• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permasalahan Dan Tantangan Pengembangan Air Limbah Permasalahan Air Limbah

Dalam dokumen Aspek teknis BAB VI - 1 (Halaman 73-77)

“Untuk turut melaksanakan pembangunan daerah yang bergerak di bidang jasa vital untuk mewujudkan, meningkatkan, mengembangkan serta memperlancar pelayanan akan air minum

C. Permasalahan Dan Tantangan Pengembangan Air Limbah Permasalahan Air Limbah

1. Belum adanya sistem pengelolaan air limbah yang memenuhi syarat sehingga air limbah berpotensi mencemari air tanah dan air permukaan, berdasarkan studi EHRA oleh Dinas Kesehatan Kota Sibolga tempat penyaluran buangan akhir tinja di Kota Sibolga sebesar 2,3 % masih menggunakan cubluk atau lobang tanah dan 32,3 % menggunakan tangki septik. Dari yang menggunakan tangki septik diperoleh data bahwa 20,5 % suspek tidak aman.

2. Sarana dan prasarana pengelolaan air limbah seperti Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT) sudah ada tapi tidak memadai dan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) belum ada. Dari tingkat rumah tangga presentase kepemilikan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) di Kota

Aspek Teknis BAB VI - 74 Sibolga 66,3 % tidak memiliki SPAL dan akibatnya sebesar 33,8 % mengalami genangan, sedangkan dalam hal pencemaran 50 % mengalami pencemaran karena SPAL.

3. Tingkat kesadaran masyarakat mengenai pengelolaan air limbah yang baik dan sehat masih rendah. Hal ini telihat pada tingkat kepemilikan SPAL yang rendah yang menunjukkan bahwa pengolahan Air Limbah Non Tinja (Grey Water) tidak menjadi perhatian masyarakat. Kondisi ini juga disebabkan program sektor air limbah yang berbasis masyarakat masih kurang, walaupun pada prakteknya animo masyarakat terhadap program-program pemberdayaan cukup baik. 4. Bahwa hampir semua pengelolaan air limbah domestik di Kota Sibolga masih menggunakan on

site system dengan tingkat teknologi sederhana, sementara pengelolaan dengan berbasisoff site communal masih belum berkembang,.

5. Belum ada kelembagaan yang kuat di dalam mengatur sistem pengelolaan air limbah atau sistem sanitasi, baik dilingkungan Pemerintah, masyarakat, maupun swasta.

6. Belum adanya masterplan pengolahan air limbah domestik dan belum adanya data yang akurat mengenai penanganan air limbah di skala sekolah, fasilitas umum dan industri-industri skala RT.

Beberapa kriteria yang menjadi pertimbangan dalam memecahkan permasalahan diatas adalah kepadatan penduduk, klasifikasi wilayah, karakteristik tata guna lahan, serta resiko kesehatan lingkungan. Analisis yang dilakukan menghasilkan suatu peta yang menggambarkan zona dan sistem pengelolaan air limbah yang akan menjadi bahan untuk perencanaan pengembangan sistem. Peta tersebut memzonasi sistem pengelolaan air limbah.

Berdasarkan kondisi tersebut serta memperhatikan faktor-faktor lain seperti rencana tata guna lahan dan kondisi tanah, maka sistem pengelolaan air limbah di Kota Sibolga dibagi ke dalam 3 zonasi sistem. Adapun pembagiannya tampak pada peta 6.4.1.Berdasarkan Pemetaan tersebut dihasilkan suatu peta yang menggambarkan kebutuhan sistem pengelolaan air limbah untuk perencanaan pengembangan sistem. Peta tersebut terbagi dalam beberapa zonasi, dimana zona tersebut sekaligus merupakan dasar bagi kota dalam merencanakan pengembangan sanitasi.

Rencana pengembangan tersebut diilustrasikan sebagai berikut:

• Zona 1 merupakan area dengan tingkat resiko relatif tinggi (indek ARS 3 & 4), kondisi topografi relatif berkontur dan merupakan Kawasan Permukiman padat yang harus diatasi dengan pilihan system terpusat (off site) dalam jangka menengah. Zona ini mencakup kawasan perdagangan dan jasa sub wilayah kota di Kelurahan Pancuran Kerambil dan Kelurahan Aek Muara Pinang dengan opsi teknologi off site system (system terpusat) skala komunal.

• Zona 2, merupakan area dengan tingkat resiko sanitasi dapat diatasi dalam jangka menengah dengan perubahan perilaku dan oleh karena merupakan daerah kepadatan penduduk sedang (peri urban) maka pemilihan system nya adalah on site individual dengan pendekatan septick tank komunal.

Aspek Teknis BAB VI - 75 • Zona 3, merupakan area rural (kepadatan rendah) yang dapat diatasi dalam jangka pendek

dengan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) melalui pilihan system setempat (on site) dalam skala rumah tangga (household based). Dengan opsi teknologi Jamban berseptick tank dan MCK ++ dan penanganan untuk perubahan perilaku dengan pemicuan (CLTS).

Tantangan Pengembangan Sektor Air Limbah

Tantangan yang dihadapi Kota Sibolga sesuai karakteristik terkait pembangunan sektor air limbah adalah tantangan internal dan tantangan eksternal. Tantangan internal berhubungan dengan cakupan pelayanan air limbah, kejadian penyakit karena buruknya pengelolaan air limbah, perlindungan sumber air baku, kualitas kelembagaan, penggalian sumber dana serta pembagian porsi dana APBN dan APBD. Sedangkan tantangan eksternal berkaitan dengan target RPJMN bebas pembuangan tinja secara terbuka di tahun 2014 dan Target MDGs 7c begitu juga masyarakat yang belum mendapatkan akses air limbah sampai tahun 2015.

Selain itu, Peraturan Menteri PU Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke PU an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan didalam dokumen RPIJM yang merupakan tantangan tersendiri bagi pelayanan pengelolaan Air Limbah. Target pelayanan dasar bidang Air Limbah sesuai dengan Peraturan Menteri PU Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum dapat dilihat melalui tabel 6..4.1

Tabel 6.4.1 Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya berdasarkan Permen PU No.14/PRT/M/2010

Jenis Pelayanan Dasar Standar Pelayanan Minimal Batas Waktu

Pencapaian Ket Indikator Nilai Penyehatan Lingkungan Permukiman (Sanitasi Lingkungan dan Persam pahan) Air Limbah Permu- kiman

Tersedianya sistem air limbah setempat yang memadai.

Tersedianya sistem air lim bah skala komunitas/ kawasan/kota 60% 5% 2014 2014 Dinas yg membidangi PU Dinas yg membidangi PU

Aspek Teknis BAB VI - 76 6.4.1.3 Analisis Kebutuhan Pengelolaan Air Limbah

Sesuai hasil analisa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada tiap sub-sektor sanitasi maka telah dirumuskan tentang tujuan, sasaran dan strategi. Tujuan merupakan pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi, dan menangani isu strategis yang dihadapi.Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik dan mudah dicapai serta dapat dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Strategi adalah cara untuk mencapai visi dan misi yang dirumuskan berdasarkan kondisi saat ini. Berdasarkan hasil kajian tersebut, disusun bab ini yang merupakan inti dari Strategi Sanitasi Kota Sibolga Tahun 2016-2020, yang akan memaparkan tentang isu strategis, permasalahan mendesak, tujuan, sasaran dan tahapan pencapaian serta strategi utama dari setiap sub sektor sanitasi.

Secara umum, berdasarkan hasil pembobotan dan skoring analisis SWOT untuk sektor Air Iimbah menunjukkan bahwa Kota Sibolga berada posisi kuadran ke I.

Tabel 6.4.2 Analisa SWOT Sub Sektor Air Limbah

No. Faktor Internal Skor Angka

1,00 2,00 3,00 4,00 KEKUATAN (STRENGHTS)

1 Aspek Kelembagaan dan peraturan

1.1 Sudah ada tupoksi kelembagaan yang

melakukan pengelolaan air limbah √ 4,00

1.2

Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah Kota Sibolga dalam penyediaan layanan pengelolaan air limbah sudah

dilaksanakan dengan efektif

√ 1,00

1.3 Sudah ada program Sanimas, SLBM,

PNPM untuk masyarakat miskin √ 4,00

1.4 Sudah ada rencana pengembangan

jaringan prasarana air limbah √ 4,00

1.5

Adanya misi Kota Sibolga tentang peningkatan derajat kesehatan

√ 4,00

No. Faktor Internal Skor Angka

1,00 2,00 3,00 4,00

1.6

ada rencana pengembangan prasarana air limbah di Kota Sibolga untuk kawasan industri

√ 4,00

2 Aspek Keuangan

2.1 Anggaran APBD 2014 teralokasi di Dinas

PU √ 4,00

Aspek Teknis BAB VI - 77

2.3 Sudah Ada Alokasi APBD tiap Tahun √ 4,00

3 Aspek Teknis Operasional

3.1 Ada Rencana tangki septic indivisual

sebanyak 30 titik (IUWASH) √ 4,00

3,2 Suplai air yang memadai mengurangi

resiko penyakit √ 4,00

4 Aspek Komunikasi

4.1

Sudah ada media baik pemerintah maupun swasta yang menyebarkan informasi tentang pengelolaan air limbah

√ 4,00

5 SDM

5,1 Penanggulangan Kemiskinan Melalui

pengelolaan air limbah √ 4,00

JUMLAH NILAI KEKUATAN 41,00

KELEMAHAN (WEAKNESS)

Dalam dokumen Aspek teknis BAB VI - 1 (Halaman 73-77)

Dokumen terkait