• Tidak ada hasil yang ditemukan

BEBAN USAHA

B. Permasalahan dan Tantangan

Permasalahan pengelolaan air limbah yang dihadapi oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bombana dari aspek teknis dan non teknis seperti tertuang pada table berikut.

Tabel-6.45:

Permasalahan Pengelolaan Air Limbah Yang Dihadapi

No Aspek Pengelolaan Air Limbah Permasalahan Yang Dihadapi Tindakan Yang Sudah Dilakukan Yang Sedang Dilakukan I Aspek Teknis Besedia tersedianya

IPLT KesediaanLahan A. Kelembagaan

- Bentuk Organisasi Perlu kejelasan dan transparan

- Tata Laksana (Tupoksi, SOP dll) BLH

- Kualitas dan Kuantitas SDM Masih kurangnya SDM dibidangnya B. Perundangan Terkait Sektor Air Limbah

(Perda, Pergub, Perbub/Perwali, dst) Perlu Regulasi yangJelas berupa Peraturan Daerah

Penyiapan Perda Retribusi C. Pembiayaan

- Sumber-sumber Pembiayaan APBD/APBN

- Restribusi Masyarakat

D. Peran Serta Masyarakat dan Swasta II Aspek Teknis

A. Sistem On-Site Sanitation - MCK

- Jamban Keluarga/Cubluk/Septik Tank

- Septik Tank Komunal Komunal - PS Sanitasi Berbasis Masyarakat

- Truk Tinja

- IPLT Tersedianya

Lahan 2 Ha B. Sistem Off Site Sanitatioan

- Sambungan Rumah - Sistem Jaringan Pengumpul

- Sistem Sanitasi Berbasis Masyarakat - IPAL

Sedangkan tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan air limbah di Kabupaten Bombana meliputi:

 Tantangan Internal Cakupan pelayanan air limbah terkendala oleh Mobilisasi  Banyak timbulnya penyakit karena buruknya pengelolaan air limbah

1. Tantangan Eksternal(contoh)

 Target RPJMN bebas pembuangan tinja secara terbuka di tahun 2014

 Target MDGs 7c terlayaninya 50% masyarakat yang belum mendapatkan akses air limbah

sampai tahun 2015

6.4.1.3 Analisis Kebutuhan Pengelolaan Air Limbah

Kebutuhan komponen pengelolaan air limbah adalah secara teknis dan non teknis baik sistem setempat individual, komunal maupun terpusat skala kota, serta memperlihatkan arahan struktur pengembangan prasarana kota yang telah disepakati. Sedangkan analisis yang terkait dengan kebutuhan air limbah adalah analisis sistem pengelolaan air limbah (on site dan off site), analisis jaringan perpipan air limbah untuk sistem terpusat, analisis kualitas dan tingkat pelayanan serta analisis ekonomi. Hasil analisis kebutuhan dituangkan dalam table-4.46 berikut ini.

Tabel-6.46:

Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Pengelolaan Air Limbah

No Uraian Kondisi

Eksisting

Kebutuhan

Ket 2014 2015 2016 2017 2018

I Aspek Non Teknik -

A. Peraturan Terkait Sektor Air Limbah - Ketersediaan Peraturan Bidang Air

Limbah (Perda, Pergub, Perbub/Perwali, dsb)

B. Kelembagaan Dalam

proses

- Bentuk Organisasi √

- Ketersediaan Tata Laksana

(Tupoksi, SOP, dll) √

- Kualitas dan Kuantitas SDM √ C. Pembiayaan

- Sumber Pembiayaan √ √ √

- Tarif Retribusi √

- Realisasi Penarikan Retribusi (%

terhadap target) √

D. Peran Serta Masyarakat dan Swasta (sudah ada/belum ada/bentuk kontribusi, dll)

Belum ada II Aspek Teknis

A. Sistem Setempat

- Ketersediaan dan Kondisi IPLT - Kapasitas IPLT

No Uraian Kondisi Eksisting

Kebutuhan

Ket 2014 2015 2016 2017 2018 - Tingkat Cakupan Pelayanan IPLT

- Ketersediaan dan Kondisi Truk Tinja Belum ada - Biaya O & P Belum - Kualitas Efluen IPLT (BOD dan

COD)

- Ketersediaan Sistem Pengelolaan Air Limbah Skala Kecil/Kawasan/Komunitas

Dalam Proses B. Sistem Terpusat (off site)

- Ketersediaan dan Kondisi IPAL Belum ada - Kapasitas IPAL

- Tingkat Cakupan Pelayanan IPAL - Biaya O & P

- Kualitas Efluen IPAL (BOD dan COD)

6.4.1.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Air Limbah

Untuk mendukung program dan kegiatan pengelolaan air limbah di Kabupaten Bombana kriteria kesiapan daerah yang sudah ada dan yang akan dilaksanakan meliputi:

1. Dokumen DEDIPLT di Rarowatu Utara dilaksanakan pada tahun 2014

2. Kesiapan lahan seluas 3 ha di Kecamtan rarowatu Utara untuk pembangunan IPLT

3. Ketersediaan Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) sebesar ± Rp 3 M .Tahun 2014 untuk Kesiapan Lahan dan Akses Jalan Masuk Kawasan IP

4. Dokumen Buku Putih Sanitasi (BPS) Tahun 2014; 5. Dokumen Strategi Sanitasi Kota (SSK) Tahun 2014;

6. Dokumen Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPSS) Tahun 2015; 7. Master Plan Pengelolaan Air Limbah Kota Kendari Tahun 2015 8. Surat Minat PPSP Tahun 2011;

6.4.2 PERSAMPAHAN

6.4.2.1 Arahan Kebijakan dan lingkup Kegiatan

6.4.2.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan

Isu-isu strategis dan permasalahan dalam pengelolaan persampahan di Indonesia antara lain: 1. Kapasitas Pengelolaan Sampah Kapasitas pengelolaan sampah erat kaitannya dengan:

a. Makin besarnya timbulan sampah berupa peningkatan laju timbulan sampah perkotaan antara 2-4% per tahun.

Dengan bertambahnya penduduk, pertumbuhan industri dan peningkatan konsumsi masyarakat dibarengi peningkatan laju timbulan sampah.

b. Rendahnya kualitas dan tingkat pengelolaan persampahan.

Rendahnya kualitas pengelolaan persampahan terutama pengelolaan TPA memicu berbagai protes masyarakat. Di sisi lain rendahnya tingkat pengelolaan sampah mengakibatkan masyarakat yang tidak mendapat layanan membuang sampah sembarangan atau membakar sampah di tempat terbuka.

c. Keterbatasan Lahan TPA

Keterbatasan lahan TPA merupakan masalah terutama di kota-kota besar dan kota metropolitan. Fenomena keterbatasan lahan TPA memunculkan kebutuhan pengelolaan TPA Regional namun banyak terkendala dengan banyak faktor kepentingan dan rigiditas otonomi daerah.

2. Kemampuan Kelembagaan

Masih terjadinya fungsi ganda lembaga pengelola sampah sebagai regulator sekaligus operator pengelolaan serta belum memadainya SDM (secara kualitas dan kuantitas) menjadi masalah dalam pelayanan persampahan.

3. Kemampuan Pembiayaan

Kemampuan pendanaan terutama berkaitan dengan rendahnya alokasi pendanaan dari pemerintah daerah yang merupakan akibat dari rendahnya skala prioritas penanganan pengelolaan sampah. Selain itu adalah rendahnya dana penarikan retribusi pelayanan sampah sehingga biaya pengelolaan sampah menjadi beban APBD. Permasalahan pendanaan secara keseluruhan berdampak pada buruknya kualitas penanganan sampah.

2. Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta

Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan sampah dan belum dikembangkan secara sistematis potensi masyarakat dalam melakukan sebagian sistem pengelolaan sampah, serta rendahnya minat pihak swasta berinvestasi di bidang persampahan karena belum adanya iklim kondusif membuat pengelolaan sampah sulit untuk ditingkatkan. 3. Peraturan perundangan dan Lemahnya Penegakan Hukum

Lemahnya penegakan hukum terkait pelanggaran dalam pengelolaan sampah dan kurangnya pendidikan masyarakat dengan PHBS sejak dini juga menjadi kendala dalam penanganan sampah.

Sedangkan isu-isu strategis dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Bombana meliputi:

1. Peningkatan Pengelolaan Persampahan berbasis pengurangan dan penanganan sampah. 2. Peningkatan Pelayanan Sistem Persampahan

Kondisi Eksisting Pengembangan Persampahan

Dokumen terkait