggkat menjadi 245 m3/hari pada tahun 2034.
Bantuan Teknis Penyusunan RPI2JMKabupaten/Kota
Bidang Cipta Karya - Termasuk KSN - 2014
VI - 35
Akan tetapi dalam pelaksanaannya tidak dilakukan proses daur ulang dengan system 3R, karena belum tersedia TPA (tempat pembuangan akhir), perangkat dan teknologi pendukung serta sumber daya manusia untuk menjalankan program tersebut.
Pada proses pembuangan sampah di TPA sementara dilakukan dengan menaruh sampah di lahan kosong dan dibiarkan terjadi proses secara alami tanpa memanfaatkan dengan mengambil dan memilah sampah untuk di jual kembali oleh masyarakat, akan tetapi hanya terbatas pada sampah tertentu seperti: besi tua dan kaleng almunium
Berdasarsarkan hasil study Ehra yang dilaksakan yang tidak mengelola sampah sebanyak 23 % yang membuang sampah ke pantai/sungai, 29,2 % membakar sampah, sedangkan dibuang kelahan kosong 28,9 % dan lainnya 1,9 %. Garafik pengelolaan sampah rumah tangga dapat disajikan pada gambar 3.10 seperti dibawah ini.
Gambar 6.4. Grafik Pengelolaan Sampah (Sumber : Pokja Sanitasi)
Dengan demikian keberadaan program 3R, TPS dan TPA serta pengelolaan yang baik sangat dibutuhkan guna mengantisipasi kondisi tersebut.
Selain itu, Peran serta masyarakat diharapkan dapat mewujudkan Kesadaran Mayarakat yang terkandung dalam Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah berupa penanganan sampah di rumah masing-masing masih sangat rendah untuk di wilayah masyarakat Kabupaten Pulau Morotai, dan belum dilakukan pemilahan di tingkat rumah tangga serta belum adanya partisipasi secara khusus. Sebagian besar masyarakat melakukan pemusnahan sendiri dengan cara ditimbun atau dibakar, terutama pada permukiman dengan tingkat kepadatan penduduk yang rendah. Umumnya pada pengelolaan sampah sudah melibatkan perempuan misalnya membakar dan menimbum sampah baik dari tingkat rumah tangga sampai tingkat kelurahan dan kecamatan.
6.4.2.3. Program Pengembangan Persampahan Program pengembangan persampahan antara lain: 1. Pembangunan Prasarana TPA
Kriteria kegiatan infrastruktur tempat pemrosesan akhir sampah (TPA)
a. Peningkatan Kinerja TPA
Pembuatan tanggul keliling TPA, jalan operasional, perbaikan saluran gas dan saluran drainase serta pembuatan sel dan lapisan bawah yang kedap sesuaipersyaratan sanitary landfill;
Dibuang ke sungai/kali/laut/danau 23% Dibakar 29.2% Dibuang ke lahan kosong/kebun 28.9% lain-lain 1.9% dibiarkan saja sampai
membusuk 3.5%
dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup
dengan tanah 10.5%
Bagaimana Sampah Rumah Tangga Dikelola?
Garafik memperlihatkan belum mengelola sampah rumah tangga berdasarkan hasil study EHRA antara lain :
1. dibuang ke lahan kosong 28.9 % 2. dibuang ke sungai/kali/laut/danau 23 % 3. dibakar sebesar 29.2 %
4. di buang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah 10.5 %
5. dibiarkan saja sampai membusuk 3.5 % 6. lain-lain 1.9 %
Bantuan Teknis Penyusunan RPI2JMKabupaten/Kota
Bidang Cipta Karya - Termasuk KSN - 2014
VI - 36
Pengadaan alat berat setelah TPA selesai dibangun dan pemerintah kab./kota bersedia mengoperasikan TPA secarasanitary landfill;
Pembuatan jalan akses, pagar hijau (buffer zone) di sekeliling TPA, pembangunan pos pengendali, sumur pemantau, jembatan timbang, kantor operasional olehpemerintah kab./kota ;
Pemerintah kab./kota bersedia menyediakan dana untuk pengolahan sampah di TPA serta pengadaan alat angkutsampah (melalui MoU Pemda dan Dit. PPLP);
TOT kepada Tim Pelatih Kabupaten/Kota untuk dapat melaksanakan pelatihan operator Instalasi PengolahanLeachate (IPL);
Sosialisasi/diseminasi NSPM pengelolaan IPL;
Produk materi penyuluhan/promosi kepada masyarakat;
Penyediaan media komunikasi (brosur, pamflet, baliho, iklanlayanan masyarakat, pedoman dan lain sebagainya).
b. Pengembangan TPA Regional
Penyiapan MOU antara 2 (dua) atau lebih kab./kota untukpengelolaan TPA bersama secara regional;
Penetapan daerah yang akan memanfaatkan TPA, serta yang bersedia menyediakan lahan sebagai lokasi TPAregional;
Penyerahan urusan pengelolaan teknis TPA regional kepada Provinsi, selanjutnya Pemerintah Provinsi membentuk unitpelaksana teknis pengelolaan TPA regional;
Fasilitasi pembentukan unit pelaksana teknis pengelolaanTPA regional. c. Pemanfaatan Prasarana dan Sarana yang ada
Rehabilitasi Prasarana Sarana;
Melengkapi Prasarana Sarana yang telah ada;
Peningkatan Operasi dan Pemeliharaan.
d. Penyediaan Prasarana dan Sarana Persampahan atauPembinaan Sistem Modul Persampahan:
Pengadaan dan penambahan peralatan;
Pembangunan Prasarana dan sarana;
Pilot Project TPA.
e. Piranti Lunak
Peningkatan kelembagaan;
Peningkatan peran serta masyarakat dan swasta;
Penyiapan hukum dan kelembagaan. Kriteria Kesiapan
Kondisi dan persyaratan perolehan program tersebut di atas adalah:
f. Sudah memiliki RPI2-JM dan SSK/Memorandum Programatau sudah mengirim surat minat untuk mengikuti PPSP;
g. Adanya minat/permohonan dari Pemerintah Kabupaten/Kotauntuk prasarana yang direncanakan;
h. Adanya dokumen Master Plan Persampahan/Studi/DED; i. Adanya kesiapan lahan;
j. Adanya kesiapan institusi pengelola. 2. Pembangunan Prasarana Persampahan 3R
Kriteria kegiatan infrastruktur tempat pengolahan sampah terpadu 3R a. Lokasi:
Kawasan permukiman di perkotaan yang memungkinkanpenerapan kegiatan berbasis masyarakat;
Kawasan rumah sederhana sehat (RSH) yang berminat. b. LingkupKegiatan:
Bantuan Teknis Penyusunan RPI2JMKabupaten/Kota
Bidang Cipta Karya - Termasuk KSN - 2014
VI - 37
Fasilitasi pembentukan kelompok masyarakat (sebagaipengelola), penyusunan rencana kegiatan;
Pembangunan hanggar, pengadaan alat pengumpul sampah,alat komposting;
Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R dapat difungsikansebagai pusat pengolahan sampah tingkat kawasan, daurulang atau penanganan sampah lainnya dari kawasan yangbersangkutan;
TOT kepada Tim Pelatih Kabupaten/Kota untuk dapatmelaksanakan pelatihan KSM dan pemberdayaan masyarakat;
Sosialisasi/diseminasi/ kampanye NSPM TPS 3R;
Produk materi penyuluhan/promosi kepada masyarakat;
Penyediaan media komunikasi (brosur, pamflet, baliho, iklanlayanan masyarakat, pedoman dan lain sebagainya).
c. Kriteria Kesiapan:
Sudah memiliki RPI2-JM CK dan SSK/Memorandum Programatau sudah mengirim surat minat untuk mengikuti PPSP;
Tidak terdapat permasalahan dalam penyediaan lahan (lahansudah dibebaskan);
Penanganan secara komunal yang melayani sebagian/seluruhsumber sampah yang ada di dalam kawasan;
Mendorong peningkatan upaya minimalisasi sampah untukmengurangi beban sampah yang akan diangkut ke TPA;
Pengoperasian dan pemilahan sistem ini dibiayai dandilaksanakan oleh kelompok masyarakat di kawasan itu sendiri;
Pemerintah Kabupaten/Kota akan melakukan penyuluhankepada masyarakat. 6.4.3. Drainase
6.4.3.1. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan tantangan Pengembangan Drainase