• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMAS

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa Kajian Kesesuaian Lahan Desa Nagalingga Kecamatan Merek Kabupaten Karo untuk Tanaman Sayuran merupakan gagasan atau hasil penelitian saya sendiri dengan arahan komisi pembimbing. Tesis ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di Perguruan Tinggi lain. Sumber informasi dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Februari 2009

Tience Elizabet Pakpahan

ABSTRACT

In development of Indonesian agriculture, the horticulture sub sector of vegetables has a high economic value. It is capable becoming one of the major source of economic growth in the future. Generally, vegetables can grow well if given a suitable agro-ecological environment. PRIMATANI is a new project whose aim to accelerate the dissemination of agribusiness innovation. This project was conducting in 33 provincial areas base on optimizing village potency. Nagalingga village, Merek district, Karo regency is included in this project because it is a center of vegetables production. The purpose of this research is to analyze the actual land suitability and to modify the criteria with a specific location in Nagalingga village. This research was carried out from January to May 2008. The analysis was done by matching land characteristic and land use requirements base on Deptan (1997) and Sys. et al. (1991) methods. The results indicate that land suitability classification based on Deptan (1997) for tomatoes, cabbages, and caisins are marginal with water and soil fertility as the limiting factors. Base on Sys. et al. (1991) method, for tomatoes, cabbages, and caisins are marginal and not suitable with water and soil fertility as the limiting factors.

According to modified criteria, the best criteria of land characteristics for tomatoes are P2O5 (>11.53 ppm), base saturation (40%), K2O (>135 me/100g), for

cabbages are Mg-exchangeable (<0.17 ppm), Na-exchangeable (<0.09 ppm), slope (<15%), and caisin is soil pH (>5.8).

RINGKASAN

TIENCE ELIZABET PAKPAHAN. Kajian Kesesuaian Lahan Desa Nagalingga Kecamatan Merek Kabupaten Karo untuk Tanaman Sayuran. Dibimbing oleh SUDARSONO, WIDIATMAKA dan ANAS D. SUSILA.

Pembangunan hortikultura tanaman sayuran di Sumatera Utara sangat potensial sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi masa depan karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Desa Nagalingga, sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai sentra produksi sayur-mayur karena didukung oleh luas lahan, iklim, kesuburan tanah, dan letak yang strategis. Dalam pelaksanaan budidaya tanaman, petani belum mempertimbangkan faktor fisik, sosial ekonomi, konservasi sumber daya lingkungan padahal masyarakat sangat menggantungkan hidup pada kegiatan usaha tani. Untuk itu diperlukan evaluasi lahan. Evaluasi lahan dapat membantu menyeleksi penggunaan lahan yang optimal untuk masing- masing satuan lahan dengan mempertimbangkan faktor fisik dan sosial ekonomi serta konservasi sumber daya lingkungan untuk penggunaan yang lestari.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kesesuaian lahan aktual serta melakukan modifikasi kriteria spesifik lokasi agar dapat diterapkan sesuai dengan karakteristik lahan untuk tanaman sayuran di desa Nagalingga, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo. Pendekatan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini antara lain analisis korelasi, regresi bertatar dan analisis bergerombol.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa klasifikasi dengan menggunakan faktor pembatas minimum (Deptan, 1997), untuk tanaman tomat, kubis, dan caisin memiliki kelas S3 (sesuai marginal) dan hasil klasifikasi dengan menggunakan agregat faktor pembatas (Sys et al. 1991) untuk tanaman tomat memiliki kelas S3 namun untuk kubis, dan caisin memiliki kelas S3 dan N (tidak sesuai). Perbedaan hasil klasifikasi karena klasifikasi agregat faktor pembatas merupakan akumulasi pembatas sehingga dapat menurunkan kelas lahan.

Analisis B/C menunjukkan bahwa nilai B/C tertinggi untuk tanaman tomat, kubis, dan caisin secara berturut-turut adalah 1.21, 2.57, dan 4.75 sedangkan terendah adalah 0.98, 1.01, dan 2.50. Produksi lapangan tertinggi untuk tanaman tomat, kubis, dan caisin secara berturut-turut adalah 34.65 ton/ha, 25.3 ton/ha, dan 2.88 ton/ha dengan asumsi harga yang berlaku pada saat penelitian dilakukan

yaiitu untuk tomat Rp.1500-2200/kg, kubis Rp. 1000-1500/kg, dan caisin Rp. 700-1000/kg.

Melalui modifikasi hasil kriteria dengan membandingkan standar produksi nasional dengan FAO (1983) untuk tanaman tomat, kubis dan caisin agar diperoleh kriteria baru. Kriteria hasil modifikasi untuk tanaman tomat di desa

Naga Lingga berdasarkan kriteria Deptan (1997) adalah kejenuhan basa S1 (40%), S2 (27-39%), S3 (20.1-26%), dan N (<20%). Untuk tanaman kubis adalah

kemiringan S1 (<3%), S2 (3-15%), S3(>15%). Untuk tanaman caisin adalah pH tanah S1 (>5.8), S2 (5.54-5,8), S3 (5.36-5.53) dan N (<5.36).

Berdasarkan modifikasi kriteria beberapa sifat kimia tanah yang turut mendukung untuk produksi tomat namun belum tercantum dalam Deptan (1997) adalah P2O5 S1(>11.53 ppm), S2 (6.78-11.53 ppm), S3 (3.02-6.77 ppm) dan

N(<3.02), serta K2O S1 (>135 ppm), S2 (103-135 ppm), S3 (66-102 ppm). Untuk

tanaman kubis Mg-dd S1(>0.92 ppm), S2(0.63-0,92 ppm), S3(0,32-0.62 ppm), dan N(<0,32), untuk Na-dd S1 (<0.11), S2 (0.11-0.17 ppm), S3 (0.18-0.41ppm), dan N (<0.41ppm).

Klasifikasi ulang baik menggunakan faktor pembatas minimum maupun agregat faktor pembatas dengan menggunakan modifikasi kriteria untuk tanaman tomat menghasilkan kelas yang sama yaitu S3 dan N. Hal ini menunjukkan bahwa klasifikasi FAO (1983) dengan produksi optimal sudah sejalan dengan klasifikasi faktor pembatas minimum Deptan (1997) dan agregat faktor pembatas (Sys et al.1991). Meskipun demikian, masih terlihat perbedaan pada unit lahan A1, C3 (tomat), E2, F3 (kubis). Perbedaan kelas kesesuaian masih tidak terlalu jauh dan dianggap sudah sejalan dengan kelas kesesuaian menurut FAO (1983).

Kelas kesesuaian lahan dengan menggunakan hasil modifikasi kriteria menunjukkan bahwa modifikasi (Sys et al.1991) lebih berat dibandingkan modifikasi Deptan (1997). Agregasi faktor pembatas menyebabkan penurunan kelas lahan dibandingkan dengan menggunakan faktor pembatas minimum.

Bila dilihat dari nilai B/C maka klasifikasi dengan faktor pembatas minimum lebih baik dibandingkan dengan agregat faktor pembatas. Jumlah biaya yang dibutuhkan untuk menaikkan kelas lahan lebih kecil karena lebih memprioritaskan pembatas yang sangat membatasi. Namun bila dilihat dari pemeliharaan lahan serta konservasi lahan, maka klasifikasi dengan agregat faktor pembatas lebih baik karena dengan mengetahui nilai kelas lahan akan memacu untuk tetap memelihara lahan untuk mewujudkan pertanian yang berkelanjutan.

Hasil modifikasi kriteria, ini masih memerlukan adanya uji kalibrasi di lapangan dengan melakukan percobaan lapangan untuk mengetahui respon unsur hara sehingga dapat dibentuk rekomendasi pemupukan spesifik lokasi di desa Nagalingga.

@ Hak Cipta milik IPB, tahun 2009 Hak Cipta dilindungi Undang-undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.

KAJIAN KESESUAIAN LAHAN DESA NAGA LINGGA

KECAMATAN MEREK KABUPATEN KARO

UNTUK TANAMAN SAYURAN

TIENCE ELIZABET PAKPAHAN

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains

pada

Program Studi Ilmu Tanah

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009

Judul Penelitian : Kajian Kesesuaian Lahan Desa Nagalingga Kecamatan Merek Kabupaten Karo untuk Tanaman Sayuran

Nama : Tience Elizabet Pakpahan

NRP : A251050011

Disetujui Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Sudarsono, M.Sc Ketua

Dr. Ir. Widiatmaka, DAA Dr. Ir. Anas D.Susila, M.Si

Anggota Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Dekan

Ilmu Tanah Sekolah Pasca Sarjana

Dr.Ir. Atang Sutandi, M.S Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, M.S

PRAKATA

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Bapa di Surga atas segala berkat dan AnugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan judul Kajian Kesesuaian Lahan Desa Nagalingga Kecamatan Merek Kabupaten Karo untuk Tanaman Sayuran, yang dilaksanakan sejak Januari sampai Mei 2008.

Dalam menempuh studi S2, penulis mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan, teladan, inspirasi, motivasi, semangat, doa dan kasih sayang. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Sudarsono, MSc selaku ketua komisi pembimbing yang sangat sabar dan perhatian dalam membimbing serta banyak memberikan teladan, dorongan dan motivasi yang baik kepada penulis sehingga dalam keterbatasan, ketidakberdayaan, kelemahan, dan ketakutan penulis akhirnya mampu menjalani tahap demi tahap penyelesaian studi di IPB. 2. Dr. Ir. Widiatmaka, DAA selaku anggota yang sangat teliti dalam

pemeriksaan penulisan format yang benar serta memotivasi penulis menjadi seorang penulis yang baik.

3. Dr. Ir. Anas D. Susila, M.Si selaku anggota komisi pembimbing yang dengan cerdas dan semangat menyumbangkan ide pikiran dan masukan selama penulisan tesis.

4. Dr. Ir. Darmawan, M.Si selaku dosen penguji luar yang memberikan banyak masukan dalam penulisan tesis.

5. Dr. Ir. Komaruddin Idris, M.S yang terus memotivasi penulis untuk tetap bertahan meneruskan studi di Program Studi Ilmu Tanah.

6. Dr. Ir. Atang Sutandi, M.S selaku Ketua Program Studi Ilmu Tanah dan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

7. Keluarga tercinta: Bapak, Mama, Bang Harapan, Ruth, David dan keluarga besar atas doa, kasih sayang dan dukungan spiritual dan materi selama masa studi.

8. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Pertanian Medan, Departemen Pertanian, Ir. R. Nainggolan, M.S. Dinas Pertanian Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Markus Malau, S.Pet, M.Si, Keluarga Tarigan, Keluarga Sidebang atas bantuan dan penyediaan fasilitas selama penelitian.

9. Keluarga Ir. Surya Sembiring, M.Si., atas perhatian, inspirasi, kebaikan, doa dan kasih sayang sehigga penulis dapat menyelesaikan studi.

10.Keluarga besar PERKANTAS Bogor atas dukungan doa, kasih sayang, perhatian dan kebersamaan sebagai keluarga selama penulis studi di Bogor. Sahabat-sahabat terkasih dan seperjuangan Nelly, Ina, Desma, kak Olly, Bang Barto, Danner, Dedy, dan Liston atas doa, kasih sayang, perhatian, nasehat, kebersamaan, suka duka yang dilalui bersama selama studi di Bogor. Kak Suryaty, adik kelompok (Yeni, Rini, dan Morin), Yeyen, Rotua atas doa, kasih sayang dan perhatiannya. Teman-teman seperjuangan dalam menimba ilmu di Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan IPB (Yudi, Bang Togi, Ibu Nunuk, Mbak Suci, Mbak Made, Mbak Nurmi, Nina, Pak Idris, dan Pak Hikmat) atas diskusi dan semangat. Terkasih Tommy Hutabarat atas kasih sayang, doa, perhatian, motivasi yang diberikan pada penulis.

11.Semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu yang turut mendukung dalam penelitian dan penulisan tesis ini.

Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya.

Bogor, Februari 2009

Tience Elizabet Pakpahan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bahjambi, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara, pada tanggal 3 September 1981, adalah anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan H. D. Pakpahan dan R. br. Hutasoit.

Penulis menamatkan Sekolah Dasar pada tahun 1993 di SD Negeri 1 Bahjambi, dan Sekolah Menengah Pertama tahun 1996 di SMP Negeri 8 Pematangsiantar. Sekolah Menengah Umum pada tahun 1999 di SMU Negeri 4 Pematangsiantar dan pada tahun yang sama penulis diterima di Fakultas Pertanian Jurusan Ilmu Tanah Universitas Sumatera Utara. Tahun 2004 penulis lulus sebagai Sarjana Pertanian. Pada tahun 2005 penulis melanjutkan jenjang S2 Program Studi Ilmu Tanah di Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR ISI...i DAFTAR TABEL...iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR LAMPIRAN………... ... v PENDAHULUAN... ...1 Latar Belakang ... ...1 Perumusan Masalah ... ...3 Tujuan Penelitian ... ...3 Manfaat Penelitian ... ...3 TINJAUAN PUSTAKA... ...4 Konsep Evaluasi Lahan... ...4

Persyaratan Tumbuh Tanaman Sayuran... ...6 Tomat ... ...6 Kubis ... ...7 Caisin ... ... .8 Klasifikasi Kesesuaian Lahan ... ...9

BAHAN DAN METODA... ...11 Tempat dan Waktu... 11 Bahan dan Alat... ...11 Metode Penelitian ... ...11 Pembentukan Satuan Lahan Homogen...13 Pengumpulan Data dan Pengambilan Contoh Lapang... ...14 Data Sumber Daya Lahan ... ...16 Data Tanah ... ...16 Data Iklim ... ...16 Data Tanaman ... ...17 Klasifikasi Kesesuaian Lahan ... ...18 Klasifikasi Deptan (1997) ... ...21 Klasifikasi Sys et al (1991) ... ...21 Penyusunan Kriteria Kesesuaian Lahan... ...22 Analisis Kelayakan Finansial... ...22

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN... ...24 Aksesibilitas ... ...24 Landform... ...25 Tanah... ...25 Hidrologi ... ...26 Budidaya hortikultura ... ...26

HASIL DAN PEMBAHASAN... . ... 28 Karakteristik Lahan Usaha Tani Tanaman Sayuran... ... 28 Evaluasi Lahan Usahatani Tanaman Sayuran... ... 32 Klasifikasi berdasarkan Deptan (1997) dan Sys et al. (1991)... 32 Analisis Usaha Tani Tanaman Sayuran ... ... 35 Analisis Korelasi karakteristik Lahan dan Tanaman Sayuran ... ... 38 Evaluasi Karaktersitik Lahan Penentu Produksi dengan Analisi Regresi Bertatar Pada Tanaman Sayuran ... ... 40 Regresi Bertatar Pada Tanaman Tomat... ... 40 Regresi Bertatar Pada Tanaman Kubis ... ... 40 Regresi Bertatar Pada Tanaman Caisin ... ...41 Evaluasi Kesesuaian Lahan dengan Analisis Gerombol ... ... 41 Modifikasi Kriteria Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Tomat, Kubis, dan Caisin ... 44 Kriteria Hasil Modifikasi untuk Tomat... 44 P2O5 (ppm)...45

Kejenuhan Basa... 45 K2O (ppm)... 45

Kriteria Hasil Modifikasi Untuk Kubis... 46 Mg-dd (ppm)... 46 Kemiringan (%)... .47 Na-dd (ppm)... 47 Kriteria Hasil Modifikasi Untuk Caisin... .48 pH Tanah... 48 Klasifikasi Kesesesuaian Lahan Berdasarkan FAO dan Modifikasi

Kriteria Menurut Deptan (1997) dan Sys et al. (1991)... 49 Masalah Pengelolahan Lahan dan Upaya Penanggulangannya... .50 pH Tanah... . 50 P-Tersedia... 51 K-Total... 52 Kejenuhan Basa...52 Lereng...53 KESIMPULAN...54 Kesimpulan...54 Saran...54 DAFTAR PUSTAKA...55 LAMPIRAN...57

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Data Hujan, Suhu Udara dan Kelembaban Daerah Penelitian

Pada Tahun 1997-2007...17 2 Tipe Penggunaan Lahan (LUT) Daerah Penelitian...20 3 Deskripsi Profil Tanah...26 4 Karakteristik Lahan LUT Usahatani Tomat...29 5 Karakteristik Lahan LUT Usahatani Kubis...30 6 Karakteristik Lahan LUT Usahatani Caisin ... ...31 7 Klasifikasi Kesesuaian Lahan LUT Sistem Usahatani Tanaman

Sayuran Berdasarkan Karakteristik Lahan...32 8 Analisis Ekonomi Tanaman Sayuran Berdasarkan B/C... ...36 9 Korelasi Karakteristik Lahan Tanaman Sayuran ... ...39 10 Regresi Bertatar pada Tanaman Tomat ... ...40 11 Regresi Bertatar pada Tanaman Kubis... ...41 12 Regresi Bertatar pada tanaman Caisin ... ...41 13 Hasil Pengelompokkan Titik Satuan Lahan Pengamatan Untuk

Tanaman Tomat, Kubis, dan Caisin Berdasarkan Analisis Gerombol...42 14 Penilaian Kelas Kesesuaian Lahan Berdasarkan Produksi Menurut

FAO (1983) ... ...43 15 Kriteria Modifikasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Tomat

Berdasarkan Referensi Produksi Nasional dan Produksi di Lapangan...46

16 Kriteria Modifikasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kubis ... ...48 17 Kriteria Modifikasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Caisin ... ..48 18 Klasifikasi Kessuaian Lahan untuk Tanaman Tomat, Kubis,

dan Caisin Menurut Kriteria FAO(1983) serta Hasil Modifikasi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Diagram Alir Kegiatan Peneletian………...…12 2 Peta Satuan Lahan Desa Nagalingga Kecamatan Merek Kabupaten

Karo... 15

3 Petak Standard Tanaman... 19 4 Profil Tanah... 25

5 Penyakit Layu Akibat Bakteri Pada Tanaman Tomat... 33 6 Perbandingan Tomat Kualitas A dan B... 36 7 Perbandingan Kubis Kualitas A dan B ... 37 8 Perbandingan Caisin Kualitas A dan B... 37 9 Hubungan Produksi Tomat dengan P2O5 ...45

10 Hubungan Produksi Tomat dengan Kejenuhan Basa ... 45 11 Hubungan Produksi Tomat dengan K2O... 46

12 Hubungan Produksi Kubis dengan Mg-dd... 46 13 Hubungan Produksi Kubis dengan Kemiringan... 47 14 Hubungan Produksi Kubis dengan Na-dd... 47 15 Hubungan Produksi Caisin dengan pH tanah... 48

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Kriteria kualitas panen pada masing-masing komoditi... ....57 2 Kriteria Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Tomat

(Solanum lycopersicum) Menurut Deptan(1997)... ...58 3 Kriteria Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kubis

(Brassica oleracea) Menurut Deptan (1997) ... ...59 4 Kriteria Klasifiaksi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Caisin

(Brassica rapa L.) menurut Deptan (1997) ... ...60 5 Produksi Pada Tiap LUT Tanaman Sayuran... ...61 6 Kriteria Sifat-Sifat Kimia Tanah Puslitan (1983) ... ...62 7 Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Tomat

(Solanum lycopersicum) Menurut Deptan (1997)... ...63 8 Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kubis

(Brassica oleracea) menurut Deptan (1997) ... ...64 9 Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Caisin

(Brassica rapa L.) Menurut Deptan (1997) ... ....65 10 Korelasi Karakteristik Lahan Terhadap Produksi Tanaman Tomat

(Solanum lycopersicum)... ...66 11 Korelasi Karakteristik Lahan Terhadap Produksi Tanaman Kubis

(Brassica oleraceae)... ...67 12 Korelasi Karakteristik Lahan Terhadap Produksi Tanaman Caisin

(Brassica rapa L.)... ...68 13 Regresi Bertatar Karakteristik Lahan terhadap Produksi Tomat

(Solanum lycopersicum)... ...69 14 Regresi Bertatar Karakteristik Lahan terhadap Produksi Kubis

(Brassica oleraceae)... ...70 15 Regresi Bertatar Karakteristik Lahan terhadap Produksi Caisin

(Brassica rapa L.)... ...71 16 Analisis Gerombol Tanaman Sayuran ... ...72 17 Karakteristik Lahan Ber dasarkan Analisis Gerombol Pada Tanaman

18 Karakteristik Lahan Berdasarkan Analisis Gerombol Pada Tanaman

Kubis (Brassica oleraceae)... ...74 19 Karakteristik Lahan Berdasarkan Analisis Gerombol Pada Tanaman

Caisin (Brassica rapa L.)... ...75 20 Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Tomat

(Solanum lycopersicum) Berdasar Kriteria Hasil Modifikasi...76 21 Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kubis

(Brassica oleraceae)Berdasar Kriteria Hasil Modifikasi...77 22 Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Caisin

(Brassica rapa L.)Berdasar Kriteria Hasil Modifikasi...78 23 Deskripsi Profil Tanah di Desa Nagalingga... 79

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pembangunan pertanian khususnya sub sektor hortikultura di Indonesia sangat potensial sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi masa depan karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Komoditas hortikultura yang terdiri atas sayuran, buah-buahan, tanaman hias, dan tanaman obat-obatan, umumnya dapat tumbuh dengan baik pada kondisi agroekologi yang sesuai dengan persyaratan tumbuh yang dibutuhkan tanaman tersebut. Jenis sayuran dataran tinggi seperti kubis, caisin, tomat, kentang, dan lain-lain akan tumbuh dan berproduksi dengan baik di daerah dataran tinggi pada iklim yang sesuai. Namun persyaratan-persyaratan tersebut tidak selalu mudah untuk dipenuhi karena banyak faktor yang menjadi pembatas dalam penggunaannya.

Indonesia memiliki lebih dari 70.000 desa, yang semuanya memiliki potensi tinggi dan berpeluang untuk dikembangkan menjadi wilayah pertanian produktif. Potensi yang utama adalah sumberdaya lahan, air, iklim, manusia, dan sosial budaya. Mayoritas penduduk desa berprofesi sebagai petani dan buruh tani, yang sangat berpengalaman dan mahir menghasilkan bahan pangan, hortikultura, bahan obat-obatan, hasil perkebunan, dan sebagainya. Sayangnya, masyarakat tani tersebut kurang berkembang kesejahteraannya, karena terkendala oleh kondisi sosial ekonomi yang relatif rendah (Adimiharja, 2006). Kendala lain yang dihadapi petani adalah rendahnya pemahaman petani dalam penggunaan pupuk dan pestisida sehingga Kabupaten Karo termasuk dalam level berat dalam pemakaian pupuk dan pestisida (Badan Infokom, 2005).

Dalam rangka mengatasi permasalahan rumit di atas, Departemen Pertanian meluncurkan program Prima Tani, sebuah konsep baru pembangunan pertanian yang bersifat “bottom up”, yang pada saat ini masih berbentuk rintisan, guna mempercepat pemasyarakatan inovasi pertanian. Pendekatannya adalah mengoptimalkan pendayagunaan potensi desa secara partisipatif, bukan komando ataupun “top down”. Program ini dirancang pada tahun 2004, kemudian pada tahun 2005/2006 diterapkan di 33 lokasi. Pada tahun 2007, sesuai instruksi Menteri Pertanian, Prima Tani akan diimplementasikan di 200 kabupaten di 31 provinsi.

Dibandingkan dengan total desa yang sangat banyak seperti disebutkan di atas (>70.000 buah), maka lokasi Prima Tani sebanyak 201 desa di 200 kabupaten masih dianggap terlalu sedikit, kurang dari 0.003 persen. Namun ke depan, bila model pembangunan pertanian ini berhasil dan dikenal oleh masyarakat luas, diharapkan desa/kabupaten lain akan tergugah untuk mengikuti percontohan ini.

Sebagai langkah awal, seluruh potensi (sumberdaya alam dan sumberdaya manusia) dari setiap desa calon lokasi Prima Tani diidentifikasi dan dipahami sebaik mungkin melalui suatu survei dengan menggunakan metode PRA (Participatory Rural Appraisal). Survei ini dilaksanakan oleh para peneliti dan penyuluh yang bekerjasama dengan masyarakat setempat, aparat pemerintah (kabupaten dan desa), dan pelaku agribisnis pedesaan lainnya. Disamping itu, potensi sumberdaya lahan dan air secara khusus diidentifikasi dengan survey terpisah oleh para ahli tanah, ahli hidrologi dan ahli klimatologi.

Untuk mendukung program PRIMA TANI, bagian yang dikerjakan oleh ahli tanah adalah melakukan evaluasi lahan. Evaluasi lahan dapat membantu menyeleksi penggunaan lahan yang optimal untuk masing-masing satuan lahan dengan mempertimbangkan faktor fisik dan sosial ekonomi serta konservasi sumber daya lingkungan untuk penggunaan yang lestari. Pada tahap selanjutnya, data/informasi hasil survei tersebut, ditambah dengan data dan informasi sekunder yang relevan dapat digunakan sebagai dasar untuk penyusunan rancang bangun Laboratorium Agribisnis atau dapat disebut juga calon Desa Agroindustri.

Di Provinsi Sumatera Utara terdapat lima desa sebagai objek PRIMA TANI, salah satunya adalah desa Nagalingga yang akan dijadikan sebagai lokasi bagi penelitian ini. Desa Nagalingga yang berada di Kecamatan Merek, Kabupaten Karo merupakan sentra panghasil sayur-mayur seperti tomat, kubis, caisin, dan lain-lain. Desa Nagalingga dipilih karena memiliki potensi besar untuk mengoptimalkan produksi hortikultura yang didukung oleh penerapan teknologi yang tepat dan berpotensi dalam perluasan alternatif penggunaan lahan yang relevan secara ekonomi dan sosial (BPTP, 2003).

Penerapan teknologi pada daerah-daerah yang telah mengikuti program PRIMA TANI antara lain adalah rekomendasi pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dengan dosis yang tepat dan spesifik lokasi berdasarkan hasil analisis

tanah, pembuatan teras seperti teras kredit dan teras kayu, pembuatan klinik agribisnis, pemanfaatan KUD (Koperasi Unit Desa) secara efektif dan saran anjuran alternatif komoditas yang layak diusahakan pada daerah tersebut dan menguntungkan secara ekonomi.

Perumusan Masalah

Tanaman sayuran seperti tomat, kubis, dan caisin merupakan komoditi utama yang diusahakan pada areal pertanaman masyarakat desa Nagalingga. Pelaksanaan budidaya tanaman di daerah tersebut, dilakukan melalui pemberian pupuk dan pemeliharaan tanaman yang tidak berimbang serta berlebihan. Bila hal ini terus berlanjut maka akan terjadi degradasi lahan yang berakibat pada penurunan pendapatan petani. Untuk itu diperlukan penilaian kesesuaian lahan dengan menggunakan kriteria yang bersifat spesifik lokasi sehingga perencanaan penggunaan lahan didasarkan pada pertimbangan karakteristik lahannya. Hasil evaluasi lahan dapat dijadikan dasar untuk memilih komoditas pertanian yang akan dikembangkan, alternatif penggunaan lahan yang sesuai berdasarkan agroekologi guna mendapatkan cara pengelolaan yang lebih baik dan lestari serta menguntungkan secara ekonomis.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis kesesuaian lahan aktual serta melakukan modifikasi kriteria spesifik lokasi agar dapat diterapkan sesuai dengan karakteristik lahan untuk tanaman sayuran di desa Nagalingga, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo.

Manfaat penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat mendukung peningkatan produksi komoditi sayuran, khususnya di Desa Nagalingga, Kecamatan

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Evaluasi Lahan

Lahan merupakan bagian dari bentang alam yang mencakup pengertian fisik termasuk iklim, topografi/relief, hidrologi, bahkan keadaan vegetasi yang secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan. Lahan dalam pengertian yang luas termasuk yang telah dipengaruhi oleh berbagai aktivitas flora, fauna dan manusia baik di masa lalu maupun saat sekarang.

Menurut FAO (1983), lahan memiliki banyak fungsi yaitu sebagai fungsi produksi, lingkungan biotik, pengatur iklim, hidrologi, penyimpanan, pengendalian sampah dan polusi, ruang kehidupan, peninggalan dan penyimpanan, dan fungsi penghubung spasial.

Pengertian lahan dipergunakan sehubungan dengan permukaan lahan dan termasuk sifat yang ada padanya dan penting bagi kehidupan manusia. Lahan

Dokumen terkait