• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Desa Manyampa

2. Permasalahan Komoditi Jagung di Indonesia

Masih rendahnya produksi jagung ini disebabkan oleh berbagai faktor antara lain, seperti teknologi bercocok tanam yang masih kurang baik, kesiapan dan ketrampilan petani jagung yang masih kurang, penyediaan sarana produksi yang masih belum tepat, kurangnya

52 Pak Abbas Kepala Desa, Wawancara kepala desa Manyampa,pada hari senin tanggal 22 Juli (15:00)

33

pemodalan petani jagung untuk menyediakan sarana produksi ditambah lagi kemampuan pemodalan dan manajemen petani jagung untuk melakukan kegiatan usaha agribisnis jagung masih sangat terbatas, demikian juga dukungan pemerintah semakin berkurang dengan dikuranginya subsidi terhadap sarana produksi pertanian. Permasalahan klasik yang dihadapi petani inilah yang menyebabkan pada umumnya agribisnis jagung dilakukan berskala kecil. Akibatnya produktivitas jagung rendah di Indonesia.

Bapak Iwan yang merupakan salah satu pedagang jagung di desa Manyampa menyampaikan bahwa :

“Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan petani jagung diantaranya adalah dengan memberikan kesadaran kepada petani tentang cara bercocok tanam yang tepat dan modern. Petani dalam produksinya harus diarahkan pada orientasi bisnis atau komersial, bukan hanya memproduksi jagung dalam skala kecil untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Namun upaya tersebut akan memenuhi hambatan karena tingkat pendidikan petani jagung yang terbatas. Kemudian upaya yang dapat dilakukan adalah dengan sistem kemitraan usaha dalam agribisnis jagung. Kita ketahui jika petani memperoleh sarana produksi pertanian tersebut dengan sistem pembelian atau dengan bantuan dalam bentuk kemitraan. Oleh sebab itu pengembangan agribisnis jagung membutuhkan dukungan permodalan dan komitmen yang kuat”53

3. Strategi penjualan jagung a. Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran adalah suatu rencana kerja yang taktis dan akan membantu perusahaan untuk mencapai tujuan jangka panjang dan pendek.

Juga menggambarkan bagaimana sebuah usaha berupaya menarik para

53Pak Iwan Pedagang Jagung, Wawancara pedagang jagung,pada hari senin tanggal 22 Juli (19:00)

pelanggan, serta bagaimana pelanggan diperlakukan untuk memastikan penjualan selanjutnya, dan bagaimana mengantisipasi saat-saat kritis dalam proses perkembangan usaha. Strategi pemasaran memerlukan kepastian mengenai orang yang tepat untuk melakukan presentasi penjualan, orang tersebut harus benar-benar terlatih serta mendapatkan dukungan penuh dari organisasi. Tujuan mengembangkan strategi pemasaran adalah untuk mendapatkan pengaruh kuat dari anggaran pemasaran yang terbatas.

Analisis Pemasaran Saluran pemasaran jagung Dalam kegiatan pemasaran atau saluran pemasaran jagung dilokasi penelitian, pada umumnya para pedagang langsung mendatangi petani dan melakukan transaksi langsung. Selajutnya pedagang pengumpul tersebut menjual ke pedagang besar yang ada di Kabupaten Bulukumba, kemudian pedagang besar akan menjual ke makassar, pedagang pengecer dan juga konsumen.

Panjang pendeknya saluran pemasaran yang dilalui oleh suatu produksi dapat menentukan besarnya margin total yang diterima oleh lembaga pemasaran yang terlibat. Bagi petani yang menjual jagungnya ke pedagang besar akan lebih menguntungkan dibanding jika mereka menjual kepedagang pengumpul.

Pemasaran memfasilitasi proses pertukaran dan pengembangan hubungan dengan konsumen dengan cara mengamati secara cermat kebutuhan dan keinginan konsumen yang dilanjutkan dengan mengembangkan suatu produk yang memuaskan kebutuhan konsumen dan

35

menawarkan produk tersebut pada harga tertentu serta mendistribusikannya agar tersedia di tempat-tempat yang menjadi pasar bagi produk bersangkutan. Untuk itu perlu dilaksanakan suatu program promosi atau komunikasi guna menciptakan kesadaran dan ketertarikan konsumen kepada produk bersangkutan.

b. Metode pemasaran Jagung di kabupaten bulukumba khususnya di Desa Manyampa

Adapun cara pemasaran jagung yang dilakukan oleh petani di Desa Manyampa Kecamatan ujung loe Kabupaten Bulukumba untuk hasil produksinya, yaitu :

1. Sistem jual langsung

Sistem ini dilakukan dengan cara petani menjual langsung jagungnya pada pedagang seharga Rp.2.500 per Kg dan pegadang tersebut yang nantinya mendistribusi jagung ke konsumen. Cara lain yang dilakukan petani adalah menjual langsung ke peternak ayam petelur atau ayam pedaging dan PT.JAPFA dengan harga Rp. 2.800 per Kg.

Menurut apa yang disampaikan Bapak sapa‟ selaku petani jagung dalam proses wawancara:

“ Proses penjualan jagung dilakukan dengan cara para petani terlebih dahulu mengumpulkan jagung yang sudah di panen lalu para pedagang sendiri yang datang langsung kerumah petani atau pengumpul kemudian menimbanya dan menghitung jumlah keseluruhan jagung yang telah di kumpulkan.”54

54 Bapak Sapa Petani Jagung, Wawancara petani jagung Desa Manyampa,pada hari selasa tanggal 23 Juli (10:30)

c. Tinjauan Hukum Islam

Jual beli merupakan akad yang dibolehkan dalam AlQur‟an, Hadist, dan Ijma‟ para ulama.55 Hal ini berdasarkan atas dalil-dalil yang terdapat di dalam Al-Qur‟an, Al-Hadits, ataupun ijma‟ ulama‟ adalah sebagai berikut :

1. Al-Qur‟an.

Allah SWT berfirman dalam Q.S an-Nisa‟ ayat 29 yang berbunyi:

ب ُّٓٚ أَٰٓ ٚ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.56

Ayat ini mengidentifikasikan bahwa Allah SWT melarang kaum muslimin memakan harta orang lain secara bathil seperti halnya melakukan transaksi berbasis bunga (riba), transaksi yang bersifat spekulatif judi (maisir).57

Melalui ayat ini Allah mengingatkan, wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan, yakni memperoleh harta yang merupakan sarana kehidupan kamu, diantara kamu dengan jalan yang batil, yakni tidak sesuai dengan tuntunan syariat, tetapi hendaklah kamu peroleh

55 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah jilid 5, Jakarta: Cakrawala,2009,h.158-159

56Departemen Agama RI,Al-qur‟an,h.25

57 Djuwaini,Fiqh,h.70

37

harta itu, dengan jalan perniagaan yang berdasarkan kerelaan diantara kamu, kerelaan yang tidak melanggar ketentuan agama.

Ayat di atas menekankan juga mengharuskan peraturan-peraturan yang ditetapkan dan tidak melakukan apa yang diistilahkan oleh ayat di atas dengan al-batil, yakni pelanggaran terhadap ketentuan agama atau kesyaratan yang disepakati dan Ayat diatas menjelaskan tentang menghalalkan jual beli dan larangan memakan harta orang lain dengan jalan yang batil, karena itu termasuk riba.

2. Hadits

Hukum jual beli juga dijelaskan pada hadits Rasulullah SAW. Ialah Hadits Rifa‟ah ibnu Rafi‟ yang berbunyi:

ٍَّْ ع

ditanya: Apakah profesi yang paling baik? Rasulullah menjawab:

“Usaha tangan manusia sendiri dan setiap jual beli yang diberkati”.

(HR. Al-Barzaar dan Al-Hakim).58

Hadits diatas menjelaskan tentang keberkahan dalam jual beli yaitu pedagang yang jujur, tidak curang, dan tidak mengandung unsur penipuan dalam berdagang.

3. Ijma‟

Ulama‟ muslim sepakat atas kebolehan akad jual beli. Ijma‟ ini memberikan hikmah bahwa kebutuhan manusia berhubungan dengan

58Al-Hafidz Ibnu Hajjar Al-Asqalani,Terjemah Bulughul Maram,Jeddah:Al-Thoba‟ah Wal-Nashar Al-Tauzi.t.Th,h.165

sesuatu yang ada dalam kepemilikan orang lain dan kepemilikan sesuatu itu tidak akan diberikan dengan begitu saja, namun terdapat kompensasi yang harus diberikan.59

Berdasarkan dalil-dalil yang diungkapkan, jelas sekali bahwa praktek akad atau kontrak jual beli mendapatkan pengakuan dan legalitas dari syara‟ dan sah untuk dilaksanakan dalam kehidupan manusia.

Pekerjaan yang paling baik bagi seorang muslim adalah usaha yang dilakukan dengan tangannya sendiri, kemudian adalah jual beli yang dilakukan dengan jujur, tanpa diiringi dengan kecurangan, tidak ada dusta penyamaran barang yang dijual, seperti menyembunyikan aib barang dari pengelihatn pembeli. Dengan mengutamakan sikap kejujuran dalam jual beli, maka jual beli tersebut akan mendapatkan berkah dari Allah.

Rasulullah saw.

1. Macam-macam Jual Beli

Jual beli dapat ditinjau dari beberapa segi, ditinjau dari segi hukumnya, jual beli ada dua macam, yaitu jual beli yang sah menurut hukum dan batal menurut hukum, dari segi objek dan dari segi pelaku jual beli.60

Sebagaimana dikutip oleh Muhammad Jawad Mughniyah dalam bukunya yang berjudul “Fiqh Al-Iman Ja‟far ash-Shadiq „Ardh wa Istidlal juz 3 dan 4”

bahwa, jual beli terbagi menjadi beberapa macam. Di antaranya ialah sebagai berikut:

59 Djuwaini, Fiqh,h.73

60 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah,Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,2010,h.75

39

1. Jual beli fudhuli, yaitu jual beli yang ijab atau qabulnya dilakukan oleh orang yang bukan berkepentingan langsung maupun wakilnya.

2. Jual beli nasi‟ah, yaitu barang yang diperjual-belikan diserahkan saat itu juga, sedangkan harganya diserahkan belakangan.

3. Jual beli salam, yaitu harganya diserahkan sat itu juga, sementara barangnya belakangan (kebalikanya jual beli nasi‟ah).

4. Jual beli ash-sharf, yaitu khusus berkenaan dengan emas dan perak.

5. Jual beli murababah, yaitu jual beli dengan keuntungan tertentu (sesuai kesepakatan kedua belah pihak).

6. Jual beli muwadha‟ah, yaitu jual beli dengan kerugian tertentu.

7. Jual beli tauliyah, yaitu jual beli sesuai dengan modal.61

Ditinjau dari segi benda yang dijadikan objek jual beli dapat dikemukakan pendapat Imam Taqiyyudin yang telah dikutip Hendi Suhendi bahwa jual beli menjadi tiga bentuk atau Tiga macam yaitu:

a. Jual beli benda yang kelihatan

Jual beli benda yang kelihatan ialah pada waktu akad jual beli benda atau barang yang diperjual belikan ada di depan penjual dan pembeli. Hal ini lazim dilakukan masyarakat banyak dan boleh dilakukan, seperti membeli beras di pasar.62

61 Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqh Al-Imam Ja‟far Ash-Shaddiq Ardh Wa Istidlal juas 3 dan 4, Jakarta: Penerbit Lentera, 2009,h.46

62 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, ( Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,2014, h. 75

b. Jual beli benda yang disebutkan sifat-sifatnya dalam janji.

Jual beli yang disebutkan sifat-sifatnya dalam perjanjian ialah jual beli salam(pesanan). Menurut kebiasaan para pedagang, salama dalam bentuk jual beli yang tidak tunai (kontan), salama pada awalnya berarti meminjamkan barang atau sesuatu yang seimbang dengan harga tertentu.

c. Jual beli benda yang tidak ada

Jual beli benda yang tidak ada dan serta tidak dapat dilihat ialah jual beli yang dilarang oleh agama islam karena barangnya tidak tentu dan masih gelap sehingga dikhawatirkan barang tersebut diperoleh dari surian atau barang titipan yang akibatnya dapat menimbulkan salah satu pihak.

Menurut apa yang disampaikan Bapak Ambo selaku petani jagung dalam proses wawancara:

“Transaksi jual beli yang dilakukan itu sudah sesusai syariat islam karna sebelum melakukan jual beli kita sebagai petani dan pedangang terlebih dahulu melakukan akad atau perjanjian di awal.

Dari macam-macam jual beli bahwa yang sering dilakukan oleh masyarakat adalah jual beli barang yang dapat disaksikan oleh kedua belah pihak secara langsung dan jelas. jual beli dalam garis besarnya adalah Allah swt. Mensyari‟atkan jual beli sebagai pemberian keluangan dan keluasaan kepada hamba-hamba-Nya, karena semua manusia secara pribadi mempunyai kebutuhan berupa sandang, pangan, dan papan. Kebutuhan seperti ini tidak pernah putus selama manusia masih hidup. Tak seorang pun dapat memenuhi hajat hidupnya sendiri, karena itu manusia dituntut berhubungan satu sama lainnya. Dalam hubungan ini tak ada satu

63 Bapak Ambo selaku Petani Jagung, Wawancara petani jagung Desa Manyampa, pada hari rabu 24 Juli (08:00)

41

2. Khiyar dalam Jual Beli

Al-Khiyar (hak memilih) adalah mencari kebaikan dari dua perkara, antara menerima atau membatalkan sebuah akad.64 Dalam jual beli menurut agama Islam dibolehkan memilih, apakah akan meneruskan jual beli atau akan membatalkannya karena terjadi sesuatu hal.

Khiyar dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

a. Khiyar majelis, artinya antara penjual dan pembeli boleh memilih, akan melanjutkan jual beli atau membatalkannya. Selama keduanya masih ada dalam satu tempat (majelis).

b. Khiyar syarat, penjualan yang di dalamnya disyaratkan sesuatu baik oleh penjual maupun oleh pembeli, seperti seseorang berkata, “saya jual rumah ini dengan harga Rp.100.000.000,00 dengan syarat khiyar selama tiga hari”.65 Kedua belah pihak yang mengadakan transaksi dengan mengajukan syarat tersebut dengan tempo yang sama-sama diketahui oleh kedua belah pihak.

c. Khiyar aib artinya hak yang dimiliki seorang aqidain untuk membatalkan akad atau tetap melangsungkannya ketika menemukan cacat pada objek akad dimana pihak lain tidak memberitahukannya pada saat akad.66

d. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, khiyar dalam jual beli diperbolehkan, apakah akan meneruskan jual beli atau akan membatalkannya karena terjadi sesuatu hal.\

64 Sabiq, Fiqh Sunnah Jilid 4,h.158

65 Suhendi,Fiqh,h.83-84

66 Ismail Nawawi,Fiqh Muamalah Klasik dan Kontemporer, Bpgor:Ghalia Indonesia

42

1. Potensi jual beli komoditi hasil pertanian khususnya jagung di Desa Manyampa memiliki potensi yang cukup besar karna jagung merupakan hasil pertanian yang sangat menguntungkan bagi masyarakat desa khususnya di Desa Manyampa.

2. Strategi penjualan jagung di Desa Manyampa yaitu Sistem ini dilakukan dengan dua cara yaitu petani mengumpul dan menjual langsung jagungnya kepada pedagang dan adapun petani yang mengumpulkan hasil pertanianya dengan cara menjual langsung keperusaahan ternak.

3. Tinjauan hukum Islam terhadap proses penjualan jagung di Desa Manyampa sudah sesuai dengan aturan jual beli di dalam Islam karena awal proses jual beli sudah terjadi yang namanya akad atau biasa disebut perjanjian timbal balik antara si penjual dan pembeli.

B. Saran

1. Pemerintah daerah lebih memberikan perhatian terhadap hasil pertanian jagung di Desa Manyampa sedangkan petani memiki landasan untuk mengembangkan hasil pertanianya dengan lebih variatif.

2. Edukasi terhadap masyarakat mengenai asas-asas jual beli menurut hukum Islam sehingga dapat di peraktekkan oleh petani.

3. Pemerintah seharusnya melakukan sosialisasi mengenai proses jual beli yang berdasarkan aturan hukum Islam sehingga masyarakat dapat

43

mengaplikasikanya agar tidak ada yang dirugikan antara penjual dan pembeli serta menjaga persaudaraan untuk kesejahteraan bersama.

DAFTAR PUSTAKA

Dokumen terkait