• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERPAJAKAN a) Utang Pajak

Tambahan modal Pemerintah sehubungan dengan

38. PERPAJAKAN a) Utang Pajak

Pada tanggal-tanggal 31 Maret 2018, 31 Desember 2017, 2016 dan 2015, rincian utang pajak adalah sebagai berikut:

31 Desember

31 Maret 2018 2017 2016 2015

BRI (Entitas Induk) Pajak penghasilan Pasal 25 821.258 - - 278.130 Pasal 29 470.272 470.272 881.207 1.093.551 1.291.530 470.272 881.207 1.371.681 Entitas Anak

Pajak penghasilan dan pajak lainnya

Pasal 21 2.501 12.314 10.230 7.936 Pasal 22 14 51 116 - Pasal 23 433 680 1.145 10.355 Pasal 25 20.662 677 6.162 10.979 Pasal 26 - - 157 - Pasal 29 54.520 50.485 15.790 64.798 Pasal 4 ayat 2 29.866 27.317 23.604 29.541 Pajak Pertambahan Nilai 2.722 3.002 3.990 1.972

110.718 94.526 61.194 125.581 Total 1.402.248 564.798 942.401 1.497.262 b) Beban Pajak

Periode yang berakhir pada Periode yang berakhir pada

Tanggal 31 Maret Tanggal 31 Desember

2018 2017 2017 2016 2015

BRI (Entitas Induk) Beban pajak kini dari:

Tahun berjalan 1.804.783 1.739.762 8.983.257 8.165.498 7.008.173 Periode lalu dari hasil

pemeriksaan pajak - - 81.393 466.188 -

(Manfaat) beban pajak

penghasilan tangguhan (126.802) (313.035) (1.183.155) (943.499) (885)

1.677.981 1.426.727 7.881.495 7.688.187 7.007.288

Entitas Anak Beban pajak kini dari:

Tahun berjalan 18.845 40.313 198.254 128.975 94.780 Periode lalu dari hasil

Pemeriksaan pajak - - 5.091 - -

Beban (manfaat) pajak

tangguhan 39.111 (12.980) (107.017) (71.383) (18.838) 57.956 27.333 96.328 57.592 75.942 Total 1.735.937 1.454.060 7.977.823 7.745.779 7.083.230

b) Beban Pajak (lanjutan)

Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi dan

penghasilan komprehensif lain konsolidasian dengan taksiran penghasilan kena pajak adalah sebagai berikut:

Periode yang berakhir pada Periode yang berakhir pada

Tanggal 31 Maret Tanggal 31 Desember

2018 2017 2017 2016 2015

Laba sebelum beban pajak sesuai dengan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain

konsolidasian interim 9.157.947 8.113.671 37.022.157 33.973.770 32.494.018 Bagian laba Entitas Anak (327.680) (211.949) (671.427) (532.127) (282.580)

Laba sebelum beban pajak

BRI (Entitas Induk) 8.830.267 7.901.722 36.350.730 33.441.643 32.211.438

Perbedaan temporer: (Pembalikan) Cadangan

kerugian kredit yang

diberikan 567.981 1.277.186 4.262.620 3.154.390 (411.956) Pembentukan penyisihan

beban pegawai (196.711) (42.194) 535.764 651.210 573.996 Kerugian yang belum

direalisasi dari nilai efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang diukur pada nilai wajar melalui laporan

laba rugi 12.154 (22.216) (3.217) (6.879) 8.940

Saham bonus 106.333 - - - -

Penyusutan aset tetap 17.450 39.364 (62.549) (24.727) (167.440)

507.207 1.252.140 4.732.618 3.773.994 3.540 Perbedaan permanen: Humas - - 233.789 298.147 185.157 Representasi dan sumbangan 40.481 38.499 177.116 159.361 126.886 Pembinaan jasmani dan

rohani 3.917 5.885 48.825 46.622 40.843 Pendapatan yang dikenakan

pajak penghasilan tarif

final - - (6.316) (7.302) (12.003)

Bagian laba Entitas Asosiasi (371) - (56) (18.564) (13.262) Lain-lain (357.585) (499.438) 3.379.578 3.133.588 2.498.264 (313.558) (455.054) 3.832.936 3.611.852 2.825.885 Taksiran penghasilan kena pajak 9.023.916 8.698.808 44.916.284 40.827.489 35.040.863 Entitas Induk Beban pajak-kini (1.804.783) (1.739.762) (8.983.257) (8.165.498) (7.008.173) Pembayaran angsuran pajak

penghasilan selama tahun

berjalan 2.419.703 3.927.449 8.487.061 7.263.072 5.914.622 Kredit pajak luar negeri - - 25.924 21.219 -

Estimasi tagihan (utang) pajak

penghasilan - Pasal 29 614.920 2.187.687 (470.272) (881.207) (1.093.551)

Pembayaran angsuran pajak penghasilan pasal 25 tahun 2017 untuk masa bulan Maret 2018

(Catatan 18) - - 927.453 - -

38. PERPAJAKAN (lanjutan) b) Beban Pajak (lanjutan)

Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi dan

penghasilan komprehensif lain konsolidasian dengan taksiran penghasilan kena pajak adalah sebagai berikut (lanjutan):

Periode yang berakhir pada Periode yang berakhir pada

Tanggal 31 Maret Tanggal 31 Desember

2018 2017 2017 2016 2015

Entitas Anak

Beban pajak-kini (18.845) (40.313) (198.254) (124.362) (94.780) Pembayaran angsuran pajak

penghasilan selama tahun berjalan 64.335 94.306 173.283 171.742 29.982 Tagihan/(utang) pajak penghasilan - Pasal 29*) 45.490 53.993 (24.971) 47.380 (64.798)

*) Pada tanggal 31 Maret 2018 termasuk utang pajak sebesar Rp4.035, pada 31 Desember 2017 termasuk tagihan pajak penghasilan sebesar Rp25.514, pada tanggal 31 Maret 2017 termasuk tagihan pajak penghasilan sebesar Rp62.139, sedangkan pada tanggal 31 Desember 2016 termasuk utang pajak sebesar Rp15.790.

Berdasarkan surat Kepala KPP No. PBK-00005/I/WPJ.19/KP.0403/2018,

No. PBK-00006/I/WPJ.19/KP.0403/2018 dan No. PBK-00004/I/WPJ.19/KP.0403/2018 masing-masing pada tanggal 5 Januari 2018, atas permohonan BRI, telah disetujui untuk dipindahbukukan angsuran PPh Pasal 25 masa Januari 2017 dan Februari 2017 sebesar Rp618.302 ke masa Januari 2018 dan pemindahbukuan angsuran PPh pasal 25 masa Maret 2017 sebesar Rp309.151 ke masa Februari 2018.

Rekonsiliasi atas beban pajak penghasilan dengan perkalian laba sebelum pajak penghasilan dan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:

Periode yang berakhir pada Periode yang berakhir pada

Tanggal 31 Maret Tanggal 31 Desember

2018 2017 2017 2016 2015

Laba sebelum beban pajak sesuai dengan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain

konsolidasian interim 9.157.947 8.113.671 37.022.157 33.973.770 32.494.018 Bagian laba entitas anak (327.680) (211.949) (671.427) (532.127) (282.580)

Laba sebelum beban pajak BRI

(Entitas Induk) 8.830.267 7.901.722 36.350.730 33.441.643 32.211.438

Beban pajak dengan tarif

pajak 20% 1.766.053 1.580.344 7.270.146 6.688.329 6.442.288 Pengaruh pajak atas beda tetap (62.712) (91.010) 766.587 722.370 565.177 Pengaruh perbedaan

penggunaan tarif dalam

perhitungan pajak tangguhan (25.360) (62.607) (236.631) (188.700) (177) Koreksi hasil pemeriksaan pajak

penghasilan tahun sebelumnya - - 81.393 466.188 -

Beban pajak - Entitas Induk 1.677.981 1.426.727 7.881.495 7.688.187 7.007.288 Beban pajak - Entitas Anak 57.956 27.333 96.328 57.592 75.942

1.735.937 1.454.060 7.977.823 7.745.779 7.083.230

b) Beban Pajak (lanjutan)

Taksiran penghasilan kena pajak tahun 2016 sesuai dengan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) yang dilaporkan BRI kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Sampai dengan tanggal 24 Januari 2018, BRI belum melaporkan SPT tahun 2017 kepada KPP. Namun dasar pelaporan SPT PPh Badan Tahun 2017 akan sesuai dengan taksiran penghasilan kena pajak tersebut diatas.

Pemeriksaan tahun pajak 2010

Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan Surat Ketetapan Pajak No. 00003/206/10/093/12 tanggal

28 November 2012, menetapkan kekurangan pembayaran Pajak Penghasilan sebesar Rp1.484.041, yang telah disetujui oleh BRI sebesar Rp34.529. Manajemen berpendapat bahwa kekurangan pembayaran pajak yang masih belum disetujui oleh BRI perlakuannya sudah sesuai dengan aturan perpajakan yang berlaku.

Pada tanggal 27 Februari 2013, BRI telah mengajukan permohonan keberatan atas Surat

Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan No. 00003/206/10/093/12 tanggal 28 November 2012. Untuk memenuhi syarat pengajuan keberatan tersebut, BRI telah membayar deposit sebesar Rp1.449.512 ke Kas Negara pada tanggal 28 Februari 2013. Berdasarkan surat keputusan Direktur Jenderal Pajak No. KEP-229/WPJ.19/2014 tanggal 18 Februari 2014, permohonan tersebut ditolak, kemudian pada tanggal 12 Mei 2014, BRI mengajukan permohonan banding kepada Badan Pengadilan Pajak.

Berdasarkan fakta persidangan yang telah terjadi pada tanggal 17 November 2014 dan 8 Desember 2014, dimana BRI mempunyai kesempatan yang lebih baik untuk menyelesaikan sengketa perpajakan tersebut ditingkat banding, maka manajemen BRI berpendapat bahwa pembentukan biaya atas kemungkinan kerugian dari proses pengajuan permohonan banding tersebut sampai dengan putusan banding sebesar Rp724.756, yang telah dibebankan pada tahun 2013 sebesar Rp483.171 dan pada tahun 2014 sebesar Rp241.585, sisanya sebesar Rp724.756 masih dicatat dalam akun aset lain-lain - uang muka pajak (Catatan 18).

Berdasarkan Putusan Pengadilan Pajak No. PUT-63381/PP/M.XVA/15/2015 yang diucapkan oleh Majelis Hakim dalam Sidang Terbuka untuk Umum tanggal 24 Agustus 2015, Pengadilan Pajak

mengabulkan permohonan banding BRI atas keputusan Direktur Jenderal Pajak

No. KEP-229/WPJ.19/2014 tanggal 18 Februari 2014 tentang keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan No. 00003/206/10/093/12 tanggal 28 November 2012. Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. KEP-00003.PPH/WPJ.19/KP.0403/2016 tanggal 8 Januari 2016 dan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak No. 80006/093-0006-2016 tanggal 8 Januari 2016, BRI telah menerima pengembalian kelebihan pembayaran pajak penghasilan sebesar Rp1.448.498 setelah memperhitungkan pajak terhutang yang dimiliki BRI sebesar Rp1.013, pada tanggal 24 Februari 2016.

Pajak atas Penilaian Kembali Aset Tetap

BRI melalui surat No.830-DIR/AMK/11/2015 tanggal 30 November 2015 mengajukan kepada Kepala Kantor Wilayah DJP WP Besar “Permohonan penilaian kembali aset tetap untuk tujuan perpajakan yang diajukan tahun 2015 oleh wajib pajak yang belum melakukan penilaian kembali aset tetap“.

38. PERPAJAKAN (lanjutan) b) Beban Pajak (lanjutan)

Pajak atas Penilaian Kembali Aset Tetap (lanjutan)

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.191/PMK.010/2015 tanggal 15 Oktober 2015 yang telah diubah dengan PMK No.233/PMK.03/2015 tanggal 21 Desember 2015, permohonan yang diajukan sampai dengan tanggal 31 Desember 2015, akan mendapatkan perlakuan khusus berupa penurunan tarif pajak penghasilan yang bersifat final menjadi sebesar 3%. Sehubungan dengan hal tersebut BRI melakukan estimasi atas nilai wajar aset tetap berupa tanah dan bangunan, dan kemudian atas kenaikan nilai wajar dibanding dengan nilai buku aset tetap yang ada, dilakukan pembayaran pajak sebesar Rp245.357 pada tanggal 2 Desember 2015, karena belum mendapat persetujuan Direktur Jenderal Pajak. Pembayaran pajak tersebut dicatat pada akun aset lain-lain - uang muka pajak (Catatan 18).

Pada tanggal 1 April 2016, BRI melakukan penilaian kembali (revaluasi) atas aset tetap tanah dimana terdapat kenaikan nilai tercatat sebesar Rp14.315.527 dan dikenakan pajak final sebesar Rp490.835. Hal ini telah mendapat persetujuan dari Direktorat Jenderal Pajak sesuai dengan Keputusan Direktorat Jenderal Pajak No. KEP-479/WPJ.19/2016 tanggal 29 Juli 2016.

Pemeriksaan tahun pajak 2011

Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan Surat Ketetapan Pajak No. 00025/207/11/093/16 tanggal 2 Juni 2016, menetapkan kekurangan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa sebesar Rp3.284 serta dendanya sebesar Rp443 dan telah ditagih dengan Surat Tagihan Pajak No. 00025/107/11/093/16 tanggal 2 Juni 2016 yang telah disetujui oleh BRI.

Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan Surat Ketetapan Pajak No. 00003/201/11/093/16 tanggal 30 Mei 2016, menetapkan kekurangan pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 21 sebesar Rp49.656 dan telah disetujui oleh BRI.

Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan Surat Ketetapan Pajak No. 00005/203/11/093/16 tanggal 1 Juni 2016, menetapkan kekurangan pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 23 sebesar Rp8.015 dan telah disetujui oleh BRI.

Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan Surat Ketetapan Pajak No. 00005/206/11/093/16 tanggal 30 Mei 2016, menetapkan kekurangan pembayaran Pajak Penghasilan sebesar Rp466.188 dan telah disetujui oleh BRI.

Surat Tagihan Pajak Penghasilan tahun pajak 2014

Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan Surat Tagihan Pajak No. 90002/106/14/093/15 tanggal 29 Desember 2015, menetapkan kekurangan pembayaran Pajak Penghasilan untuk tahun pajak 2014 sebesar Rp1.603.100, serta sanksi administrasi sebesar Rp256.496, sehubungan dengan koreksi atas saldo Pembentukan Penyisihan Aktiva Produktif (PPAP) minimum Bank Indonesia. Manajemen berpendapat bahwa atas Surat Tagihan Pajak tersebut tidak tepat dan perlakuannya di BRI sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Pada tanggal 13 Januari 2016, BRI mengajukan permohonan pembatalan Surat Tagihan Pajak tersebut. Untuk memenuhi syarat pengajuan pembatalan Surat Tagihan Pajak tersebut, pada tanggal 30 Desember 2015 BRI telah membayar deposit sebesar Rp1.603.100 dan dicatat dalam akun aset lain-lain - uang muka pajak (Catatan 18).

b) Beban Pajak (lanjutan)

Surat Tagihan Pajak Penghasilan tahun pajak 2014 (lanjutan)

Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. KEP-90001/NKEB/WPJ.19/2016 tanggal 1 Februari 2016 “Tentang Pembatalan Ketetapan Pajak Atas Surat Tagihan Pajak“, seluruh permohonan BRI dikabulkan.

Pada tanggal 4 Februari 2016, BRI mengajukan permohonan agar pembatalan Surat Tagihan Pajak sebesar Rp1.603.100 dapat dikompensasikan ke angsuran PPh Pasal 25 masa pajak Januari dan Februari 2016 masing-masing sebesar Rp800.000 dan Rp803.100.

Berdasarkan Surat Keputusan Pengembalian Pajak No. KEP-00019.PPH/WPJ.19/KP.0403/2016 tanggal 15 Februari 2016 dan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak No. 80095/093-0095-2016 tanggal 15 Februari 2016 Direktorat Jenderal Pajak menyetujui permohonan kompensasi yang diajukan BRI.

Pemeriksaan tahun pajak 2014

Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan No. 00009/206/14/093/17 tanggal 19 Desember 2017, menetapkan kekurangan pembayaran sebesar Rp54.995 serta sanksi administrasinya sebesar Rp26.398 dan telah disetujui oleh BRI. Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan Surat Ketetapan Pajak No. 00009/201/14/093/17 tanggal 19 Desember 2017, menetapkan kekurangan pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 21 sebesar Rp32.159 serta sanksi administrasinya sebesar Rp15.436 dan telah disetujui oleh BRI.

Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan Surat Ketetapan Pajak No. 00011/203/14/093/17 tanggal 19 Desember 2017, menetapkan kekurangan pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 23 sebesar Rp10.313 serta sanksi administrasi sebesar Rp4.950 dan telah disetujui oleh BRI.

Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan Surat Ketetapan Pajak No. 00002/204/14/093/17 tanggal 19 Desember 2017, menetapkan kekurangan pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 26 sebesar Rp2.839 serta sanksi administrasinya sebesar Rp1.363 dan telah disetujui oleh BRI.

Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan Surat Ketetapan Pajak No. 00081/207/14/093/17 tanggal 19 Desember 2017, menetapkan kekurangan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa sebesar Rp109 serta sanksi administrasi sebesar Rp52 dan telah disetujui oleh BRI.

Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan Surat Tagihan Pajak No. 00077/107/14/093/17 tanggal 19 Desember 2017, menetapkan kekurangan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa sebesar Rp21 dan telah disetujui oleh BRI.

Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan Surat Ketetapan Pajak No. 00020/277/14/093/17 tanggal 19 Desember 2017, menetapkan kekurangan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa atas Pemanfaatan JKP dari Luar Daerah Pabean sebesar Rp448 serta sanksi administrasinya sebesar Rp215 dan telah disetujui oleh BRI.

38. PERPAJAKAN (lanjutan)

Dokumen terkait