• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Tinjauan Umum tentang HKI

2.3.6 Perolehan dan Pelaksanaan Hak Cipta

Suatu ciptaan haruslah memenuhi standar minimum agar berhak mendapatkan Hak Cipta, dan Hak Cipta biasanya tidak berlaku lagi setelah periode waktu tertentu.

1. Perolehan Hak Cipta

Setiap negara menerapkan persyaratan yang berbeda untuk menentukan bagaimana dan bilamana suatu karya berhak mendapatkan Hak Cipta; di Inggris misalnya, suatu ciptaan harus mengandung faktor "keahlian, keaslian, dan usaha". Pada sistem yang juga berlaku berdasarkan Konvensi Bern, suatu Hak Cipta atas suatu ciptaan diperoleh tanpa perlu melalui pendaftaran resmi terlebih dahulu; bila gagasan ciptaan sudah terwujud dalam bentuk tertentu, misalnya pada medium tertentu, pemegang Hak Cipta sudah berhak atas Hak Cipta tersebut. Namun, walaupun suatu ciptaan tidak perlu didaftarkan dulu untuk melaksanakan Hak Cipta, pendaftaran ciptaan (sesuai dengan yang dimungkinkan oleh hukum yang

berlaku pada yurisdiksi bersangkutan) memiliki keuntungan, yaitu sebagai bukti Hak Cipta yang sah. Pemegang Hak Cipta bisa jadi adalah orang yang memperkerjakan pencipta dan bukan pencipta itu sendiri bila ciptaan tersebut dibuat dalam kaitannya dengan hubungan dinas.

2. Ciptaan yang Dapat dilindungi

Ciptaan yang dilindungi Hak Cipta di Indonesia dapat mencakup misalnya buku, program komputer, pamflet, perwajahan (lay out) karya tulis yang diterbitkan, ceramah, kuliah, pidato, alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan, lagu atau musik dengan atau tanpa teks, drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, pantomim, seni rupa dalam segala bentuk (seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan), arsitektur, peta, seni batik (dan karya tradisional lainnya seperti seni songket dan seni ikat), fotografi, sinematografi, dan tidak termasuk Desain Industri (yang dilindungi sebagai kekayaan intelektual tersendiri). Ciptaan hasil pengalihwujudan seperti terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai (misalnya buku yang berisi kumpulan karya tulis, himpunan lagu yang direkam dalam satu media, serta komposisi berbagai karya tari pilihan), dan database dilindungi sebagai ciptaan tersendiri tanpa mengurangi Hak Cipta atas ciptaan asli (Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Pasal 40).

3. Jangka Waktu Perlindungan Hak Cipta . Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta membedakan jangka waktu perlindungan bagi ciptaan-ciptaan yang dilindungi oleh Hak Cipta. Bagi Hak Cipta atas ciptaan: buku, pamflet, dan semua hasil karya tulis lainnya;

40

ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan sejenis lainnya; alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan; lagu atau musik dengan atau tanpa teks; drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim; karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan; gambar, ukiran, kaligrali, seni pahat, patung, atau kolase; karya arsitektur; peta; dan karya seni batik atau seni motif lain diberikan jangka waktu perlindungan selama hidup pencipta dan terus berlangsung selama 70 (tujuh puluh) tahun setelah pencipta meninggal dunia,

terhitung mulai tanggal 1 Januari tahun berikutnya. . Hak Cipta berlaku dalam jangka waktu berbeda-beda dalam yurisdiksi

yang berbeda untuk jenis ciptaan yang berbeda. Masa berlaku tersebut juga dapat bergantung pada apakah ciptaan tersebut diterbitkan atau tidak diterbitkan. Di Amerika Serikat, masa berlaku Hak Cipta semua buku dan ciptaan lain yang diterbitkan sebelum tahun 1923 telah kadaluwarsa. Di kebanyakan negara di dunia, jangka waktu berlakunya hak cipta biasanya sepanjang hidup penciptanya ditambah 50 (lima puluh) tahun, atau sepanjang hidup penciptanya ditambah 70 (tujuh puluh) tahun. Secara umum, Hak Cipta tepat mulai habis masa berlakunya pada akhir tahun bersangkutan, dan bukan pada tanggal meninggalnya pencipta (Purba, 2005:25-26).

4. Pembatasan Hak Cipta

Dalam Undang-Undang Hak Cipta, ada hal-hal yang tidak dianggap sebagai pelanggaran Hak Cipta, yaitu :

a. Pengumuman dan/atau perbanyakan lambang negara dan lagu kebangsaan menurut sifatnya yang asli.

b. Pengumuman dan/atau perbanyakan segala sesuatu yang diumumkan dan/atau diperbanyak oleh atau atas nama pemerintah, kecuali apabila Hak Cipta itu dinyatakan dilindungi, baik dengan peraturan perundang-undangan maupun dengan pernyataan pada ciptaan itu sendiri, atau ketika ciptaan itu diumumkan dan/atau diperbanyak.

c. Pengambilan berita aktual, baik seluruhnya maupun sebagian, dari kantor berita, lembaga penyiaran, dan surat kabar atau sumber sejenis lain, dengan ketentuan sumbernya harus disebutkan secara lengkap. Penyebutan sumber tidak dianggap sebagai pelanggaran Hak Cipta bila sumber tersebut digunakan pada :

- Penggunaan ciptaan pihak lain untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah dengan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari pencipta;

- Pengambilan ciptaan pihak lain, baik seluruhnya maupun sebagian, guna keperluan pembelaan di dalam atau di luar pengadilan.

- Perbanyakan suatu ciptaan bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra dalam huruf Braiile, guna keperluan para tuna netra, kecuali jika perbanyakan itu bersifat komersial;

- Perbanyakan suatu ciptaan selain program komputer, secara terbatas dengan cara atau alat apa pun atau proses yang serupa oleh perpustakaan umum, lembaga ilmu pengetahuan atau pendidikan,

42

dan pusat dokumentasi yang non-komersial semata-mata untuk keperluan aktivitasnya.

- Perubahan yang dilakukan berdasarkan pertimbangan pelaksanaan teknis atas karya arsitektur, seperti ciptaan bangunan, serta;

- Pembuatan salinan cadangan suatu program komputer oleh pemilik program komputer yang dilakukan semata-mata untuk digunakan sendiri.

Kepentingan pendidikan, ilmu pengetahuan serta kegiatan penelitian dan pengembangan, terhadap ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan dan sastra, Menteri Hukum dan HAM setelah mendengar pertimbangan Dewan Hak Cipta dapat :

a. Mewajibkan pemegang Hak Cipta untuk melaksanakan sendiri penerjemahan dan/atau perbanyakan ciptaan tersebut di wilayah Negara Republik Indonesia dalam waktu yang ditentukan.

b. Mewajibkan pemegang Hak Cipta yang bersangkutan untuk memberikan izin kepada pihak lain untuk menerjemahkan dan/atau memperbanyak ciptaan tersebut di wilayah Negara Republik Indonesia dalam waktu yang ditentukan dalam hal pemegang Hak Cipta tidak dapat melaksanakan sendiri kewajiban sebagaimana dimaksud dalam huruf a;

c. Menunjuk pihak lain untuk melakukan penerjemahan dan/atau perbanyakan ciptaan tersebut dalam hal pemegang Hak Cipta tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud huruf b;

d. Kewajiban untuk menerjemahkan dilaksanakan setelah lewat jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak diterbitkannya ciptaan di bidang ilmu pengetahuan dan sastra selama karya tersebut belum pernah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia;

e. Kewajiban untuk memperbanyak dilaksanakan setelah lewat jangka waktu :

- 3 (tiga) tahun sejak diterbitkannya buku di bidang matematika dan ilmu pengetahuan alam dan buku itu belum pernah diperbanyak di wilayah Negara Republik Indonesia;

- 5 (lima) tahun sejak diterbitkannya buku di bidang ilmu sosial dan buku itu belum pernah diperbanyak di wilayah Negara Republik Indonesia;

- 7 (tujuh) tahun sejak diumumkannya buku di bidang seni dan sastra dan buku itu belum pernah diperbanyak di wilayah Negara Republik Indonesia.

f. Penerjemahan atau perbanyakan hanya dapat digunakan untuk pemakaian di dalam wilayah Negara Republik Indonesia dan tidak untuk diekspor ke wilayah negara lain.

Pemerintah berhak untuk melarang pengumuman setiap ciptaan yang bertentangan dengan kebijaksanaan Pemerintah di bidang agama, pertahanan dan keamanan negara, kesusilaan, serta ketertiban umum setelah mendengar pertimbangan Dewan Hak Cipta (Nurachmad M, 2012:27-31).

44

5. Pengalihan Hak Cipta

Hak Cipta merupakan kekayaan intelektual yang dapat dieksploitasi hak-hak ekonominya seperti kekayaan-kekayaan lainnnya, timbul hak-hak untuk mengalihkan kepemilikan atas Hak Cipta, seperti misalnya dengan cara penyerahan (asignment) Hak Cipta tersebut. Pemegang Hak Cipta juga dapat memberikan lisensi untuk penggunaan karya Hak Cipta tadi. Bila pemegang Hak Cipta menyerahkan Hak Ciptanya, ini berarti terjadi pengalihan keseluruhan hak-hak ekonomi yang dapat dieksploitasi dari suatu ciptaan yang dialihkan kepada penerima hak atau pemegang hak cipta dalam jangka waktu yang telah disetujui bersama. Lain halnya, jika pengalihan Hak Cipta dilakukan dengan lisensi. Dengan pengalihan Hak Cipta secara lisensi, pencipta masih memiliki hak-hak

ekonomi tertentu dari ciptaan yang dialihkan kepada pemegang Hak Cipta. Selain dua cara pengalihan Hak Cipta seperti diterangkan di atas, masih

terdapat cara-cara lain pengalihan hak-hak ekonomi Hak Cipta. Contohnya, seorang pencipta karya tulis dapat mengalihkan Hak Cipta atas karya tulisnya dengan cara penyerahan atau lisensi kepada suatu penerbit untuk menerbitkan karya tulisnya hanya dalam bentuk buku bersampul soft-cover, dan kepada penerbit yang lain mengalihkan hak penerbitan buku dalam bentuk buku bersampul hard-cover. Disamping pengalihan kepada penerbit buku, pencipta karya tulis yang sama dapat juga mengalihkan dengan penyerahan atau lisensi kepada penerbit majalah atau koran untuk menerbitkan karya tulisnya dalam bentuk serial yang dimuat berkala dalam suatu majalah atau koran. Hak menerjemahkan ke dalam bahasa asing untuk diterbitkan penerbit di luar negeri,

juga dipunyai oleh pencipta karya tulis yang sama. Demikian pula hak untuk dibuat film atau sinetron dari karya tulis pencipta juga dapat pula merupakan hak-hak ekonomi yang dapat dieksploitasi. Atau, dari karya tulis yang sama, pencipta masih dapat mengeksploitasi hak-hak ekonomi dari karya tulisnya untuk dipentaskan sebagai sandiwara, opera, drama musikal, pentas balet dan seterusnya. Dengan demikian, di dalam Hak Cipta terkandung sekumpulan hak ekonomi yang dapat dieksploitasi manfaat ekonominya oleh pencipta secara terpisah-pisah (Simon Butt, dkk, 2013:116).

Penjelasan dalam bentuk contoh-contoh seperti dijelaskan di atas tentang cara-cara mengeksploitasi hak-hak ekonomi yang terkandung dalam Hak Cipta, dapat dikatakan bahwa suatu Hak Cipta untuk mengeksploitasi hak-hak ekonominya dapat dibatasi secara spesifik pada waktu pengalihannya kepada pemegang Hak Cipta oleh pencipta.

2.4 Tinjauan Umum Tentang Penggandaan Buku

Dokumen terkait