Lampiran 5
Pernyataan Dukungan
Tentang Temuan dan Rekomendasi
Hasil Dokumentasi Pelapor Khusus Komnas Perempuan tentang Kekerasan Seksual Mei 1998 dan Dampaknya
Dr. H. Tutty Alawiyah, mantan Menteri Urusan Peranan Wanita, a.
Rektor Universitas Islam As-Safi’iyah
Prof. Dr. Suprapti Samil, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia b.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia c.
Konferensi Wali Gereja Indonesia d.
Persatuan Gereja Indonesia e.
96 Lampiran Lima Pernyataan Dukungan 97
PERNYATAAN DUKUNGAN PENGURUS BESAR IDI PADA
PENANGANAN KORBAN KEKERASAN SEKSUAL MEI 1998 Prof. Dr. Ratna Suprapti Samil
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia
Pengurus PB IDI periode 1997-2000 diminta oleh Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) peristiwa tanggal 13-15 Mei 1998, untuk membantu mengumpulkan data-data perihal dugaan adanya kasus kekerasan seksual pada peristiwa di atas. TGPF memberikan jaminan tentang konfidential terhadap hasil pengumpulan data tersebut.
Penyelidikan yang dimaksud dilakukan dalam lingkup medikolegal dengan menggunakan pengetahuan ilmu kedokteran. Penyelidikan kasus kekerasan seksual Mei 1998 dilakukan dengan tujuan:
Mengidentifikasi adanya korban 1.
Mengidentifikasi saksi dan pihak lain yang kompeten dan memperoleh 2.
pernyataan tentang kejadian tersebut Mengidentifikasi tersangka yang terlibat 3.
Memperoleh gambaran tentang waktu dan tempat kejadian 4.
Membedakan antara peristiwa seksual dengan kekerasan dan yang 5.
sukarela
Memperoleh gambaran tentang tingkat kekerasan yang dialami 6.
korban
Memperoleh gambaran tentang akibat yang diderita korban 7.
Merencanakan pertolongan lanjutan pada korban 8.
Mengenai perlindungan sumber fakta. Selain upaya perlindungan lainnya seperti jaminan tertulis tentang keamanan dari pihak yang berwajib maka tindakan menjaga Kerahasiaan Identitas semua pihak yang terkait dengan penyelidikan adalah merupakan prosedur baku yang senantiasa harus selalu diterapkan
Untuk kepentingan perlindungan sumber fakta, maka dalam mengumpulkan data-data PB IDI membuat Protokol kerja dinamakan PROTOKOL JAKARTA. Protokol ini memuat prosedur pencatatan medis dalam menyelidiki kasus dugaan kekerasan seksual, yang disusun berdasarkan Protokol sejenis dari negara lain.
Tgl. 14 Oktober 1998, PB IDI telah memberikan penjelasan hasil temuan kepada TGPF. Sesuai dengan kesepakatan semua hasil temuan PB IDI diserahkan kepada TGPF, dan hanya TGPF yang berhak menyimpan laporan dan berwenang untuk memberikan keterangan kepada siapapun.
Sampai sekarang, tindak kekerasan seksual dalam kerusuhan Mei 1998 masih tetap merupakan kontroversi. Meskipun, sudah ada temuan TGPF Mei 1998
Dr. H. Tutty Alawiyah27
Mantan Menteri Urusan Peranan Wanita Rektor Universitas Islam As Syafi’iyah
Saya sangat bersyukur mendapat undangan hadir menyaksikan kegiatan Komnas Perempuan. Saya diminta oleh Presiden Soeharto menjadi Menteri Peranan wanita (Menperta) selama 3 bulan. Setelah itu, Saya diminta Presiden Habibie untuk melanjutkan tugas di tempat tersebut. Saya belajar banyak. Saat itu ada 3 hal fokus, salah satunya Peristiwa Mei 1998 dimana saya dituntut mendampingi dan menyediakan fasilitas bagi perempuan korban kekerasan. Tuntutan serupa dimintakan sebagai penyikapan terhadap konflik bermuatan SARA. Selama Saya menjadi menteri, ada kekerasan etnis di Kalbar Dayak dan Madura, misalnya. Permasalahan lainnya adalah pornografi dan pornoaksi. Dari hasil kunjungan kerja, Saya bawa pulang UU pornografi dari USA dan Eropa, dan 200 hal bukti di rapat kabinet.
Dalam kaitannya dengan kerusuhan Mei 1998, saya terganggu dengan masalah perkosaan yang terjadi dalam kerusuhan tersebut. Saya pergi ke koran Poskota dan Kompas, juga ke UI, RS Husada, RSCM, RS di Palembang dan RS Singapura, dan juga sampai mencari fakta di Australia. Menyikapi peristiwa ini, saya membangun 14 Pos Katabunga (Buka Mata Buka Telinga) yang terbuka 24 jam. Pos Katabunga adalah kerjasama kami dengan LSM, ada sekitar 17 organisasi untuk perlindungan korban yang terlibat. Kami juga melakukan dialog dengan tokoh perempuan. Antara Mei – Juli saya dipanggil Presiden Habibie soal Komnas Perempuan. Saya ikut mendorong adanya Komnas Perempuan. Mengingat banyaknya tindak kekerasan seksual di Indonesia, saya juga prihatin dengan ringannya hukuman yang diberikan kepada pelaku perkosaan. Di KUHP pelaku perkosaan bisa dihukum sehari atau 12 tahun.
Kejahatan seksual terjadi tidak lepas dari diskriminasi gender. Terkait dengan kerusuhan Mei 1998, pemerintah sebetulnya cukup tanggap dengan membentuk TGPF Mei 1998. Namun, pemerintah Indonesia masih terkesan lambat dalam melakukan upaya penanganannya. Saat itu, masalah yang kita hadapi adalah krisis moneter dan politik. Masalah inilah yang menjadi prioritas. Bukan berarti kerusuhan Mei 1998 tidak menjadi perhatian, karena misalnya saja Presiden Habibie juga mengutuk kerusuhan dan tindak kekerasan terhadap perempuan yang terjadi dalam kerusuhan itu. Sayangnya, laporan yang ada saat itu dari tim relawan tentang ada 168 tindak pemerkosaan tidak bisa terungkap.
Karenanya, mudah-mudahan dalam pertemuan ini, kita bisa dan harus ada di garda depan untuk mengungkapkan kasus tersebut.
27 Pernyataan dukungan ini disampaikan secara lisan pada pelaporan hasil dokumentasi Pelapor Khusus Komnas Perempuan tentang Kekerasan Seksual Mei 1998 dan Dampaknya, 15Mei 2008. Dalam doku-men ini, kami doku-menampilkan ringkasan dari penyampaian dukungan tersebut.
98 Lampiran Lima Pernyataan Dukungan 99 Pemilihan Personil
Personil harus diakui dan dapat diterima oleh semua pihak yang berkepentingan dalam kasus/issu yang timbul pada suatu waktu tertentu
Kriteria
Personil penyelidikan haruslah memenuhi syarat: Imparsial 1. Kompeten 2. Independen 3. Jumlah personil
Jumlah personil penyelidikan minimal tiga orang
Penggalian Fakta
Fakta di lapangan diperoleh sedapat mungkin dari tangan pertama. Dalam hal keadaan tidak memungkinkan maka harus dibuat berita acara sehingga rantai bukti (chain of custody) tetap dipertahankan
Kesahihan Fakta
Kesahihan fakta harus senantiasa teruji dengan mempertahankan prinsip relevance, veracity, reliability, dan probity
Perlindungan Sumber Fakta
Selain upaya perlindungan lainnya seperti jaminan tertulis tentang keamanan dari pihak yang berwajib maka tindakan menjaga kerahasiaan identitas semua pihak yang
terkait dengan penyelidikan adalah merupakan prosedur baku yang senantiasa harus selalu diterapkan.
Laporan Penyelidikan
Laporan penyelidikan disusun secara komprehensif oleh suatu tim ahli dengan menggunakan wawasan forensik dan medikolegal. Laporan tersebut meliputi:
Lingkup penyelidikan sesuai dengan kerangka acuansituasi yang 1.
melatarbelakangi
Prosedur dan metode yang digunakan dalam menilai fakta 2.
Daftar sumber fakta tanpa menyebutkan identitasnya 3.
Kesimpulan atas fakta yang berhasil dikumpulkan 4.
Rekomendasi tindak lanjut 5.
yang didukung oleh organisasi profesional (IDI) yang memiliki kompeten dan memakai alat penyelidikan yang memenuhi syarat. Karena itu, Saya sebagai
pengurus besar IDI mendukung seruan Komnas Perempuan untuk segera mengakhiri kontroversi sekitar terjadinya kekerasan seksual di dalam kerusuhan Mei 1998.
Pernyataan dukungan yang disampaikan secara lisan oleh Prof. Dr. Suprapti Samil adalah ringkasan dari naskah lengkap presentasi sebagai berikut:
Pernyataan Dukungan Pengurus Besar IDI Pada Penanganan Korban Kekerasan Seksual Mei 1998
Oleh:Ratna Suprapti Samil, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia
Pendahuluan
Penyelidikan kasus dugaan kekerasan seksual dilakukan sedemikian rupa, selain memenuhi syarat ilmiah, juga dilakukan secara objektif, imparsial dan independen sehingga hasilnya dapat diterima oleh semua pihak.
Untuk itu pola penyelidikan, kriteria, personil, dan metode penyelidikan harus Terbuka dan dapat dipertanggung jawabkan.
Dalam setiap tahap penyelidikan pihak korban, dokter pemeriksa, pengumpul data, maupun rumah sakit, maupun saksi lain yang terkait tetap terlindungi dalam arti seluas-luasnya.
Lingkup Penyelidikan
Penyelidikan dilakukan dalam lingkup medikolegal dengan menggunakan pengetahuan ilmu kedokteran
Tujuan Penyelidikan
Penyelidikan kasus kekerasan seksual dilakukan dengan tujuan: Mengidentifikasi adanya korban
1.
Mengidentifikasi saksi dan pihak lain yang kompeten dan memperoleh 2.
pernyataan tentang kejadian tersebut Mengidentifikasi tersangka yang terlibat 3.
Memperoleh gambaran tentang waktu dan tempat kejadian 4.
Membedakan antara peristiwa seksual dengan kekerasan dan yang 5.
sukarela
Memperoleh gambaran tentang tingkat kekerasan yang dialami 6.
korban
Memperoleh gambaran tentang akibat yang diderita korban 7.
Merencanakan pertolongan lanjutan pada korban 8.
Proses Penyelidikan
Penyelidikan dilakukan melalui tahap pemilihan personil dan pelaksanaan pengumpulan fakta
100 Lampiran Lima Pernyataan Dukungan 101
Penetrasi
Anal Pelaku 1 Pelaku 2 Pelaku 3 Pelaku 4
Percobaan/Berhasil? Ejakulasi Ya/Tidak?
Penetrasi
Oral Pelaku 1 Pelaku 2 Pelaku 3 Pelaku 4
Percobaan/Berhasil? Ejakulasi Ya/Tidak?
Pelaku 1 Pelaku 2 Pelaku 3 Pelaku 4 Ejakulasi pada Tubuh
Bila Ya, sebutkan lokasi Saliva pada tubuh Bila ya, sebutkan lokasi Penggunaan Kondom (ya/tidak)
Penggunaan Zat Pelumas (ya/tidak)
Benda yang digunakan
untuk penetrasi Pelaku 1 Pelaku 2 Pelaku 3 Pelaku 4
Vagina Anus Mulut
Keterlibatan IDI
Pengurus PB IDI periode 1997-2000 diminta oleh Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) peristiwa tanggal 13-15 Mei 1998, untuk membantu mengumpulkan data-data perihal dugaan adanya kasus kekerasan seksual pada peristiwa di atas. TGPF memberikan jaminan tentang konfidential terhadap hasil pengumpulan data tersebut.
Tgl. 14 Oktober 1998, PB IDI telah memberikan penjelasan hasil temuan kepada TGPF Mei 1998. Sesuai dengan kesepakatan semua hasil temuan PB IDI diserahkan kepada TGPF, dan hanya TGPF yang berhak menyimpan laporan dan berwenang untuk memberikan keterangan kepada siapapun.
Dalam mengumpulkan data-data PB IDI membuat Protokol kerja dinamakan PROTOKOL JAKARTA. Lembar format pengambilan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
Ringkasan Kekerasan Seksual
Penetrasi
Vaginal Pelaku 1 Pelaku 2 Pelaku 3 Pelaku 4
Percobaan/Berhasil? Ejakulasi Ya/Tidak?
BERITA ACARA PENYERAHAN AMPLOP
Pada hari ini …… tanggal …. pukul …….. bertempat di ……….
Berdasarkan permintaan Tim Khusus Ikatan Dokter Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
Jenis kelamin :
Tempat/tgl lahir :
Domisili :
Telah melaksanakan penyerahan amplop yang telah bersegel kepada Tim Penyusunan Pasangan Protokol dan Berita Acara, sesuai dengan protocol yang diberikan oleh Tim Khusus Ikatan Dokter Indonesia kepada saya.
Jakarta, …….
Yang menyerahkan: Yang menerima :
102 Lampiran Lima Pernyataan Dukungan 103
PEMERIKSAAN LAIN
Fotografi Ya Tidak
Oleh siapa?
Bilamana (tanggal/jam)
Pengobatan yang diberikan
Morning-after-pill Ya Tidak
Pengobatan lain ...
BAHAN/ SEDIAAN YANG DIAMBIL
TINDAK LANJUT
Penutup
Sampai sekarang, tindak kekerasan seksual dalam kerusuhan Mei 1998 masih tetap merupakan kontroversi. Meskipun, sudah ada temuan TGPF Mei 1998 yang didukung oleh organisasi profesional (IDI) yang memiliki kompeten dan memakai alat penyelidikan yang memenuhi syarat. Karena itu, saya sebagai pengurus besar IDI mendukung seruan Komnas Perempuan untuk segera mengakhiri kontroversi sekitar terjadinya kekerasan seksual di dalam kerusuhan Mei 1998.
PEMERIKSAAN PSIKIATRI
PADA KORBAN KEKERASAN SEKSUAL Penegakan diagnosis I. Diagnosis : Axis: 1 …….. 2. ……. 3……… 4……… 5……… Gejala-gejala utama ………….
(cemas, depresi, pikiran kacau/konfuse waham, gejala mirip waham dsb)
II. Penentuan hubungan dengan peristiwa kekerasan seksual dan penentuan dapat dipercayanya (reliabilitas)
1. Korban menceriterakan (menyatakan) sendiri tentang ya/tidak
peristiwa tersebut secara langsung maupun tidak langsung
2. Korban menceriterakan peristiwa tsb secara normal (jelas dan ……….
dapat dimengerti) atau kacau (inkoheren, gangguan asosiasi lain flight of ideas dsb)
3. Korban cerita cukup logis, sehingga dapat dipahami bahwa ya/tidak peristiwa tsb bisa terjadi
4. Pada saat bercerita, korban terpengaruh emosinya, sehingga ya/tidak korban berhenti berbicara atau berbicara terbata-bata
5. Korban bercerita dengan bersungguh-sungguh atau ada ………..
kesan dramatisasi
6. Ada pertanda bahwa peristiwa tsb merupakan hal yang traumatis bagi korban, yaitu :
• sikap curiga ada/tidak
• peningkatan kegelisahan apabila menceriterakan peristiwa tsb ada/tidak • mimpi buruk (nightmares, night terror) seperti mengalami ada/tidak kembali atau igauan tentang peristiwa tsb pada saat tidur atau terjaga
7. Terdapat gejala amnesia ada/tidak
8. Konsistensi : cerita korban cukup konsisten, terutama mengenai detil tentang waktu, tempat, orang-orang terlibat, serta urutan cerita :
• pada pemeriksaan yang dilakukan oleh seorang pemeriksa ya/tidak (dokter, psikiater) pada waktu yg berbeda
• pada pemeriksaan yg dilakukan oleh pemeriksa yang berbeda ya/tidak (dokter, perawat, psikologi, dsb).
104 Lampiran Lima Pernyataan Dukungan 105
Dengan perkembangan hasil penyelidikan ini, Komnas HAM berkesimpulan:
• Pemerintah tidak serius menyelesaikan peristiwa kerusuhan Mei 1998 • Mendukung upaya yang dilakukan Komnas Perempuan dan
stakeholders lainnya dalam rangka memperjuangkan penuntasan peristiwa kerusuhan Mei 1998
Untuk itu, Komnas HAM merekomendasikan:
• Mendesak Jaksa Agung segera menindaklanjuti hasil penyelidikan Komnas HAM
• Mendesak DPR dan Presiden segera membentuk Pengadilan HAM ad hoc untuk Kerusuhan Mei 1998
• Mendesak pemerintah segera menuntaskan peristiwa ini termasuk memberikan redress kepada para korban
• Mendesak DPR dan Pemerintah segera memilih Anggota LPSK